Anda di halaman 1dari 3

PERPAJAKAN INTERNASIONAL

SESSION 9
4 November 2021

KONSEP DASAR BENTUK USAHA TETAP (PERMANENT ESTABLISHMENT) PART 2

BUT MENURUT KETENTUAN DOMESTIK INDONESIA


 Indonesia pakai modifikasi UN model

BUT DALAM PRAKTIK INDONESIA


 SPLN tdk akan dipajak di Indonesia kecuali punya BUT
 Tax treaty : apabila ada sengketa perpajakan pakai ini
 BUT ketentuan domestik diatur di UU PPh (terakhir diubah UU cipta kerja dan UU
harmonisasi peraturan perpajakan)
 Apa beda SPDN dan SPLN? WPDN dan WPLN?
o SPDN OP menjadi WP jika menerima atau memperoleh penghasilan yg besarnya
melebihi PTKP
o SPDN Badan menjadi WP sejak saat didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia
o SPLN OP maupun Badan sekaligus menjadi WP jika ada source of income dari Indo
regardless ada BUT atau ngga
o Jadi WP itu memenuhi syarat subjektif dan objektif
o Perbedaan  kewajiban pajak
- WPDN dipajaki dari worldwide income, WPLN hanya source of income dari
Indonesia
- WPDN dikenakan berdasar penghasilan neto, WPLN berdasarkan penghasilan bruto
- WPDN wajib menyerahkan SPT tahunan utk menetapkan pajak teutang dalam satu
tahun, WPLN tidak wajib karena kewajiban pajak sudah dipotong final
- WPLN yg beraktivitas melalui BUT, pemenuhan kewajiban pajak sama dengan
WPDN Badan
 Definisi BUT (UU PPh Pasal 2.5)
o BUT dipergunakan SPLN untuk menjalankan usaha di Indonesia
o Yg baru di UU Ciptaker : komputer, agen elektronik atau peralatan otomatis

PENENTUAN LABA USAHA


 Objek Pajak BUT (UU PPh Pasal 5.1)  adopsi UN Model (force of attraction principle)
o Penghasilan BUT
o Penghasilan kantor pusat yang sejenis dgn yg dijalankan BUT di Indonesia
o Pengasilan sesuai pasal 26 yg diperoleh kantor pusat sepanjang terdapat hubungan
efektif antara BUT dgn kegiatan
 Biaya yang boleh dikurangkan dari penghasilan BUT (UU PPh Pasal 5.2)
o Biaya administrasi kantor pusat yg berkaitan BUT (harus di proporsionalkan)  KEP-
62/PJ/1995
o Yang tdk boleh : royalti/imbalan, imbalan jasa manajemen/others, bunga kecuali bunga
yg berkenaan usaha perbankan
 Metode Penghindaran Pajak Berganda (UU PPh Pasal 24)
o Kredit pajak bisa mengurangi utang pajak di indonesia selama pajak di LN di tahun yg
sama
o Hanya untuk penghasilan yg diterima WP (income before tax yg direkonsiliasi pajak 
PKP)
 Representative Office
o Kantor Perwakilan Dagang Asing (KPDA) beda bentuknya dari PT
o PMDN harus dimiliki 100% WNI
o License repof gabisa jualan, hanya bisa marketing  BUT atau bukan?
- Liat definisi dan tes BUT
o Akan menimbulkan BUT  UU PPh Pasal 15
- Subjek pajak : repof di Indo dari negara yg belom punya P3B dgn Indo
- Objek pajak : nilai ekspor bruto
- Tarif : 1% dari nilai ekspor bruto, setelah itu PPh Badan 30% bersifat final, jadi tarif
efektifnya 0,44% (blm diadjust sm pph badan sekarang yaitu 22%)
- Khusus buat negara mitra P3B sesuaiin ssama branch profit tax masing2
o Jika tidak dianggap BUT bayar paling lambat 15 bulan berikut & lapor tanggal 20)
o Jika dianggap ada BUT diperlakukan seperti WPDN Badan  lapor SPT lengkap

KASUS BUT
 KASUS 1
o Seagal (Italia)  independent personal service (IPS) in Indo > 100 hari
- P3B : Di tax hanya di Italy unless he has a fixed base (tempat tetap) di Indo utk
tujuan performing his activities or present in Indo for a period or exceed 90 days in
12 months  the income may be taxed in Indo
- So, may be taxed in Indo  PPh 26 sebesar 20 %, yg motong PT IPTN
o Kurzina (Rusia)  works in Boeing (US) in Indo > 100 hari
- Gaboleh dipajaki karena tidak ada arus dana dari PT IPTN, karena yg bayar gajinya
Boeing
o Boeing Ltd (US)  received from PT IPTN though Kurzina in Indo > 100 hari
- P3B : termasuk the furnishing of services time testnya 120 hari
- So, gabisa dipajaki di Indo karena time test tidak lebih dari 120 hari
 KASUS 2
o Forever save (Philipina) jual asuransi through agen di Indo, PT Hidup Sejahtera, yg juga
jd agen beberapa negara lain (independent agen)
o Forever save dapet penghasilan premi, memberikan komisi 10% kepada PT HS
o Berapa PPh terutang Forever save di Indo tahun 2013
o P3B : SPLN hanya bisa dipajaki di Indo kalau ada BUT, karena SPLN Badan liat pasal 5,
where insurance company from Filipina punya PE di Indo kalo dia punya premi di Indo
atau mengasuransikan risiko through representative who is not an independent agent
o So, karena PT HS itu independent agent maka gaada BUT, jadi premi yg diterima FS
tidak dipajak di Indonesia
- Subjek pajak : forever save
- Objek pajak : premi
- Tax treaty effective/not
- Kalau BUT  liat article 5
 KASUS 3
o PT High Glass Indonesia  joint venture 60% High Glass Ltd (Filipina) dan 40% PT Metro
Kimia (Indo)  PT PMA
o PT HGI ada agreement pembayaran royalti ke HGL 1% penjualan gross
o Penjualan gross PT HGI 20 M
o P3B : the fact that company Filipina controls or controlled company Indo  not PE
- Subjek pajak PT HGI (SPDN)  royalti ke HGL (SPLN)  bisa dipajaki kalau ada BUT
- PT HGI BUTnya HGL atau ngga? Kalau di Indo doing exactly kaya di Filipina maka
BUT, tapi karena ada royalti berarti independent
- Tapi domestic law indo royalti dipajakin (PPh 26)  jadi dipajakin PPh 26 20%
- P3B article 12 (royalti)  shall not exceed 15%

Anda mungkin juga menyukai