Anda di halaman 1dari 4

ESSAY

“MASALAH-MASALAH DALAM KESEHATAN REPRODUKSI DAN


PENANGANANNYA”
Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana dan
Kesehatan Reproduksi
Dosen Pengampu : Ari Kusmiwiyati, SST., M.Keb

Disusun oleh :
Risa Maulidia Safitri
P17311183043

KEMENTRIAN KSEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PORGRAM STUDI SARJANA TERAPAN DAN PROFESI BIDAN KEBIDANAN
MALANG
2020
A. Unwanted pregnancy dan Aborsi
1. Unwanted pregnancy atau kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) adalah kondisi
dimana pasangan tidak menginginkan kelahiran dari suatu kehamilan. Kehamilan
ini diakibatkan dari perilaku seksual/hubungan seksual yang disengaja, contohnya
pada pasangan suami istri yang masih ingin melanjutkan pendidikan, sehingga
tidak menginginkan kehamilan, maupun tidak disengaja, contohnya pada korban
pemerkosaan.
a. Faktor yang menyebabkan unwanted pregnancy :
1) Penundaan usia perkawinan dan usia menarche yang semakin dini.
2) Minimnya pengetahuan tentang perilaku seksual yang dapat menyebabkan
kehamilan.
3) Kehamilan karena pemerkosaan.
4) Persoalan ekonomi (keterbatasan biaya untuk membesarkan anak).
5) Alasan karir (masih ingin melanjutkan sekolah atau mengejar karir).
6) Kehamilan karena incest (hubungan dengan saudara kandung)
b. Penanganan kasus unwanted pregnancy (KTD) pada remaja :
Jika menemukan kasus KTD pada remaja, sebagai bidan kita harus :
1) Bersikap bersahabat dengan remaja.
2) Memberikan konseling pada remaja dan keluarganya.
3) Memberikan alternatif penyelesaian masalah apabila terjadi kehamilan pada
remaja yaitu :
a) Diselesaikan secara kekeluargaan.
b) Segera menikah.
c) Melakukan konseling kehamilan, persalinan dan keluarga berencana.
d) Melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai standar.
e) Bila ada gangguan kejiwaan, beri rujukan ke dokter spesialis kejiwaan.
f) Bila ada risiko tinggi pada kehamilan tersebut, beri rujukan ke dokter
spesialis kandungan.
g) Bila tidak terselesaikan dengan menikah (misalnya untuk korban
pemerkosaan), anjurkan pada keluarga agar menerima kehamilan
dengan baik.
h) Bila ingin melakukan aborsi, beri konseling tentang resiko aborsi.
2. Aborsi adalah upaya mengakhiri kehamilan, dengan alasan sosial, ekonomi, dan
kesehatan.
Kebanyakan masalah disebabkan oleh aborsi yang dilakukan secara ilegal, baik
oleh tenaga kesehatan atau pelaksana ilegal (dukun). Aborsi ilegal tentu memiliki
kekurangan, antara lain :
a. Praktek aborsi ilegal tidak dapat diawasi, sehingga kita tidak tahu apakah
aborsi yang dilakukan sudah sesuai dengan indikasi dan sesuai dengan SOP.
b. Biaya yang tinggi mengakibatkan tindakan aborsi terlambat, sehingga begitu
biaya terkumpul, usia kehamilan sudah di atas 20 minggu. Praktek aborsi
bukan lagi pengguguran, tetapi pembunuhan. Hal ini akhirnya mengakibatkan
pelaku-pelaku aborsi menggunakan tenaga tradisional. Penggunaan tenaga
tradisional ini juga tidak mungkin bisa dipantau, mereka melakukannya tidak
sesuai dengan kaidah-kaidah pengobatan yang modern yang akhirnya dapat
menimbulkan komplikasi, bahkan kematian ibu.

B. Infertilitas
Infertilitas adalah ketidakmampuan sepasang suami istri untuk mencapai kehamilan
setelah melaksanakan hubungan seksual secara teratur dan tidak menggunakan alat
kontrasepsi selama 1 tahun. Penyebab infertilitas harus diperiksa dari 2 pihak, tidak
hanya pihak wanita saja atau pria saja. Penyebab infertilitas pada wanita contohnya
kelainan pada organ reproduksi (kelainan tuba fallopi, kelainan pada uterus, kelainan
lendir serviks, infeksi vagina), gangguan ovulasi, kelainan hormon, infeksi menular
seksual, dan sebagainya. Penyebab infertilitas pada pria contohnya kualitas sperma
yang kurang prima, penyumbatan pada saluran vas deferens, impotensi, infeksi
menular seksual, dan sebagainya.
a) Jenis Infertilitas :
1. Infertilitas primer adalah istilah untuk pasangan suami istri yang belum
pernah memiliki anak setelah melaksanakan hubungan seksual secara teratur
(sebanyak 2-3 kali per minggu) selama 1 tahun dan tidak menggunakan alat
kontrasepsi apapun.
2. Infertilitas sekunder berarti pasangan suami istri sebelumnya pernah memiliki
anak (minimal 1 kali kehamilan), tetapi kehamilan berikutnya belum berhasil
dicapai setelah melaksanakan hubungan seksual secara teratur (sebanyak 2-3
kali per minggu) selama 1 tahun dan tidak menggunakan alat kontrasepsi
apapun,
b) Penanganan pada kasus infertilitas :
1. Pada wanita :
a. Pemberian obat, seperti stimulan ovulasi (untuk gangguan yang
disebabkan oleh gangguan pada hipotalamus), terapi hormon, dan
penggunaan antibiotik (untuk infertilitas yang disebabkan oleh infeksi)
b. Pembedahan (laparotomi untuk memperbaiki tuba fallopi yang rusak,
pengangkatan tumor)
c. Melaksanakan teknik reproduksi buatan (inseminasi buatan, GIFT
(Gamete Intrafallopian Transfer), IVF (In Vitro Fertilization), ICSI
(Intracytoplasmic Sperm Injection))
2. Pada Pria :
a. Perubahan gaya hidup (perbaikan nutrisi, berhenti merokok, mengurangi
menggunakan celana yang ketat)
b. Perbaikan varikokel

Anda mungkin juga menyukai