Anda di halaman 1dari 4

ARTIKEL

“STUDI KRITIK SANAD DAN MATAN HADIST YANG MELIPUTI


STANDAR DALAM MENGKRITIK DAN KRITERIA PENGKRITIK”

Dosen Pengampu

“Mardhiya Agustina, S.Th.I, M.Pd.I”

Disusun Oleh :

Lia Agustina 21.12.5534

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

ISTITIUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM MARTAPURA

2022\2023
Pembahasan

Pengertian Hadist Sanad


Sanad berasal dari bahasa Arab seseorang periwayat saja di suatu tingkatan
sanad. Jika periwayat itu berjumlah dua
artinya adalah penyandaran sesuatu pada
atau tiga orang, dinamakan ‘aziz. Dan bila
sesuatu yang lain sedangkan al sanad bisa
jumlah periwayat lebih banyak lagi,
berarti bagian depan atau bawah gunung
dinamakan masyhur. Kemudian bila
atau kaki gunung, karena dialah
jumlah periwayat yang banyak itu
penyangganya. Adapun kata Isnad dalam
seimbang dari awal hingga akhir sanad,
hadis berarti kita Hadist tersebut tidak maka masyhur itu dinamakan mustafid,1
mengandung penambahan matan serta Sehingga ada yang berkata bahwa masyhur
sanad yang bersandar kepada para lebih umum dibanding mustafid.
periwayat untuk mengetahui pernyataan
Nabi Saw., kadang istilah Thariq dipakai Macam-Macam Hadist Ahad
dalam menggantikan Isnad, kadang pula
 Hadist Masyhur
Istilah Wajh digunakan untuk maksud
yang sama4. Penyandaran suatu hadis Secara etimologis berasal dari al-
kepada perawi, adalah makna yang shuhrah (‫ )ااشهرته‬ialah tersebar atau tersiar
bersifat qiyas (analogi)5. Adapula yang (masyhur;popular)2 dinamakan hadist
mengartikan sanad sama dengan masyhur memang karena kemasyhuran
Mu’tamad berarti terpercaya atau dapat serta kepopularannya (‫وحه‬777‫هرته و وض‬777‫)لش‬3
dijadikan pegangan. Sedangkan menurut dalam pengertian istilah hadist, menurut
Ibn Hajar, “hadist masyhur adalah hadist
Istilah ilmu hadis sanad berarti silsilah
yang mempunyai sanad (periwayat) yang
periwayat hadis yang menghubungkan
terbatas yang lebih dari dua”.Memiliki
kepada matan hadis dari periwayat
sanad yang terbatas” (‫ )طرق محصورة‬berarti
terakhir sampai kepada Nabi Muhammad
membedakannya menggunakan hadist
Saw. mutawatir. Batasan sanad yang lebih dari
dua, berarti mengkecualikan hadist gharib
Pengertian Hadist Matan serta aziz,4 hal itu tidak sama dengan
periwayatannya menyendiri dari segi kebanyakan ahli hadist, yang memberi
kepercayaannya. Syarat yang terakhir ini batasan sekurang-kurangnya diriwayatkan
merupakan bentuk kehati-hatian para oleh tiga orang,5atau lebih,yang tidak
ulama dalam menerima khabar. Para ulama mencapai derajat mutawatir.6 Ahmad Ibn
ahli hadits, membagi hadits ahad menjadi Hanbal mendefinisikannya sebagai hadist
tiga; hadits masyhur atau mustafid, ‘aziz, yang diriwayatkan oleh periwayat dari
serta gharib. Gambaran sekilas bagi 1
Shubhi al-Salih,‘Ulum al-Hadith wa Mustalahuh,
perbedaan pembagian tersebut, Cetakan Kelimabelas (Beirut & Lebanon:
Daral-‘Ilm li al-Malayin, 1984), 229-230
diungkapkan oleh Subhi al-Salih (1984). 2
Nuruddin Itr, op. cit., 201
Bahwa al-gharib (dalam konteks 3
Ah}mad ‘Umar Hashim, op. cit., 157.
disamakan menggunakan al-fard al-nisby) 4
.Nuruddin Itr, op. cit., 201-2
5
adalah hadits yang diriwayatkan oleh M. Hasbi Ash-Shiddieqy, op. cit., 204
6
Ahmad ‘Umar Hashim, op. cit., 157.

1
lapisan pertama (‫ )الطبقة االولى‬asal kalangan tingkatannya.13 Al-Hakim membagi hadist
sahabat atau lapisan kedua (‫ة الثانية‬77‫)الطبق‬ gharib menjadi tiga bagian, yaitu gharib
dari kalangan tabi’in, dari seorang atau sahih gharib shuyukh, serta gharib al-
beberapa orang saja,lalu tersebar luas serta mutun. Gharib shuyukh dibagi lagi
dinukil oleh sekelompok orang yang tidak menjadi sahih dan tidak sahih. Ibn Shalah
dimungkinkan adanya kesepakatan untuk membaginya menjadi dua, yaitu gharib
berdusta.7 Konsep definisi tersebut kurang sahih dan gharib al-mutun. Sedangkan
lebih sejalan dengan batasan al-Hakim, al-‘Asqalany dan ulama hadist lainnya
dan diikuti juga oleh Ibn Shalah. membaginya sebagai gharib mutlaq dan
Sedangkan al-‘Asqalany menjelaskan gharib nisby.14
bahwa hadits masyhur artinya hadits yang
memiliki jalan yang banyak atau lebih dari Contoh Hadist Ahad
dua.8
a. Hadist Masyhur
 Hadist Aziz
ُّ
Istilah ‘aziz berasal dari (‫ز‬77‫يع‬- ‫ َّز‬77‫)ع‬ Hadis Masyhur tersebut juga diklaim
yang berarti kuat; sedikit atau sporadis.9 hadist Mustafidh, walaupun
Dinamakan ‘aziz karena kemuliaanya, terdapat perbedaan, yakni bahwa pada
yakni karena kurang serta jarangnya. hadist mustafidh jumlah rawinya tiga
Adapun keberadaannya karena dikuatkan orang atau lebih, semenjak tingkatan
oleh jalan yang lain.10 Ibn Hajar serta pertama, kedua sampai terakhir.
lainnya beropini bahwa definisi hadits Sedangkan hadis Masyhur jumlah rawinya
‘aziz hampir sama dengan hadits masyhur, untuk tiap tingkatan tidak harus tiga orang.
hanya tidak sama dari segi jumlah Jadi hadist yang di tingkatan selanjutnya
periwayatnya. Hadits ‘aziz diriwayatkan diriwayatkan oleh banyak rawi, maka
oleh dua atau tiga orang, sedangkan hadits hadist itu merupakan juga hadist masyhur.
masyhur diriwayatkan lebih dari tiga
Contohnya:
orang.11 Ulama hadits mendefinisikannya
menjadi hadits yang rentetan periwayatnya
‫اِنّماااْل عْمال بالنِّيات وانّمالك ِّل امرٍئ‬
pada tiap tingkatan terdiri dari dua orang,
)‫مانوى (متفق عليه‬
lima puluh atau bisa juga lebih pada
sebagian tingkatannya (tabaqat).12 “Hanyasanya amal-amal itu dengan niat
dan hanya bagi tiap-tiap seseorang itu
 Hadist Gharib memperoleh apa yang ia niatkan”
Hadits gharib ialah hadist yang
diriwayatkan oleh seorang periwayat, yang b. Hadist Aziz
periwayatannya secara menyendiri pada Hadist yang diriwatkan oleh dua
tiap tingkatannya atau pada sebagian orang, walaupun dua orang rawi tersebut
terdapat pada satu thabaqah saja,
7
M. Hasbi Ash-Shiddieqy, op. cit., 203. kemudian setelah itu, orang-orang pada
8
M. Abdurrahman, op. cit., 178-9. meriwatkannya (diriwayatkan oleh orang
9
Ibid., 212. banyak)
10
Ahmad Umar Hashim, op. cit., 212.
11
M. Hasbi Ash-Shiddieqy, op. cit., 207 13
Ahmad ‘Umar Hashim, op. cit., 159.
12
Ahmad ‘Umar Hashim, op. cit., 159. 14
M. Abdurrahman, op. cit., 180-3.

2
Contohnya : orang. Ketiga Hadist gharib yang dibagi
menjadi tiga bagian.
ّ ‫ حتّى أكون‬7‫اليْؤ من أحدكم‬
‫أحب إليه من‬
‫نفسه والِده وولَده والنّاس أجمعين‬.
“Tidaklah beriman seseorang
diantara kamu hingga aku lebih
dicintiai daripada dirinya, orang
tuanya, anaknya, dan semua Daftar Pustaka
manusia” (Bukhari Muslim).

c. Hadist gharib Abdurrahman, M., Pergeseran Pemikiran


Hadits: Ijtihad Al-Hakim dalam
Hadist yang pada sanadnya terdapat Menentukan Status Hadits, Cetakan I
seseorang yang menyendiri dalam (Jakarta: Paramadina, 2000).
meriwayatkan, di mana saja penyendirian
dalam sanad itu terjadi. Ash-Shiddieqy, M. Hasbi, Sejarah dan
Pengantar Ilmu Hadits, Cetakan ke-10
Contohnya : (Jakarta: Bulan Bintang, 1991).
‫االيمان‬.‫قال النبى ص ّل هللا عليه و سلم‬
‫بضع وسبعون شعة و الحياء شبعة من‬ SUHUF, “Predikat Hadis dari Segi Jumlah
Riwayat ... (Saifuddin Zuhri)” Vol. 20, No.
‫االيمان‬.
1, Mei 2008: 53 - 65

“Iman itu berbilang 70 cabang. Dan


rasa malu merupakan salah satu
cabang iman”

Kesimpulan
Oleh Ahmad Umar Hasyim, disebut
sebagai khabar ahad,yakni khabar yang
dinukil oleh orang banyak,tetapi tidak
mencapai derajat mutawatir. Ada beberapa
syarat periwayat yang menerima khabar
ahad,yaitu adil,kuat dalam hapalan,faqih,
melaksanakan amal sesuai dengan khabar
tersebut,mendatangkan hadist sesuai
dengan huruf serta memahami makna
hadist dari lafaznya.
Ada tiga macam hadist ahad pertama
hadist masyhur yaitu artinya secara
etimologis tersebar atau tersiar,secara
istilah ialah hadist yang memiliki sanad
yang terbatas lebih dari dua. Kedua Hadist
‘aziz yang diriwayatkan oleh dua atau tiga

Anda mungkin juga menyukai