ABSTRAKSI
Piutang timbul dikarenakan adanya transaksi penjualan secara kredit yang dilakukan oleh
perusahaan. Perusahaan yang paling banyak menimbulkan piutang terjadi pada perusahaan dagang.
Piutang yang tidak baik dikelola akan mengakibatkan piutang tak tertagih bagi perusahaan. Untuk
mencegah timbulnya piutang tak tertagih yang cukup tinggi, maka perusahaan harus menerapkan
pengendalian intern terhadap piutang.
Pengendalian intern terhadap piutang adalah kebijakan yang dilakukan untuk memantau atau
mengawasi piutang dan transaksi yang berhubungan dengan piutang.
Pengendalian intern terhadap piutang dilihat dari segi pemisahan tugas, masalah otorisasi
persetujuan kredit dan pengamanan dan pencatatan yang berhubungan dengan piutang termasuk
penerimaan kas atas pembayaran piutang dari pelanggan.
dewan komisaris, manajemen, dan personel lain dan mendukung dipatuhinya kebijakn mamjerial
yang didesain untuk memberikan keyakinan yang telah ditetapkan.
memadai tentang pencapaian tiga golongan
tujuan berikut ini : A.2. Unsur-unsur Pengendalian Intern
1. Keandalan pelaporan keuangan
2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan Unsur – unsur pokok sistem pengendalian
yang berlaku internal menurut Mulyadi (2008: 164) adalah :
3. Efektivitas dan efisiensi operasi 1. Struktur organisasi yang memisahkan
Dari defenisi pengendalian tersebut tanggung jawab fungsional secara tegas.
terdapat beberapa konsep dasar berikut ini ; 2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan
1. Pengendalian intern merupakan suatu yang memberikan perlindungan yang cukup
proses. Pengendalian intern merupakan terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan
suatu proses untuk mencapai tujuan tertentu. biaya.
Pengendalian intern itu sendiri bukan 3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan
merupakan suatu tujuan. Pengendalian tugas dan fungsi dari setiap unit organisasi.
intern merupakan suatu rangkaian tindakan 4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan
yang bersifat pervasif dan menjadi bagian tanggung jawabnya.
tidak terpisahkan, bukan hanya sebagai Berikut ini diuraikan secara rinci setiap
tambahan dari infrastruktur entitas. unsur pokok sistem pengendalan intern tersebut.
2. Pengendalian intern dijalankan oleh orang. 1. Struktur organisasi yang memisahkan
Pengendalian intern tidak hanya terdiri dari tanggung jawab fungsional secara tegas.
pedoman kebijakan dan formulir, namun Struktur organisasi merupakan rerangka
dijalankan oleh orang dari setiap jenjang (framework) pembagian tanggung jawab
organisasi, yang mencakup dewan fungsional kepada unit-unit organisasi yang
komisaris, manajemen dan personel lainnya. dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-
3. Pengendalian intern dapat diharapkan kegiatan pokok perusahaan. Dalam
mampu memberikan keyakinan memadai, perusahaan manufaktur misalnya, kegiatan
bukan keyakinan mutlak, bagi dewan pokoknya adalah memproduksi dan menjual
manajemen dan dewan komisaris entitas. produk. Untuk melaksanakan kegiatan
Keterbatasan yang melekat dalam semua pokok tersebut dibentuk departemen
sistem pengendalian intern dan produksi, departemen pemasaran, dan
pertimbangan manfaat dan pengorbanan departemen keuangan dan umun.
dalam pencapaian tujuan pengendalian Departemen-departemen ini kemudian
menyebabkan pengendalian intern dapat dibagi-bagi lebih lanjut menjadi unit-unit
memberikan keyakinan mutlak. organisasi yang lebih kecil untuk
4. Pengendalian intern ditujukan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
mencapai tujuan yang saling berkaitan: perusahaan. Pembagian tanggung jawab
pelaporan keuangan, kepatuhan dan operasi. fungsional dalam organisasi ini didasarkan
Hery (2013:159) pengendalian internal pada prinsip-prinsip berikut :
adalah seperangkat kebijakan dan prosedur a. Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi
untuk melindungi aset atau kekayaan perusahaan dan penyimpanan dari fungsi akuntansi.
dari segala bentuk tindakan penyalahgunaan, Fungsi operasi adalah fungsi yang
menjamin tersedianya informasi akuntansi memiliki wewenang untuk
perusahaan yang akurat, serta memastikan melaksanakan suatu kegiatan. Setiap
bahwa semua ketentuan hukum/undang-undang kegiatan dalam perusahaan memerlukan
serta kebijakan manajemen telah dipatuhi atau otorisasi dari menejer fungsi yang
dijalankan sebagaimana mestinya oleh seluruh memiliki wewenang untuk
karyawan perusahaan. Mernurut diana (2011: melaksanakan kegiatan tersebut. Fungsi
82) pengendalan internal adalah semua rencana penyimpanan adalah fungsi yang
organisasonal, metode, dan pengukuran yang memiliki wewenang untuk menyimpan
dipilih oleh suatu kegiatan usaha untuk aktiva perusahaan. Fungsi akuntansi
mengamankan harta kekayaannya, mengecek adalah fungsi yang memiliki wewenang
keakrutan dan keandalan data akuntansi usaha untuk mencatat peristiwa keuangan
tersebut, meningkatkan efisiensi operasional, perusahaan.
memiliki karyawan yang kompeten dan yang memiliki kompetensi seperti yang
jujur, unsur pengendalian yang lain dapat dituntut oleh jabatan yang akan
dikurangi sampai batas yang minimum, dan didudukinya.
perusahaan tetap mampu menghasilkan b. Pengembangan pendidikan karyawan
pertanggungjawaban keuangan yang dapat selama menjadi karyawan perusahaan,
diandalkan. Karyawan yang jujur dan ahli sesuai dengan tuntutan perkembangan
dalam bidang yang menjadi tanggung pekerjaannya.
jawabnya akan dapat melaksanakan
pekerjaannya dengan efisien dan efektif, A.3. Keterbatasan Pengendalian Intern Suatu
meskipun hanya sedikit unsur sistem Entitas
pengendalian intern yang mendukungnya. Pengendalian intern setiap entitas memliki
Dilain pihak cukup kuat, meskipun tiga keterbatasan bawaan. Berikut ini adalah
unsur sistem pengendalian intern yang lain keterbatasan bawaan yang melekat dalam setiap
cukup kuat, namun jika dilaksanakan oleh pengendalan intern :
karyawan yang tidak kompeten dan tidak 1. Kesalahan dalam perimbangan. Seringkali,
jujur, empat tujuan sistem pengendalian manajemen dan personel lain dapat salah
intern seperti yang telah diuraikan diatas dalam mempertimbangkan keputusan bisnis
tidak tercapai. yang diambil atau dalam melaksanakan
Namun karyawan yang kompeten dan dapat tugas rutin karena tidak memadainya
dipercaya tidak cukup menjadi satu-satunya informasi, keterbatasan waktu, atau tekanan
unsur pengendalian intern untuk menjamin lain.
tercapainya tujuan sistem pengendalian 2. Gangguan. Gangguan dalam pengendalian
intern. Manusia mempunyai kelemahan yang telah ditatapkan dapat terjadi karena
yang bersifat manusiawi, seperti misalnya personel secara keliru memahami perintah
bosan, tidak puas, memiliki masalah pribadi atau membuat kesalahan karena kelalaian,
yang menganggu pelaksanaan tugasnya, atau tidak adanya perhatian, atau kelelahan.
tujuan pribadinya berubah sehingga Perubahan yang bersifat sementara atau
bertentangan dengan tujuan perusahaan. permanen dan personel atau dalam sistem
Dalam pengembangan sistem, analis sistem dan prosedur dapat pula mengakibatkan
memandang manusia yang jujur tidak akan gangguan.
selamanya jujur. Banyak godaan yang selalu 3. Kolusi. Tindakan bersama beberapa individu
datang kepada setiap orang. Untuk untuk tujuan kejahatan disebut dengan
mengatasi kelemahan yang bersifat kolusi (collusion). Kolusi dapat
manusiawi inilah tiga unsur sistem mengakibatkan bobolnya pengendalian
pengendalian intern yang lain diperlukan intern yang dibangun untuk melindungi
dalam suatu organisasi, agar setiap kekayaan entitas dan tidak terungkapnya
karyawan yang melaksanakan sistem ketidakberesan atau tidak terdeteksinya
terhindar dari godaan, sehingga tujuan kecurangan oleh pengendalian intern yang
sistem pengendalian intern dapat terwujud. dirancang.
Untuk mendapatkan karyawan yang 4. Pengabaian oleh manajemen. Manajemen
kompeten dan dapat dipercaya, berbagai dapat mengabaikan kebijakan atau prosedur
cara berikut ini dapat ditempuh : yang telah ditetapkan untuk tujuan yang
a. Seleksi calon karyawan berdasarkan tidak sah seperti kepentingan pribadi
persyaratan yang dituntut oleh manajer, penyajian kondisi keuangan yang
pekerjaannya. Untuk memperoleh berlebihan, atau kepatuhan semu. Contohnya
karyawan yang mempunyai kecakapan adalah manajemen melaporkan laba yang
yang sesuai dengan tuntutan lebih tinggi dari jumlah yang sebenarnya
tanggungjawab yang akan dipikulnya, untuk mendapatkan bonus lebih tinggi bagi
manajemen harus mengadakan analisis dirinya atau untuk menutupi
jabatan yang ada dalam perusahaan dan ketidakpatuhannya terhadap peraturan
menentukan syarat-syarat yang yang perundangan yang berlaku.
dipenuhi oleh calon karyawan yang akan 5. Biaya lawan manfaat. Biaya yang diperlukan
menduduki jabatan tersebut. Program untuk mengoperasikan pengendalian intern
yang baik dalam seleksi calon karyawan tdak boleh melebihi manfaat yang
akan menjamin diperolehnya karyawan dharapkan dari pengendalan intern tersebut.
Karena pengukuran secara tepat baik biaya 6. Pihak luar lain. Pihak luar lain yang
maupun manfaat biasanya tidak mungkin bertanggung jawab atas pengendalian intern
dilakukan. Manajemen harus entitas adalah badan pengatur seperti Bank
memperkirakan dan mempertimbangkan Indonesia dan Bapepam.
secara kuantitatif dan kualitatif dalam
mengevaluasi biaya dan manfaat suatu B. Piutang
pengendalian intern. B.1. Pengertian piutang
Piutang merupakan aset lancar pada
A.4. Pihak yang Bertanggung Jawab atas perusahaan. Istilah piutang mengacu pada
Pengendalian Intern sejumlah tagihan yang akan di terima oleh
Menurut Mulyadi (2002:181) pihak yang perusahaan dari pihak lain, baik sebagai akibat
bertanggung jawab dalam pengendalan intern penyerahan barang dan jasa secara kredit,
suatu organisasi yaitu ; memberikan pinjaman, maupun sebaga akibat
1. Manajemen. Bertanggung jawab untuk kelebihan pembayaran kepada pihak lain.
mengembangkan dan menyelenggarakan Menurut Soemarso (2009 : 338) mendefinisikan
secara efektif pengendalian intern “piutang merupakan kebiasaan bagi perusahaan
organisasinya. untuk memberikan kelonggaran-kelonggaran
2. Dewan komisaris dan komite audit. Dewan kepada para pelanggan pada waktu melakukan
komisaris bertanggung jawab untuk penjualan. Menurut Manurung (2011: 67)
menentukan apakah manajemen memenuhi Piutang adalah jumlah tagihan dari perusahaan
tanggung jawab mereka dalam terhadap pelanggan berdasarkan penjualan kredit
mengembangkan dan menyelenggarakan sebelumnya. Menurut Warren, (2005: 392)
pengendalian intern. Fungsi komite audit menyatakan bahwa yang dimaksud dengan
yang secara langsung berdampak terhadap piutang adalah sebagai berikut : “piutang
auditor adalah : meliputi semua klaim dalam bentuk uang
a. Menunjuk auditor yang melaksanakan terhadap pihak lainnya, termasuk individu,
audit tahunan terhadap laporan keuangan perusahaan atau organisasi lainnya. Piutang
tahunan. basanya memliki bagian yang signifikan dari
b. Membicarakan lingkup audit dengan total asset lancar perusahaan dan piutang usaha
auditor (account receivable) semacam ini nominalnya
c. Meminta auditor untuk melakukan diperkirakan akan tertagih dalam periode waktu
komunikasi langsung mengenai masalah- yang relatif pendek.
masalah besar yang ditemukan oleh
auditor dalam auditnya. B.2. Klasifikasi Piutang
d. Mereview laporan keuangan laporan audit Perusahaan dagang tentunya jumlah
pada saat audit selesai dilakukan. piutang usaha biasanya memliki porsi atau
3. Auditor intern. Bertanggung jawab untuk bagian yang cukup signifikan atas keseluruhan
memeriksa dan mengevaluasi memadai atau jumlah aset lancar. Piutang pada umumnya
tidaknya pengendalian intern entitas dan diklasifikasikan menjadi 3 ( Hery, 2009:266)
membuat rekomendasi peningkatannya. yaitu:
4. Personel lain entitas. Peran dan tanggung 1. Piutang usaha (accouunt receivable)
jawab semua personel lain yang Yaitu jumlah yang akan ditagih dari
menyediakan informasi atau menggunakan pelanggan sebagai akibat penjualan barang
informasi yang dihasilkan oleh pengendalian atau jasa secara kredit.
intern harus ditetapkan dan 2. Piutang wesel ( Notes Receivable )
dikomunikasikan dengan baik. Yaitu tagihan perusahaan kepada pembuat
5. Auditor independen. Sebagai bagian dari wesel. Pembuat wesel disini adalah pihak
prosedur auditnya terhadap laporan yang telah berhutang kepada perusahaan,
keuangan, auditor dapat menemukan baik melalui pembelian barang atau jasa
kelemahan pengendalian intern kliennya, secara kredit maupun melalui peminjaman
sehingga ia dapat mengkomunikasikan sejumlah uang.
temuan auditnya tersebut kepada 3. Piutang lain-lain ( other receivable )
manajemen, komite audit, atau dewan Piutang lain-lain umumnya diklasifikasikan
komisaris. dan dilaporkan secara terpisah dalam neraca.
Contohnya adalah piutang bunga, piutang
deviden( tagihan kepada investee sebagai 2. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan
hasil atas investasi ) piutang pajak ( tagihan a. Penerimaan order dari pembeli dari
perusahaan kepada pemerintah berupa pembeli diotorisasi oleh fungsi dengan
restitusi atau pengenbalian atas kelebihan menggunakan formulir surat order
pembayaran pajak), dan tagihan kepada pengiriman.
karyawan. b. Persetujuan pemberian kredit diberikan
oleh fungsi kredit dengan membubuhkan
C. Pengendalian Intern terhadap Piutang tanda tangan pada credit copy ( yang
Pengajuan kredit yang dilakukan oleh merupakan tembusan surat order
calon pembeli haruslah diuji atau dievaluasi pengiriman)
terlebih dahulu kelayakan kreditnya. Bagian c. Pengiriman barang kepada pelanggan
penjualan tidak boleh merangkap bagian kredit. diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan
Persetujuan pemberian kredit hanya boleh cara menandatangani dan membubuhkan
dilakukan oleh manager kredit. Manajer cap “sudah dikirim” pada copy surat order
penjualan tidaklah memliki otorisasi atau pengiriman.
wewenang untuk menyetujui proposal kredit d. Penetapan harga jual, syarat penjualan,
pelanggan. Apabila bagian penjualan merangkap syarat pengangkutan barang dan potongan
baguan kredit, maka dikhawatirkan (terutama penjualan berada ditangan drektur
apabila komisi penjualan ditetapkan berdasarkan pemasaran dengan penerbitan surat
besarnya omset penjualan) seluruh proposal keputusan dengan hal tersebut.
kredit yang akan diajukan calon pembeli akan e. Terjadinya piutang diotorisasi oleh fungsi
langsung disetujui tanpa adanya evaluasi penagihan dengan membubuhkan tanda
terlebih dahulu. Kemungkinan besar risiko akan tangan pada faktur penjualan
muncul terutama terhadap calon pembeli dengan f. Pencatatan ke dalam kartu piutang dan ke
peringkat kredit yang buruk. Penerapan dalam jurnal penjualan, jurnal penerimaan
pengendalian intern memang tak terlepas dari kas, dan jurnal umum diotorisasi oleh
biaya-biaya tambahan yang harus dikorbankan fungsi akuntansi dengan cara memberikan
perusahaan. Pada dasarnya perusahaan harus tanda tangan pada dokumen sumber(
mempertimbangkan atau membandingkan antara faktur penjualan, bukti kas masuk, dan
besarnya biaya tambahan yang akan dikeluarkan memo kredit)
dengan manfaat yang akan diperoleh. Secara g. Pencacatan terjadinya piutang didasarkan
normatif, jika kita berbicara mengenai pada faktur penjualan yang dilakukan
pemisahan tugas, maka harus ada pemisahan dengan surat order pengiriman dan surat
fungsi antara bagian persetujuan kredit, bagian muat
penjualan, bagian pencatatan, dan bagian 3. Praktik yang sehat
penagihan. Fungsi persetujuan kredit dan fungsi a. Surat order pengiriman bernomor urut
pembukuan memegang peranan sebagai tercetak dan pemakaiannya
pengecek keabsahan penjualan. Karyawan yang dipertanggungjawabkan oleh fungsi
menangani pencatatan piutang usaha tidak boleh penjualan
ikut terlibat dalam aktivitas penagihan. Unsur b. Faktur penjualan bernomor urut tercetak
pengendalian intern yang diterapkan dalam dan pemakaiannya
sistem penjualan kredit menurut Mulyadi dipertanggungjawabkan oleh fungsi
(2001:221) yang terdiri dari penagihan
1. Organisasi c. Secara periodik fungsi akuntansi
a. Fungsi penjualan harus terpisah dari mengirim pernyataan piutang kepada
fungsi kredit setiap debitur untuk menguji ketelitian
b. Fungsi akuntansi harus terpisah dari catatan piutang yang diselenggarakan oleh
fungsi penjualan dan fungsi kredit fungsi tersebut.
c. Transaksi penjualan kredit harus d. Secara periodik diadakan rekonsiliasi
dilaksanakan oleh fungsi penjualan, kartu putang dengan rekening kontrol
fungsi kredit, fungsi pengiriman, fungsi piutang dalam buku besar
penagihan dan fungsi akuntansi. Tidak
ada transaksi penjualan kredit yang Simpulan
dilaksanakan secara lengkap hanya oleh Pengendalian Intern terhadap piutang
satu fungsi tersebut. harus lebih diterapkan terutama untuk
DAFTAR PUSTAKA