Resume Tafsir Al-Azhar Surat Al Maidah-Dikonversi
Resume Tafsir Al-Azhar Surat Al Maidah-Dikonversi
Sangat jelas sekali dalam ayat pertama Surat al-Maidah ini, Allah SWT
menggabungkan antara perintah menepati janji dan mengkonsumsi sesuatu
yang halal dan hal ini diawali dengan panggilan kepada orang-orang beriman.
Bahwasanya menepati janji dan mengkonsumsi yang halal adalah manifestasi
dari makna keimanan seseorang yang tertanam dalam hati sanubarinya. Juga
HAMKA terlihat dalam salah satu ungkapannya mengatakan bahwa “kalau
seseorang memungkiri janjinya dengan dirinya sendiri ataupun dengan sesama
manusia, keluarlah dia dalam golongan orang-orang beriman” ungkapan
HAMKA ini bisa dilihat pada halaman 1592 tafsir al-Azhar juz 6 pada permulaan
penafsiran Surat al-Maidah
Sebagai seorang ahli tafsir yang berkebangsaan Indonesia, maka HAMKA juga
membawa hal-hal keindonesiaanya dalam tafsirnya ini, hal ini terlihat ketika
beliau membahas tentang eksistesi keimanan dalam hal saling tolong
menolong dengan terbentuknya beberapa organisasi keagamaan yang ada di
Indonesia, seperti Muhammadiyah, Nahdlotul Ulama,Sumtera Thawalib dan
Al-Jami’atul Wasliyah
Dengan keberadaan umat Islam yang sangat berarti di Indonesi, maka HAMKA
ikut membantu terhadap umat Islam, hal ini beliau buktikan dengan karya
monumentlnaya yaitu Tafsir al-Azhar, dan beliau juga ikut memudahkan umat
Islam dalam memilih makanan yang halal dan menjauhkannya dari
mengkonsusi makanan yang haram
Dalam pembahasan tentang beberapa hidangan yang halal dan haram, HAMKA
juga terlihat dalam tafsirnya ini menyebutkan beberapa hadits Nabi
Muhammad SAW yang di sanadkan dari Ibnu Umar yang artinya: “ Dihalalkan
kepada kita dua bangkai dan dua darah. Adapun dua bangkai adalah bangkai
ikan dan bangkai belalang. Dan dua darah,ialah hati dan limpa”.
Sebagaimana kita ketahui, hal demikian jarang atau mungkin tidak ditemukan
seorang ahli tafsir bisa menggabungkan makna ayat dengan hal-hal kekinian
seperti adanya Notaris yang ikut dilibatkan dalam hal kesaksian menurut ayat
106 ini
Banyak hal yang di bahas dalam Surat al-Maidah ini, mulai dari mentaati janji,
status makanan, penuhanan Nabi Isa AS oleh kaum Nashrani dan beberapa
yang lainnya
Tapi yang sangat dominan adalah tentang hidangan yang di bahas oleh ayat ini,
sehingga Surat ini di namakan Surat al-Maidah yang berarti hidangan
Dalam akhir Surat ini Allah SWT, menyebutkan bahwa kerajaan langit dan bumi
juga seisinya hanya milik Allah SWT. Semuanya milik Allah SWT. Dan dalam
kesimpulan penafsiran Surat ini HAMKA mengatakan bahwa “ setelah Dia
ciptakan, tetaplah dalam kekuasaanNya. Itu sebabnya pada Dialah Ilah.
Itulah eksisteni keimanan yang harus kita miliki kepada Allah SWT yang Maha
Sempurna, dengan demikian kita akan melakukan hal-hal yang baik, menurut
al-Qur’an dan al-Hadits