Dosen Pengampu
Disusun Oleh :
FAKULTAS TARBIYAH
2022\2023
Pembahasan
1
lapisan pertama ( )الطبقة االولىasal kalangan tingkatannya.13 Al-Hakim membagi hadist
sahabat atau lapisan kedua (ة الثانية77)الطبق gharib menjadi tiga bagian, yaitu gharib
dari kalangan tabi’in, dari seorang atau sahih gharib shuyukh, serta gharib al-
beberapa orang saja,lalu tersebar luas serta mutun. Gharib shuyukh dibagi lagi
dinukil oleh sekelompok orang yang tidak menjadi sahih dan tidak sahih. Ibn Shalah
dimungkinkan adanya kesepakatan untuk membaginya menjadi dua, yaitu gharib
berdusta.7 Konsep definisi tersebut kurang sahih dan gharib al-mutun. Sedangkan
lebih sejalan dengan batasan al-Hakim, al-‘Asqalany dan ulama hadist lainnya
dan diikuti juga oleh Ibn Shalah. membaginya sebagai gharib mutlaq dan
Sedangkan al-‘Asqalany menjelaskan gharib nisby.14
bahwa hadits masyhur artinya hadits yang
memiliki jalan yang banyak atau lebih dari Contoh Hadist Ahad
dua.8
a. Hadist Masyhur
Hadist Aziz
ُّ
Istilah ‘aziz berasal dari (ز77يع- َّز77)ع Hadis Masyhur tersebut juga diklaim
yang berarti kuat; sedikit atau sporadis.9 hadist Mustafidh, walaupun
Dinamakan ‘aziz karena kemuliaanya, terdapat perbedaan, yakni bahwa pada
yakni karena kurang serta jarangnya. hadist mustafidh jumlah rawinya tiga
Adapun keberadaannya karena dikuatkan orang atau lebih, semenjak tingkatan
oleh jalan yang lain.10 Ibn Hajar serta pertama, kedua sampai terakhir.
lainnya beropini bahwa definisi hadits Sedangkan hadis Masyhur jumlah rawinya
‘aziz hampir sama dengan hadits masyhur, untuk tiap tingkatan tidak harus tiga orang.
hanya tidak sama dari segi jumlah Jadi hadist yang di tingkatan selanjutnya
periwayatnya. Hadits ‘aziz diriwayatkan diriwayatkan oleh banyak rawi, maka
oleh dua atau tiga orang, sedangkan hadits hadist itu merupakan juga hadist masyhur.
masyhur diriwayatkan lebih dari tiga
Contohnya:
orang.11 Ulama hadits mendefinisikannya
menjadi hadits yang rentetan periwayatnya
اِنّماااْل عْمال بالنِّيات وانّمالك ِّل امرٍئ
pada tiap tingkatan terdiri dari dua orang,
)مانوى (متفق عليه
lima puluh atau bisa juga lebih pada
sebagian tingkatannya (tabaqat).12 “Hanyasanya amal-amal itu dengan niat
dan hanya bagi tiap-tiap seseorang itu
Hadist Gharib memperoleh apa yang ia niatkan”
Hadits gharib ialah hadist yang
diriwayatkan oleh seorang periwayat, yang b. Hadist Aziz
periwayatannya secara menyendiri pada Hadist yang diriwatkan oleh dua
tiap tingkatannya atau pada sebagian orang, walaupun dua orang rawi tersebut
terdapat pada satu thabaqah saja,
7
M. Hasbi Ash-Shiddieqy, op. cit., 203. kemudian setelah itu, orang-orang pada
8
M. Abdurrahman, op. cit., 178-9. meriwatkannya (diriwayatkan oleh orang
9
Ibid., 212. banyak)
10
Ahmad Umar Hashim, op. cit., 212.
11
M. Hasbi Ash-Shiddieqy, op. cit., 207 13
Ahmad ‘Umar Hashim, op. cit., 159.
12
Ahmad ‘Umar Hashim, op. cit., 159. 14
M. Abdurrahman, op. cit., 180-3.
2
Contohnya : orang. Ketiga Hadist gharib yang dibagi
menjadi tiga bagian.
ّ حتّى أكون7اليْؤ من أحدكم
أحب إليه من
نفسه والِده وولَده والنّاس أجمعين.
“Tidaklah beriman seseorang
diantara kamu hingga aku lebih
dicintiai daripada dirinya, orang
tuanya, anaknya, dan semua Daftar Pustaka
manusia” (Bukhari Muslim).
Kesimpulan
Oleh Ahmad Umar Hasyim, disebut
sebagai khabar ahad,yakni khabar yang
dinukil oleh orang banyak,tetapi tidak
mencapai derajat mutawatir. Ada beberapa
syarat periwayat yang menerima khabar
ahad,yaitu adil,kuat dalam hapalan,faqih,
melaksanakan amal sesuai dengan khabar
tersebut,mendatangkan hadist sesuai
dengan huruf serta memahami makna
hadist dari lafaznya.
Ada tiga macam hadist ahad pertama
hadist masyhur yaitu artinya secara
etimologis tersebar atau tersiar,secara
istilah ialah hadist yang memiliki sanad
yang terbatas lebih dari dua. Kedua Hadist
‘aziz yang diriwayatkan oleh dua atau tiga