Anda di halaman 1dari 8

Pertemuan ke- 12 Akuntansi Keuangan 2 & Lab

DESKRIPSI MATERI
PERTEMUAN KE- 11 : PENGAKUAN PENDAPATAN (Lanjutan)
Mata Kuliah : Akuntansi Keunagan 2 & Lab
Team Teaching

A. PENGANTAR:

Pada pertemuan kali ini, kita akan membahas lanjutan materi tentang Pengakuan
Pendapatan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam bab ini
pembahasannya meliputi: Pengakuan Pendapatan Sebelum Penyerahan Barang Atau
Pelaksanaan Jasa, Pengakuan Pendapatan Setelah Penyerahan Barang atau Pelaksanaan
Jasa, dan Metode-metode Pengakuan Akuntansi sebelum Pengakuan Pendapatan

B. TUJUAN PERKULIAHAN:

Setelah mempelajari materi perkuliahan, diharapkan:

Mahasiswa dapat memahami pengakuan pendaptan sebelum penyerahan barang


atau pelaksanaan jasa
Mahasiswa dapat memahami pengakuan pendaptan setalah penyerahan barang
atau pelaksanaan jasa
Mahasiswa dapat memahami metode pengakuan akuntansi sebelum pangakuan
pendapatan

C. URAIAN MATERI

3. Pengakuan pendapatan setelah penyerahan

Dalam beberapa kasus, hasil penagihan atas harga jual tidak dapat dipastikan secara
layak sehingga pengakuan pendapatan akan ditangguhkan.
Ada dua metode yang dapat digunakan dalam menagguhkan pengakuan pendapatan
sampai kas diterima, yaitu :
(1) Metode akuntansi penjualan cicilan dan
(2) Metode pemulihan biaya.

a) Metode akuntansi penjualan cicilan (installment sales method)


Dalam metode akuntansi penjualan cicilan mengakui laba dalam periode
penagihan bukan dalam periode penjualan. Metode akuntansi penjualan cicilan
dibenarkan atas dasar bahwa jika tidak ada pendekatan yang layak untuk
Pertemuan ke- 12 Akuntansi Keuangan 2 & Lab

mengestimasi tingkat ketertagihan, pendapatan tidak boleh diakui sampai kas


berhasil ditagih.

b) Metode pemulihan biaya (cost recovery method)


Dalam metode pemulihan biaya, tidak ada laba yang diakui sampai pembayaran
kas oleh pembeli melebihi harga pokok barang dagang yang dijual bagi penjual.
Setelah seluruh biaya dipulihkan, setiap penagihan kas tambahan dimasukkan
dalam laba. Laporan laba rugi untuk periode penjualan melaporkan pendapatan
penjualan, harga pokok penjualan, serta laba kotor baik jumlah yang diakui
selama periode berjalan maupun jumlah yang ditangguhkan. Laba kotor yang
ditangguhkan dikurangkan dari piutang terkait dengan neraca. Laporan laba
rugi selanjutnya melaporkan laba kotor sebagai pos pendapatan terpisah apabila
laba kotor diakui pada saat dihasilkan.

Dalam beberapa situasi kas diterima sebelum penyerahan atau pengalihan


properti dan dicatat sebagai simpanan karena transaksi penjualan tersebut
belum selesai. Cara ini disebut metode simpanan (deposit method). Menurut
metode ini penjualan melaporkan kas yang diterima dari pembeli sebagai uang
tanggungan atas kontrak dan mengklasifikasikannya dalam neraca. Selain itu,
penjual juga mencatat beban penyusutan sebagai biaya periode untuk properti
tersebut. Menurut metode ini tidak ada pendapatan atau laba yang harus diakui
sampai penjualan selesai. Pada saat itu akun simpanan ditutup dan salah satu
metode pengakuan pendapatan diatas diterapkan.

Dalam metode pemuliahan biaya, jika contohnya sama dengan metode


prosentase penyelesaian, maka penyelesainnya adlah sebagai berikut:

Pemulihan Biaya, Pendapatan dan Laba Kotor, Per Tahun

Diakui periode
Sampai periode Diakui periode
sebelumnya
(juta) sekarang (juta)
(juta)

2012
Pendapatan 315 0 315
Biaya 315 0 315
Laba kotor 0 0 0
Pertemuan ke- 12 Akuntansi Keuangan 2 & Lab

2013
Pendapatan 568 315 253
Biaya 568 315 253
Laba kotor 0 0 0

2014
Pendapatan 800 568 232
Biaya 710 568 142
Laba kotor 90 0 90

PT A mencatat pengakuan pendapatan dan laba kotor setiap tahun dan mencatat
penyelesaian dan persetujuan akhir kontrak.

2012 (juta) 2013 (juta) 2014 (juta)


Untuk mengakui pendapatan
dan laba kotor
Beban konstruksi 315 253
Pendapatan 315 253

Konstruksi dalam Proses (laba


kotor) 90
Beban konstruksi 142
Pendapatan 232

Untuk mencatat penyelesaian


kontrak

Penagihan atas Konstruksi


dalam proses 800
Konstruksi dalam proses 800
Pertemuan ke- 12 Akuntansi Keuangan 2 & Lab

Perbandingan laba kotor antara metode prosentase penyelesaian dengan metode


pemulihan biaya;

Tahun Prosentase penyelesian Pemulihan biaya

2012 Rp 45 juta Rp 0

2013 27 juta 0

2014 18 juta 90 juta

Laporan Keuangan – Pemulihan Biaya

PT A
Laporan Laba-rugi (dalam juta) 2012 2013 2014
Pendapatan dari kontrak jangka
panjang 315 253 232
Biaya konstruksi 315 253 142
Laba kotor 0 0 90

Laporan Posisi Keuangan


(dalam juta) 2012 2013 2014
Aset lancar
Persediaan
Konstruksi dalam proses 315
Dikurangi: Penagihan 300
Kelebihan biaya dan laba
diakui dari penagihan 15 0
Piutang 100* 150* 0
Kewajiban lancar
Penagihan 650
Dikurangi: Konstruksi dalam
proses 568
Kelebihan penagihan dari biaya
dan laba diakui 82 0
Pertemuan ke- 12 Akuntansi Keuangan 2 & Lab

Kerugian untuk Kontrak Jangka Panjang

 Kerugian di suatu periode di dalam kontrak yang menguntungkan


► Hanya di metode prosentase penyelesaian, peningkatan biaya yang
diperkirakan memerlukan penyesuaian laba kotor yang diakui periode
sebelumnya pada periode sekarang.

 Kerugian pada kontrak yang merugikan


► Terdapat di kedua metode, perusahaan harus mengakui keseluruhan
perkiraan kerugian pada periode sekarang.

Kerugian disuatu Periode


Pada contoh soal sebelumnya, asumsikan PT A memperkirakan biaya untuk
menyelesaikan gedung pada tanggal 31 Desember 2013 adalah Rp 221 juta
instead of Rp 142 juta. PT A akan mengakui kerugian sebagai berikut:

Biaya yang telah dikeluarkan (31/12/13) Rp 568 juta


Perkiraan biaya penyelesaian (revisi) 221 juta
Perkiraan total biaya Rp 789 juta

Prosentase penyelesaian (568jt/789jt) 72%


Penerimaan diakui tahun 2013
(800jt x 72%) – 360 juta Rp 216 juta
Biaya diakui tahun 2013 253 juta
Kerugian diakui tahun 2013 Rp 37 juta

PT A akan mencatat kerugian pada periode 2013 sebagai berikut:

Beban konstruksi 253 juta


Konstruksi dalam proses (kerugian) 37 juta
Pendapatan 216 juta
Pertemuan ke- 12 Akuntansi Keuangan 2 & Lab

Kerugian di kontrak merugikan – prosentase penyelesaian


Pada contoh soal sebelumnya, asumsikan PT A memperkirakan biaya untuk
menyelesaikan gedung pada tanggal 31 Desember 2013 adalah Rp 319.5 juta
instead of Rp 142 juta.

Biaya yang telah dikeluarkan (31/12/13) Rp 568,0 juta


Perkiraan biaya penyelesaian (revisi) 319,5 juta
Perkiraan total biaya 887,5 juta

Perkiraan total kerugian (887.5jt – 800jt) Rp 87,5 juta

Prosentase penyelesaian (568jt/887.5jt) 64%


Penerimaan diakui tahun 2013
(800jt x 64%) – 360jt Rp 152,0 juta
Kerugian diakui tahun 2013
Pembalikan laba kotor 2012 45,0 juta
Perkiraan total kerugian kontrak 87,5 juta

Beban kerugian tahun 2013 Rp 284,5 juta

Kerugian di kontrak merugikan


PT A akan mencatat pendapatan, beban, dan kerugian tahun 2013 sbb:

Metode prosentase penyelesaian;


Beban konstruksi 284,5 juta
Konstruksi dalam proses (kerugian) 132,5 juta
Pendapatan 152,0 juta

Metode pemulihan biaya ;


Beban konstruksi 253 juta
Pendapatan 253 juta

Kerugian dari kontrak jangka panjang 87,5 juta


Konstruksi dalam proses (kerugian) 87,5 juta
Pertemuan ke- 12 Akuntansi Keuangan 2 & Lab

Pengungkapan di Laporan Keuangan

Kontraktor konstruksi harus mengungkapkan:


 Pendapatan yang diakui selama periode dan metode yang digunakan untuk
menentukan pendapatan kontrak dan tingkat penyelesaian.

 Untuk kontrak yang sedang berlangsung, perusahaan harus


mengungkapakan jumlah agregat biaya yang dibebankan dan laba bersih
yang diakui, jumlah uang muka, dan jumlah retention.

4. Pengakuan pendapatan untuk transaksi penjualan khusus

a) Waralaba
Peruasahaan waralaba memperoleh pendapatan dari sumber-sumber berikut,
yaitu :
(1) dari penjualan waralaba awal dan aktiva atas jasa terakit; dan
(2) dari iuran (fee) berkesinambungan yang didasarkan pada pengoperasian
waralaba.

Franchisor adalah pihak yang memberikan hak bisnis dalam waralaba, dan
franchisee adalah pihak yang megoperasikan bisnis warlaba.

Dalam perjanjian waralaba iuran awal dicatat sebagai pendapatan hanya bila
dan ketika franchisor melaksanakan pelaksanaan substansial jasa yang wajib ia
laksanakan dan penagihan iuran dapat dipastikan secara layak. Iuran waralaba
yang berkesinambungan diakui sebagai pendapatan saat dihasilkan dan dapat
ditagih dari franchisee.

b) Konsinyasi
Dalam perjanjian konsinyasi, Consignor (pabrikan) mengirim barang dagang
kepada Consignee (dealer) yang bertindak sebagai agen yang menerima barang
dagang dan setuju untuk menjual dan menjaga barang tersebut. Kas yang
diterima dari pelanggan dikirim kepada consignor setelah dikurangi komisi
penjualan dan semua beban yang dapat dikenakan.

Pendapatan hanya diakui setelah consignor menerima pemberitahuan penjualan


dan pengiriman kas dari consignee.
Pertemuan ke- 12 Akuntansi Keuangan 2 & Lab

Anda mungkin juga menyukai