GASAL 2020/2021
Kode Mata Kuliah : .......................................
Nama Mata Kuliah : Penologi
Kelas :B
Program Studi : Ilmu Hukum
Semester : Gasal
Hari / Tanggal : Sabtu, 21 November 2020
Waktu : 90 Menit
Dosen Pengampu : Dewi Muti’ah S.H., M.H
Sifat Ujian : Terbuka
Nama : Gita Millenia Prameswari
NIM : 180111100260
Soal :
1. apakah landasan pembenar penjatuhan pidana sama dengan teori tentang tujuan
pemidanaan? (Skor 10)
Jawaban :
Termasuk sama tapi bisa Ya dan Tidak, karena keduanya itu saling berkaitan dengan
penjatuhan hukuman pidana pada tersangka. Oleh karena itu Pidana bersifat pembalasan karena
ia hanya dijatuhkan terhadap delik-delik, yaitu perbuatan yang dilakukan secara sukarela,
pembalasan adalah sifat suatu pidana tetapi bukan tujuan. Tujuan pidana ialah melindungi
kesejahtraan masyarakat.
Menurut Vos (Andi Hamzah, 2005 : 37) ”pidana berfungsi sebagai prevensi umum,
bukan yang khusus kepada terpidana, karena kalau ia sudah pernah masuk penjara ia tidak terlalu
takut lagi, karena sudah berpengalaman.”
Teori dalam tujuan pidana terbagi menjadi 3 teori :
- Teori Retributif
Pemidanaan diberikan karena dianggap karena si pelaku pantas menerimanya demi kesalahannya
sehingga pemidanaan menjadi retribusi yang adil dari kerugian yang telah diakibatkan
- Teori Relatif
Tujuan pemidanaan sebagai sarana pencegahan, baik pencegahan khusus yang ditujukan kepada
pelaku maupun pencegahan umum yang ditujukan kepada masyarakat.
- Teori Gabungan
Tujuan pemidanaan bersifat plural karena menggabungkan antara prinsip-prinsip dari teori
sebelumnya sebagai satu kesatuan.
2. Jelaskan perbedaan antara pidana penjara, pidana kurungan, pidana tutupan, dan
pidana denda. (Skor 10)
Jawaban :
Hukuman penjara maupun kurungan, keduanya adalah bentuk pemidanaan dengan menahan
kebebasan seseorang karena melakukan suatu tindak pidana sebagaimana dijelaskan dalam Pasal
22 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (“KUHP”). Pidana penjara dan kurungan adalah
pidana pokok yang dapat dijatuhkan hakim selain pidana mati, pidana denda, dan pidana tutupan
(Pasal 10 KUHP).
a. Pidana penjara
Pidana penjara dapat dikenakan selama seumur hidup atau selama waktu tertentu, antara satu
hari hingga dua puluh tahun berturut-turut (baca Pasal 12 KUHP) serta dalam masa hukumannya
dikenakan kewajiban kerja (Pasal 14 KUHP). Pidana penjara dikenakan kepada orang yang
melakukan tindak pidana kejahatan
b. Pidana kurungan
Pidana kurungan dikenakan paling pendek satu hari dan paling lama satu tahun (Pasal 18 ayat
(1) KUHP) tetapi dapat diperpanjang sebagai pemberatan hukuman penjara paling lama satu
tahun empat bulan (Pasal 18 ayat (3) KUHP) serta dikenakan kewajiban kerja tetapi lebih ringan
daripada kewajiban kerja terpidana penjara (Pasal 19 ayat (2) KUHP).
Pidana kurungan dikenakan kepada orang yang melakukan tindak pidana pelanggaran (lihat
buku ketiga KUHP tentang Pelanggaran), atau sebagai pengganti pidana denda yang tidak bisa
dibayarkan (Pasal 30 ayat (2) KUHP).
c. Pidana denda
Denda adalah sanksi atau hukuman yang diterapkan dalam bentuk keharusan untuk
membayar sejumlah uang, yang mana hal tersebut dikenakan akibat adanya pelanggaran terhadap
undang-undang yang berlaku dan norma-norma yang berlaku atau pengingkaran terhadap sebuah
perjanjian yang telah disepakati sebelumnya.
Di dalam KUHP, pengaturan pidana denda terdapat dalam Pasal 10 jo. Pasal 30 KUHP. ...
Dalam Pasal 106 ayat (1), dipidana dengan pidana kurungan paling lama tiga (3) bulan atau
denda paling banyak Rp. 750.000,00 (Tujuh ratus lima puluh ribu rupiah).
d. Pidana tutupan
Pidana tutupan merupakan salah satu bentuk pidana pokok yang diatur dalam Pasal 10 Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana (“KUHP”). ... (1) Dalam mengadili orang yang melakukan
kejahatan yang diancam dengan hukuman penjara, karena terdorong oleh maksud yang patut
dihormati, hakim boleh menjatuhkan hukuman tutupan.
Jawaban :
Hukum Pidana adalah keseluruhan dari peraturan-peraturan yang menentukan perbuatan apa
yang dilarang dan termasuk ke dalam tindak pidana, serta menentukan hukuman apa yang dapat
dijatuhkan terhadap yang melakukannya. Menurut Prof. Moeljatno, sehingga kesimpulannya
pedoman dan tujuan pidana bukanlah sesuatu yg dilarang melainkan hanyalah sebuah teori yg
harus diterapkan ketika hukum acara pidana berlangsung.
Jawaban :
Sebelum abad ke 18 belum terdapat penjara dalam arti yang sebenarnya kecuali rumah tahanan
yang hanya dipergunakan untuk pelanggar hukum kelas ringan atau mereka yang sedang
menantikan peradilannya. Sejarah dan perkembangan kepenjaraan yang mengenai perlakuan
terhadap para pelanggar hukum yang serius tidak pernah berhenti dipersoalkan.
- Sistem Pennsylvania
Dalam sistem ini menjalani pidana penjara itu secara terasing dalam sebuah sel. Selain itu
dalam sistem Pennsylvania ini dikeluarkan larangan bercakap-cakap antara orang-orang
hukuman satu sama lain. Siterpidana dapat melakukan komunikasi hanyalah dengan sipenjaga
sel. Sistem ini mengharapkan terpidana yang menjalani pidana penjara dapat insaf atas perbuatan
jahatnya dan dapat memperkuat daya menolak dari setiap pengaruh yang jahat.
- Sistem Auburn
Menurut sistem ini terpidana penjara pada waktu malam hari diasingkan, ditutup dalam
sebuah sel. Sedangkan pada siang hari diizinkan untuk bekerja bersama-sama dengan terpidana
lainnya, dengan larangan berbicara antara satu dengan yang lain. Apabila ada yang kedapatan
sedang bercakap-cakap dikenakan hukuman cambuk. untuk menjaga supaya tidak berkeliaran,
maka mereka dirantai kakinya sebelah dan berjalan berbaris, serta satu dengan yang lain
memegang pundaknya.
Kesimpulannya ialah perbedaan yang ada dalam kedua sistem kepenjaraan, yang dimaksud
berhubungan dengan konsep-konsep tentang tujuan pemidanaan ialah konsep dari hukuman
tersebut ada yang diasingkan dan ada pula yang di cambuk ketika sedang di penjara. Hal ini
termasuk konsep yang baik dalam tujuan pemidanaan agar pelaku/tersangka bisa jera dari
perbuatannya setelah mendapatkan hukuman.
Jawaban :
Intinya tujuan pemidanaan dengan system pemasyarakatan ini bertujuan baik untuk
kesejahteraan masyarakat agar terhindar dari tindakan criminal dan jahat oleh seseoranng,
sehingga lahirlah hukum pidana agar mereka yang melawan hukum diberikan sanksi hukum
pidana agar jera dan tidak melakukan perbuatan tersebut.
-Semoga Sukses-