Gita Millenia Prameswari (180111100260) - Sejarah Perkembangan Penjatuhan Hukuman (Penologi)
Gita Millenia Prameswari (180111100260) - Sejarah Perkembangan Penjatuhan Hukuman (Penologi)
NIM : 180111100260
Negara Indonesia ialah biasa dikatakan sebagai Negara Hukum yang pengaturannya
tergolong sebagai Civil Law System tapi terkadang juga disebut sebut sebagai sistem campuran,
di Indonesia sendiri memiliki pengaturan dalam bidang hukum berbagai macam seperti UUD,
Dalam KUH Pidana terdapat UU yang mengatur secara spesifik dan khusus seperti UU
No.35 th.2009 tentang Narkotika ataupun UU Korupsi dan sebagainya. Penjatuhan pidana bagi
seseorang yang melakukan tindak pidana, sebelum negara terbentuk mengalami proses yang
cukup panjang. Penjatuhan pidana yang dimaksud terdiri dari tiga tahap yaitu1:
a. Dengan cara membalas atau lex talionis atau biasa disebut asas pembalasan.
b. Dengan cara memberikan ganti rugi kepada korban atau keluarga korban.
c. Setelah negara terbentuk, hukum pidana telah tertulis dan aparat pemerintah, seperti
kepolisian, kejaksaan dan kehakiman sudah terbentuk, maka penyelesaian suatu perkara pidana
Sudah menjadi pengetahuan kita bahwa, pidana penjara di Indonesia sudah diterapkan pada saat
masa penjajahan kolonial Belanda, yaitu tepatnya pada tahun 1872, telah diberlakukannya KUHP
bagi kaum pribumi, serta pada tahun 1918, telah diundangkan KUHP menjadi satu, tidak ada lagi
hukum bagi bangsa Eropa maupun bagi kaum pribumi, dan dikodifikasikan menjadi satu, serta yang
terakhir pada tahun 1946, dimana kesemuanya itu didalamnya terdapat stelsel hukum pidana penjara
dalam sistem pelaksanaan pidana penjara. Perubahan tersebut dimulai dari perubahan nama
“Lembaga Penjara” menjadi “Lembaga Pemasyarakatan”, dan penggunaan kata penjara supaya
diganti dengan kata pemasyarakatan. Kemudian juga diterbitkannya berbagai peraturan pelaksanaan
Kesimpulan yang dapat penulis berikan ialah bahwasannya perkembangan penjatuhan hukuman
di Indonesia semakin meningkat dengan majunya perkembangan Teknologi dan zaman millenial ini
sudah sangat berbeda efesiensi implementasi hukum di Negara Indonesia. Melihat adanya
pengesahan UU Cipta Kerja yang lebih condong ke Common Law membuat penegakan hukumnya
semakin berkurang intensitas kerjanya. Dalam sudut pandang lain implementasi hukum tetap
dikendalikan sepenuhnya oleh Hakim yang menjadi inti dari segala Putusan yang dia buat dan dia
tetapkan, sehingga terkadang Hukum itu bisa Adil dengan seadil – adilnya tetapi hukum juga bisa