LAPORAN PENUGAS-WPS Office
LAPORAN PENUGAS-WPS Office
NAMA : SUMARNI
ABSEN : 13
2021/2022
JUDUL
SHOLAT BERJAMAAH
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya serta yang telah memberikan kekuatan, ketabahan dan ilmu yang bermanfaat
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah untuk memenuhi tugas sekolah
Praktik Ibadah dengan judul materi “ Sholat berjamaah ".
Kami berharap, semoga makalah ini dapat membantu, menambah pengetahuan dan
wawasan bagi para pembaca dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. Demikian
makalah ini kami susun, dan kami sadar bahwa makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu saya meminta agar sekiranya pembaca
dapat memberikan masukan dan sarannya demi kebaikan kami dalam penulisan makalah
kedepannya. Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua. Aamiin.
LEMBARAN PENGESAHAN
NAMA : SUMARNI
KELAS : XII
JURUSAN : IPA
GURU PEMBIMBING
------------------------------
Menurut Bahasa, jamaah berarti sesuatu yang jumlahnya banyak. Kata al-jam’u berarti
menyatukan beberapa hal terpisah. Sedang menurut Istilah syariat, jamaah dipergunakan
untuk sebutan sekumpulan orang, yang diambil dari makna ijtimaa’ (perkumpulan). Minimal
perkumpulan tersebut adalah dua orang, yaitu imam dan makmum. Disebut shalat jamaah
karena adanya pertemuaan orang-orang yang shalat dalam bentuk perbuatan dalam tempat
dan waktu yang sama. Jika mereka meninggalkan keduanya atau salah satu dari keduanya
tanpa adanya sebab, maka tidak ada lagi jamaah atas hal itu.
Para Ulama ada yang menyatakan bahwa shalat berjamaah hukumnya fardhu kifayah.
Artinya, kewajiban yang cukup dilaksanakan oleh sebagian umur saja. Jika ada sebagian umat
yang melaksanakannya maka yang lainnya tidak berdosa. Seperti halnya mengurus jenazah.
Ada pula yang menyatakan bahwa shalat berjamaah hukumnya sunah muakkadah, sunah
yang ditekankan. Sebagiannya lagi ada yang menyatakan bahwa ia fardhu ‘ain, wajib bagi
setiap individu yang tidak ‘udzur (halangan). Wanita dan lelaki yang ‘udzur menurut
pendapat ini hukumnya tidak wajib.
Namun para ulama telah sepakat bahwa shalat di Masjid merupakan ibadah yang paling
agung. Tetapi setelah itu mereka berbeda pendapat tentang status hukum shalat jamaah di
Masjid itu sendiri, apakah fardhu ‘ain (wajib bagi masing-masing individu), atau fardhu
kifayah, atau sunah muakad, sebagai berikut :
1. Fardhu ‘ain. Ketatapan ini berasal dari Imam Ahmad dan lainnya dari para Imam salaf dan
fuqaha’ khalaf
2. Fardhu kifayah. Inilah yang rajih dalam madzhab syafi’i juga pendapat sebagian sahabat
Malik dan pendapat dalam madzhab Ahmad.
3. Sunah muakad. Dan itulah yang populer dari sahabat-sahabat Abu Hanifah dan mayoritas
sahabat-sahabat Imam Malik, serta banyak dari sahabat Imam Syafi’i, dan disebutkan sati
riwayat dari Imam Ahmad
4. Fardhu ‘ain dan syarat sahnya shalat. Itulah pendapat satu kelompok dari sahabat lama
Ahmad dan sekelompok ulama salaf. Dan ini pula yang menjadi pilihan Ibnu Hazm dan
lainnya.
Dengan melaksanakan salat secara berjamaah, ada beberapa manfaat yang dapat kita
petik, diantaranya :
1. Merealisasikan salat pada waktunya, karena salat pada awal waktu merupakan salah satu
pekerjaan yang paling disukai Allah swt.
4. Allah menjadi saksi atas setiap orang yang memelihara salat berjamaah di masjid dengan
penuh keimanan.
5. Setiap langkah yang diayunlan seorang muslim untuk menegakkan salat berjamaah
terhitung di sisi Allah sebagai pahala dan ganjaran baginya.
6. Orang yang merealisasikan salat berjamaah akan terbebas dari perangkap setan dengan
segala kejahatannya, dan dengan demikian ia telah bergabung ke dalam jamaah muslimin
sehingga setan menghindar darinya.
7. Pada salat jamaah terkandung didalamnya makna ta’wun ‘alal biri wa taqwa (tolong
menolong dalaam kebijakan dan takwa) serta amar ma’ruf dan nahi mungkar.
8. Di dalam salat berjamaah, suara kaum muslimin terhimpun menjadi satu, hati-hati
merekaa berpadu saling mengidentifikasi satu dengan lainnya sehingga tergalang rasa
solidaritas diantara mereka.
9. Salat berjamaah melahirkan rasa kelembutan dan kasih sayang sesama muslim,
menghilangkan sifat kesombongan dan besar diri serta dapat mempererat ikatan
persaudaraan seagama (ukhuwah Islamiyah) maka terjadilah interaksi langsung antara
kalangan tua dengan yang muda dan antara orang kaya dan yang miskin.
10. Kita dapat memetik banyak pelajaran keimanan dari salat berjamaah ini, kita dapat
mendengar langsung alunan ayat-ayat Al-Qur’an yang menggetarkan hati.
11. Di dalam salat berjamaah juga, mencerminkan di dalamnya syiar-syiar Islam dan mampu
menggentarkan musuh-musuh Islam, serta menggaukan zikrullah di masjid-masjid yang
didirikan atas dasar ketakwaan untuk meninggalkan dan menyebutkan nama-nya.
12. Dengan masuknya seorang muslim ke dalam masjid untuk memenuhi panggilan azan, juga
secara tidak langsung ia telah mengajak kaum muslimin lainnya untuk ikut bergabung
bersama-sama dalam mendirikan salat berjamaah.
14. Setan menjauh darinya dikarenakan lari ketika mendengar suara azan.
15. Terbebas dari sifat nafik dan dari kesalahpahaman orang lain terhadap dirinya yaang
mengira bahwa ia telaah meninggalkan salat yang pokok.
16. Berharap agar “amin” yang diucapkan dapat berbarengan dengan “aminnya” imam dan
“aminnya” para malaikat.
17. Menjawab perkataan imam ketika imam mengucapakan : “sami’allahu liman hamidah”.
D. Kesimpulan