Perusahaan sudah mengidentifikasi sejumlah keputusan penting dimana investasi sistem baru
bisa meningkatkan kualitas pengambilan keputusan. Terlihat pada tabel 1.1 yang mengukur
nilai moneter agar meningkatkan pengambilan keputusan bagi suatu perusahaan manufaktur
skala kecil dengan pendapatan tahunan sebesar 280 juta us dollar dan mempunyai 140
karyawan. Pada tabel ini menyediakan estimasi nilai tahunan yang dipilih (dalam bentuk
penghematan biaya dan pendapatan yang meningkat) dari meningkatkan pengambilan
keputusan dalam era bisnis yang dipilih. Dilihat dari tabel tersebut jika keputusan- keputusan
yang diambil pada seluruh tingkat dalam perusahaan serta sebagian dari keputusan tersebut
sifatnya universal, rutin, serta sangat banyak jumlahnya. Walaupun nilai buat memperbaiki
keputusan tunggal bisa jadi kecil, namun meningkatkan ratusan ribu keputusan“ kecil”
menambahkan nilai tahunan yang besar buat bisnis ini.
Contoh Keputusan Pengambilan Jumlah Estimasi Nilai Nilai
Keputusan Keputusan Bagi Tahunan
Dalam Perusahaan
Setahun yang
Meningkatkan
Suatu
Keputusan
Tunggal
Mengalokasikan Account Manager 12 100.000 1.200.000
dukungan kepada
para konsumen yang
sangat berharga
Memutuskan jumlah Manajer 4 150.000 600.000
persediaan suku persediaan
cadang harian
Memprediksi Manajemen 365 5.000 1.825.000
permintaan harian Sentra Panggilan
atas selera pelanggan
Mengidentifikasi Manajemen 1 2.000.000 2.000.000
tawaran yang Senior
kompetitif dari para
pemasok utama
Menjadwalkan Manajer Produksi 15 10.000 150.000
produksi untuk
mengisi pesanan
Mengalokasikan Manajer 100 4.000 400.000
tenaga kerja untuk Manufaktur
menyelesaikan suatu
pekerjaan
Jenis-Jenis Keputusan
Menurut Pratiwi (2020), jenis-jenis keputusan dibedakan menjadi tiga macam yaitu
keputusan terstruktur, keputusan tidak terstruktur, dan keputusan semi terstruktur.
1. Keputusan Terstruktur
Keputusan-keputusan yang berkaitan dengan persoalan yang telah diketahui
sebelumnya. Proses pengambilan keputusan seperti ini biasanya didasarkan atas
teknik-teknik tertentu dan sudah dibuat standarnya. Kategori keputusan ini juga dapat
dikatakan suatu proses jawaban secara otomatis pada kebijakan yang sudah ditentukan
sebelumnya (Pratiwi, 2020). Keputusan terstruktur mengacu pada permasalahan yang
rutin dan terus berulang untuk solusi standar yang ada.
Keputusan terstruktur bersifat berulang, rutin, dan dapat dimengerti cukup
baik untuk didelegasikan ke staf tingkat bawah organisasi. Misalnya, keputusan untuk
memberikan kredit kepada pelanggan yang sudah ada, hanya perlu mengetahui batas
kredit pelanggan dan saldo saat ini, keputusan pembelian persediaan bahan baku, cuti
semu, pemutusan telepon. Memutuskan penataan sering kali dapat dilakukan secara
otomatis.
2. Keputusan Tidak Terstruktur
Menurut Pratiwi (2020), Keputusan-keputusan yang berkaitan dengan
berbagai persoalan baru. Keputusan tidak terstruktur biasanya juga berkaitan dengan
persoalan yang cukup pelik, karena banyak parameter yang tidak diketahui atau belum
diketahui. Oleh karena itu, untuk mengambil keputusan ini biasanya intuisi serta
pengalaman seorang pelaku organisasi akan sangat membantu.
Pengambilan keputusan yang tidak terstruktur adalah masalah yang kompleks
tanpa solusi. Masalah tidak terstruktur adalah proses 3 tahap yang tidak memiliki
struktur. Keputusan tidak terstruktur bukanlah keputusan yang berulang dan rutin.
Contohnya termasuk memilih sampul majalah, membuat kontrak dengan manajemen
senior, dan memilih proyek penelitian awal untuk dilakukan. Tidak ada kerangka
kerja atau model yang dapat memecahkan masalah seperti ini. Bahkan, itu
membutuhkan banyak pertimbangan dan intuisi. Namun, keputusan tidak terstruktur
dapat didukung dengan bantuan keputusan yang dihasilkan komputer yang membantu
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber.
3. Keputusan Semi Terstruktur
Ada beberapa keputusan terstruktur, tetapi tidak semua tahapan yang ada.
Pengambilan keputusan semi-terstruktur dicirikan oleh aturan pengambilan keputusan
yang tidak lengkap dan membutuhkan penilaian dan penilaian subjektif sebagai
suplemen untuk analisis data formal. Menetapkan anggaran pemasaran untuk produk
baru adalah contoh keputusan semi-terstruktur. Sementara keputusan seperti itu sering
kali tidak dapat sepenuhnya diotomatisasi, mereka sering dibantu oleh keputusan
berbasis komputer. Contoh keputusan tersebut termasuk investasi keuangan, evaluasi
kredit, penjadwalan produksi, pemberian dana rehabilitasi sekolah, dan pengendalian
persediaan.
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Bersumber pada kajian serta pegamatan para pakar manajemen, telah disimpulkan
kalau terdapat 5 metode buat mengambil keputusan yang baik. Namun tiap metode bisa
dikatakan baik apa bila metode itu cocok dengan situasi saat itu. Berikut cara-cara yang
dimaksud sebagai berikut:
a) Otokrasi
Manajer mengambil keputusan cuma bersumber pada data yang terdapat padanya. Ia tidak
bertanya dengan siapa pun.
b) Semi Otokrasi
Manajer meminta penjelasan dari sebagian bawahannya, serta mengambil kesimpulan
bersumber pada keterangan- keterangan yang diperolehnya.
c) Semi Konsultatif
Manajer memberitahukan permasalahan yang lagi dialami dengan sebagian bawahan satu
demi satu. Komentar para bawahan didengar, namun keputusan yang diambil tidak wajib
mencerminkan pemikiran maupun sasaran dari bawahan.
d) Konsultatif
Manajemen memanggil para bawahannya serta mengadakan sesuatu musyawarah dengan
mereka tentang permasalahan yang saat ini dialami. Setelah itu ia mengambil keputusan
bersumber pada hasil musyawarah ini.
e) Demokrasi
Manajemen serta bawahan bersama- sama menilai permasalahan yang lagi dialami. Setelah
itu mereka mengambil suatu keputusan secara bersama. Manajer tidak mempengaruhi
bawahannya dalam musyawarah ini. Keputusan yang sudah diambil hendak dilaksanakan
bersama serta seluruh konsekuensinya bakal ditanggung secara bersama pula.
Dalam membuat keputusan tiap manajer pastinya mau mencari situasi yang sempurna
dimana data telah lengkap serta perkaranya sudah matang. Tetapi dalam realita tiap hari
situasi sempurna ini tidak sering terlihat. Colin Powel berkata kalau tiap pemimpin wajib
senantiasa sanggup membuat keputusan dalam situasi yang serba terbatas. Ia malahan
membagikan formula matematis; jika kamu merasa telah menemukan antara 40- 70% data
yang dibutuhkan, ambillah keputusan itu, serta pakai naluri kamu. Pemimpin yang memiliki
kebiasaan menunda- nunda keputusan sebab menunggu data lengkap, hanya bakal
memperbesar efek kegagalan terhadap permasalahan tersebut.
Tiap manajer butuh memahami langkah- langkah pengambilan keputusan
sebagaimana dikemukakan oleh Gitosudarmo dan Sudita( 1997), sebagai berikut:
a) Menentukan tujuan, penetapan tujuan serta sasaran secara mencukupi bakal
menentukan hasil yang hendak dicapai.
b) Mengidentifikasi persoalan, salah satu syarat dalam pengambilan keputusan ialah
adanya persoalan atau masalah. Proses pengambilan keputusan biasanya dimulai
Ketika permasalahan selesai diidentifikasi.
c) Mengembangkan berbagai alternatif solusi, saat sebelum mengambil keputusan kita
wajib mengembangkan beberapa alternatif penyelesaian yang bisa dilaksanakan serta
wajib mempertimbangkan konsekuensinya.
d) Mengevaluasi alternatif, alternatif yang sudah dikembangkan akan dievaluasi dan
dibandingkan.
e) Memilih alternatif, pilihlah alternatif yang berhubungan dengan tujuan dan sasaran
yang akan dicapai karena itu adalah alternatif yang baik.
f) Melaksanakan keputusan, jika sudah memilih alternatif yang terbaik maka selanjutnya
ialah melaksanakan keputusan tersebut.
g) Evaluasi, mekanisme sistem penilaian butuh dicoba supaya apa yang diharapkan dari
keputusan tersebut bisa terealisasi. Penilaian didasarkan atas sasaran serta tujuan yang
sudah ditentukan.
Proses pengambilan keputusan dimulai pada saat seorang terletak dalam suasana
pengambilan keputusan. Penindakan yang pas terhadap situasi pengambilan keputusan juga
akan memastikan keberhasilan pengambilan keputusan. Situasi pengambilan keputusan jadi
timbul dalam diri seorang pada saat dia dihadapkan dengan perkara serta beberapa alternatif
ataupun opsi sebagai jawaban dari permasalahannya. Berikutnya dari sebagian alternatif
tersebut, dia mulai mempertimbangkan, berpikir, menaksir, memprediksi serta memutuskan
pilihan. Sesi memutuskan pilihan dari alternatif yang terdapat ialah sesi terpenting dalam
proses pengambilan keputusan.
Dalam proses penentuan pilihan dapat terasa susah dapat pula terasa gampang.
Dipaparkan oleh Muhaimin, dkk kalau pengambilan keputusan tergantung atas keterlibatan
yang dilakukan saat sebelum melakukan pilihan. Keterlibatan ini oleh Kotler dan Andreasen
dibagi jadi 2, yakni keterlibatan tingkat tinggi serta keterlibatan tingkat rendah. Keterlibatan
ini bisa pengaruhi jumlah pertimbangan yang dicoba oleh pembuat keputusan. Keterlibatan
tinggi terjalin apa apabila keputusan diakukan buat yang pertama kalinya, akibat yang tinggi,
tekanan dari kelompok luar yang kokoh. Jadi, keterlibatan tinggi ini bisa beransur- ansur
melemah( rendah) bila keputusan itu telah kerap dibuat.
1
DAFTAR PUSTAKA
https://www.coursehero.com/file/p7hvbqf/5-Pengambilan-Keputusan-Otomatis-yang-
Berkecepatan-Tinggi-Saat-ini-banyak/ Di akses 28 Februari 2022
https://pdfcoffee.com/bab-12docx-2-pdf-free.html
https://media.neliti.com/media/publications/241963-sistem-pendukung-keputusan-
sebagai-alat-dd09a696.pdf
Nadya Febriani, Tumiur, R., & Riyan Sukmawatu. (2021, May 18). MENINGKATKAN
https://www.researchgate.net/publication/351660661_MENINGKATKAN_PROSES_
PENGAMBILAN_KEPUTUSAN_SIM_-_KELOMPOK_3