Anda di halaman 1dari 4

M.

Iqbal Septianur
200413623287
Offering L-L
No. Absen 20
TUGAS PERTEMUAN 1
ASPEK HUKUM EKONOMI DAN BISNIS
FGD Bab 1. Hukum, Sumber Hukum dan Azas Hukum
A. Sumber-sumber yang bersifat
1. Sifat-sifat hukum
a. Mengatur (Fakultatif)
Hukum bersifat mengatur karena dalam hukum berisi berbagai macam bentuk
peraturan baik perintah maupun larangan yang mengatur setiap tingkah laku
masyarakat. Dengan adanya sebuah aturan berupa perintah dan larangan ini,
maka diharapkan akan tercipta ketertiban dan keteraturan dalam tatanan
kehidupan bermasyarakat. Pada norma-norma peraturan ditandai dengan kata
dapat ya atau tidak tergantung hubungan norma lainnya serta kebutuhan
subjek yang menjadi norma itu.
Contohnya:
Pasal 51 ayat (1) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, mengenai pembuatan penjanjian kerja bisa tertulis dan tidak
tertulis. Dikategorikan sebagai pasal yang sifatnya mengatur karena tidak
wajib perjanjian kerja itu dalam bentuk tertulis dapat juga lisan, tidak ada
sanksi bagi mereka yang membuat perjanjian secara lisan sehingga perjanjian
kerja dalam bentuk tertulis bukan hal yang memaksa.
b. Memaksa (Imperatif)
Sifat hukum selanjutnya adalah memaksa (imperatif atau dwingendrecht),
yaitu hukum bertindak sebagai peraturan yang dapat memaksa seseorang
untuk menaati serta mematuhinya dan memberikan sanksi tegas bagi yang
tidak patuh terhadap hukum tersebut. Dengan ini jelaslah bahwa hukum
bersifat memaksa karena hukum memiliki kewenangan dan juga kemampuan
untuk memaksa masyarakat untuk patuh dengan jalan penerapan sanksi yang
tegas untuk mereka yang melanggar.
Contohnya:
Apabila seorang guru SD akan mengadakan pungutan, maka ia tidak boleh
melanggar peraturan undang-undang yang mengatur tentang PNS, pendidikan,
korupsi dan sebagainya. Bila ia terbukti melakukan pelanggaran hukum karena
pungutan tersebut, maka ia dapat dilaporkan kepada pihak yang berwenang.
c. Melindungi
Hukum bersifat melindungi karena memang dibentuk dengan tujuan
melindungi dan menjamin setiap hak hak warga masyarakat. Hal ini agar
tercipta keseimbangan, keadilan dan ketertiban diantara berbagai kepentingan
anar masyarakat.
Contohnya:
hukum hak asasi dan hukum pelindungan anak
2. Sumber hukum dibagi menjadi dua yaitu
a. Sumber Hukum Material
Sumber hukum material merupakan semua norma, kaidah, atau aturan yang
menjadi pedoman manusia dalam bertindak. Lebih jelasnya, sumber hukum
material ditentukan berdasaarkan perasaan ataupun keyakinan dari seorang
individu atau kelompok masyarakat. Hukum material bersumber dari pendapat
masyarakat sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku.
Contohnya: agama, kesusilaan, kehendak Tuhan, akal budi, hubungan sosial,
dan sebagainya.
b. Sumber Hukum Formal
Sumber hukum formal merupakan hasil penerapan dari sumber hukum
material. Penerapan ini dilaksanakan supaya seluruh objek hukum dapat
menaatinya serta hukum dapat berjalan secara baik. Sumber hukum formal
juga dibagi menjadi beberapa jenis sumber hukum di antaranya yaitu:
1. Undang-undang
Undang-undang adalah segala sesuatu aturan yang memiliki kekuatan
hukum yang mengikat, yang dijaga oleh pemerintah negara itu.
Contohnya: Undang-Undang (UU), Peraturan Pemerintah (PP), Perpu dan
lain sebagainya.
2. Kebiasaan
Kebiasaan adalah segala macam tingkah laku yang sama dan dilaksanakan
secara terus menerus sehingga menjadi hal yang umum dilakukan.
Contohya: Adat istiadat didaerah yang dilakukan dengan cara turun-
temurun yang telah menjadi hukum pada daerah tersebut.
3. Yurisprudensi
Yurisprudensi adalah segala macam keputusan hakim dari masa lampau
atau masa lalu terhadap sebuah perkara yang sama, sehingga dijadikan
keputusan oleh para hakim di masa kini.
4. Traktat
Traktat adalah segala macam bentuk pernjanjian yang dilakukan oleh dua
negara atau lebih. Dan perjanjian itu memiliki sifat yang mengikat untuk
antar negara-negara yang bersangkutan pada traktat ini dan secara otomatis
traktat tersebu juga mengikat warga negara dari negara yang bersangkutan.
Contoh Sumber hukum Traktat dalam sebuah negara dibedakan menjadi
dua, yaitu:
 Traktat bilateral: adalah suatu jenis traktat atau perjanjian yang
dibentuk oleh dua negara saja.
 Traktat multilateral: adalah suatu perjanjian internasional yang
dibentuk oleh banyak negara.
5. Doktrin
Doktrin adalah segala macam pendapat para ahli hukum terkenal yang
dijadikan suatu patokan atau pedoan atau asas-asas yang penting dalam
hukum dan penerapannya.
B. Hukum dan Social
Menurut Fitzgerald, dimana ini dikutip oleh Satipto Rahardjo menyatakan bahwa
sumber hukum yang melahirkan hukum dapat digolongkan menjadi dua kategori,
yaitu sumber-sumber yang bersifat hukum dan sumber-sumber yang bersifat sosial.
Sumber-sumber hukum yang bersifat hukum merupakan sumber yang diakui oleh
hukum sendiri dan secara langsung melahirkan atau menciptakan hukum. Sumber-
sumber hukum yang bersifat sosial merupakan sumber yang tidak mendapatkan
pengakuan secara formal oleh hukum, sehingga tidak secara langsung bisa diterima
oleh hukum.
C. Perundang-undangan
Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang memuat norma hukum
yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau
pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan
Perundang-undangan.
Contohnya: UUD 1945, Hukum Pidana (KUHP), Hukum Perdata (KUHPer/BW),
Pengganti Undang-Undang, Peraturan Presiden, TAP MPR, GBHN.

D. Kebiasaan
Kebiasaan adalah perbuatan yang tetap dilakukan berulang-ulang dalam masyarakat
mengenai suatu hal tertentu. Apabila suatu kebiasaan tertentu diterima oleh
masyarakat, dan kebiasaan itu selalu dilakukan berulang-ulang karena dirasakan
sebagai sesuatu yang memang seharusnya, dan penyimpangan dari kebiasaan tersebut
dianggap sebagai pelanggaran perasaan hukum yang hidup dalam masyarakat, maka
timbulah suatu kebiasaan hukum, yang oleh pergaulan hidup dalam masyarakat
dipandang sebagai hukum.
Contohnya:
 Adat-istiadat/ kebiasaan orang Bali yang mengharuskan hukum upacara
pembakaran mayat bagi orang yang meninggal (ngaben).
 Adat-istiadat orang Batak yang melarang terjadinya pertukaran pengantin
antara dua marga dalam sistem perkawinan mereka.
 Adat-istiadat suku Dayak yang mengharuskan perkawinan dilaksanakan
melalui sistem endogamy, yakni sistem perkawinan yang terjadi antarkeluarga
yang masih terdapat dalam satu rumpun suku bangsa yang bersangkutan
E. Preseden
Preseden ini merupakan satu lembaga yang lebih dikenal dalam sistem hukum Anglo-
Saxon atau common law system. Sejumlah besar jus non scriptum yang membentuk
sistem common law itu hampir seluruhnya terdiri dari hasil-hasil keputusan
pengadilan. Hasil-hasil ini dihimpun ke dalam sejumlah sangat besar law reports yang
sudah dimulai sejak akhir abad ketigabelas. Sifat preseden dalam sistem peradilan
Anglo-Saxon (common law system) bisa bersifat ‘the binding force of precedent’
(preseden yang mengikat) dan ‘persuasive precedent’ (preseden yang persuasif). Dua
sifat preseden ini sangat bergantung dengan yurisdiksi yang berada di negara
bersangkutan.
Contohnya: Jika ada kasus yang diputus di sebuah negara Anglo-Saxon, pengadilan di
negara Anglo-Saxon lain (yang memiliki sistem hukum yang sama) bisa
mengevaluasi dasar putusan itu tanpa harus terikat). Misalnya, preseden yang dibuat
oleh Mahkamah Agung di Inggris, bisa bersifat persuasif untuk diikuti oleh
pengadilan-pengadilan yang memiliki yurisdiksi ‘tetangga’ dengannya, seperti
pengadilan di Australia. Ini disebabkan karena konsep negara mereka yang masih
menganut negara persemakmuran.

Anda mungkin juga menyukai