Anda di halaman 1dari 3

M.

Iqbal Septianur

200413623287

No. Absen ke-20

Dalam hal pengertian, Hukum Pasar Modal adalah hukum yang mengatur hubungan hukum antara
investor (yang memiliki dana) dengan Emiten atau Perusahaan Publik (yang membutuhkan dana)
melalui Bursa Efek sebagai media tempat bertemu; sedangkan Hukum Penanaman Modal adalah
hukum yang mengatur tentang bagaimana investor asing yang bermaksud menanamkan modalnya
(dalam bidang usaha tertentu) di Indonesia. Penamanan modal ini tentunya bisa dilakukan secara
langsung sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Dengan demikian maka
terminologi ”pasar” memiliki perbedaan arti dengan terminologi ” penamanan”. Hukum Pasar Modal
lebih ditujukan kepada penanaman modal tidak langsung (indirect Investment). Sementara itu,
Hukum Penanaman Modal lebih mengarah kepada aspek penanaman modal yang sifat langsung
(direct investment), sehingga keduanya memang jelas memiliki perbedaan. Letak perbedaan di
antara keduanya terletak pada tujuan investasi. Hukum Pasar Modal tujuan investasinya adalah
jangka pendek, sementara itu, Hukum Penanaman Modal tujuan investasinya lebih menekankan
kepada investasi jangka panjang.

Selain itu, perbedaan lainnya jika mengacu pada undang-undang yang ada, pada Hukum Pasar Modal
diatur oleh Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UU-PM) (yang didalamnya
terdiri atas 18 BAB dan 116 pasal); sedangkan Hukum Penanaman Modal diatur melalui Undang-
undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (UU-PMD) (yang di dalamnya terdiri atas 18
bab dan 40 pasal), yang mana di dalamnya juga mengatur tentang masuknya modal asing ke
Indonesia.

Hukum Pasar Modal didefinisikan sebagai kegiatan Penawaran Umum yang dalam Pasal 1 ayat (15)
UU-PM dikatakan sebagai kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh Emiten untuk menjual Efek
kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam UU-PM dan peraturan pelaksanaannya.
Dengan ketentuan di atas, maka di Pasar Modal fokus utamanya adalah jual dan beli Efek berupa
surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit
penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka Efek dan setiap derivatif dari Efek.

Pasar modal melakukan kegiatan seperti:

1. Penawaran umum Menurut pasal 1 Angka 15 UUPM, penawaran umum adalah kegiatan
penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat
berdasarkan tata cara yang diatur dalam peraturan pasar modal.
2. Kegiatan perdagangan efek Kegiatan perdagangan efek adalah tempat investor pemegang
efek untuk memperoleh likuiditas dengan menjual efeknya di bursa efek dan sebagai
mendapatkan efek bagi investor yang ingin memilikinya. Investor yang telah membeli efek
pada masa penawaran umum dan ingin menjual efek tersebut, maka dapat memilih
mentransaksikan efek tersebut di bursa.
3. Kegiatan yang berkaitan dengan perusahaan public Berdasarkan pasal 1 Angka 8 UU No. 40
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, perseroan public adalah perseroan yang memenuhi
kriteria jumlah pemegang saham dan modal disetor sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang pasar modal.
4. Kegiatan yang berkaitan dengan lembaga atau profesi berkaitan dengan efek Di pasar modal,
terdapat banyak lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek baik lembaga yang
memberikan bantuan dan kontribusi penting bagi kegiatan penawaran efek di pasar perdana
maupun pada perdagangan efek di pasar sekunder.

Hukum pasar modal dalam perkembangan terdiri atas aturan yang bersifat:

 Institutional regulation
Aturan yang mengatur kelembagaan di pasar modal.
 Functional regulation
Aturan yang mengatur aktivitas atau kegiatan, prosedur, perizinan, dan hal lain yang
memungkinkan berfungsinya pasar modal.

Hukum pasar modal dirancang sesuai dengan tujuan agar kegiatan di pasar modal dapat berjalan
adil, tertib dan teratur. Menurut Michael J. Watson Q. C., salah satu dari prinsip yang wajib
diperhatikan ketika membuat aturan hukum pasar modal adalah prinsip keadilan atau fairness in the
market yaitu membuat aturan yang secara adil, menjamin kesempatan, informasi dan risiko yang
sama dalam berinvestasi kepada semua investor. Hukum pasar modal wajib menjamin transparansi
dan prinsip keterbukaan informasi (disclosure principle). Karena informasi merupakan hal yang
sangat penting di pasar modal mengingat informasi dapat mempengaruhi keputusan investasi dan
mempengaruhi harga efek.

Selain itu, hukum pasar modal juga harus dirancang agar perdagangan efek dilakukan secara jujur,
adil dan terbuka sehingga dapat dicegah terjadinya kejahatan dan pelanggaran di pasar modal
seperti manipulasi pasar, penipuan dan insider trading. Hukum pasar modal juga harus mampu
menentukan standar kompetensi dan perilaku pihak yang terkait di pasar modal agar investor benar-
benar mendapatkan saran investasi dan jasa di bidang pasar modal yang sangat kompleks dari pihak
yang kompeten. Selain itu, hukum pasar modal harus dibentuk dengan tujuan untuk menjamin
kepercayaan investor pada integritas pasar modal yang didukung dengan aturan mengenai
ketentuan modal, jaminan penyelesaian transaksi, asuransi, penyelesaian, sengketa dalam hal terjadi
penyelenggaraan atau kejahatan pasar modal.

Landasan dan sumber-sumber dari hukum pasar modal:

1. Undang-undang pasar modal


UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
2. Undang-undang terkait
a. UU No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.
b. UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
c. UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman modal.
d. UU No. 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara.
e. UU No. 24 Tahun 2004 tentang Surat Utang Negara.
f. UU No. 25 Tahun 2003 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang.
g. UU No. 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan.
3. Peraturan pemerintah
a) PP No. 12 Tahun 2004, perubahan atas PP No. 45 Tahun 1995 tentang
Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal.
b) PP No. 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal.
c) PP No. 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal.
4. Keputusan Menteri Keuangan
a) Permenkeu No. 153/KMK. 010/2010 tentang Kepemilikan Saham dan Permodalan
Perusahaan Efek.
b) Kepmenkeu No. 455/KMK.01/1997 tentang Pembelian Saham oleh Pemodal Asing
melalui Pasar Modal.
c) Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 645/KMK. 010/1995 tentang
Pasar Modal sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri
Keuangan No. 284/KMK.010/1995.
d) Kepmenkeu No. 646/KMK.01/1995 tentang Pemilikan Saham atau Unit Penyertaan
Reksa Dana oleh Pemodal Asing.

Menurut saya, undang-undang tentang perlindungan pasar modal sangat penting. Berdasarkan
fungsinya, hukum pasar modal berfungsi untuk melindungi pembeli ekuitas (investor) dan
mengembangkan pasar modal dalam arti mendorong perusahaan untuk “go public” dan masyarakat
untuk menjadi investor daripada spekulan.

Contoh

Menurut R. La Porta di dalam “Journal of Financial Economics”, bentuk dari perlindungan hukum
terbagi atas dua sifat, yaitu: pencegahan dan hukuman. Contoh dari pencegahan ini seperti
dibentuknya badan atau lembaga-lembaga yang mengatur mengenai pasar modal, untuk mencegah
dan menyelesaikan masalah yang ada di bidang pasar modal. Sedangkan contoh dari hukuman ini
seperti adanya sanksi atau hukuman serta denda bagi para pelanggar untuk meminimalisir dan
menghindari adanya kejahatan dalam pasar modal.

Anda mungkin juga menyukai