Anda di halaman 1dari 3

Tafsir Al-Azhar Surat Al-Maidah

PROF.DR. H.ABDUL MALIK ABDUL KARIM AMRULLAH ( HAMKA )

“Eksistensi Al-qur’an Surah Al-Maidah Terhadap Makanan Dalam Perspektif


Tafsir Al-Azhar”

Oleh : Bayi Mahdi

( Mahasiswa Pasca Sarjana/S2 PTIQ/ Kelas IAT 2C )

Dalam muqodimah pembahasan tentang Surat al-Maidah HAMKA,


mengungkapkan tentang keberdaan Surat al-Maidah dalam al-Qur’an bahwa
Surat al- Maidah merupakan Surat yang berada pada urutan ke -5 pada urutan
surat-surat al-Qur’an. Walaupun menurut beberapa ahli riwayat menerangkan
bahwa Surat al-Maidah adalah surat yang terakhir di turunkan

Dalam ayat pertama Surat al-Maidah dikemukakan tentang bagaimana Allah


SWT memerintahkan kepada orang-orang beriman untuk menepati janjinya,
dan juga masih dalam Surat pertama al-Maidah Allah SWT menyebutkan
tentang halalnya binatang-binatang ternak, dan larangan untuk yang sedang
berihram memburu hewan- hewan ternak

Sangat jelas sekali dalam ayat pertama Surat al-Maidah ini, Allah SWT
menggabungkan antara perintah menepati janji dan mengkonsumsi sesuatu
yang halal dan hal ini diawali dengan panggilan kepada orang-orang beriman.
Bahwasanya menepati janji dan mengkonsumsi yang halal adalah manifestasi
dari makna keimanan seseorang yang tertanam dalam hati sanubarinya. Juga
HAMKA terlihat dalam salah satu ungkapannya mengatakan bahwa “kalau
seseorang memungkiri janjinya dengan dirinya sendiri ataupun dengan sesama
manusia, keluarlah dia dalam golongan orang-orang beriman” ungkapan
HAMKA ini bisa dilihat pada halaman 1592 tafsir al-Azhar juz 6 pada permulaan
penafsiran Surat al-Maidah

Sebagai seorang ahli tafsir yang berkebangsaan Indonesia, maka HAMKA juga
membawa hal-hal keindonesiaanya dalam tafsirnya ini, hal ini terlihat ketika
beliau membahas tentang eksistesi keimanan dalam hal saling tolong
menolong dengan terbentuknya beberapa organisasi keagamaan yang ada di
Indonesia, seperti Muhammadiyah, Nahdlotul Ulama,Sumtera Thawalib dan
Al-Jami’atul Wasliyah

Sebagaimana yang kita ketahui bawha organisasi- organisasi tersebut adalah


organisasi- organisasi yang terdapat di Indonesia yang pendiriannya bertujuan
untuk mempersatukan uamat Islam yang ada di Indonesia

Dengan keberadaan umat Islam yang sangat berarti di Indonesi, maka HAMKA
ikut membantu terhadap umat Islam, hal ini beliau buktikan dengan karya
monumentlnaya yaitu Tafsir al-Azhar, dan beliau juga ikut memudahkan umat
Islam dalam memilih makanan yang halal dan menjauhkannya dari
mengkonsusi makanan yang haram

Surat al-Maidah artinya hidangan, maka sangat kental sekali pembahasan


tentang makanan dan minuman dalam surat ini, dan dalam Surat ini juga Allah
SWT menyebutkan beberapa makanan yang halal yang terdapat dalam ayat 5,
dan makanan yang haram pada ayat 3, juga masih ada beberapa ayat yang
mnerangkan tentang status kehalalan dan keharaman suatu makanan

Dalam pembahasan tentang beberapa hidangan yang halal dan haram, HAMKA
juga terlihat dalam tafsirnya ini menyebutkan beberapa hadits Nabi
Muhammad SAW yang di sanadkan dari Ibnu Umar yang artinya: “ Dihalalkan
kepada kita dua bangkai dan dua darah. Adapun dua bangkai adalah bangkai
ikan dan bangkai belalang. Dan dua darah,ialah hati dan limpa”.

Selain membicarakan tentang hidangan, Surat al-Maidah ini, membicarakan


berbagai tema kemanusian seperti tentang hal berwasiat ketika akan
meninggal hal ini tercantum dalam ayat 106 “ Wahai orang-orang yang
beriman ! Kesaksian di antara kamu apabila seseorang di antara kamu hampir
akan mati, waktu berwasiat, ialah dua orang yang adil di antara kamu”.

Sebagai ahli tafsir kontemporer maka HAMKA, menerangkan tentang saksi-


saksi untuk lebih akurat dan terpercaya dalam kesaksiannya, menurutnya bisa
menggunakan alat-alat tulis yang lebih sempurna dan kesaksian yang diberikan
oleh saksi bisa dabawa ke hadapan Notaris

Sebagaimana kita ketahui, hal demikian jarang atau mungkin tidak ditemukan
seorang ahli tafsir bisa menggabungkan makna ayat dengan hal-hal kekinian
seperti adanya Notaris yang ikut dilibatkan dalam hal kesaksian menurut ayat
106 ini

Banyak hal yang di bahas dalam Surat al-Maidah ini, mulai dari mentaati janji,
status makanan, penuhanan Nabi Isa AS oleh kaum Nashrani dan beberapa
yang lainnya

Tapi yang sangat dominan adalah tentang hidangan yang di bahas oleh ayat ini,
sehingga Surat ini di namakan Surat al-Maidah yang berarti hidangan

Dalam akhir Surat ini Allah SWT, menyebutkan bahwa kerajaan langit dan bumi
juga seisinya hanya milik Allah SWT. Semuanya milik Allah SWT. Dan dalam
kesimpulan penafsiran Surat ini HAMKA mengatakan bahwa “ setelah Dia
ciptakan, tetaplah dalam kekuasaanNya. Itu sebabnya pada Dialah Ilah.

Itulah eksisteni keimanan yang harus kita miliki kepada Allah SWT yang Maha
Sempurna, dengan demikian kita akan melakukan hal-hal yang baik, menurut
al-Qur’an dan al-Hadits

Semoga Resume ini bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai