VARIAN KASHIRA
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
i
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Hubungan
Antara Motivasi Kerja dengan Produktivitas Kerja Karyawan di Balai Perbenihan
Tanaman Hutan Jawa Madura” adalah karya saya sendiri dan belum diajukan
dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar
pustaka dibagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor
Varian Kashira
H34114051
* Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak
luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait.
i
ABSTRAK
ABSTRACT
Balai Perbenihan Tanaman Hutan Jawa Madura (BPTHJM) has the task
of carrying out the preparation of plans, certification and accreditation of seed and
nursery, seed source management, monitoring, circulation and distribution of
seeds and seedlings of forest plants, and seed testing information . The purpose of
this study (1). Find the motivation to work BPTHJM (2). Know the productivity
of employees in BPTHJM (3). Identifying the relationship between work
motivation and productivity of employees in BPTHJM. Based on the results of the
analysis of respondents assessment of the factors of employee motivation and
productivity can be concluded that the relatively good level of motivation and
good productivity. Results of other studies indicate that motivational factors
related to employee productivity is clearly a factor performance, recognition and
appreciation factor, salary, working conditions, working relationships between
superiors and subordinates on BPTHJM. While the motivational factors that do
i
not have a real relationship on employee productivity BPTHJM is the job
retention it self, given responsibility, potential development, regulations and
policies and relationships between co-workers.
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apapun tanpa izin IPB
i
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN
PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN
DI BALAI PERBENIHAN TANAMAN HUTAN
JAWA MADURA
VARIAN KASHIRA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
i
i
PRAKATA
Puji syukur peneliti ungkapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan penyertaannya peneliti dapat menyelesaikan laporan berwujud
skripsi dengan judul “Hubungan Antara Motivasi Kerja dengan Produktivitas
Kerja Karyawan di Balai Perbenihan Tanaman Hutan Jawa Madura”. Tujuan
proposal penyusunan skripsi ini salah satunya adalah untuk memenuhi salah satu
syarat prosedur untuk dapat melaksanakan penelitian di Balai Perbenihan
Tanaman Hutan Jawa Madura.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Burhanuddin, MM
selaku pembimbing, Bapak Dr Ir Wahyu Budi Priatna, MSi selaku dosen penguji
utama serta Ibu Ir Popong Nurhayati, MM selaku dosen penguji akademik dan
telah banyak memberi saran masukan. Terima kasih juga untuk para staf dosen
lainnya yang tidak dapat disebutkan. Di samping itu, penghargaan penulis
sampaikan kepada seluruh pegawai Balai Perbenihan Tanaman Hutan Jawa
Madura yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih
juga disampaikan kepada mama, papa, Vallian, Beckham dan Mba Wena yang
telah memberikan dukungan penuh atas doa dan kasih sayangnya. Serta terima
kasih khusus untuk Aruni yang selalu berperan sebagai teman hidup yang selalu
memberikan dukungan, perhatian serta kasih sayang. Terima kasih untuk Badra,
Riana, Irina, teman-teman Diploma IPB khususnya TIB 45, Alih Jenis Agribisnis
IPB khususnya Angkatan II, Diyar, Handcute dan kosan Chilibrengsex.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Varian Kashira
i
DAFTAR ISI
PRAKATA i
DAFTAR TABEL ii
DAFTAR GAMBAR ii
DAFTAR LAMPIRAN ii
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 2
Tujuan Penulisan 4
Manfaat Penulisan 5
Ruang Lingkup Penelitian 5
TINJAUAN PUSTAKA 5
Motivasi Kerja 5
Produktivitas Kerja Karyawan 6
KERANGKA PEMIKIRAN 8
Kerangka Pemikiran Teoritis 8
Motivasi Kerja 8
Teori Dua Faktor Herzberg 9
Produktivitas Kerja Karyawan 13
Kerangka Pemikiran Operasional 14
METODE PENELITIAN 15
Lokasi dan waktu penelitian 15
Data dan Sumber Data 15
Metode Pengumpulan Data 16
Metode Analisis Data 16
Teknik Pengolahan dan Analisis Data 16
KONDISI UMUM 17
Kedudukan di Departemen Kehutanan 17
Tugas Pokok dan Fungsi 18
Visi dan Misi 18
Susunan Organisasi 18
Wilayah Kerja BPTH Jawa dan Madura 19
Sarana dan Prasarana 19
Letak Geografis 20
HASIL DAN PEMBAHASAN 20
Motivasi Kerja Karyawan 20
Produktivitas Kerja Karyawan 28
Hubungan Motivasi yang Berhubungan dengan Produktivitas
Kerja Karyawan 29
SIMPULAN DAN SARAN 33
Simpulan 33
Saran 34
DAFTAR PUSTAKA 34
LAMPIRAN 37
i
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
iii
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada era globalisasi ini dan jaman modern sekarang ini, dimana manusia
dituntut serba cepat dan berpacu dengan waktu, maka diperlukan sistem atau
perangkat yang mendukung hal tersebut. Proses untuk mewujudkan hal
tersebut sudah dan harus dilakukan secara baik dan benar. Pola yang sesuai dan
efektif sehingga apa yang menjadi tujuan perusahaan dapat terwujud.
Manajemen Sumber Daya Manusia dapat didefinisikan sebagai
serangkaian tindakan dalam hal pemikiran, seleksi, pengembangan, pemeliharaan,
dan pengembangan sumber daya manusia-bukan sumber dayanya yang lainnya-
untuk mencapai tujuan, baik tujuan individu, maupun organisasi (Suntoyo 2008).
SDM sebagai salah satu aset penting perusahaan, merupakan faktor yang
sangat berperan dalam menjalankan perusahaan secara optimal. SDM mempunyai
peranan sentral dalam mengembangkan dan mencapai tujuan perusahaan.
Pengembangan SDM sangat diperlukan untuk meningkatkan dan
mengembangkan potensi, pengetahuan, keterampilan, sikap dan kepribadian, serta
faktor lain yang terdapat dalam diri manusia. Pengembangan SDM pada dasarnya
bertujuan untuk menciptakan tenaga kerja yang hebat dan unggul, lebih berdaya
guna dan berhasil guna untuk menghasilkan suatu karya bermutu. Akan tetapi,
keberadaan SDM yang hebat dan unggul akan menjadi bumerang bagi perusahaan
jika tidak disertai dengan perencanaan dan pengendalian SDM itu sendiri (Umar
2005).
Kegiatan SDM pada suatu perusahaan tidak akan lepas dari faktor
produktivitas, yang merupakan indikator penting bagi suatu perusahaan dalam
mencapai tujuannya. Peningkatan produktivitas merupakan salah satu upaya yang
harus dilakukan, agar perusahaan mampu bertahan dan berdaya saing tinggi. Jika
karyawan mampu mengoptimalkan tenaganya sebaik mungkin dalam upaya
peningkatan produktivitas, maka perusahaan akan menghasilkan produk atau jasa
yang bermutu tinggi. Oleh sebab itu, sudah sewajarnya apabila perusahaan
memperhatikan mutu dan kemampuan SDM yang dimilikinya, agar dapat
memberikan kontribusi besar dalam mencapai tujuan perusahaan maka sangat
tepat, bila dikatakan bahwa karyawan merupakan aset berharga bagi suatu
perusahaan.
Produktivitas merupakan suatu hasil kerja karyawan, hasil kerja karyawan
ini adalah proses bekerja dari seseorang yang menghasilkan suatu barang atau
jasa, dan akhirnya proses kerja ini yang disebut kinerja dari karyawan itu sendiri.
Maka produktivitas sering terjadi penurunan yang disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu kemungkinan adanya ketidaknyamanan dalam bekerja dan
berkurangnya motivasi kerja serta ketidakpuasan dalam bekerja.
Motivasi merupakan salah satu faktor yang menentukan produktivitas
karyawan dalam bekerja. Motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan
dan mendukung perilaku manusia agar mau bekerja giat dan antusias mencapai
hasil yang optimal (Hasibuan 2003). Motivasi menunjukkan kondisi yang dapat
menggerakkan karyawan untuk melaksanakan pekerjaannya. Untuk mencapai
produktivitas yang tinggi, diperlukan suatu pendekatan yang dapat memotivasi
2
Rumusan Masalah
terbatas, kualitas SDM dalam penanganan benih dan bibit masih terbatas dan para
stake holder perbenihan tanaman hutan, baik itu produsen atau konsumen belum
sejalan dalam penggunaan benih dan bibit berkualiatas
Oleh karena itu untuk mendukung terwujudnya pembangunan hutan
tanaman berkualitas perlu adanya peningkatan produktivitas pada bagian produksi
benih dan bibit. Hal yang menjadi permasalahan dalam produktivitas dalam Balai
Perbenihan Tanaman Hutan Jawa Madura ini adalah mengacu pada produksi
penyediaan benih dan bibit, dalam produksi penyediaan benih dan bibit ini disebar
dibeberapa provinsi yang akan dibagikan untuk masyarakat. Namun terkadang
produksi penyediaan benih ini berangsur menurun yang dikarenakan kualitas
penanganan sumber daya manusia masih terbatas serta sumber benih yang
sebagian besar masih terbatas juga.
Menurut sumber informasi yang didapat dari kepala bagian dari informasi
benih di BPTHJM dengan hasil wawancara mengatakan bahwa di Kabupaten
bogor produksi penyediaan bibit tahun 2012 yang diperoleh data produksi bibit
sebanyak 15.382 kg bibit namun pada tahun 2013 produksi penyediaan bibit itu
menurun hingga 88,31 % sebesar 1.798 kg bibit, dalam penurunan ini sangat
menjadi perhatian khusus hal ini terjadi dikarenakan faktor keterlambatan
karyawan dalam penyerahan proposal kepada pemerintah untuk pengajuan
anggaran untuk penyediaan bibit yang akan diproduksi, serta sebab lain yaitu
adanya penghematan dana anggaran dari pemerintah yang berakibat imbasnnya
terhadap departemen kehutanan hingga berkurangnya produksi bibit yang
seharusnya tiap tahun meningkat demi kesejahteraan masyarakat.
Penilaian kerja menjadi faktor evaluasi yang sangat penting dan karyawan
itu sendiri sering terjadi ketidaksesuaian dikarenakan penilaian kerja yang bersifat
subjektif dan akan berdampak pada ketidaksesuaian antara keinginan pihak
perusahaan untuk selalu memperbaiki sistem dan pengembangan sumber daya
manusia yang lebih baik dan potensial yang nantinya akan berpengaruh terhadap
produktivitas kerja karyawan sehingga dapat meningkatkan mutu Balai
Perbenihan Tanaman Hutan Jawa Madura.
Beberapa pertanyaan sebagai berikut digunakan untuk mengembangkan
permasalahan tersebut :
1. Bagaimana motivasi kerja karyawan di BPTHJM ?
2. Bagaimana dengan produktivitas kerja karyawan di BPTHJM ?
3. Bagaimana hubungan antara motivasi kerja dengan produktivitas kerja
karyawan di BPTHJM ?
Tujuan Penulisan
Manfaat Penulisan
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini bagi penulis adalah untuk
melatih kemapuan analisis penulis serta dapat mengaplikasikan konsep-konsep
ilmu pengetahuan yang diterima selama dperkuliahan dengan mengamati gejala
yang terjadi dilapangan. Serta untuk mendapatkan pengetahuan tentang motivasi
kerja dan produktivitas kerja bagi penulis dan juga dapat memberikan
pengetahuan dan referensi bagi untuk mengkaji topik yang dibahas oleh penulis.
TINJAUAN PUSTAKA
Motivasi Kerja
Sedangkan uji t terhadap Non PNS diperoleh peubah turnover tidak nyata
dipengaruhi peubah motivasi, peubah tingkat kehadiran paling nyata dipengaruhi
oleh kebutuhan fisiologis, peubah umur paling nyata dipengaruhi oleh kebutuhan
keamanan, peubah tingkat pekerjaan paling nyata dipengaruhi oleh kebutuhan
fisiologis dan peubah ukuran organisasi paling nyata dipengaruhi oleh kebutuhan
sosial.
Shofiana (2004) menyimpukan dalam penelitian berjudul Mempelajari
Faktor-faktor Dominan yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Karyawan (Studi
kasus pada Divisi Pengolahan PTPN VIII Gunung Mas Bogor) bahwa faktor-
faktor yang berpengaruh nyata terhadap motivasi kerja memiliki pengaruh positif,
dilihat dari tanda yang dimiliki oleh koefisien regresinya. Semakin besar nilai
koefisien regresi menunjukkan bahwa factor tersebut memiliki pengaruh nyata
atau dominan terhadap motivasi kerja, dengan urutan faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi secara dominan adalah kompensas, faktor pengakuan,
faktor kondisi kerja, faktor hubungan atasan dengan bawahan, faktor
pengembangan karir dan faktor prestasi. Perbandingan dengan penelitian yang
dilakukan Aziz, yaitu adanya perbedaan peubah bebas yang berpengaruh nyata
terhadap motivasi kerja pada tiap divisi. Pada bagian pengolahan, peubah sistem
kerja, keterampilan dan teknologi berpengaruh nyata terhadap motivasi kerja,
sedangkan peubah sistem balas jasa tidak berpengaruh nyata terhadap motivasi
kerja.
Widhayanti (2004) menyatakan bahwa urutan faktor-faktor motivasi yang
berhubungan positif dan nyata dengan produktivitas karyawan dari yang paling
kuat hubungannya adalah gaji, kondisi kerja, pekerjaan itu sendiri, prestasi kerja,
pengakuan, hubungan antar pribadi, tanggung jawab, pengembangan potensi
individu, peraturan dan kebijakan, dan pengawasan. Urutan pertama dan kedua
merupakan faktor ekstrinsik dari pekerjaan, yaitu faktorhigienis yang harus selalu
diperhatikan oleh perusahaan untuk memelihara dan mempertahankan karyawan.
Setiawan (2009) adanya hubungan positif antara motivasi berprestasi dan
cara belajar dengan prestasi belajar siswa kelas X Program Otomotif SMK
SATYA KARYA Karanganyar tahun pelajaran 2007/2008.
Badai (2008) yaitu menjelaskan bahwa hubungan yang terjadi yaitu kuat
antara motivasi kerja dengan produktivitas kerja karyawan dikarnakan perusahaan
sudah baik dalam menerapkan faktor-faktor motivasi yang dapat meningkatkan
produktivitas kerja karyawan seperti prestasi, pekerjaan itu sendiri, tanggung
jawab, kondisi kerja, peraturan dan kebijakan perusahaan, dan pengawasan yang
tergolong baik. Lalu hubungan antar pribadi dengan atasan, rekan dalam satu kerja
dalam satu bagian dan dari bagian lain cukup erat, serta tanggung jawab karyawan
terhadap pekerjaan dan sering mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan
kesempatan untuk mengembangkan potensi individu, semua sudah termotivasi
untuk kemajuan peningkatan tujuan perusahaan.
Noviana (2007) menyimpulkan dalam penelitiannya bahwa Berdasarkan
permasalahan dan pembahasan tentang pengaruh pelatihan terhadap produktivitas
kerja karyawan pada CV. Robi Motor Tanjung Tabalong-Kalimantan Selatan
7
yang bergerak di bidang perdagangan barang dan jasa (otomotif), maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut berdasarkan hasil uji F, maka dapat diketahui
bahwa variabel bebas yang terdiri dari materi pelatihan, pelatih dan metode
pelatihan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat, yaitu
produktivitas kerja. Hal ini dibuktikan dari nilai F hitung yang lebih besar dari F
tabel. Berdasarkan hasil uji t, maka dapat diketahui bahwa variabel bebas yang
terdiri dari materi pelatihan, pelatih, dan metode pelatihan secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat, yaitu produktivitas kerja. Hal ini
dibuktikan dari nilai t hitung masing-masing variabel bebas yang lebih besar dari t
tabel. Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda, maka dapat diketahui bahwa
variabel pelatih merupakan variabel bebas yang berpengaruh dominan terhadap
variabel terikat. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien standardized, dimana
pelatih, memiliki nilai koefisien standardized tertinggi dibandingkan dengan
kedua variabel bebas lainnya.
Aprilian (2010) menjelaskan bahwa besarnya tingkat produktivitas tenaga
kerja pada pekerjaan struktur rangka atap pada proyek pembangunan Rumah Sakit
Dr. Moewardi rata-rata sebesar 66,8 %, berarti tingkat produktivitasnya cukup
memuaskan. Variabel yang telah ditentukan yaitu kondisi lapangan dan sarana
bantu, keahlian pekerja, faktor umur atau usia pekerja, kesesuaian upah,
pengalaman dalam bekerja, kesehatan pekerja, koordinasi dan perencanaan, jenis
kontrak kerja, manajerial atau manajemen lapangan secara simultan tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap besarnya produktivitas pekerjaan
struktur atap. Secara parsial atau sendiri-sendiri variabel yang mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap besarnya tingkat produktivitas tenaga kerja
adalah variabel pengalaman kerja dan variabel keahlian
pekerja. Variabel pengalaman kerja mempunyai pengaruh yang dominant terhadap
tingkat produktivitas tenaga kerja di proyek pembangunan Rumah Sakit Dr.
Moewardi .
Kalsum (2013) menyimpulkan bahwa tingkat motivasi tergolong baik dan
produktivitas tergolong baik. Hasil penelitian lainnya menunjukan faktor-faktor
motivasi yang berhubungan dengan produktivitas karyawan secara nyata adalah
faktor tanggung jawab kerja yang diberikan, pengembangan potensi karyawan,
gaji, kondisi kerja, hubungan kerja antar atasan dan bawahan serta hubungan
antara sesama rekan kerja. Sedangkan faktor motivasi yang tidak memiliki
hubungan nyata terhadap produktivitas kerja karyawan adalah prestasi kerja,
pengakuan dan peghargaan, pekerjaan itu sendiri, peraturan dan kebijakan.
Alimuddin (2012) menjelaskan berdasarkan hasil analisis dan pembahasan
yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut adalah variabel kompensasi finansial dan kompensasi non-
finansial secara simultan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap produktivitas karyawan. Hal ini telah dibuktikan melalui uji F, dimana
hasil uji F memperlihatkan bahwa F hitung > Ftabel yang berarti hipotesis
pertama dalam penelitian ini telah terbukti dan dapat diterima. Dari dua variabel
yang mempengaruhi produktivitas karyawan, variabel yang dominan adalah
kompensasi finansial. Telah dibuktikan melalui uji t, dimana hasil uji t variabel
kompensasi finansial memperlihatkan nilai t hitung yang lebih besar disbanding
nilai ttabel dan nilai t hitung dari variabel kompensasi finansial ini lebih besar
dibandingkan nilai thitung dari variabel kompensasi non-finansial. Kemudian nilai
8
KERANGKA PEMIKIRAN
1. Motivasi Kerja
Dalam suatu perusahaan, perusahaan harus mempersiapkan karyawan
yang akan dipekerjakan dengan sangat baik dari mulai proses seleksi sampai
karyawan sudah mulai melakukan proses bekerja diperusahaan. Perusahaan itu
sendiri harus mampu menciptakan keadaan yang membuat karyawan merasa
nyaman ketika sedang bekerja dengan arti lain bahwa karyawan harus
termotivasi dengan baik agar menghasilkan produktivitasya dengan baik.
Dari berbagai pengertian tentang motivasi, sebelumnya perlu diketahui
apa yang dimaksud dengan motif. Motif seringkali diistilahkan sebagai
dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani
untuk berbuat, sehingga motif tersebut merupakan driving force yang
menggerakkan manusia untuk bertingkah laku dan didalam perbuatannya itu
mempunyai tujuan tertentu (As’ad 1995). Motivasi secara sederhana dapat
diartikan “Motivating” yang secara implisit berarti bahwa pimpinan suatu
9
a. Faktor Motivator
Faktor motivator (isi pekerjaan) merupakan faktor intrinsik dalam
pekerjaan yang dapat memberikan kepuasaan dalam bekerja. Faktor
motivator berkaitan dengan jenis pekerjaan yang dibebankan kepada
karyawan untuk dikerjakan (kesempatan untuk bekerja). Kesempatan yang
diberikan tidak hanya untuk mencapai perasaan puas dan memperoleh
perhargaan, tetapi juga untuk menumbuhkan dan mengembangkan
kemampuan. Hal ini dapat menyebabkan karyawan mencapai sesuatu,
berkembang serta tumbuh yang pada akhirnya dapat memberikan perasaan
kesempurnaan dalam suatu pekerjaan dengan tantangan dan pengetahuan
yang cukup. Faktor motivator terdiri dari prestasi, pengakuan dan
penghargaan, pekerjaan itu sendiri, tanggungjawab dan pengembangan
potensi karyawan. Ini adalah definisi dri masing-masing faktor internal,
yaitu :
i. Prestasi Kerja
Prestasi kerja adalah hasil karya yang telah dicapai sesuai
dengan target yang diharapkan. Pencapaian target yang dilakukan, akan
menimbulkan dorongan tersendiri yang dapat memacu semangat
karyawan untuk bekerja lebih baik dan mencapai hasil lebih baik pula.
Keadaan ini akan memberikan keuntungan bagi dirinya sendiri dan
pihak perusahaan. Memiliki prestasi yang tinggi merupakan suatu hal
yang diinginkan oleh sebagian besar karyawan dan akan menjadi
kebanggaan tersendiri dalam mencapainya. Oleh karena itu, karyawan
diharapkan dapat bekerja keras untuk mencapai target perusahaan.
b. Faktor Higienis
Faktor higienis merupakan faktor ekstrinsik dari suatu
pekerjaan yang berkaitan dengan lingkungan di luar pekerjaan, tetapi
mempunyai hubungan dengan pekerjaan, apabila faktor higienis tidak
terpenuhi, maka karyawan akan merasa tidak puas. Akan tetapi,
pemenuhan faktor ini tidak menjadikan karyawan merasa puas. Faktor
higienis harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kebutuhan ini
sangat memengaruhi perilaku, tetapi sifatnya hanya memelihara dan
mempertahankan saja, bukan merupakan faktor motivator yang
sesungguhnya. Faktor higienis terdiri dari gaji, kondisi kerja, peraturan
administrasi perusahaan, hubungan antar pribadi dan pengawasan.
i. Gaji
Gaji adalah kompensasi langsung yang diberikan
perusahaan kepada karyawan secara berkala dalam bentuk uang.
Gaji terdiri dari gaji pokok dan tunjangan umum. Selain itu,
terdapat pula tunjangan khusus untuk meningkatkan kesejahteraan
karyawan. Gaji merupakan faktor yang sangat penting, karena tidak
dapat dipungkiri bahwa manusia bekerja untuk mendapatkan
imbalan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Maka dari itu faktor
gaji harus benarbenar diperhatikan oleh setiap perusahaan, agar
12
METODE PENELITIAN
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari
individu atau perorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil kuisioner yang
biasa dilakukan oleh peneliti. Data primer diperoleh dari kuisioner yang
didasarkan skala Likert serta pengamatan langsung. Data sekunder merupakan
data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak
pengumpul data primer atau pihak lain misalnya dalam bentuk tabel. Data
sekunder diperoleh dari studi pustaka berupa gambaran umum perusahaan, jurnal,
internet, atau hasil penelitian yang terdahulu yang berkaitan dengan materi
penelitian, buku, serta sumber lain yang dapat menunjang penelitian. Didalam
pengumpulan data primer dan sekunder digunakan skala pengukuran untuk
menilai setiap jawaban kuesioner menggunakan skala likert dengan bobot tertentu
pada setiap jawaban.
Keterangan :
RS = Rentang Skala
m = Jumlah alternatif jawaban tiap item
Berdasarkan rumus tersebut, maka dapat dihitung nilai rentang skala
sebagai berikut :
Nilai skor dihasilkan dari perkalian antara bobot nilai jawaban berdasarkan
skala dengan jumlah jawaban responden, kemudian dibagi dengan jumlah
responden. Berdasarkan nilai skor rataan tersebut, maka posisi keputusan rentang
skala dapat dilihat pada tabel berikut.
16
dilakukan menghitung rataan factor motivasi internal dan eksternal dari setiap
responden, setelah dihitung rataannya akan didapat data berupa angka. Kemudia
jika sudah didapat angka rataan tiap faktor internal dan eksternal masukan lah
angka kedalam program Microsoft Excel dan juga Statistic Package for Social
Science (SPSS) dengan uji rank spearman dengan nilai alfa (10%).
KONDISI UMUM
Visi dari Balai Perbenihan Tanaman Hutan Jawa dan Madura adalah
terwujudnya sistem perbenihaan Di Jawa dan Madura yang handal guna
mendukung uapaya pembangunan hutan tanaman yang produktif dan lestari.
Misi yang dilakukan oleh BPTH adalah:
1. Meningkatkan pengembangan sumber benih
2. Melaksanakan pengawasan peredaran benih
3. Meningkatkan kepedulian penggunaan benih yang bermutu
4. Menyelenggarakan pengujian dan sertifikasi benih
5. Menyelenggarakan pembinaan produksi benih
6. Meningkatkan kelembagaan
7. Meningkatkan sumberdaya menusia
8. Mengusulkan upaya meningkatkan sarana dan prasarana di bidang
perbenihan.
Susunan Organisasi
1. Kepala Balai
19
Letak Geografis
Kepala Balai
Kelompok Fungsional
Laboratorium Pengujian
Benih
karyawan mau bekerja dengan semangat untuk mencapai tujuan perusahaan. Teori
motivasi dua faktor Herzberg, bahwa karyawan mempunyai dua macam
kebutuhan, yaitu kebutuhan akan motivasi (faktor internal) dan kebutuhan akan
pemeliharaan (faktor eksternal).
1. Prestasi kerja
Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa reponden menyatakan bersedia untuk
berkerja keras dalam mencapai target perusahaan, bekerja sesuai dengan target
yang ditentukan dan merasa bangga terhadap prestasi kerja yang telah dicapai.
Dari tabel tersebut dapat dikatakan bahwa secara umum penilaian karyawan
terhadap prestasi kerja tergolong baik. Hal ini dilihat dari besarnya jumlah
rataan skor yang didapat dari persepsi responden pada prestasi kerja yaitu 4,1
yang berarti secara umum tergolong baik.
Karyawan selalu bekerja keras dan menyadari akan pentingnya kerja
keras untuk mencapai target perusahaan. Jika karyawan tidak bekerja sesuai
dengan target yang ditentukan, maka akan berpengaruh terhadap penilaian
kinerja dan perolehan insentif.
Tabel 6 Penilaian pekerjaan itu sendiri di Balai Perbenihan Tanaman Hutan, 2014
6. Gaji
Pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden merasa
cukup puas dengan gaji dan tunjangan-tunjangan yang mereka dapatkan.
Berdasarkan tabel tersebut dapat diambil kesimpulan secara umum, bahwa
responden berpendapat bahwa gaji yang diberikan perusahaan sudah tepat
waktu dan sesuai dengan anggaran. Hal ini dilihat dari besarnya jumlah rataan
skor yang didapat dari persepsi responden pada gaji yaitu 2,6 yang berarti
secara umum tergolong cukup baik. Pada umumnya, karyawan berpendapat
bahwa gaji yang diberikan perusahaan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Hal ini dikarenakan jumlah gaji yang di terima lebih besar dari upah minimum
regional (UMR).
Gaji yang diberikan berpedoman pada prinsip keadilan. Gaji
merupakan imbalan yang diberikan perusahaan kepada karyawan untuk suatu
pekerjaan, atau jasa. Gaji dibayarkan kepada karyawan setiap akhir bulan
setelah melaksanakan tugas-tugas pekerjaan berdasarkan sistem penggajian
yang berlaku. Disamping itu, perusahaan juga merasa puas terhadap tunjangan
yang diberikan perusahaan. Selain tunjangan umum dan tunjangan khusus
yang dimasukkan kedalam total hasil pendapatan (THP), disamping
perusahaan juga memberikan tunjangan tahunan berupa bonus dan insentif.
Perusahaan memberikan bonus dan insentif kepada karyawan untuk
meningkatkan motivasi dan kinerja karyawan.
26
7. Kondisi kerja
Pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa responden merasa sangat puas
terhadap ketenangan dan kenyamanan tempat kerja. Kondisi kerja ini
tergolong sangat baik karena hal ini dilihat dari besarnya jumlah rataan skor
yang didapat dari persepsi responden pada kondisi kerja yaitu 4,4 yang berarti
secara umum tergolong sangat baik. Rasa puas ini didasarkan pada kenyataan
selama ini perusahaan selalu berusaha untuk menciptakan lingkungan kerja
yang tenang, nyaman dan bersih. Responden menyadari bahwa menjaga
ketenangan, kenyamanan dan kebersihan tempat kerja merupakan tugas dan
tanggungjawab masing-masing individu. Dengan lingkungan kerja yang
tenang, nyaman dan bersih diharapkan membuat karyawan betah dan giat
dalam bekerja.
pekerjaan, keamanan dalam bekerja, gaji/upah yang baik, pekerjaan yang menarik
dan disiplin yang bijaksana dari setiap manajer. Salah satu faktor yang
mempengaruhi produktivitas kerja adalah kurangnya semangat kerja karyawan
dimana salah satu didalamnya adalah masalah motivasi kerja yang kurang
dilakukan pada suatu manajer perusahaan. motivasi kerja adalah kondisi atau
keadaan dalam suatu perusahaan yang ingin meningkatkan keuntungan yang lebih
besar dari sebelumnya, maka dari itu motivasi kerja sangat berperan penting
dalam mendapat produktivitas yang maksimal. Karena tujuan dari motivasi kerja
adalah memberikan semangat kerja kepada setiap karyawan agar karyawan dapat
melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisen.
Untuk mengetahui faktor-faktor motivasi yang berhubungan dengan
produktivitas kerja karyawan, setiap faktor motivasi karyawan dan produktivitas
kerja karyawan dihitung, kemudian dilakukan rank spearman. Hasil uji rank
spearman antara faktor-faktor motivasi kerja dengan produktivitas kerja
karyawan, memiliki X2 hitung < X2 tabel dan nilai nyata lebih besar dari 10%
(Sig > α = 0,1).
Hasil perhitungan uji rank spearman dapat dilihat tabel dibawah ini. Dasar
pengambilan keputusan rank spearman adalah jika X2 hitung >X2 tabel atau nilai
nyata (sig) < α = 10%, maka tolak Ho, sebaliknya, jika X2 hitung <X2 tabel atau
nilai nyata (sig) > α = 10%, maka terima Ho < α = 10%). Uji rank spearman
dalam penelitian ini digunakan sebanyak 10 kali, yang pertama digunakan untuk
mengetahui apakah ada hubungan antara faktor prestasi kerja dengan
produktivitas kerja karyawan, yang kedua apakah ada hubungan antara pengakuan
dan penghargaan dengan produktivitas kerja karyawan, faktor pekerjaan itu
sendiri dengan produktivitas dan seterusnya.
Tabel 15 Hasil uji rank spearman hubungan faktor motivasi internal dengan
produktivitas kerja karyawan
Produktivitas kerja karyawan
Faktor motivasi internal
Rs Sig.
Prestasi kerja 0.325 0,020
Pengakuan dan penghargaan 0.055 0,068
Pekerjaan itu sendiri -0.042 0,296
Tanggungjawab kerja yang
-0.087 0,337
diberikan
Pengembangan potensial
-0.019 0,452
karyawan
Dari hasil uji rank spearman terlihat bahwa hanya ada faktor yang
berhubungan dengan produktivitas kerja karyawan, yaitu faktor prestasi kerja.
Faktor prestasi kerja memiliki nilai rank spearman 0,325 nilai signifikan 0,020
(<10%), sehingga dapat dikatakan bahwa faktor prestasi kerja memiliki pengaruh
dalam peningkatan produktivitas kerja karyawan yang akan berdampak pada
peningkatan kinerja karyawan. Untuk pengakuan dan penghargaan memiliki nilai
positif 0,055 dan nilai signifikannya sebesar 0,068 (<10%) Hal ini menujukan
secara garis besar bahwa karyawan Balai Perbenihan Tanaman Hutan Jawa
Madura (BPTHJM) masih sangat malas untuk berkontribusi dengan perusahaan
31
agar tercapainya target perusahaan, maka dari itu balai harus lebih memperhatikan
kerja karyawan dan memberikan pelatihan yang memotivasi agar karyawan dapat
lebih semangat dan juga harus adanya pengakuan dan penghargaan bagi karyawan
yang telah berkontribusi baik untuk perusahaan karena dengan hal tersebut
karyawan akan lebih bekerja dengan baik.
Dari hasil uji rank spearman faktor internal motivasi lainnya seperti
pengakuan dan penghargaan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab yang
diberikanserta pengembangan potensial karyawan memiliki nilai nyata nilai α,
maka terima Ho, artinya tidak memiliki hubungan nyata antara motivasi kerja dan
produktivitas kerja karyawan. Artinya tidak semua indikator motivasi kerja
Karyawan berhubungan dengan produktivitas kerja karyawan. Dalam hal ini
karyawan merasa bahwa pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab yang diberikan
serta pengembangan potensial karyawan masih tergolong hal yang tidak memicu
penurunan produktivitas kerja bagi sebagian karyawan meskipun nilai rank
spearman positif. Oleh karenanya perusahaan perlu menelaah kembali, agar dapat
meningkatkan motivasi kerja karyawan dengan sebaik mungkin agar tidak
berdampak buruk bagi produktivitas kerja karyawan yang otomatis mempengaruhi
kinerja karyawan tersebut.
Pada Balai Perbenihan Tanaman Hutan dapat dilihat apabila dikaitkan
dengan prestasi kerja karyawan disana dapat dikatakan berpengaruh terhadap
produktivitas meskipun dalam kenyataanya institusi pemerintah sangatlah umum,
maksud dikatakan umum adalah berbeda dengan perusahaan swasta yang
pekerjaan lebihnya dapat dihitung dengan kontribusi yang dilakukan untuk
perusahaan, akan tetapi apanila instansi pemerintah hanya berujung pada target
perusahaan yang dituju. Jadi dalam hal ini pegawai atau karyawan merasa apa
yang dilakukan mereka lebih atau sama saja mereka akan mendapatkan hasil yang
sudah ditentukan oleeh instansi pemerintah tersebut.
Lalu dalam pengakuan dan penghargaan, dalam instansi ini tidak terdapat
pengakuan dan penghargaan bagi karyawan yang sudah lama bekerja atau
berprestasi dan sebagainya, akan tetapi dalam instansi ini telah memberikan
kepada karyawan yang melakukan target di tiap bagian bagian nya masing
masing, apabila karyawan itu sendiri dapat mencapai target makan akan
mendapatkan poin tambahan yang akan di akumulasikan ke tambahan tunjangan.
Kemudian untuk pekerjaan itu sendiri Balai Perbenihan Tanaman Hutan
Jawa Madura ini karyawannya sangat berkontribusi dengan masing-masing
jabatan yang dimiliki dan tugas yang mereka lakukan. Sudah cukup bagus dalam
melaksanakan tugasnya dari masing-masing jabatannya jadi dalam hal ini tidak
terjadi masalah dengan jabatan yang mereka miliki malahan mereka akan sangat
fokus dengan jabatan yang mereka miliki dengan begitu instansi akan selalu
mencapai target yang lebih baik dari sebelumnya.
Dalam tanggung jawab yang diberikan , semua karyawan sudah baik dan
bertanggung jawab untuk melakukan apa mereka lakukan menurut target yang
akan dicapai tiap tugas nya. Disusul dengan potensi penngembangan karyawan,
dalam Balai Perbenihan Tanaman Hutan Jawa Madura ini sudah cukup baik
pasalnya dalam instansi ini juga mengadakan pendidikan dan pelatihan agar
pengetahuan dan keterampilan para karyawan bertambah.
32
Tabel 16 Hasil uji rank spearman hubungan faktor motivasi eksternal dengan
produktivitas kerja karyawan
Dari hasil uji rank spearman terlihat bahwa ada tiga faktor eksternal yang
berhubungan dengan produktivitas kerja karyawan, yaitu faktor gaji, peraturan
dan kebijakan serta hubungan kerja antara atasan dan bawahan. Faktor gaji
memiliki nilai rank spearman sebesar 0,349 yang berarti positif dan memiliki nilai
signifikan 0,053 (<10%), maka tolak Ho yang dapat diartikan adanya hubungan
nyata antara gaji dengan produktivitas kerja karyawan, sehingga dapat dikatakan
bahwa faktor gaji memiliki pengaruh dalam peningkatan produktivitas kerja
karyawan. Faktor kondisi kerja memiliki nilai rank spearman sebesar 0,358 yang
berarti positif dan memiliki nilai signifikan 0,094 (<10%), maka tolak Ho yang
dapat diartikan adanya hubungan nyata antara gaji dengan produktivitas kerja
karyawan, sehingga dapat dikatakan bahwa faktor kondisi kerja memiliki
pengaruh dalam peningkatan produktivitas kerja karyawan. Faktor hubungan kerja
antara atasan dan bawahan memiliki nilai rank spearman sebesar 0,168 yang
berarti positif serta nilai signifikan 0,032 (<10%), maka tolak Ho yang dapat
diartikan adanya hubungan nyata antara hubungan kerja antara atasan dan
bawahan dengan produktivitas kerja karyawan, sehingga dapat dikatakan bahwa
faktor hubungan kerja antara atasan dan bawahan memiliki andil dalam
peningkatan produktivitas kerja karyawan yang akan berdampak pada
peningkatan kinerja karyawan. Hal ini menujukan secara garis besar bahwa
karyawan Balai Perbenihan Tanaman Hutan Jawa Madura (BPTHJM) masih harus
memperhatikan faktor gaji dan hubungan kerja antara atasan dan bawahan, karena
kurang baiknya sistem untuk tunjangan karyawan lalu pada kondisi kerja disini
memang berpengaruh karena karyawan merasa nyama denga lingkungan yag ada
sehigga dapat bersemangat dalam melakukan pekerjaan diiringi dengan fasilitas
yang mencukupi serta masih lemahnya peran atasan terhadap bawahan yang
masih kurang interaksi dari sebagian karyawan yang ada sehingga mungkin
terdapat adanya keterbatasan antara atasan dan bawahan.
Dari hasil uji rank spearman faktor eksternal seperti peraturan dan
kebijakan dan hubungan sesama rekan kerja memiliki nilai nyata nilai α, maka
terima Ho, artinya tidak memiliki hubungan nyata antara motivasi kerja dan
produktivitas kerja karyawan. Artinya tidak semua indikator motivasi kerja
Karyawan berhubungan dengan produktivitas kerja karyawan. Dalam hal ini
karyawan merasa bahwa kondisi kerja dan hubungan sesama rekan kerja masih
tergolong hal yang tidak memicu penurunan produktivitas kerja bagi sebagian
karyawan. Oleh karenanya perusahaan perlu menelaah kembali, agar dapat
33
Simpulan
positif dan nyata dengan produktivitas kerja karyawan Balai Perbenihan Tanaman
Hutan Jawa Madura (BPTHJM). Sedangkan faktor pekerjaan itu sendiri,
tanggungjawab kerja yang diberikan, pengembangan potensial serta faktor
peraturan dan kebijakan dan hubungan antara sesama rekan kerja tidak memiliki
hubungan yang nyata dengan produktivitas kerja karyawan.
Untuk mengukur produktivitas kerja karyawan BPTHJM dilakukan
melalui indikator yang sudah ditentukan yaitu menurut sinungan (2003) antara
lain tingkat kehadiran dan tingkat penyelesaian pekerjaan.
Analisis motivasi kerja yang berhubungan dengan produktivitas kerja
karyawan pada Balai Perbenihan Tanaman Hutan bahwa faktor yang saling
berkaitan antara motivasi kerja dan produktivitas kerja karyawan adalah prestasi,
pengakuan dan penghargaan, gaji, kondisi kerja serta hubungan kerja antara
atasan dan bawahan. Maka dalam hal ini harus adanya perhatian penuh dalam
indikator yang dapat meningkatkan motivasi maupun produktivitas yang dapat
dikaitkan apabila motivasi meningkat maka produktivitas pun akan meningkat.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
38
Hasil Output Faktor Motivasi Internal
Lampiran 1 Hasil output rank spearman prestasi kerja dengan produktivitas
Correlations
produktivitas_k
prestasi_kerja erja
Spearman's rho prestasi_kerja Correlation Coefficient 1.000 .325
Sig. (1-tailed) . .020
N 40 40
produktivitas_kerja Correlation Coefficient .325 1.000
Sig. (1-tailed) .020 .
N 40 40
Lampiran 2 Hasil output rank spearman pengakuan dan penghargaan dengan produktivitas
Correlations
pengakuan_da
n_penghargaa produktivitas_
n kerja
Spearman's rho pengakuan_dan_penghar Correlation
1.000 .055
gaan Coefficient
Sig. (1-tailed) . .068
N 40 40
produktivitas_kerja Correlation
.055 1.000
Coefficient
Sig. (1-tailed) .068 .
N 40 40
39
Lampiran 3 Hasil output rank spearman pekerjaan itu sendiri dengan produktivitas
Correlations
pekerjaan_itu_ produktivitas_
sendiri kerja
Spearman's rho pekerjaan_itu_sendiri Correlation Coefficient 1.000 -.042
Sig. (1-tailed) . .296
N 40 40
produktivitas_kerja Correlation Coefficient -.042 1.000
Sig. (1-tailed) .296 .
N 40 40
Correlations
pengembanga produktivitas_
n_potensial kerja
Spearman's rho pengembangan_potensial Correlation
1.000 -.019
Coefficient
Sig. (1-tailed) . .452
N 40 40
produktivitas_kerja Correlation
-.019 1.000
Coefficient
Sig. (1-tailed) .452 .
N 40 40
Lampiran 5 Hasil output rank spearman tanggung jawab yang diberikan dengan produktivitas
Correlations
tanggung_jawa produktivitas_k
b erja
Spearman's rho tanggung_jawab Correlation Coefficient 1.000 -.087
Sig. (1-tailed) . .482
N 40 40
produktivitas_kerja Correlation Coefficient -.087 1.000
Sig. (1-tailed) .337 .
N 40 40
40
Lampiran 8 Hasil output rank spearman peraturan dan kebijakan dengan produktivitas
Correlations
peraturan_dan_ produktivitas_k
kebijakan erja
Spearman's rho peraturan_dan_kebijakan Correlation Coefficient 1.000 -.241
Sig. (1-tailed) . .067
N 40 40
produktivitas_kerja Correlation Coefficient -.241 1.000
Sig. (1-tailed) .067 .
N 40 40
41
Lampiran 9 Hasil output rank spearman hubungan antara atasan dan bawahan dengan
produktivitas
Correlations
hubungan_kerj
a_antara_atasa
n_dan_bawaha produktivitas_k
n erja
Spearman's rho hubungan_kerja_antara_at Correlation Coefficient 1.000 .168
asan_dan_bawahan
Sig. (1-tailed) . .032
N 40 40
produktivitas_kerja Correlation Coefficient .168 1.000
Sig. (1-tailed) .032 .
N 40 40
Lampiran 10 Hasil output rank spearman hubungan antara sesama rekan kerja dengan
produktivitas
Correlations
hubungan_kerj
a_antara_sesam produktivitas_k
a_rekan_kerja erja
Spearman's rho hubungan_kerja_antara_se Correlation Coefficient 1.000 -.128
sama_rekan_kerja
Sig. (1-tailed) . .216
N 40 40
produktivitas_kerja Correlation Coefficient -.128 1.000
Sig. (1-tailed) .216 .
N 40 40
42
42
Lampiran 11 Tabel data penilaian responden prestasi kerja
Bobot nilai
Indikator 1 2 3 4 5 Jumlah kesimpulan
N % N % N % N % N % N %
Atasan menilai prestasi kerja karyawan
3,4
dengan teliti 24 60 16 40 40 100
Saya berusaha untuk memecahkan
4,5
masalah dalam pekerjaan dengan baik 17 42,5 23 57,5 40 100
Prestasi sebagai dasar dalam
3,4
meningkatkan pendapatan 25 62,5 13 32,5 2 5 40 100
Saya berusaha untuk mencapai prestasi
4,3
yang lebih baik dengan bekerja giat 5 12,5 18 45 17 42,5 40 100
Bekerja keras untuk mencapai target
4,5
perusahaan sangat penting 2 5 13 32,5 25 62,5 40 100
Pekerjaan dapat saya selesaikan tepat
4,6
waktu 15 37,5 25 62,5 40 100
Peningkatan prestasi dan penerapan
3,4
ide kreatif dalam melakukan pekerjaan 24 60 15 37,5 1 2,5 40 100
Saya bersedia memperbaiki kesalahan
4,8
dalam pekerjaan 5 12,5 35 87,5 40 100
Jumlah 25 35 40 4,1
43
Bobot nilai
Indikator 1 2 3 4 5 Jumlah kesimpulan
N % N % N % N % N % N %
Karyawan yang berprestasi harus diberi
4,3
penghargaan 2 5 25 62,5 13 32,5 40 100
Adanya penghargaan bagi karyawan
yang telah bekerja sejak lama 4,5
diperusahaan 1 2,5 18 45 21 52,5 40 100
Saya selalu melaksanakan dengan baik
4,2
perintah dari atasan 3 7,5 24 60 13 32,5 40 100
Atasan memberi pujian terhadap hasil
3,6
kerja karyawan 17 42,5 19 47,5 4 10 40 100
Saya akan bersedia menjaga nama baik
4,4
perusahaan 4 10 23 57,5 13 32,5 40 100
Ide, usul dan saran yang disampaikan
4,1
harus diperhatikan oleh atasan 12 30 13 32,5 15 37,5 40 100
Bekerja pada perusahaan ini membuat
3,4
saya bangga 22 55 17 42,5 1 2,5 40 100
Jumlah 21,42 49,64 28,57 4,1
43
44
44
Lampiran 13 Tabel data penilaian responden pekerjaan itu sendiri
Bobot nilai
Indikator 1 2 3 4 5 Jumlah kesimpulan
N % N % N % N % N % N %
Pekerjaan dapat dilaksanakan dengan
4,2
baik 1 2,5 30 75 9 22,5 40 100
Pekerjaan yang saya lakukan sesuai
4,3
dengan kemampuan yang saya miliki 26 65 14 35 40 100
Saya bersedia menerima sanksi atas
4,7
kesalahan dalam pekerjaan 1 2,5 9 22,5 30 75 40 100
Pekerjaan yang saya lakukan sangat
3,1
sulit dan menantang 9 22,5 21 52,5 9 22,5 1 2,5 40 100
Rotasi pekerjaan perlu dilakukan agar
4,5
tidak terjadi kejenuhan dalam bekerja. 4 10 12 30 24 60 40 100
Waktu istirahat saya gunakan untuk
3,5
menyelesaikan pekerjaan 24 60 13 32,5 3 7,5 40 100
Saya bersedia bekerja lembur untuk
4,7
memenuhi target produksi 11 27,5 29 72,5 40 100
Jumlah 4,1
5,62 18,21 39,28 39,28
45
Bobot nilai
indikator kesimpulan
1 2 3 4 5 Jumlah
N % N % N % N % N % N %
Tugas dan tanggungjawab yang
4,3
diberikan dapat dijalankan dengan baik
28 70 12 30 40 100
Disiplin dalam pekerjaan sangat
4,6
diutamakan
17 42,5 23 57,5 40 100
Pemberian tugas atau wewenang dari
4,3
atasan telah berjalan dengan baik
1 2,5 27 67,5 12 30 40 100
Setiap pekerjaan dapat diselesaikan
4,3
dengan baik
29 72,5 11 27,5 40 100
Jumlah 4,4
63,12 43,75
45
46
46
Lampiran 15 Tabel data penilaian responden pengembangan potensi karyawan
Bobot nilai
indikator kesimpulan
1 2 3 4 5 Jumlah
N % N % N % N % N % N %
Perusahaan memberikan pelatihan-
pelatihan Untuk meningkatkan 3,7
kemampuan dan keterampilan 15 37,5 24 60 1 2,5 40 100
Pelatihan-pelatihan yang diberikan
perusahaan terasa manfaatnya oleh 3,7
karyawan 19 47,5 15 37,5 6 15 40 100
Peningkatan Potensi disesuaikan dengan
3,9
prestasi karyawan
9 22,5 23 57,5 8 20 40 100
Peluang pengembangan karir di
3,9
perusahaan sangat terbuka
8 20 22 55 9 22,5 40 100
Jumlah 3,8
31,87 52,5 15
47
Bobot nilai
indikator kesimpulan
1 2 3 4 5 Jumlah
N % N % N % N % N % N %
Tunjangan yang diperoleh (THR,
Pensiun, Tunjangan kesehatan, dll) 2,6
tidak memuaskan 14 35 26 65 40 100
Besarnya gaji yang diperoleh tidak
2,7
sesuai dengan masa kerja
15 37,5 23 57,5 2 5 40 100
Fasilitas penunjang yang ada di
2,8
perusahaan tidak memuaskan
13 32,5 22 55 5 12,5 40 100
Jumlah 2,6
27,75 54,37 8,12
47
48
48
Lampiran 17 Tabel data penilaian responden kondisi kerja
Bobot nilai
Indikator kesimpulan
1 2 3 4 5 Jumlah
N % N % N % N % N % N %
Jumlah 4,4
55,62 44,37
49
Bobot nilai
Indikator kesimpulan
1 2 3 4 5 Jumlah
N % N % N % N % N % N %
Perusahaan telah menerapkan peraturan
3,2
dengan baik
32 80 8 20 40 100
Peraturan waktu kerja yang diterapkan
3,3
perusahaan cukup baik
5 12,5 22 55 11 27,5 2 5 40 100
Kebijakan yang diterapkan perusahaan
3,2
sudah cukup baik
5 12,5 21 52,5 14 35 40 100
Peraturan pemberian sanksi yang
3,1
berlaku sudah cukup baik
5 12,5 25 62,5 9 22,5 1 2,5 40 100
Jumlah 3.2
9,37 62,5 26,25 1,87
49
50
50
Lampiran 19 Tabel data penilaian responden hubungan kerja antara atasan dan bawahan
Bobot nilai
Indikator kesimpulan
1 2 3 4 5 Jumlah
N % N % N % N % N % N %
Atasan saya sering memberikan kritik
3,5
yang membangun untuk pekerjaan saya
21 52,5 16 40 3 7,5 40 100
Atasan saya sering memperhatikan ide
3,6
dan saran saya.
1 2,5 17 42,5 19 47,5 3 7,5 40 100
Saya dekat dengan atasan saya di
3,2
dalam pekerjaan.
4 10 24 60 11 27,5 1 2,5 40 100
Atasan saya sering memberikan
2,8
bimbingan dalam pekerjaan.
14 35 20 50 6 15 40 100
Jumlah 3,2
11,87 51,25 32,5 4,37
51
Lampiran 20 Tabel data penilaian responden hubungan antara sesama rekan kerja
Bobot nilai
indikator kesimpulan
1 2 3 4 5 Jumlah
N % N % N % N % N % N %
Saya dan rekan kerja saling
memberikan dorongan semangat dalam 3,8
bekerja. 9 22,5 28 70 3 7,5 40 100
Hubungan saya dengan rekan kerja di
4,3
bagian yang sama sudah erat.
1 2,5 25 62,5 14 35 40 100
Hubungan saya dengan rekan kerja di
3,6
bagian yang lain sudah erat.
1 2,5 14 35 23 57,5 2 5 40 100
Rekan kerja saya selalu memberikan
bantuan dan kerja sama dalam 3,4
pekerjaan 3 7,5 18 45 19 47,5 40 100
Jumlah 3,8
2,5 26,25 59,37 11,87
51
52
52
Lampiran 21 Tabel data penilaian responden produktivitas kerja karyawan
Produktivitas Kerja
Indikator 1 2 3 4 5 Jumlah Kesimpulan
N % N % N % N % N % N %
Tingkat Absensi
Saya masuk kerja selalu tepat
3,8
waktu 9 22,5 27 67,5 4 10 40 100
Saya tidak mengerjakan
pekerjaan lain diluar
3,7
pekerjaan saya pada saat
waktu kerja 12 30 26 65 2 5 40 100
Saya tidak mencari alasan
3,8
untuk tidak masuk kerja 10 25 25 62,5 5 12,5 40 100
Saya memiliki inisiatif
4,6
sendiri dalam bekerja 17 42,5 23 57,5 40 100
Tingkat Penyelesaian
Pekerjaan
Penilaian kerja yang
dilakukan perusahaan selama 3,5
ini sudah cukup baik. 1 2,5 14 35 23 57,5 2 5 40 100
Saya sudah memahami
prosedur kerja yang saya 3,4
jalankan 24 60 14 35 2 5 40 100
Saya sudah cukup teliti
dalam menjalankan tugas 3,9
yang diberikan 1 2,5 8 20 23 57,5 8 20 40 100
Menurut saya hasil kerja
yang saya kerjakan selama 4,2
ini sudah baik. 3 7,5 26 65 11 27,5 40 100
Jumlah 0,625 25 56,56 17,81 3,9
53
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bekasi pada tanggal 26 Mei 1991 sebagai anak
pertama dari tiga bersaudara yang merupakan anak dari pasangan Bapak Husen
AL-Idrus dan Ibu Hallilah Sutia. Pada tahun 1996 penulis memasuki jenjang
Pendidikan dasar di SDN Margahayu VII dan lulus pada tahun 2002, setelah itu
penulis melanjutkan Pendidikan tingkat pertama pada tahun 2002 di SLTPN 2
Bekasi dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005 penulis meneruskan
pendidikan di SMA KORPRI Bekasi dan lulus pada tahun 2008. Melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi dan diterima di Institut Pertanian Bogor pada
Program Keahlian Teknologi Industri Benih, Direktorat Program Diploma pada
tahun 2008 melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan lulus pada
tahun 2011.
Tahun 2011 penulis melanjutkan pendidikan S1 pada Program Alih Jenis
Agribisnis IPB, Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut
Pertanian Bogor.