Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


rahmatdan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Terimakasih kami ucapkan kepada guru pengampu yang telah membantu kami
secara moral maupun materi. Terimakasih juga kami ucapkan kepada teman-
temanseperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa
menyelesaiakan tugas ini tepat waktu.
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik bagi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembacaguna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa
mendatang. Semoga makalah ini bisa menambah wawasan dan bisa bermanfaat
untuk para pembaca.

Rajadesa, Februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Sejarah Masuknya Islam ke Malaysia...........................................................3
B. Islam Masa Malaya Kolonial........................................................................7
C. Kebangkitan Islam di Malaysia.....................................................................8
BAB III PENUTUP..............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam sebagai suatu kekuatan yang diperhitungkan di masa pra
kolonialisme dan dalam batas tertentu perjuangan kemerdekaan dalam abad
dua puluh, kekuatan dan sumbangan Islam bagi perubahan sosial politik
selama ini sering diabaikan, sehingga muncullah pergolakan-pergolakan di
dunia Islam mengalami kebangkitan termasuk di Malaysia.
Pada awalnya, Malaysia adalah kerajaan federal di Asia Tenggara yang
terletak di semananjung Malaka dan sebagian Kalimantan Timur yang
penduduknya mayoritas Islam dan konstitusi sebagai agama resmi negara,
sehingga syariat Islam ditegakan dengan baik dan benar. Munculnya Islam di
Malaysia berkat jasa para pedagang yang mempunyai semangat yang tinggi
dalam menyiarkan dan mengembangkan Islam dari Arab melalui Malaka
yang saat itu sebagai pusat perdagangan. Karena memang jalur perdagangan
merupakan salah satu media yang efektif dalam mengembangkan dan
menyiarkan ajaran Islam.
Malaysia dominan masyarakatnya muslim, tampak kelihatan sangat
heterogen terutama bila dilihat dari segi etnis, suku dan ras mereka. Karena
itu, di Malaysia dapat dijumpai sejumlah kelompok masyarakat muslim Indo-
Melayu, bahkan suku Bugis dan Makassar, banyak di sana. Walaupun
Malaysia sebagai salah satu negara yang masyarakatnya dominan muslim,
namun tentu masih saja menimbulkan pertanyaan mengenai tempat asal
datangnya Islam di sana dan bagaimana pola perkembangannya.
Perkembangan Islam di Malaysia ditandai dengan tumbuhnya institusi-
institusi dengan baik hal ini peningkatan kesadaran beragama dalam sosial
keagamaan, politik, ekonomi dan lain-lainnya, sebagai contoh sebuah oposisi
Islam berkembang yaitu organisasi Kesatuan Nasional Melayu (UMNO)
berusaha menyokong oposisi keagamaannya sendiri melalui perekrutan
tokoh-tokoh agama dan berjanji memperjuangkan kepentingan Islam dan
Pan-Melayu Islamic Party (P.M.I.P) yang menjadi juru bicara bagi

1
permusuhan komunitas Muslim terhadap warga cina dan India. Orientasi
keislaman P.M.I.P tidak hanya kepedulian ekonomi tetap juga kepedulian
terhadap Perkembangan Islam Malaysia dewasa ini semakin menunjukkan
adanya pluralitas keberagamaan yang dapat memberi perlindungan bagi
masyarakat non melayu yang pada umumnya menganut agama non Islam,
sehingga mereka hidup berdampingan satu sama lain tanpa menimbulkan
gejolak.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Masuknya Islam Di Malaisya?
2. Bagaimana islam di malaysia pada masa kolonial?
3. Bagaimana sejarah kebangkitan islam di Malaysia?

C. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana Sejarah Masuknya Islam di Malaysia?
2. Mengetahui bagaimana islam di malaysia pada masa Kolonial?
3. Mengetahui bagaimana sejarah kebangkitan islam di Malaysia?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Masuknya Islam ke Malaysia

Banyak pendapat pendapat dari pakar sejarah yang menyatakan tentang


sejarah masuknya islam di Malaysia diantaranya Wan Hussein Azmi, dalam
kitabnya Islam di Malaysia Kedatangan dan Perkembangan ( Abad 7-20 M),
berargumen bahwa Islam datang pertama kali ke Malaysia sejak abad ke 7 M.
Pendapat in berdasarkan pada sebuah argumen bahwa pada pertengahan abad
tersebut pedagang Arab sudah sampai pada gugusan pulau-pulau Melayu,
dimana Malaysia secara geografis tidak dapat dipisahkan darinya. Para
pedagang Arab yang singgah dipelabuhan dagang Indonesia pada paruh
ketiga abad tersebut, menurut Azmi tentu juga singgah di pelabuhan-
pelabuhan dagang di Malaysia.
Sejalan dengan pendapat Wan Hussein Azmi, Hashim Abdullah dalam
kitabnya Perspektif Islam di Malaysia, menegaskan bahwa para pedagang
Arab singgah di pelabuhan-pelabuhan sumatera untuk mendapatkan barang-
barang keperluan dan ada diantara mereka yang singgah di pelabuhan-
pelabuhan tanah melayu seperti Kedah, Trengganu dan Malaka. maka
bolehlah dikatakan bahwa islam telah masuk di tanah Melayu pada abad ke 7

3
M. Namun pendapat / teori ini masih sangat meragukan karena hipotesis
tersebut terlalu umum dan masih dapat diperdebatkan.
Pendapat lain dikemukakan oleh S. Q Fatimi, dalam bukunya Islam
Comes To Malaysia, menjelaskan bahwa Islam masuk ke Malaysia sekitar
abad ke 8 H (14 M). Ia berpegang pada penemuan batu bersurat di daerah
Trengganu yang bertanggal 702 H (1303 M). Batu bersurat tersebut di tulis
dengan aksara Arab. Pada sebuah sisinya memuat pernyataan yang
memerintahkan para penguasa dan pemerintah untuk berpegang teguh pada
keyakinan Islam dan ajaran Rasulullah Saw. Dan pada sisi lainnya memuat
10 aturan dan mereka yang melanggarnya akan mendapat hukuman.
Namun pendapat S. Q Fatimi juga tidak dapat diterima, karena ada
bukti yang lebih kuat yang menunjukkan bahwa Islam telah sampai ke
Malaysia jauh sebelum itu yakni pada ke 3 H (abad 10 M). Pendapat terakhir
ini berdasarkan pada penemuan batu nisan di Tanjung Ingris, Kedah pada
tahun 1965. Pada batu nisan tersebut tertulis nama Syekh Abdu Al Qadir Ibnu
Husayn syah yang meninggal pada tahun 291 H (940 M). Menurut sejarawan,
Syekh Abdu Al Qadir adalah seorang Da'i keturunan Persia. Penemuan ini
merupakan suatu bukti bahwa Islam telah datang ke Malaysia pada sekitar
abad ke 3 H (10 M).
Tanjung Ingris Kedah tempat ditemukannya batu nisan tersebut
merupakan daerah yang tanahnya lebih tinggi dari daerah sekitarnya. Lebih
strategis dan layak dijadikan sebagai tempat persinggahan pedagang-
pedagang. Disekitar makam tersebut juga terdapat banyak batu nisan dan ini
memperlihatkan bahwa tempat tersebut merupakan sebuah perkampungan
lama bagi orang Islam dan menjelaskan bahwa Tanjung Ingris Kedah adalah
tempat persinggahan pedagang- pedagang Arab dan Persia.
Menyangkut penyebaran Islam di Malaysia, peranan Malaka sama
sekali tidak dapat dikesampingkan. Karena koversi Melayu terjadi terutama
selama periode kesultanan Malaka pada abad ke 15 M, dari sekitar tahun
1402 hingga 1511 M. Malaka dalam sejarah di nukilkan bahwasanya
pembentukan dan pertumbuhannya ada kaitannya dengan perang saudara
dikerajaan Majapahit setelah kematian Hayam Wuruk (1360-1389 M). Pada

4
tahun 1401 M meletus perang saudara untuk merebut tahta kerajaan antara
Wira Bumi dengan raja Wikrama Wardhana. Dalam perang tersebut
Parmewara (Putra Raja Sriwijaya dari Dinasti Seilendra) turut terlibat karena
ia menikahi salah seorang putri Majapahit. Oleh karena pihak yang ia bantu
mengalami kekalahan maka parmewara dan pengikutnya melarikan diri
kedaerah Temasek (singapura) yang berada di bawah kekuasaan empair Siam
pada saat itu.
Temasek pada masa itu lebih merupakan sebuah perkampungan kaum
nelayan, diperintah oleh seorang wakil raja Siam yang bernama Tamagi. Oleh
karena inginkan kekuasaan akhirnya Parmewara membunuh Tamagi dan
berhasil menjadi penguasa di Temasek. Peristiwa terbunuhnya Tamagi
diketahui oleh raja Siam yang kemudian memutuskan untuk menuntut balas
atas kematian Tamagi. Parmewara dan para pengikutnya mengundurkan diri
ke Muar dan akhirnya sampai ke Malaka. Malaka ketika itu merupakan
sebuah kampung kecil yang didiami oleh sebagian kecil kaum- kaum nelayan
yang kerja mereka sebagian perampok kapal-kapal dagang yang datang dari
Barat ke Timur. Sesampainya di Malaka, parmewara dilantik menjadi
penguasa oleh pengikut-pengikutnya dan penduduk asli disana, dan kemudian
mendirikan kerajaan Malaka pada tahun 1402 M.
Berdasarkan faktor-faktor yang ada, Malaka tumbuh dengan pesat
terutama dalam bidang perdagangan. Dengan berkembangnya Malaka sebagai
daerah pelabuhan yang bertaraf internasional, secara tidak langsung telah
mengundang orang-orang Arab dan khususnya para pedagang dari bangsa
tersebut untuk masuk ke daerah tersebut dan melakukan transaksi
perdagangan. Dan puncaknya Islam mendapatkan tempat di Malaka tak kala
seorang ulama dari Jeddah yang Syeikh Abdul Aziz berhasil mengislamkan
Parmewara pada tahun 1414 M (abad ke 15).
Setelah Parmewara masuk islam, ia mengganti namanya dengan Sultan
Megat Iskandar Shah. Kitab sejarah Melayu menceritakan bahwa Raja
Malaka Megat Iskandar Shah adalah orang pertama kali di kerajaan tersebut
yang memeluk agama Islam. Selanjutnya ia memerintahkan segenap
warganya menjadi muslim. Dalam proses Islamisasi berikutnya, para Sultan

5
memberi dukungan yang besar dengan turut meningkatkan pemahaman
tentang Islam dan berpartisipasi dalam pengembangan wacana, kajian dan
pengamalan Islam.
Dalam sejarah di nukilkan bahwasanya para sultan Malaka mulai dari
sultan pertama dan sultan yang berkuasa belakangan sangat berminat terhadap
ajaran Islam. Banyak di antara mereka yang berguru kepada ulama-ulama
yang terkenal. Sebagai contoh sultan Muhammad Shah berguru kepada
Maulana Abdul Aziz, Sultan Mansur Syah berguru kepada Kadi Yusuf dan
Maulana Abu Bakar. Dengan adanya para Sultan tersebut belajar Islam
dengan para ulama-ulama yang ada saat itu dan telah memiliki pengetahuan
agama yang luas maka para sultan tersebut sebagaimana yang diungkapkan
oleh A.C Milner dalam bukunya Islam and The Muslim State menjelaskan,
bahwasanya Sultan Malaka sebagai orang yang telah mengajarkan
pengetahuan Agama Islam kepada para raja di negeri-negeri melayu lainnya.
Respon sultan dan rakyat Malaka yang antusias terhadap kedatangan
Islam telah mengangkat posisi Malaka sebagai pusat kegiatan berdakwah.
Selain rakyat Malaka menyebarkan dakwah keluar negeri, banyak pula orang
luar yang datang ke Malaka untuk menuntut ilmu. Sunan Bonang dan Sunan
Kalijaga, dua ulama terkenal di pulau Jawa ini menamatkan pengajiannya di
Malaka. Peran Malaka yang begitu penting dalam upaya Islamisasi makin
berkembang setelah sultan Muzzafar Shah yang berkuasa sekitar tahun 1450
M menyatakan Islam sebagai agama resmi kerajaan Malaka, sultan Muzzafar
shah juga telah menyusun perundang-undangan di negerinya yang sebagian
isinya diambil dari ajaran Islam, yang mana undang-undang tersebut dikenal
dengan nama Hukum kanun Malaka. Hukum kanun Malaka tersebut menjadi
kitab sumber hukum dalam menangani beberapa pekara hukum di kesultanan
Malaka. Dengan demikian, Malaka dapat dianggap sebagai kerajaan Melayu
pertama yang menyusun perundangan yang mempunyai unsur-unsur syari'ah
Islam.

6
B. Islam Masa Malaya Kolonial
Kolonialisasi tanah Melayu telah menyebabkan nilai-nilai dan tatanan
Islam dalam kehidupan masyarakat tradisional Melayu mengalami
kemerosotan. Kebijakan kolonial portugis selama 130 tahun sejak 1511 M
cenderung mencegah penyebaran Islam dan perkembangan usaha dagang
Muslim. Namun Portugis gagal dalam usaha ini terutama karena terus
menerus mendapat perlawanan orang Melayu. Belanda yang datang setelah
mengalah Portugis pada tahun 1641 M agak lebih toleran kepada para
penguasa Melayu. Pada tahun 1795 M Belanda dapat ditaklukan oleh
kekuasaan Inggris. Di bawah kolonialisasi Inggris, perkembangan ajaran
agama Islam dan pengaruhnya pada kehidupan Melayu menjadi terbatas.
Ada beberapa aspek yang dapat dicatat mengenai intervensi kolonial
sehingga ruang gerak, perkembangan, dan pelaksanaan Islam menjadi
terbatas, antara lain menyangkut hukum Islam, paradigma politik Islam serta
munculnya permasalahan terkait dengan demografi penduduk.
Pertama, berkaitan dengan perkembangan hukum Islam. Sebagaiman
dijelaskan sebelumnya hukum Islam menempati posisi dasar dikesultanan-
kesultanan Melayu. Namun demikian, setelah kekuasaan kolonial mulai
kokoh melalui perjanjian pihak Inggris berhasil menekan para penguasa
Melayu untuk menerima semua usulan Inggris dalam berbagai hal, termasuk
yang berkaitan dengan hukum Islam. Pada saat yang sama, kolonial Inggris
memperkenalkan dan menerapkan sistem hukum dan admistrasi hukum sipil
yang berbeda dengan sistem hukum dan pengadilan Islam.
Kedua, dampak lain yang juga terkait dengan kolonialisasi Inggris
adalah kemerosotan paradigma politik Islam. Menurut Azyumardi Azra,
kolonialisme yang kemudian disusul dengan penyebaran gagasan-gagasan
dan konsep politik modern, seperti nasionalisme merupakan salah satu faktor
yang menyebabkan kemerosotan paradigma politik islam di kawasan ini
sebagaimana direfleksikan dalam bahasa politik yang digunakan.
Ketiga, aspek lain dari kebijakan Inggris ini adalah masalah Demografi.
Pada saat yang sama dengan pembatasan pelaksanaan hukum islam,
demografi mengalami perubahan. Masyarakat menjadi lebih pluralis akibat

7
imigrasi besar-besaran orang-orang non muslim Cina dan India yang sengaja
didatangkan Inggris untuk bekerja disektor industri, pertambangan dan
perkebunan.
Pluralitas masyarakat dengan multi agama dan budayanya jelas menjadi
penghambat bagi perkembangan ajaran agama Islam. Karena berbagai aspek
yang terkait dengan masyarakat yang berbeda agama dan budaya perlu
menjadi pertimbangan dalam merumuskan setiap kebijakan dan peraturan
kenegaraan pada sebuah negara yang baru tebentuk. Sehingga dampaknya
setiap kebijakan dan aturan bersifat netral. Dengan demikian, itulah salah satu
sebab mengapa sistem pemerintahan, bentuk negara dan sistem hukum yang
berlaku pada negara Malaysia tidak dapat menerapkan kembali sistem
pemerintahan dan hukum yang pernah berlaku pada masa kesultanan.

C. Kebangkitan Islam di Malaysia


Pengamalan islam menjadi lebih tampak jelas terutama setelah
kebangkitan Islam di Malaysia yang terjadi pada tahun 1970-an. Dan
mencapai puncaknya pada tahun 1980 an. Kebangkitan Islam di Malaysia
terlihat jelas pada upaya muslim Malaysia untuk mengamalkan ajaran islam
secara lebih serius seperti: aktif shalat berjamaah di masjid, menghadiri wirid
pengajian, banyak beramal sholeh, mengucapkan salam saat bertemu, berhati-
hati saat membeli makanan agar tidak termakan pada yang haram, memakai
busana muslim seperti jubah, jilbab atau baju kurung dan telekung bagi
wanita, memakai sarung, serban dan peci atau pakaian lainnya yang jelas jelas
mencirikan ketaatan sebagai muslim.
Gerakan kebangkitan islam juga terlihat dikalangan mahasiswa di
kampus-kampus Malaysia. Dikalangan mahasiswa terdapat sekelompok-
sekelompok pengajian yang dikenal dengan 'dakwah'. Mereka secara aktif
mengadakan pengajian, puasa bersama, shalat malam bersama, dan tidak
jarang juga mengadakan zikir dan renungan malam bersama. Hal yang sama
juga terjadi di kalangan mahasiswa yang belajar diluar negeri, baik yang
belajar di inggris maupun di amerika.

8
Dilatar belakangi oleh pendekatan dan pandangan internasionalis
FOSIS yang umum tentang islam, mahasiswa asal Malaysia membutuhkan
persiapan diri untuk perjuangan islam di Malaysia kembali, diawal tahun
1975, dua organisasi islam yang baru yang lebih militan terbentuk dikalangan
mahasiswa Malaysia di London, yaitu Suara Islam dan Islam Representation
Council (IRC). Berpegang pada ajaran-ajaran al-maududi, serta terinspirasi
dari jamaah islami dari Indo-Pakistan dan Ikhwan al- muslimin dari mesir,
para mahasiswa yang tergabung dalam dua organisasi ini menjadi punya
interpresentasi Islam yang radikal. Terutama Suara Islam, saat itu berobsesi
untuk melaksanakan perjuangan islam di Malaysia (revolusi islam), dengan
perjuangan ideology yang akan menyoroti konflik fundamental antara islam
dan bukan islam.
Berbeda dengan suara Islam, IRC dengan mengikuti garis Ikhwanul
muslimin, berupaya mendirikan sel-sel rahasia sebagai alat terbaik untuk
menyebarluaskan ajaran Islam. Strategi mereka adalah menyelinap kedalam
organisasi yang ada dan berupaya memprakarsai perubahan melalui partai
politik islam, IRC menekankan pendidikan, dengan menyebarluaskan
alternatif islam sebagai milik tunggal jalan sejati menuju cara hidup yang
sempurna, melalui pembentukan dan penyebaran sel-sel rahasia kecil di
kalangan mahasiswa. Selain itu mahasiswa yang mempunyai kesadaran islam
yang begitu tinggi ini, telah kembali ke Malaysia, mengabdi kepada Negara
dan masyarakatnya. Dengan demikian, kebangkitan islam di Malaysia yang
terlihat dari kesadaran muslim Malaysia untuk mengamalkan ajaran islam
yang lebih serius, juga turut menguat nuansa islam di Malaysia.

9
BAB III
PENUTUP

Banyak pendapat pendapat dari pakar sejarah yang menyatakan tentang


sejarah masuknya islam di Malaysia diantaranya Wan Hussein Azmi, dalam
kitabnya Islam di Malaysia Kedatangan dan Perkembangan ( Abad 7-20 M),
berargumen bahwa Islam datang pertama kali ke Malaysia sejak abad ke 7 M.
Pendapat in berdasarkan pada sebuah argumen bahwa pada pertengahan abad
tersebut pedagang Arab sudah sampai pada gugusan pulau-pulau Melayu, dimana
Malaysia secara geografis tidak dapat dipisahkan darinya. Para pedagang Arab
yang singgah dipelabuhan dagang Indonesia pada paruh ketiga abad tersebut,
menurut Azmi tentu juga singgah di pelabuhan- pelabuhan dagang di Malaysia.
Kolonialisasi tanah Melayu telah menyebabkan nilai-nilai dan tatanan Islam
dalam kehidupan masyarakat tradisional Melayu mengalami kemerosotan.
Kebijakan kolonial portugis selama 130 tahun sejak 1511 M cenderung mencegah
penyebaran Islam dan perkembangan usaha dagang Muslim. Namun Portugis
gagal dalam usaha ini terutama karena terus menerus mendapat perlawanan orang
Melayu. Belanda yang datang setelah mengalah Portugis pada tahun 1641 M agak
lebih toleran kepada para penguasa Melayu. Pada tahun 1795 M Belanda dapat
ditaklukan oleh kekuasaan Inggris. Di bawah kolonialisasi Inggris, perkembangan
ajaran agama Islam dan pengaruhnya pada kehidupan Melayu menjadi terbatas.
Pengamalan islam menjadi lebih tampak jelas terutama setelah kebangkitan
Islam di Malaysia yang terjadi pada tahun 1970-an. Dan mencapai puncaknya
pada tahun 1980 an. Kebangkitan Islam di Malaysia terlihat jelas pada upaya
muslim Malaysia untuk mengamalkan ajaran islam secara lebih serius seperti:
aktif shalat berjamaah di masjid, menghadiri wirid pengajian, banyak beramal
sholeh, mengucapkan salam saat bertemu, berhati-hati saat membeli makanan agar
tidak termakan pada yang haram, memakai busana muslim seperti jubah, jilbab
atau baju kurung dan telekung bagi wanita, memakai sarung, serban dan peci atau
pakaian lainnya yang jelas jelas mencirikan ketaatan sebagai muslim.

10
DAFTAR PUSTAKA

Dardiri, Dkk. 2006. Sejarah Islam Asia Tenggara. Pekanbaru: Institute for
Southeast Asian Islamic Studies (ISAIS) dan Alif Riau.

Gusrianto. 2012. Diktat Sejarah dan Perkembangan Islam di Asia Tenggara.


Pekanbaru.

http://ivaruzpoetra.blogspot.co.id/2015/01/makalah-masuknya-islam-dan.html
diakses pada tanggal 10 november 2015.

tugas-makalah.blogspot.co.id/2012/06/islam-di-malaysia.html diakses pada


tanggal 15 november 2015.

http://makalahnih.blogspot.co.id/2014/09/makalah-perkembangan-islam-di-
asia.html diakses pada tanggal 2015.

11

Anda mungkin juga menyukai