Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KONSEP MODAL DAN LABA

DISUSUN OLEH:

TIMEY NIKOLAUS ERLELY (A062202026)

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya kami bisa menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Konsep Modal dan Laba”. Shalawat
serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, karena beliaulah yang
membawa kedamaian dan rahmat untuk alam semesta.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Akuntansi Lingkungan
dan Sosial oleh Bapak Dr. Darwis Said. SE.,Ak.,M.SA. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kami sebagai penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan
informasi yang bermanfaat bagi penulis dan juga bagi semua pihak untuk pengembangan wawasan
danilmu pengetahuan.

Makassar, 01 Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ..................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................1
A. Latar Belakang .................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................2
A. Pengertian Konsep Modal ................................................................................................2
B. Jenis-Jenis Konsep Modal ................................................................................................2
C. Konsep Pemeliharaan Modal Menentukan Perhitungan Laba Rugi ...................................4
D. Pengertian Laba ...............................................................................................................5
E. Karakteristik Laba.............................................................................................................6
F. Fungsi Perhitungan Laba..................................................................................................6
G. Konsep Laba dilihat dari Sisi Kelompok Penerimanya.......................................................7
H. Konsep Laba .....................................................................................................................7
I. Cakupan Laba ................................................................................................................ 12
J. Income Smoothing .......................................................................................................... 14
BAB III PENUTUP ....................................................................................................................... 15
A. Kesimpulan .................................................................................................................... 15
B. Saran ............................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Salah satu fungsi akuntansi adalah melakukan pengukuran termasuk pengukuran prestasi,
hasil usaha, laba maupun posisi keuangan. Salah satu isu berat dalam pengukuran itu adalah
pengukuran modal dan laba. Pengukuran laba ini salah satunya sangat penting untuk menentukan
prestasi perusahaan.
Pengertian laba secara umum adalah selisih dari pendapatan di atas biaya-biayanya dalam
jangka waktu (periode) tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan pajak,
kebijakan deviden, pedoman investasi serta pengambilan keputusan dan unsur prediksi. Sedangkan
dalam arti yang lebih luas modal berarti setiap penambahan dalam pengetahuan yang menyebabkan
prestasi ekonomi pada masa yang akan datang bertambah. Bagian terbesar dari aktivitas ekonomi
ditujukan ke arah masa yang akan datang.
Siapa pun yang melakukan kegiatan bisnis pasti memiliki alasan ekonomis yaitu mendapatkan
laba. Oleh karena itu, pelaku bisnis harus bisa memiliki pandangan tentang apa yang dimaksud laba
menurutnya dan bagaimana menentukan laba tersebut. Banyak pandangan dan praktik di masyarakat
dalam pengukuran laba ini. Karena perbedaan pandangan tersebutlah maka muncul berbagai polemik
atau perbedaan persepsi tentang laba ini.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan konsep modal?
2. Apa saja jenis-jenis konsep modal?
3. Apakah yang dimaksud dengan konsep laba?
4. Apa saja karakteristik dan fungsi perhitungan laba?
5. Bagaiman konsep laba dalam tataran Semiotika (Semantik, Sintaktik, dan Pragmatik)?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian konsep modal
2. Untuk mengetahui jenis-jenis konsep modal
3. Untuk mengetahui pengertian konsep laba
4. Untuk mengetahui karakteristik dan fungsi perhitungan laba
5. Untuk mengetahui konsep laba dalam tataran Semiotika (Semantik, Sintaktik, dan Pragmatik)

1
BAB II

PEMBAHASAN

KONSEP MODAL DAN LABA

A. PENGERTIAN KONSEP MODAL


Istilah modal berbeda artinya dalam percakapan sehari-hari dan dalam ilmu ekonomi. Modal
(capital) sering ditafsirkan sebagai uang. Terutama apabila mempersoalkan pembelian peralatan,
mesin-mesin, atau fasilitas-fasilitas produktif lain. Adalah lebih tepat untuk menyatakan uang yang
digunakan untuk melaksanakan pembelian tersebut sebagai modal finansial (financial capital).
Seorang ahli ekonomi akan menyatakan pembelian demikian sebagai investasi.
Para ekonom menggunakan istilah modal untuk semua alat bantu yang digunakan dalam
bidang produksi (Winardi, 1995). Adakalanya modal dinamakan barang-barang investasi, dan modal
demikian terdiri dari:
1) Mesin-mesin
2) Peralatan
3) Bangunan-bangunan
4) Fasilitas-fasilitas transpor dan distribusi
5) Persediaan (inventaris) barang-barang setengah jadi
Ada suatu ciri pokok barang-barang modal yaitu bahwa mereka digunakan untuk memproduksi
barang-barang lain. Menurut Prof. Dr. H.M.H.A. van der Valk (Winardi, 1995), modal dalam arti luas
adalah bagian daripada arus benda-benda dan jasa-jasa yang langsung, yang ditujukan guna
penyediaan benda-benda material dan immaterial yang berkemampuan untuk memberikan prestasi-
prestasi ekonomi pada masa yang akan datang. Modal dalam arti sempit adalah alat-alat produksi
yang telah diproduksi.
Dalam arti yang lebih luas modal berarti pula setiap penambahan dalam pengetahuan yang
menyebabkan prestasi ekonomi pada masa yang akan datang bertambah. Bagian terbesar dari
aktivitas ekonomi ditujukan ke arah masa yang akan datang. Sesuai dengan itu maka bagian terbesar
dari konsumsi sekarang, merupakan konsekuensi usaha-usaha masa lampau. Pada masyarakat yang
progresif, maka sebagian dari usaha produktif yang berlangsung ditujukan ke arah pembentukan
modal baru; hal mana berarti bahwa sebagian dari konsumsi sekarang dikurbankan, guna
memperbesar produksi pada masa yang akan datang (Winardi, 1995).
Dalam ilmu ekonomi, istilah modal (capital) merupakan konsep yang pengertiannya berbeda-
beda tergantung dari konteks penggunaannya dan aliran pemikiran yang dianut. Secara historis

2
konsep modal juga mengalami perubahan atau perkembangan. Istilah “modal” yang biasa
dipergunakan pada abad ke-16 dan abad ke-17 menunjukkan pengertian kepada dua hal. Pertama,
modal dalam pengertian persediaan uang yang digunakan untuk membeli barang yang akan dijual
untuk mendapatkan keuntungan dalam perdagangan. Kedua, modal dengan maksud untuk
menggambarkan persediaan yang berupa barang-barang. Oleh sebab itu, maka istilah “modal”
digunakan untuk kedua pengertian yaitu konsep keuangan dan konsep barang (Komaruddin, 1991).
John Stuart Mill dalam Principle of Political Economy (dalam Komaruddin, 1991) menggunakan
istilah “modal” dalam pengertian: (1) barang-barang fisik yang digunakan untuk menghasilkan barang-
barang lainnya, dan (2) sejumlah dana yang tersedia untuk menyewa tenaga kerja. Pada akhir abad
ke-19, modal dalam pengertian barang-barang fisik yang digunakan dalam proses produksi ditinjau
sebagai salah satu dari keempat faktor dasar dalam produksi yaitu tanah, tenaga kerja dan organisasi
atau keusahawanan.
Sekarang, “modal” sebagai suatu konsep ekonomi dipergunakan dalam konteks yang berbeda-
beda. Mubyarto (1989) memberikan definisi modal sebagai sumber-sumber ekonomi di luar tenaga
kerja yang dibuat oleh manusia. Kadang-kadang modal dilihat dalam arti uang atau dalam arti
keseluruhan nilai sumber-sumber ekonomi non-manusiawi termasuk tanah. Definisi modal yang lain
yaitu merupakan barang atau uang, yang bersama-sama faktor produksi tanah dan tenaga kerja
menghasilkan barang-barang baru.
Dalam artian yang lebih luas, dan dalam tradisi pandangan ekonomi non-Marxian pada
umumnya, modal mengacu kepada asset yang dimiliki seseorang sebagai kekayaan yang tidak segera
dikonsumsi melainkan disimpan (saving) atau dipakai untuk menghasilkan barang atau jasa baru
(investasi). Dengan demikian, modal dapat berwujud barang dan uang (www.ut.ac.id, 2011:1-4). Akan
tetapi, tidak setiap jumlah uang dapat disebut modal. Sejumlah uang itu menjadi modal apabila uang
tersebut ditanam atau diinvestasikan untuk menjamin adanya suatu kembalian. Dalam arti ini modal
juga mengacu kepada investasi itu sendiri yang dapat berupa alat-alat finansial seperti deposito, stok
barang, ataupun surat saham yang mencerminkan hak atas sarana produksi, atau dapat pula berupa
sarana produksi fisik. Kembalian itu dapat berupa pembayaran bunga, ataupun klaim atas suatu
keuntungan (www.ut.ac.id, 2011:1-4).
Adam Smith dalam The Wealth of Nation (dalam www.ut.ac.id, 2011:1-4) menggunakan istilah
capital dan circulating capital. Pembedaan ini didasarkan atas kriteria sejauh mana suatu unsur modal
itu terkonsumsi dalam jangka waktu tertentu (misal satu tahun). Jika suatu unsur modal itu dalam
jangka waktu tertentu hanya terkonsumsi sebagian sehingga hanya sebagian (kecil) nilainya menjadi
susut, maka unsur itu disebut fixed capital dalam bentuk bangunan pabrik, mesin-mesin, peralatan
transportasi, kemudahan distribusi, dan barang-barang lainnya yang dipergunakan untuk memproduksi

3
barang / jasa baru. Tetapi jika unsur modal terkonsumsi secara total, maka disebut circulating capital
dalam bentuk barang jadi ataupun setengah jadi yang berada dalam proses untuk diolah menjadi
barang jadi.
B. JENIS-JENIS KONSEP MODAL
Konsep modal dapat dibedakan atas konsep modal keuangan dan konsep modal fisik.
1. Konsep Modal Keuangan (Financial concept of capital)
Menurut konsep modal keuangan, seperti uang atau daya beli yang diinventasikan, modal
adalah sinonim dengan nilai aset bersih atau ekuitas entitas. Pemeliharaan modal keuangan
menganggap laba hanya diperoleh kalau nilai uang (nilai finansial) dari aset bersih pada akhir
suatu periode usaha melebihi awal periode, setelah memperhitungkan kembali penyetoran dan
atau penarikan modal oleh pemilik. Pengukuran dapat dilakukan berdasarkan satuan moneter
nominal atau dalam satuan daya beli yang konstan. Konsep modal keuangan ini seharusnya dianut
kalau pemakai laporan keuangan terutama berkepentingan dengan pemeliharaan modal nominal
atau daya beli dari modal yang diinvestasikan. Pemilihan jenis modal keuangan yang ingin
dipelihara akan menentukan dasar pengukuran biaya yang harus digunakan.
2. Konsep Modal Fisik (Physical Capital Maintenance)
Menurut konsep modal fisik, seperti kemampuan usaha, modal dipandang sebagai
kapasitas produktif entitas yang didasarkan pada misalnya, unit output per hari. Pemeliharaan
modal fisik menganggap laba hanya diperoleh kalau kapasitas produktif fisik (atau kemampuan
usaha) pada akhir suatu periode usaha melebihi awal periode, setelah memperhitungkan kembali
penyetoran atau penarikan modal oleh pemilik. Konsep ini menggunakan dasar pengukuran biaya
kini (current cost) dan digunakan pemakai informasi bila berkepentingan dengan kemampuan
usaha entitas.
C. KONSEP PEMELIHARAAN MODAL MENENTUKAN PERHITUNGAN LABA RUGI
Konsep pemeliharaan modal berkaitan dengan konsep laba dan memberikan dasar rujukan
dalam perhitungan laba rugi. Pemahaman konsep ini penting untuk membedakan pengertian imbalan
modal entitas (return on capital) dan pengembalian moda (return of capital). Imbalan modal entitas
adalah laba atau keuntungan yang dihasilkan atas modal yang diinvestasikan pada entitas, sedangkan
pengembalian modal merupakan penarikan kembali modal oleh pemilik.
Laba adalah jumlah residual atau selisih penghasilan dikurangkan semua beban (termasuk
semua penyesuaian pemeliharaan modal kalau ada). Bila beban melebihi penghasilan, berarti telah
terjadi kerugian. Jadi konsep pemeliharaan modal apa yang akan dianut, atau dengan kata lain, apa
dan bagaimana beban diperhitungkan, sangat menentukan perhitungan laba rugi.

4
Konsep pemeliharaan modal keuangan mengukur modal dalam satuan moneter nominal, dan
laba merupakan kenaikan dalam modal uang nominal selama periode usaha. Kenaikan harga aset
yang dimiliki meskipun dapat dianggap telah terjadi keuntungan atas pemilikan (holding gains), tapi
tidak dapat diakui dan dilaporkan sebagai suatu keuntungan sebelum aset tersebut benar-benar telah
dilepaskan dalam suatu transaksi pertukaran, yaitu dijual atau ditukar dengan aset lain atau digunakan
untuk melunaskan suatu liabilitas.
Bila modal keuangan diukur dalam satuan daya beli konstan, maka laba adalah kenaikan daya
beli yang diinventasikan selama suatu periode usaha. Dengan perkataan lain laba adalah bagian dari
kenaikan harga aset yang melebihi kenaikan tingkat harga umum. Sedangkan kenaikan yang lainnya
diperlakukan sebagai penyesuaian pemeliharaan modal, dan karena itu langsung dilaporkan sebagai
unsur neraca yaitu bagian dari ekuitas.
Sedangkan konsep pemeliharaan modal fisik mengartikan laba sebagai adanya kenaikan
modal dalam kapasitas produktif fisik selama suatu periode usaha. Semua perubahan harga yang
mempengaruhi aset dan liabilitas entitas dipandang sebagai perubahan dalam engukuran kapasitas
produktif fisik entitas; karena itu jumlahnya diperlakukan sebagai penyesuaian pemeliharaan modal
yang merupakan bagian ekuitas dan bukan merupakan laba. Pemilihan dasar pengukuran dan konsep
pemeliharaan modal akan menentukan model akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan. Pemilihan alternatif tekanan dan menjaga keseimbangan antar karakteristik kualitatif
keandalan dan relevansi merupakan pertimbangan yang harus dilakukan secara seksama dan bijak
untuk menentukan model akuntansi yang berlaku.
Konsep dasar dari IAS/IFRS menjelaskan kedua konsep pemeliharaan modal dan tidak dengan
jelas memilih konsep mana yang harus dipilih atau diumumkan. Selama proses konvergensi IFRS
masih berlangsung dan standar akuntansi nasional di mancanegara masih mencari keseimbangan
antara karakteristik keandalan dan relevan informasi laporan keuangan, dualisme tersebut kiranya
memang sulit dihindarkan.
D. PENGERTIAN LABA
Laba merupakan suatu konsep akuntansi yang memiliki berbagai sudut pandang, tergantung
dari siapa yanng menilai dan bagaimana tujuan penilaiannya tersebut. Oleh karena itu, para ahli dan
organisasi akuntansi memberikan defisini berbeda tentang konsep laba yaitu sebagai berikut:
a. Menurut Belkaoui (1993) laba merupakan suatu pos dasar dan penting dari ikhtisar keuangan yang
merniliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks. Laba pada umumnya dipandang sebagai
suatu dasar bagi perpajakan, determinan pada kebijakan pembayaran dividen, pedoman investasi,
dan pengambilan keputusan, dan unsur prediksi.

5
b. Menurut Commite On Terminology, Sofyan Syafri H (2004) laba sebagai jumlah yang berasal dari
pengurangan harga pokok produksi, biaya lain dan kerugian dari penghasilan atau penghasilan
operasi.
c. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007) laba merupakan jumlah residual yang tertinggal setelah
semua beban (termasuk penyesuaian pemeliharaan modal, kalau ada) dikurangkan pada
penghasilan. Kalau beban melebihi penghasilan, maka jumlah residualnya merupakan kerugian
bersih.
d. Menurut Stice, Skousen (2009) laba adalah pengambilan atas investasi kepada pemilik. Hal ini
mengukur nilai yang dapat diberikan oleh entitas kepada investor dan entitas masih memiliki
kekayaan yang sama dengan posisi awalnya.
E. KARAKTERISTIK LABA
Dari berbagai definisi laba di atas, dapat disimpulkan bahwa laba secara konseptual memiliki
karakteristik umum sebagai berikut:
a) Kenaikan kemakmuran yang dimiliki atau dikuasai suatu entitas
b) Perubahan terjadi dalam suatu periode sehingga harus diidentifikasi kondisi kemakmuran awal dan
kemakmuran akhir
c) Perubahan dapat dinikmati, didistribusi, atau ditarik oleh entitas yang menguasai kemakmuran,
asalkan kemakmuran awal dipertahankan. Kemakmuran dapat berupa aset bersih perusahaan,
modal pemegang saham, kekayaan, investasi, sumber daya ekonomik, atau apapun yang dapat
dinilai dengan uang.
F. FUNGSI PERHITUNGAN LABA
Perolehan laba perlu diketahui karena merupakan informasi penting dalam suatu laporan
keuangan. Laba yang secara umum dihitung berdasarkan selisih lebih pendapatan dan biaya
diharapkan dapat digunakan sebagai berikut:
a) Indikator efisiensi penggunaan modal atau biaya
b) Pengukur prestasi atau kinerja management
c) Alat motivasi bagi management dalam pengelolaan perusahaan
d) Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak
e) Dasar penghitungan deviden
f) Dasar pembagian kompensasi dan bonus
g) Pedoman dalam menentukan kebijakan dan pengambilan keputusan
h) Dasar peramalan kondisi perusahaan di masa yang akan datang

6
G. KONSEP LABA DILIHAT DARI SISI KELOMPOK PENERIMANYA
Laba yang menjadi dasar pengukuran laporan keuangan dibedakan menurut kelompok
penerima, yaitu tergantung fungsi dan tujuan pemakaiannya. Secara ringkas, laba berdasarkan
penyajiannya untuk masing-masing kelompok penerima dibagi menjadi lima jenis.

No. Jenis Laba Penerima Informasi Laba Perhitungan Laba


Karyawan, Pemilik, Kreditur, dan
1. Value Added Harga jual produk – Cost yang dikeluarkan
Pemerintah
(Revenue – Expenses) + (Gains – Loses) tidak
Enterrprise Net Pemegang saham, Pemegang
2. termasuk Biaya bunga, Pajak penghasilan, dan
Income obligasi, dan Pemerintah
Pembagian deviden
Net Income to Pemegang saham dan Pemegang Seperti butir dua, namun termasuk Pajak
3.
Investors obligasi penghasilan
Net Income to Pemegang saham (Preffered stock Seperti butir tiga, namun setelah dikurangi bunga
4.
Shareholders dan Common stock) obligasi
Net Income to
Seperti butir empat, namun setelah dikurangi
5. Residual Pemegang saham Common stock
deviden Preferred Stock
Shareholders

H. KONSEP LABA
Sebagai salah satu elemen akuntansi, laba digunakan sebagai informasi yang dibutuhkan oleh
para pengguna laporan keuangan. Oleh karena itu, konsep laba harus dipahami sebagai suatu bahasa
yang dapat dikomunikasikan maksudnya kepada para pengguna.
Dalam tataran Semiotika (Semantik, Sintaktik, dan Pragmatik) konsep laba didefinisikan dan
diinterpretasikan menjadi tiga teori yaitu sebagai berikut :
1. Konsep Income dalam Tataran Semantik
Konsep laba dalam tataran semantik berkaitan dengan masalah makna yang harus
dilekatkan oleh perekayasa laporan pada simbol atau elemen biaya sehingga laba bermanfat dan
bermakna sebagai informasi. Pada tataran ini, teori menekankan makna yang harus dimiliki oleh
konsep laba, seperti teori tentang aset, realitas, atau kegiatan perusahaan yang diinterpretasikan
oleh laba. Laba harus dapat memberikan informasi kepada para pengguna laporan keuangan
mengenai berbagai teori, misalnya kenaikan jumlah asset dan efektivitas kegiatan produksi
perusahaan. Berbagai implementasi laba dalam tataran semantik yaitu :

7
a) Pengukur Kinerja
Laba dapat diinterpretasikan sebagai pengukur efisiensi bila dihubungkan dengan tingkat
investasi karena kedua hal tersebut secara konseptual merupakan suatu hubungan. Dalam
pengukuran kinerja, laba dapat mempresentasikan efisiensi kinerja tersebut dengan
menentukan ROI (Return on Investment) dan ROA (Return on Asset) sebagai dasar
pengukuran efisiensi.
b) Konfirmasi Harapan Investor
Kondisi pasar yang efisien atau tidak efisien akan sangat mempengaruhi prediksi atau harapan
investor mengenai laba yang akan diperoleh, sehingga keputusan yang akan diambil dalam
melakukan sebuah investasi juga akan terpengaruh. Hal ini berarti informasi mengenai laba
dapat dijadikan sarana untuk pengambilan keputusan investasi yang akan dilakukan.
c) Estimator Laba Ekonomik
Laba ekonomik adalah laba dari kaca mata investor yang digunakan untuk menilai investasi.
Penilaian laba ekonomik harus menggunakan informasi yang tersaji dalam pelaporan laba
akuntansi, sehingga dharapkan laba akuntansi dapat digunakan sebagai estimasi laba
ekonomik. Laporan keuangan diharapkan cukup menyediakan informasi laba dan aliran kas
yang layak serta menyerahkan analisis dan perhitungan laba kepada investor.
2. Konsep Income dalam Tataran Sintaktik
Konsep laba dalam tataran sintaktik berkaitan dengan konsep laba yang harus diungkapkan
dalam bentuk standar dan prosedur akuntansi yang mantap serta objektif, sehingga angka laba
dapat diukur dan disajikan dalam suatu laporan keuangan. Pada tataran ini, teori menekankan
bahwa makna laba secara sintaktik adalah selisih pengukuran dan perbandingan antara
pendapatan dan biaya. Pengukuran dalam arti luas meliputi saat pengakuan dan prosedur
pengakuan. Kriteria atau pendekatan dalam pengukuran laba dibagi menjadi tiga yaitu :
a) Pendekatan Transaksi (Transactions Approach)
Dalam pendekatan ini, laba diukur dan diakui pada saat terjadinya transaksi dan kemudian
terakumulasi sampai akhir periode. Pengukuran dan pengakuan laba juga akan paralel dengan
kriteria pengakuan pendapatan dan biaya. Pengakuan laba atas dasar pendekatan ini sama
dengan pengakuan pendapatan atas dasar kriteria terealisasi dan sama dengan pengakuan
biaya atas dasar kriteria konsumsi manfaat. Pendekatan ini memiliki berbagai keunggulan
misalnya jumlah rupiah aset dan kewajiban secara otomatis tersedia pada akhir periode serta
perubahan aset dan kewajiban merupakan perubahan nilai yang diakui secara objektif.
Ada beberapa manfaat dari penggunaan pendekatan transaksi dalam pengukuran laba, yaitu:

8
 Laba dapat dilaporkan menurut berbagai macam kelompok, misalnya menurut produk atau
pelanggan.

 Dapat dijadikan dasar dalam penentuan tipe dan kuantitas aktiva dan hutang yang ada
pada akhir periode.

 Efisiensi usaha memerlukan pencatatan transaksi external untuk berbagai tujuan.

 Berbagai laporan dapat dibuat dan dikaitkan antara laporan yang satu dengan yang lainnya.

b) Pendekatan Aktivitas (Activities Approach)
Dalam pendekatan ini, laba dianggap timbul bersamaan dengan berlangsungnya kegiatan
perusahaan dan bukan sebagai hasil suatu transaksi. Pendekatan ini paralel dengan konsep
penghimpunan sebagai basis akrual pendapatan. Dengan konsep ini, laba dapat dinyatakan
telah terbentuk bersamaan dengan dilakukannya kegiatan operasi perusahaan dalam arti luas
(produksi, penjualan, dan pengumpulan kas) walaupun secara realisasi belum terjadi transaksi
secara real. Pendekatan ini memiliki keunggulan dalam membantu management melakukan
analisis internal seperti mengukur efisiensi dan profitabilitas setiap kegiatan operasional
perusahaaan.
Kebaikan pendekatan kegiatan adalah:
 Laba yang berasal dari produksi dan penjualan barang memerlukan jenis evaluasi dan
prediksi yang berbeda dibandingkan laba yang berasal dari pembelian dan penjualan surat
berharga yang ditujukan pada usaha memperoleh capital gain.

 Efisiensi manajemen dapat diukur dengan lebih baik bila laba diklasifikasikan menurut jenis
kegiatan yang menjadi tanggung jawab manajemen.

 Memungkinkan prediksi yang lebih baik karena adanya perbedaan pola perilaku dari jenis
kegiatan yang berbeda.
Perbedaan yang mendasar pada kedua pendekatan tersebut adalah bahwa pendekatan
transaksi didasarkan kepada proses pelaporan yang mengukur peristiwa ekstern, yaitu
transaksi; sedangkan pendekatan kegiatan didasarkan kepada konsep dunia yang nyata (real-
world) mengenai kegiatan atau peristiwa dalam arti yang luas.
c) Pendekatan Pertahanan Kapital
Dalam konsep pertahanan kapital, laba merupakan konsekuensi dari pengukuran kapital pada
dua titik waktu yang berbeda. Dengan konsep ini, elemen laba diukur atas dasar pendekatan
aset-kewajiban. Dua pendekatan yang dibahas sebelumnya merupakan pendekatan
pendapatan-biaya dalam pengukuran dan penilaian elemen neraca (aset dan kewajiban). Nilai
aset dan kewajiban merupakan konsekuensi dari pengukuran pendapatan dan biaya atas dasar

9
konsep perbandingan. Laba berdasarkan pendekatan ini berarti perbedaan nilai kapital pada
dua saat yang berbeda atau kenaikan kapital dalam suatu periode.
3. Konsep Income dalam Tataran Pragmatik
Konsep laba dalam tataran pragmatik berkaitan dengan pengaruh informasi laba terhadap
perubahan perilaku para pemakai laporan keuangan. Pada tataran ini, teori menekankan pada
pembahasan reaksi pihak yang dituju oleh informasi akuntansi. Misalnya suatu kejadian
pengumuman laba oleh perusahaan, dikatakan mengandung informasi jika pesan tersebut
menyebabkan perubahan keyakinan para pengguna laporan dan menyebabkan adanya suatu
tindakan tertentu. Apabila tindakan tersebut dapat diyakini sebagai reaksi atas kejadian
pengumuman laba tersebut, maka informasi laba dapat dikatakan memiliki manfaat.
Bila dikaitkan dengan teori positif-normatif, tataran sintaktik dan semantik pada umumnya
bersifat normatif, sedangkan teori pragmatik akan lebih bersifat positif. Teori pragmatik juga sering
diklasifikasikan sebagai akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) karena pokok bahasan
pada umumnya adalah perilaku manusia dalam kaitannya dengan informasi. Pendekatan dalam
proses penyimpulan yang menghasilkan pernyataan atau tindakan dapat bersifat deduktif maupun
induktif.
a) Pendekatan Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah proses penyimpulan yang berawal dari suatu pernyataan umum
yang disepakati (premis) ke pernyataan khusus sebagai kesimpulan (konklusi). Pernyataan
umum yang disepakati dan menjadi basis penalaran dapat berasal dari teori, prinsip, konsep,
doktrin, atau norma yang dianggap benar, baik, dan relevan dalam kaitannya dengan tujuan
penyimpulan. Penalaran deduktif dalam akuntansi digunakan untuk memberi penjelasan dan
dukungan terhadap kelayakan suatu pernyataan akuntansi.
b) Pendekatan Penalaran Induktif
Penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Penalaran ini berawal dari
suatu pernyataan yang khusus dan berakhir dengan pernyataan umum yang merupakan
generalisasi dari keadaan khusus tersebut. Penalaran induktif dalam akuntansi digunakan
untuk menghasilkan pernyataan umum yang menjadi penjelasan atau teori terhdap gejala
akuntansi tertentu.
4. Laba Menurut Konsep Capital Maintenance.
Menurut konsep ini, laba baru disebut ada setelah modal yang dikeluarkan tetap masih ada
(capital maintained atau return on capital) atau biaya yang dikeluarkan telah tertutupi (cost
recovery) atau pengembalian modal return of capital. Konsep ini dapat dinyatakan baik dalam

10
ukuran uang (units of money) yang disebut financial capital atau dalam ukuran tenaga beli (general
purchasing power) yang disebut physical capital.
Kedua konsep ini menghasilkan 4 konsep capital maintenance (Belkaoui):
a) Money maintenance, yaitu financial capital yang diukur menurut unit uang. Konsep ini sama
dengan konsep yang dianut dalam conventional accounting.
b) General purchasing power money maintenance, yaitu financial capital yang diukur menurut
tenaga beli yang sama. Konsep ini sama dengan konsep yang dianut dalam GPLA historical
cost accounting.
c) Productive capacity maintenance yaitu physical capital yang diukur menurut unit uang. Konsep
ini sama dengan konsep yang dianut dalam current value accounting.
d) Current value dapat dihitung dengan 3 metode:
 Capitalization atau present value method

Pengukuran Laba dalam Konsep Mempertahankan Kapital yaitu:
 
 Kapital Finansial (Financial Capital)
Kapital financial merupakan klaim dalam bentuk jumlah rupiah/dolar tanpa
memperhatikan wujud fisiknya. Dengan konsep ini, laba atau atau return atas capital
financial akan timbul bila jumlah rupiah klaim financial pada akhir periode melebihi
jumlah rupiah klaim financial pada awal (setelah pengaruh transaksi pemilik dikeluarkan
 (Suwardjono).
Dalam analisis laporan keuangan, kita mengenal Return on Assets (ROA) yang
mengukur tingkat return atas financial capital tersebut, dengan rumus seperti berikut:
ROA = Income
 
 Kapital Fisik (Physical Capital)
Kapital fisik adalah sumber ekonomis yang dikuasai oleh entitas yang dipandang
sebagai kapasitas produksi fisik, yaitu kemampuan menghasilkan barang dan jasa.
Dengan konsep ini, laba akan timbul/return atas kapital fisik (return on physical capital)
apabila kapasitas produksi fisik pada akhir periode melebihi kapasitas produksi fisik
pada awal periode. Kapital dapat dipertahankan apabila asset nonmeter diukur atas
dasar nilai sekarang (current cost-nya) atau replacement cost-nya pada saat penilaian
 Kapasitas produksi tersebut dapat berupa:
- Aktiva nonmoneter dimiliki perusahaan
- Volume produksi
- Volume penjualan
 Current entry price dan Current exit price

11
I. CAKUPAN LABA
Terdapat dua konsep cakupan laba, yaitu:
1. Current Operating Concept (Earnings)
Konsep laba periode, menurut konsep ini income hanya meliputi item-item yang sifatnya
regular dan dari elemen-elemen pendapatan dan beban yang sifatnya berulang (recurring) dan
berasal dari operasi saat ini (current operating). Item-item yang sifatnya irregular tidak dimasukkan
sebagai komponen laba, sehingga tidak mencerminkan earning power di masa yang akan datang
dari satu kesatuan usaha.
Konsep ini relevan dengan kepentingan manajemen sebagai pengukur efisiensi, yaitu
berkaitan dengan pemanfaatan semua input dan sumber daya yang digunakan dalam rangka
menghasilkan laba. Laba periode tidak memasukkan pengaruh kumulatif akibat perubahan
akuntansi. Misalnya: (1) pengaruh penyesuaian akuntansi tertentu untuk periode lalu yang dialami
dalam periode berjalan; (2) perubahan aktiva bersih tertentu lainnya (holding gains and losses)
yang diakui pada periode berjalan seperti untung rugi perubahan harga pasar investasi saham
sementara, dan untung rugi penjabaran mata uang asing. jadi yang menjadi penentu laba periode
adalah pendapatan, biaya, untung dan rugi yang benar-benar terjadi pada periode berjalan.
2. All Inclusive Concept
Menurut konsep ini, cakupan laba meliputi semua perubahan dan kenaikan net asset
selama periode tertentu, kecuali yang mengakibatkan dari investasi oleh pemilik dan distribusi
kepada pemilik (transaksi modal). Dalam konsep ini, item-item yang sifatnya dan berasal dari
aktivitas baik regular dan nonreguler, recurring, maupun nonrecurring, termsuk dalam cakupan
laba.
Terdapat lima kategori irregular items dalam konsep all inclusive tersebut, yaitu sebagai berikut:
a) Item-item yang berasal dari operasi yang dihentikan (discontinued operation), Penghentian
segmen bisnis berarti kegiatan operasional bisnis tersebut dihentikan atau dijual. Untung atau
rugi yang akan diakui termasuk dua faktor berikut:
 Laba atau rugi kegiatan segmen mulai tanggal pengukuran sampai tanggal penghentian

 Untung atau rugi penghentian segmen

b) Extraordinary item
Adalah peristiwa atau transaksi yang memiliki pengaruh material, dan diharapkan jarang terjadi
serta tidak berasal dari faktor yang sifatnya berulang-ulang dalam kegiatan usaha normal
perusahaan (APB Opinion No. 9:1966 par. 21).
Dengan dikeluarkannya APB Opinion No. 30, menyebutkan bahwa elemen laporan keuangan
dikatakan sebagai extraordinary item jika memenuhi dua syarat:

12
 Tidak umum (unusual), artinya peristiwa atau transaksi yang harus memiliki tingkat
ubnormal yang tinggi dan tidak berkaitan dengan kegiatan normal perusahaan yang
berlangsung terus menerus.

 Jarang terjadi (infrequency of occurrence), artinya peristiwa atau transaksi tersebut
merupakan tipe transaksi yang diharapkan jarang terjadi di masa mendatang.

c) Perubahan Akuntansi
Perubahan akuntansi dapat dikelompokkan dalam tiga jenis:
 Perubahan prinsip akuntansi, yaitu perubahan yang terjadi dimana perusahaan memilih
metode akuntansi yang berbeda dengan metode yang digunakan sebelumnya. Misalnya:
perubahan metode penilaian persediaan dari FIFO ke Average.

 Perubahan estimasi akuntansi, yaitu perubahan taksiran jumlah tertentu atas jumla taksiran
yang telah ditentukan pada periode sebelumnya. Misalnya: taksiran umur ekonomi aktiva
tetap, atau taksiran piutang tidak tertagih.

 Perubahan entitas pelaporan, yaitu perubahan yang berkaitan dengan status entitas
pelaporan sebagai akibat konsolidasi perubahan anak perusahaan tertentu atau perubahan
jumlah yang dikonsolidasikan.

d) Penyesuaian periode sebelumnya
FASB mengeluarkan SFAC No.16, “Prior Period Adjustment”, yang membatasi penyesuaian
periode sebelumnya pada elemen berikut:
 Koreksi kesalahan dalam laporan keuangan periode sebelumnya

 Penyesuaian yang berasal dari realisasi income tax benefit atas preacquisition operating
loss carry-forward dari pembelian anak perusahaan.

 Kesalahan dalam pengukuran laba periode sebelumnya (error in prior years income
measurement) harus dilaporkan sebagai penyesuaian retained earning (disesuaikan dalam
retained earning statement). Menurut FSAB konseb laba all inclusive ini adalah konsep laba
dengan apa yang dikenal dengan istilah laba komprehensif (comprehensive income).
Financial Accounting Standard Board (FASB) dalam SFAC Nomor 6, menyatakan bahwa:
Comprehensive income adalah perubahan dalam ekuitas suatu perusahaan bisnis selama suatu
periode yang berasal dari transaksi-transaksi dan peristiwa-peristiwa lain atau kejadian lain yang
bukan berasal dari sumber pemilik. Termasuk semua perubahan dalam ekuitas selama periode
tertentu kecuali yang diakibatkan dari investasi oleh pemilik dan distribusi kepada pemilik.
Comprehensive Income = Earning + Penyesuaian + Perubahan Ekuitas Lain
Kumulatif Selain dari Pemilik
Earning = Revenue – Expenses + Gain – Losses

13
J. INCOME SMOOTHING
Menurut Belkaoui (1993) Perataan laba merupakan normalisasi laba yang dilakukan secara
sengaja untuk mencapai trend atau level laba tertentu. Definisi income smoothing lainnya adalah
definisi yang dikemukakan oleh Beidelman (1973): Perataan laba yang dilaporkan dapat didefinisikan
sebagai usaha yang disengaja untuk meratakan atau memfluktuasikan tingkat laba sehingga pada
saat sekarang dipandang normal bagi suatu perusahaan. Dalam hal ini, perataan laba menunjukkan
suatu usaha manajemen perusahaan untuk mengurangi variasi abnormal laba dalam batas-batas yang
diijinkan dalam praktik akuntansi dan prinsip manajemen yang wajar (sound).
Menurut Hayworth (1953) menyatakan bahwa motivasi yang mendorong dilakukannya perataan
laba adalah untuk memperbaiki hubungan dengan kreditor, investor dan karyawan, serta meratakan
siklus bisnis melalui proses psikologis.
Sementara itu, Gordon (1964) mengajukan proposisi berkaitan dengan perataan laba sebagai
berikut:
a. Kriteria yang digunakan manajemen perusahaan dalam memilih metode akuntansi adalah
untuk memaksimumkan kepuasan atau kemakmurannya.
b. Kepuasan merupakan fungsi dari keamanan pekerjaan, level dan tingkat pertumbuhan gaji serta
level dan tingkat pertumbuhan besaran (size) perusahaan.
c. Kepuasan pemegang saham dan kenaikan performan perusahaan dapat meningkatkan status dan
reward bagi manajer.
d. Kepuasan yang sama tergantung pada tingkat pertumbuhan dan stabilitas laba perusahaan.
Dascher dan Malcolm (1970) membedakan bentuk income smoothing menjadi dua
yaitu:
a. Real Smoothing
Real smoothing berkaitan dengan transaksi aktual yang dilakukan atau tidak dilakukan
berdasarkan pada pengaruh perataan terhadap laba.
b. Artificial Smoothing
Artificial smoothing berkaitan dengan prosedur akuntansi yang diterapkan untuk mengubah cost
atau pendapatan dari satu periode ke periode lain. (p. 253-254).
Penyajian Laba
Masalah konseptual yang erat kaitannya dengan penyajian adalah pemisahan pelaporan pos-pos
operasi dan pos-pos transaksi dengan pemilik (transaksi modal). Pos-pos operasi dalam arti luas
(transaksi nonpemilik) pada umumnya dilaporkan melalui statemen laba rugi sedangkan pos-pos
yang jelas-jelas merupakan transaksi modal dilaporkan melalui statemen laba ditahan atau
statemen perubahan ekuitas

14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Istilah modal berbeda artinya dalam percakapan sehari-hari dan dalam ilmu ekonomi. Modal
(capital) sering ditafsirkan sebagai uang. Terutama apabila mempersoalkan pembelian peralatan,
mesin-mesin, atau fasilitas-fasilitas produktif lain. Adalah lebih tepat untuk menyatakan uang yang
digunakan untuk melaksanakan pembelian tersebut sebagai modal finansial (financial capital).
Konsep modal dapat dibedakan atas konsep modal keuangan dan konsep modal fisik. Konsep
pemeliharaan modal keuangan mengukur modal dalam satuan moneter nominal, dan laba merupakan
kenaikan dalam modal uang nominal selama periode usaha. Sedangkan konsep pemeliharaan modal
fisik mengartikan laba sebagai adanya kenaikan modal dalam kapasitas produktif fisik selama suatu
periode usaha.
Laba merupakan suatu konsep akuntansi yang memiliki berbagai sudut pandang, tergantung
dari siapa yanng menilai dan bagaimana tujuan penilaiannya tersebut. Laba dalam ilmu ekonomi murni
didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil penanaman modalnya,
setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut (termasuk di
dalamnya, biaya kesempatan). Sementara itu, laba dalam akuntansi didefinisikan sebagai selisih
antara harga penjualan dengan biaya produksi. Perbedaan diantara keduanya adalah dalam hal
pendefinisian biaya. Laba merupakan selisih antara pendapatan dan biaya secara akrual.
Dalam teori ekonomi, para ekonomi mengartikan laba sebagai suatu kenaikan dalam kekayaan
perusahaan, sedangkan dalam akuntansi laba adalah perbedaan pendapatan yang direalisasi dari
transaksi yang terjadi pada waktu tertentu dibandingkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada
periode tertentu.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://jagoakuntansi.com/2017/02/04/konsep-modal-dan-pemeliharaan-modal/

http://pustakabakul.blogspot.com/2013/05/definisi-modal-dan-konsep-modal.html

http://jumse09.blogspot.com/2016/05/konsep-laba.html

https://tinasetyowati.wordpress.com/2017/05/25/konsep-laba/

https://dianpawpaw.wordpress.com/2012/12/05/konsep-laba-teori-akuntansi/

https://id.scribd.com/presentation/426896177/Konsep-Modal-dan-Laba

http://anggraenish.blogspot.com/2016/03/laba-dan-modal.html

https://www.academia.edu/13569551/Teori_Akuntansi_Bab_9_Konsep_Laba

file:///C:/Users/LAPAKH~1/AppData/Local/Temp/2771-6481-1-PB.pdf

https://www.coursehero.com/file/52482418/MAKALAH-KONSEP-LABAdocx/

16

Anda mungkin juga menyukai