Disusun Oleh:
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dan alhamdulillah tepat
pada waktunya yang berjudul Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi
Manajemen.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan
demi kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam menyelesaikan makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
manajerial harus didahului dengan pemahaman apa yang dikerjakan oleh
manajemen. Informasi apa yang dibutuhkan oleh seorang manajer dan lingkungan
bisnisnya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
biaya yang terdistorsi sehingga mengakibatkan pembuatan keputusan
yang justru menimbulkan konflik dengan keunggulan perusahaan.
e. Sistem akuntansi biaya tradisional menggolongkan biaya langsung dan
tidak langsung serta biaya tetap dan biaya variabel hanya berdasarkan
faktor penyebab tunggal, yaitu volume produk. Padahal dalam
lingkungan teknologi maju, metode penggolongan tersebut menjadi
kabur karena biaya dipengaruhi oleh berbagai aktivitas.
f. Sistem akuntansi biaya tradisional menggolongkan suatu perusahaan
ke dalam pusat-pusat pertanggung jawaban yang kaku dan terlalu
menekankan kinerja jangka pendek.
g. Sistem akuntansi biaya tradisional memusatkan perhatian pada
perhitungan selisih biaya pusat-pusat pertanggung jawaban dalam
suatu perusahaan denganmenggunakan standar tertentu.
h. Sistem akuntansi biaya tradisional tidak banyak memerlukan alat-alat
dan teknik-teknik yang canggih dalam sistem informasi dibandingkan
pada lingkungan teknologi maju.
i. Sistem akuntansi biaya tradisional kurang menekankan pentingnya
daur hidup produk. Hal ini dibuktikan dengan perlakuan akuntansi
biaya tradisional terhadap biaya aktivitas. Biaya-biaya tersebut
diperlakukan sebagai biaya periode sehingga menyebabkan terjadinya
distorsi harga pokok produk.
4
penampungan biaya overhead yang jumlahnya lebih dari satu dialokasikan
menggunakan dasar yang mencakup satu atau lebih faktor yang tidak
berkaitan dengan volume.
Menurut Blocher (2007) dalam (Junika Iklina: 2016) ABC merupakan
pendekatan perhitungan biaya yang membebankan biaya sumber daya ke
objek biaya berdasarkan aktivitas yang dilakukan untuk objek biaya.
5
Gambar II.1
Konsep Dasar Activity Based Costing
Resources
Cost Object
6
d. Mengubah persepsi para manajer tentang banyak biaya overhead sehingga
menjadikan tiap aktivitas dapat diikuti hubungannya dengan tiap produk
7
Produk yang beraneka ragam akan mengkonsumsi biaya overhead dengan
proporsi yang berbeda-beda, baik disebabkan oleh ukuran produk, kerumitan,
ukuran batch, waktu setup, serta jenis desain dan rekayasa. Dalam kondisi
tersebut penerapan perhitungan biaya tradisional yang menggunakan dasar
pembebanan satu tarif ataupun departemental tidak akan bisa memberikan
hasil perhitungan secara tepat, sehingga perlu diterapkannya sistem Activity
Based Costing.
c. Kompetisi ketat
Pada perusahaan yang mengalami persaingan ketat, manajemen
memerlukan sistem Activity Based Costing untuk menghasilkan informasi
biaya yang akurat, sehingga bisa melakukan pengambilan keputusan bisnis
secara cermat dan tepat. Penggunaan Activity Based Costing juga diperlukan
untuk mereduksi biaya sehingga perusahaan bisa terus bersaing.
8
pengalaman perusahaan dalam jangka panjang. Aktivitas normal mempunyai
keunggulan berupa penggunaan tingkat aktivitas yang sama dari tahun ketahun,
sehingga pembebanan overhead ke produk tidak begitu berfluktuasi.
Pembebanan overhead pada metode tradisional dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu:
a. Tarif Pabrik Menyeluruh
Pembebanan overhead ke produk secara tradisional dapat menggunakan
tarif pabrik menyeluruh. Dengan menggunakan tarif ini, biaya overhead
pertama sekali di akumulasi dalam kelompok besar pabrik secara
menyeluruh. Overhead dibebankan pada kelompok hanya dengan
menjumlahkan semua biaya overhead yang diharapkan terjadi di pabrik
selama setahun. Semua biaya overhead adalah untuk pabrik, maka
pembebanan kepada kelompok dilakukan sangat akurat. Tahap selanjutnya
menghitung tarif pabrik menyeluruh dengan menggunakan satu penggerak
tingkat unit, biasanya adalah jam tenaga kerja langsung atau jam mesin.
b. Tarif Departemental
Dasar pemikiran tarif departemental ini adalah untuk menghindari
pembebanan rata-rata seperti yang digunakan pada tarif pabrik menyeluruh.
Tarif departemental berasumsi bahwa beberapa departemen mungkin lebih
intensif apabila overhead dibandingkan dengan yang lain, sehingga produk
yang menghabiskan waktu lebih banyak pada departemen akan dibebankan
overhead yang lebih besar dari yang menghabiskan waktu yang lebih sedikit.
9
Prosedur tahap pertama penentuan harga pokok produksi berdasarkan
Sistem Activity Based Costing terdiri dari empat langkah, yaitu:
Mengidentifikasi Aktivitas
Langkah pertama untuk menerapkan Activity Based Costing System adalah
menggolongkan atau mengklasifikasikan aktivitas yang akan menjadi
dasarsistem tersebut.
Mengklasifikasi Berbagai Aktivitas
Berbagai aktivitas diklasifikasikan dalam beberapa kelompok yang
mempunyai suatu interprestasi yang mudah dan jelas serta cocok dengan
segmen-segmen proses produksi yang dapat dikelola untuk menghasilkan
produk atau jasa. Cara untuk memahami aktivitas dan bagaimana aktivitas
tersebut digabungkan disusun dalam empat tingkat, yaitu: aktivitas tingkat
unit (unit level activities), aktivitas tingkat kelompok (batch level
activities), aktivitas tingkat produk (product level activities), dan aktivitas
tingkat fasilitas (facility level activities).
Mengidentifikasi Cost driver
Mengidentifikasi cost driver dari aktivitas-aktivitas yang telah
diidentifikasi dan diklasifikasikan. Langkah selanjutnya adalah
mengelompokkan jenis-jenis biaya yang sejenis atau homogen. Syarat
biaya homogen adalah aktivitas-aktivitas harus secara logis berkaitan dan
mempunyai rasio konsumsi yang sama untuk semua produk.
Menentuan Tarif Kelompok (Pool Rate)
Tarif kelompok (pool rate) adalah tarif biaya overhead per unit cost driver
yang dihitung untuk suatu kelompok aktivitas. Tarif kelompok dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
10
Dengan demikian, overhead yang dibebankan dari setiap kelompok
biaya kepada setiap jenis produkdapat dihitung sebagai berikut:
2.4 Activity Based Costing with Idle Capacity (Time Driven Activity Based)
Sistem ABC menunjukkan adanya biaya tetap dan variabel. Jika terdapat
perencanaan kenaikan produksi melebihi kapasitas produksi biaya tetap maka
biaya tetap akan meningkat. Contohnya, volume produksi yang lebih tinggi dari
kapasitas mesin atau tenaga kerja tidak langsung akan menggiring manajer untuk
11
mempertimbangkan penambahan mesin atau penambahan tenaga kerja tidak
langsung. Biaya kapasitas produksi yang tidak terpakai dapat timbul jika
peningkatan produksi tidak sebanding dengan peningkatan kapasitas produksi.
Dalam hal ini manajer dapat memprediksi peningkatan biaya dengan
menggunakan model ABC dan membandingkannya dengan prediksi peningkatan
penjualan. Jika biaya kapasitas produksi yang tidak terpakai yang timbul lebih
tinggi daripada peningkatan penjualan dan biaya tersebut dibebankan pada biaya
produk, dapat terjadi penurunan permintaan yang berpengaruh pada penurunan
pendapatan. Penurunan penjualan dan peningkatan biaya kapasitas tidak terpakai
dapat berimbas pada death-spiral.
12
Angka-angka yang terdapat dalam persamaan waktu tersebut adalah waktu
yang dibutuhkan, misalkan jika pemesanan lewat telepon maka dibutuhkan waktu
5 menit, jika lewat fax dalam 3 menit, dan seterusnya. Jika terdapat pemesanan
barang melalui telepon untuk dua jenis produk, dan akan dikirimkan ke luar kota,
maka waktu yang dibutuhkan untuk memproses pesanan tersebut 4+5+(3x2)+8 =
23 menit. Angka ini akan dikalikan dengan tarif sumbernya yang dihitung
berdasarkan kapasitas praktikal untuk menghitung berapa biaya penerimaan
pesanan pelanggan tersebut.
13
Untuk menjawab permasalahan di atas, Activity Based Costing benar-
benar dapat digunakan pada perusahaan jasa, setidak-tidaknya pada beberapa
perusahaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan Activity Based
Costing pada perusahaan jasa adalah:
2. Special Challenger
3. Output Diversity
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Metode Activity-Based Costing (ABC) dapat dimanfaatkan oleh
perusahaan yang memiliki keragaman aktivitas sebagai pilihan metode
perhitungan biaya yang lebih baik daripada metode tradisional. Metode
ABC memiliki beberapa keunggulan yakni dapat mengidentifikasi
efisiensi pada level produksi/departemen/aktivitas, perhitungan yang lebih
akurat untuk membantu pengambilan keputusan dan dapat membantu
pengendalian biaya seperti overhead.
Metode ABC juga dapat memperhitungkan pengalokasian biaya
atas kapasitas produksi tidak terpakai dengan akurat dan pengalokasian
waktu yang dibutuhkan dalam produksi. Oleh karena itu, metode ABC
dapat digunakan dalam industri jasa untuk memperhitungkan biaya per
aktivitas.
3.2 Saran
Penerapan metode ABC disarankan untuk aktivitas yang tinggi
tingkat keragaman baik di lini produk maupun proses bisnis. Penggunaan
metode ABC perlu mempertimbangkan cost-benefit dalam
menerapkannya, karena biaya yang dibutuhkan lebih tinggi daripada
metode tradisional.
15
DAFTAR PUSTAKA
iii