I. PENDAHULUAN
Trombosit adalah sel tidak berinti yang berasal dari sitoplasma
megakariosit sumsum tulang melalui proses megakariopoiesis, dengan
waktu pematangan 4-5 hari. Berukuran kecil yaitu 2-4 µm dan berbentuk
cakram, trombosit tidak memiliki DNA genomik tetapi mengandung
megakaryocyte-derived messenger RNA (mRNA). Konsentrasi trombosit
dalam darah bervariasi antara 150.000 dan 400.000 sel/µl darah. Mereka
biasanya hidup sekitar 10 hari dalam sirkulasi perifer sebelum dikeluarkan
oleh makrofag ke dalam sistem retikuloendotelial. Bentuk dan ukurannya
yang kecil memungkinkan trombosit masuk kedalam pembuluh darah,
menempatkannya di lokasi optimal untuk secara konstan mengamati
integritas pembuluh darah.1,2
II. EPIDEMIOLOGI
Studi berbasis populasi tentang prevalensi keseluruhan gangguan
fungsi trombosit belum pernah dilakukan, studi prospektif terbaru dari
individu yang menjalani evaluasi untuk gangguan perdarahan telah
mengidentifikasi bahwa kelainan fungsi trombosit yang diturunkan dan
didapat adalah umum diantara individu yang dinilai untuk kelainan
perdarahan, secara tidak langsung menunjukkan prevalensi yang serupa
atau lebih besar dari penyakit von Willebrand (vWD).6
III. ETIOLOGI
Disfungsi trombosit dapatan adalah gangguan pada fungsi trombosit
yang disebabkan karena pengobatan yaitu obat-obatan yang memiliki efek
penghambatan trombosit in vitro, prosedur tindakan seperti tindakan
cardiopulmonal bypass (CPB), kondisi medis dan penyakit hematologik
yang mendasarinya seperti myeloproliferative disorders (MPDs),
myelodysplasia syndrome (MDS), paraproteinemia dan Imune
Trombositopenia Purpura (ITP) yang dikaitkan dengan komplikasi
hemoragik karena disfungsi trombosit.1
Penyebab utama disfungsi trombosit dapatan adalah penggunaan
obat antitrombosit, tetapi yang lebih penting, gangguan sistemik telah
lama dikenal sebagai kontributor disfungsi trombosit dan atau
IV. PATOGENESIS
Patogenesis dari defek trombosit yang didapat memiliki banyak
aspek dan tidak memungkinkan klasifikasi yang konklusif atas dasar
perubahan biokimia atau fungsional yang berbeda. Disfungsi trombosit
yang didapat, dengan atau tanpa perdarahan yang signifikan secara klinis,
sering diamati dan dikaitkan dengan sejumlah besar mekanisme patogen
yang mempengaruhi adhesi, agregasi atau sekresi trombosit.2
Tabel 1. Disfungsi trombosit dapatan yang disebabkan obat-obatan dan zat makanan 2
V. MANIFESTASI KLINIS
Diagnosis awal gangguan fungsi trombosit bergantung pada
evaluasi yang cermat terhadap temuan klinis dan riwayat medis yang
terperinci, termasuk riwayat keluarga. Meninjau riwayat medis dapat
menentukan apakah gangguan tersebut bersifat herediter atau dapatan.
Manifestasi perdarahan yang khas dari defek fungsi trombosit meliputi: 2
a. Memar yang luas dan tidak dapat dijelaskan terutama yang terkait
dengan hematoma jaringan lunak
b. Epistaksis, terutama yang berlangsung lebih dari 30 menit atau
menyebabkan anemia atau masuk rumah sakit
c. Menoragia, terutama jika ada sejak menarche
d. Perdarahan gingiva
e. Perdarahan setelah prosedur invasif (misalnya pencabutan gigi,
tonsilektomi, adenoidektomi).
Pada kelainan fungsi trombosit yang diturunkan, perdarahan
biasanya terjadi sejak masa kanak-kanak tetapi dapat bervariasi dan
diperburuk oleh kondisi yang menekan hemostasis, sedangkan pada
gangguan hemoragik dapatan, gambaran klinis didominasi oleh penyakit
yang mendasarinya; cukup sering gangguan ini berhubungan dengan
beberapa defek hemostatik seperti trombositopenia atau kelainan koagulasi
Gambar 2. Kelainan morfologi yang terlihat pada apusan darah pasien dengan
gangguan fungsi trombosit2
LTA Chrono-Log. 13
VII. DIAGNOSIS
Diagnosis adanya gangguan fungsi trombosit merupakan tantangan
bagi klinisi karena kurangnya kriteria diagnostik yang ditetapkan, terutama
untuk kelainan fungsi trombosit dapatan. Tes laboratorium untuk
IX. TERAPI
Pengobatan pasien dengan dugaan disfungsi trombosit umumnya
spesifik untuk gangguan yang mendasari yaitu :
9.1 Agen Antifibrinolitik
9.2 Desmopresin
X. PROGNOSIS
Pasien yang lebih tua dari 60 tahun atau dengan riwayat kejadian
trombus dianggap berisiko tinggi. Pasien dengan faktor risiko
kardiovaskuler atau ekstrim trombositosis (jumlah trombosit > 1500 x 109
sel /l). dianggap berisiko menengah. Pada pasien berisiko rendah, kejadian
trombotik terlalu jarang untuk membenarkan terapi obat jangka panjang,
meskipun penggunaan aspirin dosis rendah adalah opsional.1
XI. RINGKASAN
Gangguan perdarahan yang didapat disebabkan karena defisiensi
atau disfungsi trombosit, defisiensi atau disfungsi faktor koagulasi atau
kelainan struktur vaskuler. Gangguan kualitas trombosit umumnya
menunjukkan adanya waktu perdarahan yang memanjang dan
kecenderungan terjadi perdarahan karena adanya disfungsi trombosit yang
tidak berhubungan dengan jumlah trombosit yang normal. Gangguan
kualitas trombosit dibagi menjadi herediter dan didapat. Keduanya dapat
menyebabkan perdarahan seperti petechiae, purpura, epistaksis,
perdarahan membran mukosa, perdarahan epidermal superfisial dan
perdarahan genitourinary.
Disfungsi trombosit dapatan adalah gangguan pada fungsi
trombosit yang disebabkan karena pengobatan yaitu obat-obatan yang
memiliki efek penghambatan trombosit in vitro, prosedur tindakan seperti
tindakan bypass cardiopulmonal (CPB), kondisi medis dan penyakit
hematologik yang mendasarinya seperti myeloproliferative disorders
(MPDs), myelodysplasia syndrome (MDS), paraproteinemia dan Imune
Trombositopenia Purpura (ITP) yang dikaitkan dengan komplikasi
hemoragik karena disfungsi trombosit.
:
Lanjutam Tabel
DAFTAR PUSTAKA
1. Krishnegowda M, Rajashekaraiah V. Platelet disorders: An overview.
Blood Coagul Fibrinolysis. 2016;26(5):479–91.
2. Sharathkumar AA, Shapiro A. Platelet Function Disorders. Treatment of
Hemophilia. Third Edition. 2018;5–22.