Anda di halaman 1dari 7

ISSN: 2301-797X

Volume: 5 No. 1 - Mei 2016

PENGENDALIAN INTERN TERHADAP PIUTANG

Hamonangan Justinus Gultom


Dosen Politeknik Mandiri Bina Prestasi Medan

ABSTRAKSI

Piutang timbul dikarenakan adanya transaksi penjualan secara kredit yang dilakukan oleh
perusahaan. Perusahaan yang paling banyak menimbulkan piutang terjadi pada perusahaan dagang.
Piutang yang tidak baik dikelola akan mengakibatkan piutang tak tertagih bagi perusahaan. Untuk
mencegah timbulnya piutang tak tertagih yang cukup tinggi, maka perusahaan harus menerapkan
pengendalian intern terhadap piutang.
Pengendalian intern terhadap piutang adalah kebijakan yang dilakukan untuk memantau atau
mengawasi piutang dan transaksi yang berhubungan dengan piutang.
Pengendalian intern terhadap piutang dilihat dari segi pemisahan tugas, masalah otorisasi
persetujuan kredit dan pengamanan dan pencatatan yang berhubungan dengan piutang termasuk
penerimaan kas atas pembayaran piutang dari pelanggan.

Kata kunci: Pengendalian, Intern, Piutang,

1.1. Latar Belakang


Penjualan adalah sumber pendapatan tau pengendalian intern yang baik untuk
utama bagi perusahaan dagang. Perusahaan menyelesaikan masalah seperti ini. Pengendalan
dagang adalah perusahaan yang intern yang baik terhadap jumlah piutang
memperjualbelikan barang kepada konsumen. perusahaan akan dapat meminimalkan kredit
Penjualan harus selalu ditingkatkan walaupun macet. Pengendalian intern memerlukan adanya
perekonomian masyarakat sangat minim. pembagian tanggung jawab yang jelas dalam
Alternatif yang dilakukan perusahaan adalah organisasi dan didukung dengan karyawan yang
dengan penjualan angsuran untuk meningkatkan berkualitas sehingga berjalan efektif dalam
daya jual barang-barangnya. Penjualan penyelesaian yang timbul akibat adanya piutang
angsuran yang dilakukan oleh perusahaan akan tak tertagih ini.
menimbulkan piutang dagang.
Piutang yang dikelola perlu direncanakan 1.2. Pembahasan
dan dianalisa secara seksama, sehingga A. Pengendalian Intern
kebijakan manajemen efisien. Piutang memiliki A.1. Pengertian Pengendalian Intern
resiko yang sangat tinggi terhadap perusahaan Pengendalian merupakan suatu hal yang
apabila piutang tersebut tidak dapat ditagih, sangat penting bagi perusahaan. Pengendalian
namun disisi lain karena persaingan yang sangat itu sendiri mempunyai maksud agar setiap
ketat mengharuskan suatu perusahaan memiliki kegiatan yang dilakukan benar-benar sesuai
piutangdemi mendapatkan pelanggan yang lebih dengan kegiatan dan peraturan yang telah
banyak. Perusahaan juga harus memperhatikan digariskan sehingga dapat mencapai tujuan
bagaimana proses akuntansi piutang dan harus sesuai dengan rencana. Menurut Bastian (2006 :
diterapkan secara konsisten. 450) sistem pengendalian intern meliputi
Masalah yang biasanya dihadapi oleh struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran
perusahaan adalah kesulitan petugas dalam yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan
melakukan penagihan piutang atau yang organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan
menyebabkan kredit macet sehingga semakin data akuntansi, mendorong efisiensi, dan
tingginya piutang tak tertagih bagi perusahaan. dipatuhinya kebijakan pimpinan. SA Seksi 319
Piutang tak tertagih terjadi karena pihak yang pertimbangan atas pengendalian intern dalam
berhutang meninggal dunia, sulitnya Audit laporan Keuangan paragraf 06 dalam
menghubungi pihak yang terhutang. Mulyadi mendefinisikan pengendalian intern
Perusahaan membutuhkan pengawasan a- sebagai suatu proses yang di jalankan oleh

Majalah Ilmiah Politeknik Mandiri Bina Prestasi 28


ISSN: 2301-797X
Volume: 5 No. 1 - Mei 2016

dewan komisaris, manajemen, dan personel lain dan mendukung dipatuhinya kebijakn mamjerial
yang didesain untuk memberikan keyakinan yang telah ditetapkan.
memadai tentang pencapaian tiga golongan
tujuan berikut ini : A.2. Unsur-unsur Pengendalian Intern
1. Keandalan pelaporan keuangan
2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan Unsur – unsur pokok sistem pengendalian
yang berlaku internal menurut Mulyadi (2008: 164) adalah :
3. Efektivitas dan efisiensi operasi 1. Struktur organisasi yang memisahkan
Dari defenisi pengendalian tersebut tanggung jawab fungsional secara tegas.
terdapat beberapa konsep dasar berikut ini ; 2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan
1. Pengendalian intern merupakan suatu yang memberikan perlindungan yang cukup
proses. Pengendalian intern merupakan terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan
suatu proses untuk mencapai tujuan tertentu. biaya.
Pengendalian intern itu sendiri bukan 3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan
merupakan suatu tujuan. Pengendalian tugas dan fungsi dari setiap unit organisasi.
intern merupakan suatu rangkaian tindakan 4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan
yang bersifat pervasif dan menjadi bagian tanggung jawabnya.
tidak terpisahkan, bukan hanya sebagai Berikut ini diuraikan secara rinci setiap
tambahan dari infrastruktur entitas. unsur pokok sistem pengendalan intern tersebut.
2. Pengendalian intern dijalankan oleh orang. 1. Struktur organisasi yang memisahkan
Pengendalian intern tidak hanya terdiri dari tanggung jawab fungsional secara tegas.
pedoman kebijakan dan formulir, namun Struktur organisasi merupakan rerangka
dijalankan oleh orang dari setiap jenjang (framework) pembagian tanggung jawab
organisasi, yang mencakup dewan fungsional kepada unit-unit organisasi yang
komisaris, manajemen dan personel lainnya. dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-
3. Pengendalian intern dapat diharapkan kegiatan pokok perusahaan. Dalam
mampu memberikan keyakinan memadai, perusahaan manufaktur misalnya, kegiatan
bukan keyakinan mutlak, bagi dewan pokoknya adalah memproduksi dan menjual
manajemen dan dewan komisaris entitas. produk. Untuk melaksanakan kegiatan
Keterbatasan yang melekat dalam semua pokok tersebut dibentuk departemen
sistem pengendalian intern dan produksi, departemen pemasaran, dan
pertimbangan manfaat dan pengorbanan departemen keuangan dan umun.
dalam pencapaian tujuan pengendalian Departemen-departemen ini kemudian
menyebabkan pengendalian intern dapat dibagi-bagi lebih lanjut menjadi unit-unit
memberikan keyakinan mutlak. organisasi yang lebih kecil untuk
4. Pengendalian intern ditujukan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
mencapai tujuan yang saling berkaitan: perusahaan. Pembagian tanggung jawab
pelaporan keuangan, kepatuhan dan operasi. fungsional dalam organisasi ini didasarkan
Hery (2013:159) pengendalian internal pada prinsip-prinsip berikut :
adalah seperangkat kebijakan dan prosedur a. Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi
untuk melindungi aset atau kekayaan perusahaan dan penyimpanan dari fungsi akuntansi.
dari segala bentuk tindakan penyalahgunaan, Fungsi operasi adalah fungsi yang
menjamin tersedianya informasi akuntansi memiliki wewenang untuk
perusahaan yang akurat, serta memastikan melaksanakan suatu kegiatan. Setiap
bahwa semua ketentuan hukum/undang-undang kegiatan dalam perusahaan memerlukan
serta kebijakan manajemen telah dipatuhi atau otorisasi dari menejer fungsi yang
dijalankan sebagaimana mestinya oleh seluruh memiliki wewenang untuk
karyawan perusahaan. Mernurut diana (2011: melaksanakan kegiatan tersebut. Fungsi
82) pengendalan internal adalah semua rencana penyimpanan adalah fungsi yang
organisasonal, metode, dan pengukuran yang memiliki wewenang untuk menyimpan
dipilih oleh suatu kegiatan usaha untuk aktiva perusahaan. Fungsi akuntansi
mengamankan harta kekayaannya, mengecek adalah fungsi yang memiliki wewenang
keakrutan dan keandalan data akuntansi usaha untuk mencatat peristiwa keuangan
tersebut, meningkatkan efisiensi operasional, perusahaan.

Majalah Ilmiah Politeknik Mandiri Bina Prestasi 29


ISSN: 2301-797X
Volume: 5 No. 1 - Mei 2016

b. Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung d. Perputaran jabatan(job rotation).


jawap penuh untuk melaksanakan semua Perputaran jabatan yang diadakan secara
tahap suatu transaksi. rutin akan dapat menjada independensi
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan pejabat dalam melaksanakan tugasnya,
yang memberikan perlindungan yang sehingga persekongkolan diantara mereka
memadai terhadap kekayaan. Utang, dapat dihindari.
pendapatan, dan biaya. Dalam organisasi, e. Keharusan pengambilan cuti bagi
setiap transaksi hanya terjadi atas dasar karyawan yang berhak. Karyawan kunci
otorisasi dari pejabat yang memiliki perusahaan diwajibkam mengambil cuti
wewenang untuk menyetujui terjadinya yang menjadi haknya. Selama cuti jabatan
transaksi tersebut. Oleh karena itu, dalam karyawan yang bersangkutan digantikan
organisasi harus dibuat sistem yang untuk sementara oleh pejabat lain,
mengatur pembagian wewenang untuk sehingga seandainya terjadi kecurangan
otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. dalam departemen yang bersangkutan,
3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan diharapkan dapat diungkap oleh pejabat
tugas dan fungsi dari setiap unit organisasi. yang menggantikan untuk sementara
Pembagian tanggung jawab fungsional dan tersebut.
sistem wewenang dan prosedur pencatatan f. Secara periodik diadakan pencocokan
yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana fisik kekayaan dengan catatannya. Untuk
dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara menjaga kekayaan organisasi dan
untuk menjamin praktik yang sehat dalam mengecek ketelitian dan keandalan
pelaksanaannya. Adapun cara-cara yang catatan akuntansinya, secara periodik
umumnya ditempuh oleh perusahaan dalam harus diadakan pencocokan atau
menciptakan praktik tang sehat adalah : rekonsiliasi antara kekayaan secara fisik
a. Penggunaan formulir bernomor urut dengan catatan akuntansi yang
tercetak yang pemakaiannya harus bersangkutan dengan kekayaan tersebut.
dipertanggungjawabkan oleh yang g. Pembentukan unit organisasi yang
berwenang. Karena formulir merupakan bertugas untuk mengecek efektifitas
alat untuk memberikan otorisasi unsur-unsur sistem pengendalian intern
terlaksananya transaksi, maka yang lain. Unit organisasi ini disebut
pengendalian pemakaiannya dengan satuan pengawas intern atau staf
menggunakan nomor urut tercetak, akan pemeriksa intern. Agar efektif dalam
dapat menetapkan pertanggungjawaban menjalankan tugasnya, satuan pengawas
terlaksananya transaksi. intern ini harus tidak melaksanakan fungsi
b. Pemeriksaan mendadak (surprised audit). operasi, fungsi penyimpanan, dan fungsi
Pemeriksaan mendadak dilaksanakan akuntansi, serta harus bertanggung jawab
tanpa pemberitahuan lebih dahulu kepada langsung kepada manajemen
pihak yang akan diperiksa, dengan jadwal puncak(direktur utama). Adanya satuan
yang tidak teratur. Jika dalam suatu pengawas intern dalam perusahaan akan
organisasi dilaksanakan pemeriksaan menjamin efektifitas unsur-unsur sistem
mendadak terhadap kegiatan-kegiatan pengendalian intern, sehingga kekayaan
pokoknya, hal ini akan memdorong perusahaan akan terjamin keamanannya
karyawan melaksanakan tugasnya sesuai dan data akuntansi akan terjamin
dengan aturan yang telah ditetapkan. ketelitian dan keandalannya.
c. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan 4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan
dari awal sampai akhir oleh satu orang tanggung jawabnya. Bagaimanapun baiknya
atau satu unit organisasi, tanpa ada struktur organisasi, sistem otorisasi dan
campur tangan dari orang atau unit prosedur pencatatan, serta berbagai cara
organisasi lain. Karena setiap transaksi yang diciptakan untuk mendorong praktik
dilaksanakan dengan campur tangan pihak yang sehat, semuanya sangat tergantung
lain, sehingga terjadi internal check pada manusia yang melaksanakannya.
terhadap pelaksanaan tugas setiap unit Diantara 4 unsur pokok pengendalian intern
organisasi yang terkait, maka setiap unit tersebut diatas, unsur mutu karyawan
organisasi akan melaksanakan praktik merupakan unsur sistem pengendalian intern
yang sehat dalam pelaksanaan tugasnya. yang paling penting. Jika perusahaan

Majalah Ilmiah Politeknik Mandiri Bina Prestasi 30


ISSN: 2301-797X
Volume: 5 No. 1 - Mei 2016

memiliki karyawan yang kompeten dan yang memiliki kompetensi seperti yang
jujur, unsur pengendalian yang lain dapat dituntut oleh jabatan yang akan
dikurangi sampai batas yang minimum, dan didudukinya.
perusahaan tetap mampu menghasilkan b. Pengembangan pendidikan karyawan
pertanggungjawaban keuangan yang dapat selama menjadi karyawan perusahaan,
diandalkan. Karyawan yang jujur dan ahli sesuai dengan tuntutan perkembangan
dalam bidang yang menjadi tanggung pekerjaannya.
jawabnya akan dapat melaksanakan
pekerjaannya dengan efisien dan efektif, A.3. Keterbatasan Pengendalian Intern Suatu
meskipun hanya sedikit unsur sistem Entitas
pengendalian intern yang mendukungnya. Pengendalian intern setiap entitas memliki
Dilain pihak cukup kuat, meskipun tiga keterbatasan bawaan. Berikut ini adalah
unsur sistem pengendalian intern yang lain keterbatasan bawaan yang melekat dalam setiap
cukup kuat, namun jika dilaksanakan oleh pengendalan intern :
karyawan yang tidak kompeten dan tidak 1. Kesalahan dalam perimbangan. Seringkali,
jujur, empat tujuan sistem pengendalian manajemen dan personel lain dapat salah
intern seperti yang telah diuraikan diatas dalam mempertimbangkan keputusan bisnis
tidak tercapai. yang diambil atau dalam melaksanakan
Namun karyawan yang kompeten dan dapat tugas rutin karena tidak memadainya
dipercaya tidak cukup menjadi satu-satunya informasi, keterbatasan waktu, atau tekanan
unsur pengendalian intern untuk menjamin lain.
tercapainya tujuan sistem pengendalian 2. Gangguan. Gangguan dalam pengendalian
intern. Manusia mempunyai kelemahan yang telah ditatapkan dapat terjadi karena
yang bersifat manusiawi, seperti misalnya personel secara keliru memahami perintah
bosan, tidak puas, memiliki masalah pribadi atau membuat kesalahan karena kelalaian,
yang menganggu pelaksanaan tugasnya, atau tidak adanya perhatian, atau kelelahan.
tujuan pribadinya berubah sehingga Perubahan yang bersifat sementara atau
bertentangan dengan tujuan perusahaan. permanen dan personel atau dalam sistem
Dalam pengembangan sistem, analis sistem dan prosedur dapat pula mengakibatkan
memandang manusia yang jujur tidak akan gangguan.
selamanya jujur. Banyak godaan yang selalu 3. Kolusi. Tindakan bersama beberapa individu
datang kepada setiap orang. Untuk untuk tujuan kejahatan disebut dengan
mengatasi kelemahan yang bersifat kolusi (collusion). Kolusi dapat
manusiawi inilah tiga unsur sistem mengakibatkan bobolnya pengendalian
pengendalian intern yang lain diperlukan intern yang dibangun untuk melindungi
dalam suatu organisasi, agar setiap kekayaan entitas dan tidak terungkapnya
karyawan yang melaksanakan sistem ketidakberesan atau tidak terdeteksinya
terhindar dari godaan, sehingga tujuan kecurangan oleh pengendalian intern yang
sistem pengendalian intern dapat terwujud. dirancang.
Untuk mendapatkan karyawan yang 4. Pengabaian oleh manajemen. Manajemen
kompeten dan dapat dipercaya, berbagai dapat mengabaikan kebijakan atau prosedur
cara berikut ini dapat ditempuh : yang telah ditetapkan untuk tujuan yang
a. Seleksi calon karyawan berdasarkan tidak sah seperti kepentingan pribadi
persyaratan yang dituntut oleh manajer, penyajian kondisi keuangan yang
pekerjaannya. Untuk memperoleh berlebihan, atau kepatuhan semu. Contohnya
karyawan yang mempunyai kecakapan adalah manajemen melaporkan laba yang
yang sesuai dengan tuntutan lebih tinggi dari jumlah yang sebenarnya
tanggungjawab yang akan dipikulnya, untuk mendapatkan bonus lebih tinggi bagi
manajemen harus mengadakan analisis dirinya atau untuk menutupi
jabatan yang ada dalam perusahaan dan ketidakpatuhannya terhadap peraturan
menentukan syarat-syarat yang yang perundangan yang berlaku.
dipenuhi oleh calon karyawan yang akan 5. Biaya lawan manfaat. Biaya yang diperlukan
menduduki jabatan tersebut. Program untuk mengoperasikan pengendalian intern
yang baik dalam seleksi calon karyawan tdak boleh melebihi manfaat yang
akan menjamin diperolehnya karyawan dharapkan dari pengendalan intern tersebut.

Majalah Ilmiah Politeknik Mandiri Bina Prestasi 31


ISSN: 2301-797X
Volume: 5 No. 1 - Mei 2016

Karena pengukuran secara tepat baik biaya 6. Pihak luar lain. Pihak luar lain yang
maupun manfaat biasanya tidak mungkin bertanggung jawab atas pengendalian intern
dilakukan. Manajemen harus entitas adalah badan pengatur seperti Bank
memperkirakan dan mempertimbangkan Indonesia dan Bapepam.
secara kuantitatif dan kualitatif dalam
mengevaluasi biaya dan manfaat suatu B. Piutang
pengendalian intern. B.1. Pengertian piutang
Piutang merupakan aset lancar pada
A.4. Pihak yang Bertanggung Jawab atas perusahaan. Istilah piutang mengacu pada
Pengendalian Intern sejumlah tagihan yang akan di terima oleh
Menurut Mulyadi (2002:181) pihak yang perusahaan dari pihak lain, baik sebagai akibat
bertanggung jawab dalam pengendalan intern penyerahan barang dan jasa secara kredit,
suatu organisasi yaitu ; memberikan pinjaman, maupun sebaga akibat
1. Manajemen. Bertanggung jawab untuk kelebihan pembayaran kepada pihak lain.
mengembangkan dan menyelenggarakan Menurut Soemarso (2009 : 338) mendefinisikan
secara efektif pengendalian intern “piutang merupakan kebiasaan bagi perusahaan
organisasinya. untuk memberikan kelonggaran-kelonggaran
2. Dewan komisaris dan komite audit. Dewan kepada para pelanggan pada waktu melakukan
komisaris bertanggung jawab untuk penjualan. Menurut Manurung (2011: 67)
menentukan apakah manajemen memenuhi Piutang adalah jumlah tagihan dari perusahaan
tanggung jawab mereka dalam terhadap pelanggan berdasarkan penjualan kredit
mengembangkan dan menyelenggarakan sebelumnya. Menurut Warren, (2005: 392)
pengendalian intern. Fungsi komite audit menyatakan bahwa yang dimaksud dengan
yang secara langsung berdampak terhadap piutang adalah sebagai berikut : “piutang
auditor adalah : meliputi semua klaim dalam bentuk uang
a. Menunjuk auditor yang melaksanakan terhadap pihak lainnya, termasuk individu,
audit tahunan terhadap laporan keuangan perusahaan atau organisasi lainnya. Piutang
tahunan. basanya memliki bagian yang signifikan dari
b. Membicarakan lingkup audit dengan total asset lancar perusahaan dan piutang usaha
auditor (account receivable) semacam ini nominalnya
c. Meminta auditor untuk melakukan diperkirakan akan tertagih dalam periode waktu
komunikasi langsung mengenai masalah- yang relatif pendek.
masalah besar yang ditemukan oleh
auditor dalam auditnya. B.2. Klasifikasi Piutang
d. Mereview laporan keuangan laporan audit Perusahaan dagang tentunya jumlah
pada saat audit selesai dilakukan. piutang usaha biasanya memliki porsi atau
3. Auditor intern. Bertanggung jawab untuk bagian yang cukup signifikan atas keseluruhan
memeriksa dan mengevaluasi memadai atau jumlah aset lancar. Piutang pada umumnya
tidaknya pengendalian intern entitas dan diklasifikasikan menjadi 3 ( Hery, 2009:266)
membuat rekomendasi peningkatannya. yaitu:
4. Personel lain entitas. Peran dan tanggung 1. Piutang usaha (accouunt receivable)
jawab semua personel lain yang Yaitu jumlah yang akan ditagih dari
menyediakan informasi atau menggunakan pelanggan sebagai akibat penjualan barang
informasi yang dihasilkan oleh pengendalian atau jasa secara kredit.
intern harus ditetapkan dan 2. Piutang wesel ( Notes Receivable )
dikomunikasikan dengan baik. Yaitu tagihan perusahaan kepada pembuat
5. Auditor independen. Sebagai bagian dari wesel. Pembuat wesel disini adalah pihak
prosedur auditnya terhadap laporan yang telah berhutang kepada perusahaan,
keuangan, auditor dapat menemukan baik melalui pembelian barang atau jasa
kelemahan pengendalian intern kliennya, secara kredit maupun melalui peminjaman
sehingga ia dapat mengkomunikasikan sejumlah uang.
temuan auditnya tersebut kepada 3. Piutang lain-lain ( other receivable )
manajemen, komite audit, atau dewan Piutang lain-lain umumnya diklasifikasikan
komisaris. dan dilaporkan secara terpisah dalam neraca.
Contohnya adalah piutang bunga, piutang

Majalah Ilmiah Politeknik Mandiri Bina Prestasi 32


ISSN: 2301-797X
Volume: 5 No. 1 - Mei 2016

deviden( tagihan kepada investee sebagai 2. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan
hasil atas investasi ) piutang pajak ( tagihan a. Penerimaan order dari pembeli dari
perusahaan kepada pemerintah berupa pembeli diotorisasi oleh fungsi dengan
restitusi atau pengenbalian atas kelebihan menggunakan formulir surat order
pembayaran pajak), dan tagihan kepada pengiriman.
karyawan. b. Persetujuan pemberian kredit diberikan
oleh fungsi kredit dengan membubuhkan
C. Pengendalian Intern terhadap Piutang tanda tangan pada credit copy ( yang
Pengajuan kredit yang dilakukan oleh merupakan tembusan surat order
calon pembeli haruslah diuji atau dievaluasi pengiriman)
terlebih dahulu kelayakan kreditnya. Bagian c. Pengiriman barang kepada pelanggan
penjualan tidak boleh merangkap bagian kredit. diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan
Persetujuan pemberian kredit hanya boleh cara menandatangani dan membubuhkan
dilakukan oleh manager kredit. Manajer cap “sudah dikirim” pada copy surat order
penjualan tidaklah memliki otorisasi atau pengiriman.
wewenang untuk menyetujui proposal kredit d. Penetapan harga jual, syarat penjualan,
pelanggan. Apabila bagian penjualan merangkap syarat pengangkutan barang dan potongan
baguan kredit, maka dikhawatirkan (terutama penjualan berada ditangan drektur
apabila komisi penjualan ditetapkan berdasarkan pemasaran dengan penerbitan surat
besarnya omset penjualan) seluruh proposal keputusan dengan hal tersebut.
kredit yang akan diajukan calon pembeli akan e. Terjadinya piutang diotorisasi oleh fungsi
langsung disetujui tanpa adanya evaluasi penagihan dengan membubuhkan tanda
terlebih dahulu. Kemungkinan besar risiko akan tangan pada faktur penjualan
muncul terutama terhadap calon pembeli dengan f. Pencatatan ke dalam kartu piutang dan ke
peringkat kredit yang buruk. Penerapan dalam jurnal penjualan, jurnal penerimaan
pengendalian intern memang tak terlepas dari kas, dan jurnal umum diotorisasi oleh
biaya-biaya tambahan yang harus dikorbankan fungsi akuntansi dengan cara memberikan
perusahaan. Pada dasarnya perusahaan harus tanda tangan pada dokumen sumber(
mempertimbangkan atau membandingkan antara faktur penjualan, bukti kas masuk, dan
besarnya biaya tambahan yang akan dikeluarkan memo kredit)
dengan manfaat yang akan diperoleh. Secara g. Pencacatan terjadinya piutang didasarkan
normatif, jika kita berbicara mengenai pada faktur penjualan yang dilakukan
pemisahan tugas, maka harus ada pemisahan dengan surat order pengiriman dan surat
fungsi antara bagian persetujuan kredit, bagian muat
penjualan, bagian pencatatan, dan bagian 3. Praktik yang sehat
penagihan. Fungsi persetujuan kredit dan fungsi a. Surat order pengiriman bernomor urut
pembukuan memegang peranan sebagai tercetak dan pemakaiannya
pengecek keabsahan penjualan. Karyawan yang dipertanggungjawabkan oleh fungsi
menangani pencatatan piutang usaha tidak boleh penjualan
ikut terlibat dalam aktivitas penagihan. Unsur b. Faktur penjualan bernomor urut tercetak
pengendalian intern yang diterapkan dalam dan pemakaiannya
sistem penjualan kredit menurut Mulyadi dipertanggungjawabkan oleh fungsi
(2001:221) yang terdiri dari penagihan
1. Organisasi c. Secara periodik fungsi akuntansi
a. Fungsi penjualan harus terpisah dari mengirim pernyataan piutang kepada
fungsi kredit setiap debitur untuk menguji ketelitian
b. Fungsi akuntansi harus terpisah dari catatan piutang yang diselenggarakan oleh
fungsi penjualan dan fungsi kredit fungsi tersebut.
c. Transaksi penjualan kredit harus d. Secara periodik diadakan rekonsiliasi
dilaksanakan oleh fungsi penjualan, kartu putang dengan rekening kontrol
fungsi kredit, fungsi pengiriman, fungsi piutang dalam buku besar
penagihan dan fungsi akuntansi. Tidak
ada transaksi penjualan kredit yang Simpulan
dilaksanakan secara lengkap hanya oleh Pengendalian Intern terhadap piutang
satu fungsi tersebut. harus lebih diterapkan terutama untuk

Majalah Ilmiah Politeknik Mandiri Bina Prestasi 33


ISSN: 2301-797X
Volume: 5 No. 1 - Mei 2016

perusahaan dagang, yang memiliki transaksi


piutang. Apabila pengendalian intern terhadap
piutang tidak diterapkan dengan sebaik-baiknya
maka akan menimbulkan piutang tak tertagih
yang lebih besar di dalam perusahaan. Hal ini
berdampak kepada keuangan perusahaan dagang
itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra, 2006, Sistem Akuntansi Sektor


Publik, Edisi 2, Jakarta: Salemba Empat
Bungin, Burham, 2013, Metodologi Penelitian
Sosial dan Ekonomi, Edisi Pertama,
Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Diana, Anastasia dan Setiawati, 2011, Sistem
Informasi Akuntansi, Yogyakarta:
Penerbit Andi
Hery, 2013, Akuntansi Dasar 1 dan 2, Jakarta:
PT. Gramedia Widiasarana Indonesia
-----, 2009, Akuntansi Keuangan Menengah 1,
Cetakan Pertama, Edisi Pertama,
Jakarta: Bumi Aksara
Manurung, Elvy Maria, 2011, Akuntansi Dasar,
Jakarta: Penerbit Erlangga
Mulyadi, 2002, Auditing, buku 2, Edisi keenam,
Cetakan Pertama, Jakarta: Salemba
Empat
--------, 2008, Sistem Akuntansi, Cetakan
Keempat, Jakarta: Salemba Empat
Ikatan Akuntan Indonesia, 2007, Standar
Akuntansi Keuangan, Jakarta :Salemba
Empat
Soemarso, S.R., 2005, Akuntansi Suatu
Pengantar, Buku Satu, Edisi Kelima,
Jakarta : Salemba Empat

Weygandt, Jerry J, Donald E. Kieso, Paul D.


Kimmel 2007, Pengantar Akuntansi,
Buku satu, Edisi Ketujuh, Jakarta :
Salemba Empat
.

Majalah Ilmiah Politeknik Mandiri Bina Prestasi 34

Anda mungkin juga menyukai