Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Perkembangan Islam di Filipina tepat pada waktunya. Tidak lupa shalawat dan
salam semoga tercurah limpahkan kepada junjungan kita Rasulullah SAW, yang
telah membawa umatnya dari jaman jahiliah ke zaman yang modern ini.
Dalam penyusunan makalah Perkembangan Islam di Filipina ini pastilah
kami mengalami berbagai hambatan maupun kendala. Dengan segala upaya,
makalah ini dapat terwujud dengan baik berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan lebih
lanjut. Kami berharap semoga makalah Pelestarian Lingkungan Hidup ini dapat
bermanfaat bagi yang membutuhkan khususnya dan bagi semua pihak pada
umumnya. Kami juga berharap makalah ini mampu menjadi salah satu bahan
bacaan untuk acuan pembuatan makalah selanjutnya agar menjadi lebih baik.

Rajadesa, Januari 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar belakang...............................................................................................1
B. Rumusan masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
A. Masuknya Islam ke Filipina..........................................................................3
B. Muslim Mindanao.........................................................................................3
C. Masalah Umat Islam dan Pemerintah Filipina..............................................4
D. Penyelesaian dan masa Depan Umat Islam Filipina.....................................5
BAB III PENUTUP................................................................................................7
A. Kesimpulan...................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam merupakan agama monoteisme tertua yang tercatat di Filipina.


Islam mencapai Filipina antara 14 dan abad ke-12 dengan kedatangan
pedagang Muslim dari Teluk Persia dan Pantai Malabar di India Selatan, dan
para pengikutnya dari beberapa kesultanan dan kerajaan dalam Kepulauan
Melayu. Menurut Pew Research Center untuk Filipina tahun 2000 mendapati
bahwa 11% dari penduduk negara tersebut adalah Muslim. Sementara banyak
dari penduduk adalah Katholik Roma, sebagian kelompok etnik adalah
Protestan, tidak beragama, Buddha, Animisme dan Hindu. Islam merupakan
agama terbesar kedua di Filipina, dengan pengikut 5.127.084 pada 2010,
menurut Kantor Statistik Nasional (NSO). Dalam kurun waktu 10 tahun,
meningkat hampir sepertiga atau 32.7% dari 3.862.409 pada tahun 2000 dan

1
meningkat kembali menjadi 6.064.744 pada tahun 2015 menurut otoritas
statistik Filipina.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah muslim di Filipina?
2. Muslim Mindanao

C. Tujuan
Makalah ini bertujuan agar penulis dan pembaca dapat memahami
bersama bagaimana perkembangan sejarah muslim di Filipina.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Masuknya Islam ke Filipina


Pada tahun 1380 Karim ul 'Makhdum, seorang mubaligh Islam pertama
dari Arab mencapai Kepulauan Sulu dan Jolo di Filipina dan menyebarkan
agama Islam di negara ini. Pada tahun 1390 di Putra Minangkabau Raja
Baguinda dan para pengikutnya mengajarkan Islam di pulau-pulau.[3] Syeikh
Karimal Makdum Masjid adalah masjid pertama yang didirikan di Filipina di
Simunul, Mindanao pada abad ke-14. Perkampungan seterusnya oleh
mubaligh Arab bepergian ke Malaysia dan Indonesia membantu menguatkan
Islam di Filipina dan penyelesaian masing-masing diperintahkan oleh seorang
Datu, Raja dan Sultan. Wilayah-wilayah Islam didirikan di Filipina termasuk
Kesultanan Maguindanao, Kesultanan Sulu dan bagian lain dari Filipina
Selatan.
Moro (serupa dengan 'Moor') adalah sebutan warisan dari Spanyol,
untuk Filipina Muslim dan kelompok-kepompok suku. Orang Moro berusaha
untuk mendirikan sebuah wilayah Islam di wilayah Mindanao dan Visayas.
Istilah Bangsaamoro adalah kombinasi dari Bahasa Melayu Kuno – Bahasa
Spanyol. Kata Moro diwarisi dari al-Andalus di Spanyol. Sejumlah peristiwa
yang cukup signifikan seperti pemberontakan Moro terjadi selama Perang
Filipina-Amerika tahun 1899. Persengketaan dan pemberontakan terus
berlangsung di Filipina mulai dari zaman pra-kolonial sampai sekarang.
Islam telah melihat pertumbuhan yang signifikan di Filipina sejak akhir
Perang Dunia II. Komunitas-komunitas Filipina Muslim telah membangun
masjid baru dan sekolah-sekolah agama pada abad ke-21, dan ziarah haji
meningkat.

B. Muslim Mindanao
Region Otonomi Muslim Mindanao atau ARMM adalah salah satu
region otonomi Filipina. Region ini berlokasi di kelopok pulau Mindanao di

3
selatan negeri itu. Sesuai namanya, penduduk region ini mayoritas beragama
Islam. Region ini terdiri dari lima provinsi; yaitu Basilan (tidak termasuk Kota
Isabela), Sulu, Tawi-Tawi, Maguindanao, dan Lanao del Sur. Region ini
berpusat di Cotabato City, Maguindanao.

C. Masalah Umat Islam dan Pemerintah Filipina


Orang Eropa pertama yang datang ke Filipina adalah Magellan pada
1521. Beliau berbangsa Portugis dan kemudian bergabung dengan Spanyol.
Magellan mati dibunuh oleh penduduk Cebu, karena ikut campur dalam
peperangan dengan penduduk lokal, sedang sisa pasukannya kembali ke
Spanyol.
Pada 1564 kerajaan Spanyol menghantar satu rombongan di bawah
pimpinan Maguel Lopez da Legazpi bersama 6 orang missionaris Kristian,
dan tiba di Cebu hujung tahun itu. Pada 1517, pasukan Legazpi menaklukkan
Manila yang ketika itu merupakan salah satu Kerajaan Islam. Mulai saat itu,
maka penjarahan dan penjajahan terhadap Filipina oleh Spanyol berlangsung
sampai datangnya tentara Jepang dan kemudian Amerika Serikat, selama lebih
kurang 300 tahun . Tujuan utama penaklukan Filipina oleh Spanyol, adalah
karena tarikan politik (kebanggaan menjadi empayar besar dunia), ekonomi
(monopoli perdagangan) dan tarikan missionaris (proses pemurtadan paksa
umat Islam Filipina menjadi Kristian). Tercatat nama-nama missionaris paling
bersemangat tinggi, seperti Father Andreas de Urdanette, Augustinian (1517),
Fransician (1577), Jesuit (1581), Dominican (1587) dan Augustinian Resollect
(1606). Dengan bantuan keuangan dan senjata/kekerasan kerajaan Spanyol,
menyebabkan proses pemurtadan berlangsung sistematis dan berjaya,
sehingga saat ini 83 % penduduk Filipina adalah penganut Kristian Katholik,
dan merupakan satu-satunya negara di Asia Tenggara yang berpenduduk
Kristian terbesar.
Spanyol telah melancarkan serangan terhadap Umat Islam Filipina yang
mereka sebutdengan “Moro”, dengan pertimbangan persaingan dan
pertentangan agama dan politik (Barangay) dengan berbagai cara, baik

4
kekerasan, pujukan maupun cara-cara halus dengan memberikan hadiah dan
posisi sosial, agar orang Islam bersedia memeluk Kristian. Dan
untukselanjutnya mereka yang telah dikristiankan, akan menjadi sekutu
Spanyol dalam menambahluas lagi pengaruhnya ke selatan.
Namun tidak seluruh orang Filipina dapat dikristiankan, khususnya
umat Islam Sulu, Mindanao dan sekitarnya bukan saja menolak untuk
dikristiankan, tapi memberikan perlawanan yang tidak kenal menyerah.
Sehingga terjadilah peperangan yang abadi antara penguasa Spanyol –
kemudian penguasa Amerika Serikat dan penguasa Filipina merdeka dan
bangsa Moro di Filipina Selatan, sampai ke hari ini.

D. Penyelesaian dan masa Depan Umat Islam Filipina


Tidak dapat dibantah bahwa selama ini, setiap orang membicarakan
Islam di Filipina, yang terbayang adalah perjuangan bersenjata, separatisme
Islam Moro untuk berusaha lepas dari cengkraman Filipina yang dianggap
menekan umat Islam, dengan semua polemik argumentasi masing-masing.
Tapi sebenarnya kajian tentang Islam di Filipina juga mengandung banyak
ragam dan nuansa, seperti munculnya “kebangkitan” Islam yang cukup
dinamis, namun yang berada dalam kerangka Filipina, pembangunan Muslim
Filipina dalam suasana harmoni, sinergis dan mulai belajar saling percaya.
Bahwa menumbuhkan suasana harmoni itu memang sulit dan tidak mudah,
tapi tetap mungkin dilakukan kalau diperjuangkan secara sungguhsungguh
dan terus menerus.
Seorang ilmuan Muslim Filipina, Asiri Abubakar menguraikan beberapa
faktor yang turut menyumbang bagi kebangkitan Islam di Filipina di masa
depan diantaranya :
1. Bertambahnya hubungan dengan ulama dan para pendatang Muslim yang
terpelajar dari dunia Arab dan sekitar Filipina,
2. Bertambahnya jumlah warga Moro yang pergi naik haji,
3. Bertambahnya kesempatan melakukan studi di berbagai pusat studi Islam
di seluruh dunia,

5
4. Partisipasi aktif dalam berbagai pertemuan regional dan internasional,
5. Kembalinya ratusan pelajar Muslim Filipina dari luar negeri,
6. Semakin banyaknya didirikan madaris (madrasah, sekolah agama) di
daerah-daerah yang selama ini terisolir, dan
7. Berbagai konperensi pers internasional dan peliputan perang yang sedang
berlangsung di Mindanao serta kekejaman yang dilakukan oleh beberapa
personil militer di wilayah tersebut.
Umat Islam Filipina mempunyai satu tujuan bersama, yakni
“pemberdayaan (enpowering)” umat Islam dan institusi Islam, namun mereka
berbeda dalam stategi pencapaiannya. Kelompok garis keras melakukan dua
strategi: 1). Menarik perhatian internasional, khususnya negara-negara Islam,
tentang nasib mereka yang malang, ditindas oleh penguasa Filipina yang
tirani, 2). Menjalankan perang gerilya untuk melemahkan pemerintah Filipina.
Kelompok moderat, yang didukung oleh mayoritas masyarakat Muslim,
berusaha mempertahankan diri dan identitas mereka, dengan memasuki sistem
politik Filipina, dengan menggunakan semua cara yang legal dan
konstitusional yang tersedia. Termasuk menyebarluaskan pikiran-pikiran,
mengorganisir kelompok-kelompok penekan dan berpartisipasi dalam usaha-
usaha pemerintah untuk menemukan suatu penyelesaian yang damai, adil dan
menyeluruh bagi umat Islam Filipina.
Sedang dari aspek Pemerintah Filipina sendiri, melakukan dua sikap
sekaligus: Pertama, Konsiliasi, yakni berbagai upaya damai, dialog-dialog
terbuka dengan semua kelompok yang terlibat dalam pemberontakan dan
membahas semua persoalan untuk sampai pada penyelesaian yang dapat
diterima. Kedua, pembangunan wilayah, melakukan pembangunan yang
melibatkan semua sumber-sumber daya nasional bagi penyediaan berbagai
fasilitas ekonomi, sosial, kultural dan kebudayaan serta perluasan partisipasi
penduduk dalam pembangunan tersebut. Dan tidak dapat dibantah, juga
menggunakan kekerasan dan tekanan, pada waktu dan tempat tertentu. Salah
satu implementasi dari dua sikap pemerintah adalah menubuhkan pemerintah
regional yang otonom.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tampaknya ada dua kekuatan yang saling berbeda pendapat dalam
mengatasi kemelut dan konflik di Filipina, yakni Pihak Pemerintah di satu
pihak dan Warga Muslim di pihak lainnya. Di dalam kalangan Muslim sendiri
juga terdapat dua faksi dan pendekatan: 1). Pihak yang diidentifikasi sebagai
kelompok radikal/ garis keras yang untuk mengatasi penderitaan Umat Islam
dengan berjuang memisahkan diri dari Filipina, 2). Pihak yang diidentifikasi
sebagai kelompok moderat yang merupakan mayoritas penduduk Muslim,
yang berjuang membela nasib umat Islam dengan cara-cara yang legal,
konstitusional dan dalam kerangka kesatuan Filipina. Pemerintah mengambil
kebijakan konsili (dialog, himbauan perdamaian) sekaligus kebijakan
pembangunan wilayah (mengembangkan fasilitas dan perataan pembangunan
ke daerah-daerah yang rawan konflik), dan kadang-kadang juga kekerasan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. (2021, 08 11). Islam di Filipina. Retrieved 01 28, 2022, from


id.wikipedia.org: https://id.wikipedia.org/wiki/Islam_di_Filipina

SA, S. (2008). UMAT ISLAM DI FILIPINA SELATAN. ISLAMICA: Jurnal


Studi Keislaman, 54--75.

Anda mungkin juga menyukai