Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Revisi 00
UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari
ACARA 2.1.2
Uji Simpanan Amilum Pada Daun Monokotil dan Dikotil
Dengan Larutan J-KJ
ACARA 2.1.2
Uji Simpanan Amilum Pada Daun Monokotil dan Dikotil
Dengan Larutan J-KJ
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ciri-ciri khusus yang hanya dimiliki oleh tumbuhan hijau adalah
kemampuan untuk berfotosintesis atau asimilasi zat. Di benua Amerika, lebih
dikenal dengan istilah fotosintesis, sedangkan pada benua Eropa, fotosintesis
lebih dikenal dengan istilah asimilasi zat. Fotosintesis adalah kemampuan
dalam menggunakan zat karbon dari udara untuk diubah menjadi bahan
organik serta diasimilasi dalam tubuh tumbuhan. Hasil utama dari fotosintesis
adalah karbohidrat, yang berfungsi meningkatkan raga ketika tanaman tumbuh
dan berkembang (Munawar, 2018).
Pokok organ tumbuhan adalah daun. Bentuk umum dari daun yaitu
pipih bilateral, berwarna hijau, dan tempat utama terjadinya fotosintesis.
Berdasarkan kotiledon, daun tumbuhan menjadi 2 jenis, yaitu monokotil dan
dikotil. Monokotil merupakan daun dari tanaman yang berkeping lembaga
satu, sedangkan dikotil mempunyai keping lembaga dua.
Amilum termasuk karbohidrat jenis polisakarida. Polisakarida terdapat
banyak di alam dimana sebagian besar terdapat di dalam tumbuhan (Horianski
et al, 2016). Pati atau biasa disebut dengan amilum merupakan suatu senyawa
organik yang tersebar luas dalam kandungan tanaman. Amilum dapat
dihasilkan dari daun hijau sebagai bentuk dari produk fotosintesis yang
bersifat sementara. Amilum juga tersimpan sebagai bahan makanan cadangan
untuk tanaman yang dapat ditemukan dalam biji, jari-jari teras, kulit batang,
akar tanaman menahun, dan umbi-umbian (Seo et al, 2017). Pati atau amilum
ini bersfiat tidak larut dalam air pada suhu kamar, berwujud bubuk putih, tidak
ada rasanya dan tidak berbau (Ariani et al, 2017).
Orang pertama yang membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan
amilum adalah Julius Von Sachs. Sachs membuktikan bahwa fotosintesis
menghasilkan amilum dengan cara di uji dengan yodium. Reaksi amilum dan
yoidum akan menghasilkan warna hitam. Percobaan ini dikenal dengan nama
“uji yodium” (Nurjannah, 2014). Oleh karena itu praktikum mengenai uji
simpanan amilum pada daun ini dilakukan.
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Revisi 00
UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari
B. Tujuan
Tujuan yang difokuskan pada praktikum ini adalah menguji bahwa
fotosintesis menghasilkan amilum dan mempelajari bahwa cahaya matahari
dibutuhkan dalam proses fotosintesis..
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Fotosintesis
Tumbuhan dapat membuat makanannya sendiri. Cara tumbuhan
membuat makanan disebut dengan fotosintesis. Fotisintesis berasal dari bahasa
Yunani, yang artinya adalah pembentukan makanan menggunakan cahaya
(foto=cahaya, sintesis=pembentukan). Cahaya dapat berasal dari matahari
ataupun lampu. Cahaya diserap oleh tumbuhan melalui zat hijau daun atau
pigmen fotosintesis yang disebut dengan klorofil. Klorofil terdapat pada
kloroplas di dalam sel-sel daun (Muna, 2012)
Fotosintesis merupakan proses sintesis karbohidrat dari bahan-bahan
anorganik (CO2 dan H2O) pada tumbuhan berpigmen dengan bantuan energi
cahaya mahatari. Persamaan reaksi kimia dari fotosintesis adalah sebagai
berikut.
Cahaya matahari
6 CO 2 + 6 H 2 O C 6 H 12 O6 + 6 O2
Pigmen fotosintesis
Berdasarkan reaksi fotosintesis diatas, CO2 dan H2O merupakan substrat
dalam reaksi fotosintesis dan dengan bantuan cahaya matahari dan pigmen
fotosintesis (Song, 2012).
Tahapan yang terjadi dalam fotosintesis ada 2. Tahapan yang pertama
yaitu reaksi terang dan yang kedua yaitu reaksi gelap. Reaksi terang adalah
reaksi yang membutuhkan bantuan cahaya untuk menghasilkan energi kimia.
Tahapan reaksi terang terjadi dalam membran trilakoid. Pada reaksi ini,
molekul air akan diuraikan menjadi ion hidrogen dan oksigen sebagai produk
samping. Di sisi lain, reaksi gelap adalah reaksi yang tidak memerlukan
cahaya, akan tetapi reaksi ini memerlukan energi yang dihasilkan dari reaksi
terang. Reaksi gelap membutuhkan stoma sebagai tempat untuk bereaksi
(Recee et al, 2017)
Setiap jenis tumbuhan memiliki laju fotosintesis yang berbeda-beda
karena adanya pengaruh faktor internal maupun ekesternal. Faktor internal
yaitu morfologi, karakter, anatomi dan fisiologi. Demikian pula, laju
fotosintesis pada individu satu dengan individu lain pada jenis yang sama juga
akan berbeda karena faktor eksternal seperti intensitas cahaya, suhu udara,
kelembaban udara, pH tanah dan air (Mansur, 2016)
B. Amilum
Karbohidrat terdiri dari unsur C, H, dan O. Jumlah atom hidrogen dan
oksigen memiliki perbandingan 2:1 (Poedjiadi, 1994 dalam Hasanah, 2014).
Karbohidrat dapat dibedakan menjadi monosakarida, oligosakarida dan
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Revisi 00
UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari
Bahan yang ketiga yaitu alkohol 70% yang berfungsi untuk melarutkan
klorofil pada daun. Lalu air, yang digunakan untuk menghilangkan sisa
alkohol maupun larutan J-KJ. Kertas timah atau alumuium foil yang berfungsi
untuk menutupi sebagian bagian daun dari paparan sinar matahari, dan yang
terakhir yaitu tissue sebagai pembersih noda saat praktikum dilaksanakan..
B. Cara Kerja
Hal pertama yang perlu dilakukan adalah masing-masing daun,
sebagian ditutup menggunakan alumunium foil pada pagi hari selama sehari
atau 24 jam sebelum pengujian kandungan amilum dilaksanakan. Setelah
sebagian daun tersebut dipaparkan sinar matahari dan sebagian tidak selama
sehari, sampel daun tersebut dimasukkan ke dalam gelas alumunium berisi
alkohol selama 20 menit dalam kondisi mendidih hingga daun berubah warna
menjadi lebih pucat. Setelah dipanaskan di dalam alkohol, masing-masing
daun dicelupkan ke dalam air panas untuk dibersihkan alkoholnya. Kemudian,
masing-masing daun dimasukkan ke larutan J-KJ selama dua menit. Setelah
dikira-kira daun sudah terkena larutan J-KJ di semua bagian, daun dicuci
didalam air dingin hingga larutan J-KJ hilang. Setelah itu, daun dibentangkan
dan dilihat perbedaan warna antara bagian yang tertutup alumunium foil
ataupun tidak.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 1. Hasil pengamatan amilum pada daun monokotil
No Nama Tumbuhan Warna biru pada daun setelah test JKJ
Ditutup Al.foil Dibiarkan terbuka
1. Daun palem - -
2. Rumput - +
3. Daun iris - +
Keterangan : ( - ) tidak terdapat amilum
( + ) terdapat amilum
Tabel 1 menyatakan bahwa pada daun monokotil, bagian yang ditutup
oleh alumunium foil tidak terdapat amilum. Dan pada daun palem, bagian
yang tidak tertutup alumunium foil juga tidak terdapat amilum, sedangkan
pada rumput dan daun iris bagian yang tidak tertutup alumunium foil terdapat
kandungan amilum
Tabel 2. Hasil pengamatan amilum pada daun dikotil
No Nama Tumbuhan Warna biru pada daun setelah test JKJ
Ditutup Al.foil Dibiarkan terbuka
1. Bunga Sepatu - +
2. Daun Jeruk - +
3. Daun Jarak - +
Keterangan : ( - ) tidak terdapat amilum
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Revisi 00
UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari
( + ) terdapat amilum
Tabel 2 menyatakan bahwa pada daun dikotil, bagian yang tidak
tertutup oleh alumunium foil tidak terdapat amilum. Di sisi lain, bagian yang
tidak tertutupi oleh alumunium foil ada kandungan amilumnya.
B. Pembahasan
Praktikum mengenai uji simpanan amilum pada daun monokotil dan
dikotil ini bertujuan untuk menguji kandungan amilum yang terdapat dalam
daun sebagai hasil dari fotosintesis dan mempelajari bahwa cahaya matahari
dibutuhkan dalam proses fotosintesis. Diketahui bahwasanya fotosintesis
merupakan proses sintesis karbohidrat dari bahan-bahan anorganik pada
tumbuhan berpigmen dengan bantuan sinar matahari yang akan menghasilkan
hasil fotosintesis salah satunya adalah amilum (Song, 2012). Penutupan daun
menggunakan alumunium foil pada pagi hari, tepatnya sebelum matahari terbit
memiliki maksud agar daun tersebut tidak mengalami reaksi fotosintesis
karena tidak mendapat energi yang cukup berupa cahaya matahari serta karbon
dioksida (CO 2) sehingga daun tersebut tidak dapat memproduksi amilum.
Pada perlakuan selanjutnya yaitu mencelupkan daun ke dalam alkohol
70% yang mendidih. Perlakuan tersebut memiliki maksud supaya klorofil pada
daun yang akan diuji terlarut sehingga perubahan warna yang terjadi lebih
mudah untuk diamati setelah diberi larutan JKJ. Berikutnya yaitu perlakuan
mencelupkan daun ke air panas. Perlakuan tersebut memiliki tujuan untuk
melarutkan alkohol yang menempel pada daun. Selanjutnya yaitu pemberian
larutan JKJ. Larutan tersebut memiliki peran yang cukup penting pada
percobaan ini, fungsinya yaitu sebagai indikator kandungan amilum pada daun
akibat dari reaksi fotosintesis (Stirbet, 2020). Cara kerja dari larutan tersebut
adalah dengan menunjukkan perbedaan warna pada daun setelah pemberian
larutan, jika bagian daun berwarna biru maka bagian tersebut mengandung
amilum, sedangkan jika bagian daun tidak berwarna biru atau pucat maka
bagian tersebut tidak mengandung amilum.
Berdasarkan hasil percobaan pada tabel 1 maupun 2, dapat diketahui
bahwa semua bagian daun yang tertutup alumunium foil tidak berwarna biru
atau pucat. Artinya, pada bagian tersebut, daun tidak dapat melakukan proses
fotosintesis sehingga tidak dapat memproduksi amilum. Di sisi lain, setelah
kloroplas pada daun diberi larutan JKJ, terlihat butiran amilum berwarna biru
tua pada daun (Weryszko-Chmielewska, 2011). Artinya, sebagian dari daun
yang tidak tertutup alumunium foil dapat melakukan proses fotosintesis
sehingga bagian tersebut dapat memproduksi amilum. Hal ini sesuai dengan
teori karena reaksi dari fotosintesis memerlukan bantuan cahaya matahari
untuk menghasilkan amilum. Namun, terdapat 1 daun yang didapati tidak
sesuai dengan teori. Daun tersebut adalah daun palem yang mana termasuk
dalam tumbuhan monokotil. Menurut hasil yang didapat, bagian dari daun
palem yang tidak ditutupi oleh alumunim foil berwarna pucat. Artinya, bagian
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Revisi 00
UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari
dari daun tersebut tidak menghasilkan amilum. Seharusnya hal ini tidak terjadi
karena daun yang tidak tertutup alumunium foil dapat melakukan proses
fotosintesis dan juga dapat menghasilkan amilum. Kemungkinan timbulnya
ketidaksesuaian tersebut adalah bahwa daun palem memiliki sedikit atau
bahkan tidak memiliki kloroplas yang digunakan untuk melakukan reaksi
fotosintesis.
Faktor yang memengaruhi fotosintesisi sehingga dihasilkannya amilum
yaitu cahaya, dan kandungan kloroplas pada daun. Jika kedua faktor tersebut
terpenuhi, maka daun dapat memproduksi amilum dibuktikan adanya
perubahan warna yang terjadi setelah pemberian larutan JKJ. Bila salah satu
dari kedua faktor tersebut tidak terpenuhi, maka daun tidak melakukan
fotosintesis sehingga tidak menghasilkan amilum.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan
bahwa amilum dapat dihasilkan dari daun monokotil maupun dikotil asalkan
terkena atau terpapar cahaya matahari. Namun, jenis dari daun juga
berpengaruh terhadap fotosintesisi karena tidak semua daun memiliki pigmen
fotosintesis yang digunakan untuk memproduksi amilum.
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Revisi 00
UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari
Ariani, L.V., Estiasih, T., Martati, E. Karakteristik Sifat Fisiko Kimia Ubi Kayu
Berbasis Kadar Sianida. Jurnal Teknologi Pertanian. 18(2). 119-128.
Christy, L.F. 2015. Identifikasi Tulang Daun Monokotil dan Dikotil Dengan Metode
Manual Thresholding. Skripsi. Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga
Hasanah, I. 2014. Studi Komparasi Kandungan Karbohidrat Tepung Biji Mangga
Manalagi dan Arumanis Sebagai Alternatif Sumber Karbohidrat Pada
Pembuatan Jenang Pelok. Skripsi. Institut Agama Islam Negeri Walisongo.
Semarang.
Horianski, M.A., Peralta, J.M, Brumovsky. 2016. In Vitro Digestibility and Pasting
Properties of Epichlorohydrin modified cassava Starch. Nutrition and Fod
Science. 46(4). 517-528
Mansur, M. 2016. Laju Fotosintesis Jenis-Jenis Pohon Pionir Hutan Sekunder di
Taman Nasional Gunung Halimun-Salak Jawa Barat. Jurnal Teknologi
Lingkungan. 12(1). pp.35-42.
Munawar, A. 2018. Kesuburan tanah dan nutrisi tanaman. PT Penerbit IPB Press.
Muna, I. A. 2012. Miskonsepsi Materi Fotosintesis dalam Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) di SD/MI. Cendekia: Jurnal Kependidikan Dan
Kemasyarakatan. 10(2). 201-214.
Nurjannah, F. 2014. Analisis Kemampuan Generik Siswa Melalui Kegiatan
Praktikum Fotosintesi. Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta
Reece, J.B., Urry, L.A., Cain, M.L. Wasserman S.A and Minorsky, P.V. 2017.
Campbell Biology. 11th edition. Pearson Education, Inc. USA.
Seo, B., Yuniningsih, S., Anggraini, S.P.A. 2017. Pengaruh Kadar Amilum dan
Ukuran Partikel Terhadap Kualitas Briket Arang Dari Tempurung
Kelapa, eUREKA: Jurnal Penelitian Teknik Sipil dan Teknik Kimia, 1(1).
Song, A.N. 2012. Evolusi fotosintesis pada tumbuhan. Jurnal Ilmiah Sains. 12(1).
pp.28-34.
Weryszko-Chmielewska, E., Haratym, W. 2011. Changes in leaf tissues of common
horse chestnut (Aesculus hippocastanum L.) colonised by the horse-chestnut
leaf miner (Cameraria ochridella Deschka and Dimic). Acta
agrobotanica. 64(4).