Anda di halaman 1dari 8

PERTEMUAN KE 14

Tujuan :
Tujuan perkuliahan ini yaitu setelah mengikuti kegiatan ini, mahasiswa
diharapkan :
1. Memahami tentang konsep Pemberian Obat secara IV dan secara IM
2. Mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan tujuan dan pelaksanaan
dalam pemberian obat secara IV dan secara IM
3. Mampu memahami tentang standar keselamatan pasien dalam
pemberian obat secara IV dan secara IM
4. Mengetahui tentang beberapa hal yang harus dipertimbangkan
terkait patient safety pemberian obat secara IV dan secara IM

Materi :
Pemberian Obat Secara Parenteral :
bahasan secara IM (Intra Muskuler
dan Secara Intra Vena (IV)

Pemberian Obat secara IM


Parenteral adalah obat yang cara pemberiaannya tanpa melalui mulut (tanpa melalui
saluran pencernaan) tetapi langsung ke pembuluh darah. Pemberian obat parenteral
merupakan pemberian obat yang dilakukan dengan menyuntikkan obat tersebut ke
jaringan tubuh atau pembuluh darah dengan menggunakan spuit. Tujuannya adalah
agar dapat langsung menuju sasara. Kelebihannya bisa untuk pasien yang tidak
sadar, sering muntah dan tidak kooperatif. Akan tetapi cara pemberian obat dengan
cara ini kurang aman karena jika sudah disuntikan ke dalam tubuh tidak bisa
dikeluarkan lagi jika terjadi kesalahan.
Tujuan
a. Untuk mendapatkan reaksi yang lebih cepat dibandingkan dengan cara yang lain
b. Untuk memperoleh reaksi setempat (tes alergi)
c. Membantu menegakkan diagnosa (penyuntikan zat kontras)
d. Memberikan zat imunologi
Jenis pemberian obat secara parenteral:
a. Intra muscular: menyuntikkan obat ke dalam lapisan otot tubuh
b. Intra cutan: menyuntikkan obat ke jaringan dermis dibawah epidermis
c. Sub cutan : menyuntikkan obat ke jaringan di bawah lapisan dermis
d. Intra vena: menyuntikkan obat ke dalam vena
Keuntungan:
a. Bisa diberikan pada klien yang tak sadar/ tak kooperatif
b. Bisa diberikan bila obat tidak dapat diabsorpsi melalui gastrointestinal
c. Obat dapat diabsorpsi lebih cepat
Kerugian:
a. Klien terutama anak merasa takut/ cemas
b. Menimbulkan rasa tidak nyaman dan sakit
c. Dapat menyebabkan infeksi, perlu teknik steril
Pemberian Obat Secara Intra Muscular (IM)
Pemberian obat secara intra muskuler adalah Pemberian obat / cairan dengan cara
dimasukkan langsung ke dalam otot (muskulus). Pemberian obat dengan cara ini
dilakukan pada bagian tubuh yang berotot besar,agar tidak ada kemungkinan untuk
menusuk syaraf, misalnya pada bagian bokong, dan kaki bagian atas, atau pada
lengan bagian atas.

1
Injeksi intramuscular adalah memasukkan ataumemberikan obat masuk pada
otot skeletal. Rute Intramuscular memungkinkan absorbsi obat yang lebih cepat dari
pada rute SC karena pembuluh darah lebih banyak terdapat di otot (Sanders et al
., 2012). Salah satu yang harus diperhatikan adalah pemilihan area suntik yang
jauh dari syaraf besar dan pembuluh darah besar
Indikasi
Indikasi dalam pemberian obat melalui subcutan bisa dilakukan pada pasien yang
tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk
diberikan obat secara oral, pemberian vit.k pada bayi, lokasi injeksi yang sesuai
dengan obat yang iprogramkan, bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut,
benjolan tulang, otot atau saraf besar dibawahnya (Faradila, 2014)
Kontraindikasi
Kontraindikasi dalam pemberian obat secara intramuskular yaitu: infeksi, lesi kulit,
jaringan parut, benjolan tulang, otot atau saraf besar dibawahnya (Faradila, 2014).
Komplikasi
Komplikasi yang banyak terjadi akibat kesalahan pada injeksi intramuscular adalah
sebagai berikut: abses , necrosis, dan kulit engelupas, kerusakan syaraf, nyeri
berkepanjangan, dan periositis.
Jaringan intramuskular: terbentuk dari otot bergaris yang mempunyai banyak
vaskularisasi (setiap 20 mm3 terdiri dari 200 otot dan 700 kapiler darah). Aliran
darah tergantung dari posisi otot di tempat penyuntikkan.

Tujuan Pemberian Obat secara Intra Muskuler


Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter terhadap klien yang yang diberikan
obat secara intra muskulus (IM).
Tujuan pemberian obat dengan cara ini adalah agar absorpsi obat lebih cepat. Dan
pemberian obat itu harus mendapatkan persetujuan dari dokter
Ketahui bagian-bagian alat suntik.
Anda akan dapat memberikan suntikan jika telah memahami mekanisme di balik
penyuntikan.
 Ada tiga bagian utama dari alat suntik, yaitu jarum, tabung, dan pengisap. Jarum
ditusukkan ke dalam otot, tabung menampilkan angka di samping penanda yang
dinyatakan dalam satuan cm3 (sentimeter kubik) atau ml (mililiter), dan pengisap
digunakan untuk menarik obat ke dalam dan ke luar tabung.
 Obat yang disuntikkan secara intramuskuler (IM) diukur dalam cm3 atau ml.
Banyaknya obat dalam cm3 sama dengan dalam ml.

Ketahui area mana yang harus disuntik.


Ada beberapa titik dalam tubuh manusia yang sangat reseptif terhadap obat.
 Otot Vastus Lateralis (Paha): Untuk mencari area ini, perhatikan paha Anda dan
bagi menjadi tiga bagian dengan besar yang sama. Bagian tengah adalah area
penyuntikan yang Anda cari. Paha merupakan area yang tepat jika Anda akan
menyuntik diri sendiri karena area ini dapat dilihat dengan mudah. Paha juga
merupakan area penyuntikan yang baik untuk anak-anak yang berusia di bawah
tiga tahun.
 Otot Ventrogluteal (Pinggul): Untuk menemukan area yang tepat, Anda harus
menempatkan pangkal tangan di atas paha bagian luar, tepat di pertemuan paha
dan pantat. Arahkan ibu jari ke selangkangan sementara jari-jari lain ke arah
kepala. Pisahkan telunjuk dengan ketiga jari lainnya untuk membentuk huruf V.
Anda akan merasakan tepi tulang di sepanjang ujung jari manis dan kelingking.
Area penyuntikan adalah di tengah huruf V yang Anda bentuk tadi. Pinggul
adalah area yang baik untuk menyuntik orang dewasa dan anak-anak di atas
usia tujuh bulan.

2
 Otot Deltoid (Otot lengan atas): Perhatikan lengan sampai ke pangkalnya.
Rasakan tulang yang melintasi lengan atas. Tulang ini disebut proses akromion.
Bagian bawahnya berbentuk alas segitiga. Ujung segitiga ini tepat berada di
tengah-tengah alas, kira-kira sejajar dengan ketiak. Area penyuntikan yang Anda
cari berada di pusat segitiga, 2,5–5 cm di bawah proses akromion. Jika pasien
sangat kurus atau tidak memiliki otot yang cukup besar, area ini harus dihindari.
 Otot Dorsogluteal (Pantat): Perhatikan salah satu sisi pantat pasien. Ambil kapas
alkohol dan gunakan untuk menarik garis dari atas belahan antara pantat ke sisi
tubuh. Cari titik tengah garis tersebut dan naik 7 cm ke atas. Dari sana, tarik garis
ke arah bawah melintasi garis pertama dan berakhir di tengah pantat. Anda akan
melihat tanda tambah. Anda akan merasakan tulang melengkung di bagian segi
empat yang paling luar. Suntikan harus diberikan di bawah tulang melengkung di
bagian segi empat terluar itu. Jangan memilih area ini untuk menyuntik bayi atau
anak-anak di bawah usia tiga tahun karena otot mereka belum berkembang
sempurna.

Pahami keuntungan metode "Z-track".


Saat memberikan suntikan IM, tindakan menusukkan jarum menciptakan saluran
sempit, atau trek, dalam jaringan. Ini menimbulkan kemungkinan obat merembes
dari tubuh.
Teknik Z-track akan mengurangi iritasi kulit dan memungkinkan penyerapan efektif
karena cara ini mampu mengunci obat dalam jaringan otot :
1. Kencangkan kulit dan regangkan 2 cm dengan tangan nondominan. Tahan
dengan kencang agar kulit dan jaringan subkutan tidak bergerak.
2. Masukkan jarum pada sudut 90° ke dalam lapisan otot dengan tangan
dominan. Tarik pengisap sedikit untuk mengecek apakah ada darah, kemudian
dorong dengan perlahan untuk menyuntikkan obat.
3. Tahan jarum selama 10 detik. Waktu 10 detik ini memungkinkan obat
menyebar rata ke dalam jaringan.
4. Tarik jarum dengan gerakan cepat dan lepaskan kulit. Jalur zig-zag akan
tercipta yang menutup trek yang tertinggal oleh jarum dan memastikan obat
tetap berada di dalam jaringan otot. Sebagai hasilnya, rasa tidak nyaman pasien
akan berkurang, begitu juga dengan lesi di area penyuntikan.
5. Jangan memijat area penyuntikan karena dapat membuat obat merembes dan
juga iritasi.

Beberapa alat suntik sudah diisi dengan obat. Akan tetapi, banyak juga obat yang
disediakan dalam botol dan harus dimasukkan ke dalam tabung. Sebelum
memasukkan obat dari botol, pastikan Anda sudah mengambil obat yang tepat, tidak
kedaluwarsa, dan tidak berubah warna atau dimasuki oleh partikel yang terlihat
mengambang di dalam botol.
 Sterilkan bagian atas botol dengan kapas alkohol.
 Pegang alat suntik dengan jarum menghadap ke atas, dengan tutupnya masih
terpasang. Tarik pengisap ke garis yang menandakan dosis sehingga tabung
terisi dengan udara.
 Masukkan jarum melalui tutup karet botol dan tekan pengisap sehingga udara di
dalam tabung terdorong masuk ke dalam botol.
 Dengan posisi botol terbalik dan ujung jarum dalam obat, tarik pengisap lagi ke
tanda dosis yang tepat (atau sedikit melebihi jika ada gelembung udara). Ketuk
tabung untuk memindahkan gelembung udara ke atas, kemudian dorong ke
dalam botol. Pastikan dosis obat sudah benar.
 Lepaskan jarum dari botol. Jika anda tidak berencana menggunakan suntikan
saat itu juga, pastikan Anda menutupi jarum dengan tutupnya.

Prosedur Pelaksanaan Pemberian Obat Secara IM (Intra Muskuler) :

3
1. Tahap PraInteraksi
 Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
 Mencuci tangan
 Menyiapkan obat dengan benar
 Menempatkan alat di dekat klien dengan benar

2. Tahap Orientasi
 Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/klien
 Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
3. Tahap Kerja
 Mengatur posisi klien, sesuai tempat penyuntikan
 Memasang perlak dan alasnya
 Membebaskan daerah yang akan di injeksi
 Memakai sarung tangan
 Menentukan tempat penyuntikan dengan benar ( palpasi area injeksi
terhadap adanya edema, massa, nyeri tekan.
 Hindari area jaringan parut, memar, abrasi atau infeksi)
 Membersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari arah dalam ke
luar diameter ±5cm)
 Menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk meregangkan kulit
 Memasukkan spuit dengan sudut 90 derajat, jarum masuk 2/3
 Melakukan aspirasi dan pastikan darah tidak masuk spuit
 Memasukkan obat secara perlahan (kecepatan 0,1 cc/detik)
 Mencabut jarum dari tempat penusukan
 Menekan daerah tusukan dengan kapas desinfektan
 Membuang spuit ke dalam bengkok
4. Tahap Terminasi
 Melakukan evaluasi tindakan
 Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
 Berpamitan dengan klien
 Membereskan alat-alat
 Mencuci tangan
 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Pemberian Obat Secara IV


Pengertian
Pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam pembuluh
darah vena dengan menggunakan spuit. Sedangkan pembuluh darah
vena adalah pembuluh darah yang menghantarkan darah ke jantung.
Memasukkan cairan obat langsung kedalam pembuluh darah
vena sehingga obat langsung masuk ke dalam sistem sirkulasi darah.
Injeksi dalam pembuluh darah menghasilkan efek tercepat dalam waktu
18 detik, yaitu waktu satu peredaran darah, obat sudah tersebar ke
seluruh jaringan. Tetapi, lama kerja obat biasanya hanya singkat. Cara ini
digunakan untuk mencapai penakaran yang tepat dan dapat dipercaya,
atau efek yang sangat cepat dan kuat. Tidak untuk obat yang tak larut
dalam air atau menimbulkan endapan dengan protein atau butiran darah.
Bahaya injeksi intravena adalah dapat mengakibatkan terganggunya zat-
zat koloid darah dengan reaksi hebat, karena dengan cara ini “benda

4
asing” langsung dimasukkan ke dalam sirkulasi, misalnya tekanan darah
mendadak turun dan timbulnya shock. Bahaya ini lebih besar bila injeksi
dilakukan terlalu cepat, sehingga kadar obat setempat dalam darah
meningkat terlalu pesat. Oleh karena itu, setiap injeksi intravena
sebaiknya dilakukan amat perlahan, antara 50-70 detik lamanya.

Tujuan
Pemberian obat dengan cara intravena bertujuan untuk :
a. Mendapat reaksi yang lebih cepat, sehingga sering digunakan
pada pasien yang sedang gawat darurat.
b. Menghindari kerusakan jaringan.
c. Memasukkan obat dalam volume yang lebih besar.
Lokasi yang bisa dilakukan injeksi intravena
1. Pada lengan (Vena mediana cubiti/ vena sefalika, Vena basilica)
2. Pada tungkai (Vena saphenous)
3. Pada leher (Vena jugularis)
4. Pada kepala (Vena frontalis, Vena temporalis)
5. Pada mata kaki (Vena dorsal pedis)

Macam-macam pemberian obat melalui injeksi intravena


1. Pemberian Obat melalui intravena (Secara Langsung)
Cara Pemberian obat melalui vena secara langsung, diantaranya
vena mediana cubiti / cephalika ( lengan ), vena saphenosus (
tungkai ), vena jugularis ( leher ), vena frontalis / temporalis ( kepala
), yang bertujuan agar reaksi cepat dan langsung masuk pada
pembuluh darah.
2. Pemberian Obat melalui intravena (Secara Tidak Langsung)
Merupakan cara pemberian obat dengan menambahkan atau
memasukkan obat kedalam media (wadah atau selang), yang
bertujuan untuk meminimalkan efek samping dan mempertahankan
kadar terapetik dalam darah.

Indikasi
Indikasi pemberian obat melalui vena yaitu sebagai berikut :
1. Klien dengan penyakit berat seperti sepsis. Tujuan pemberian obat
intravena pada kasus ini agar obat langsung masuk ke dalam jalur
peredaran darah. Sehingga memberikan efek lebih cepat dibandingkan
memberikan obat oral.
2. Pasien tidak dapat minum obat karena muntah, atau memang tidak
dapat menelan obat ( ada sumbatan disaluran cerna atas ).
3. Kesadaran menurun dan beresiko terjadi aspirasi ( tersedak-obat
masuk ke pernapasan ), sehingga pemberian melalui jalur lain
dipertimbangkan; Pasien yang mengalami kejang-kejang
4. Kadar puncak obat dalam darah perlu segera dicapai, sehingga
diberikan melalui injeksi bolus(suntikan langsung pembuluh
balik/vena). Peningkatan cepat konsentrasi obat dalam darah tercapai.

5
Kontraindikasi
a. Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) dan infeksi di lokasi injeksi
intravena.
b. Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, kerana lokasi ini akan
digunakan untuk pemasangan fistula arteri – vena (A – V shunt) pada
tindakan hemodaliasis (cuci darah).
c. Obat – obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh darah vena
kecil yang aliran darahnya lambat (misalnya pembulah vena di tungkai
dan kaki).
Efek samping dari pemberian injeksi intravena
a. Pasien alergi terhadap obat (misalnya mengigil, urticaria, shock,
collaps dll)
b. Pada bekas suntikan dapat terjadi abses, nekrose atau hematoma
c. Dapat menimbulkan kelumpuhan

Kelebihan dan kekurangan pemberian injeksi intravena


Kekurangan Injeksi Intravena
- Dapat terjadi emboli
- Dapat terjadi infeksi karena jarum yang tidak steril
- Pembuluh darah dapat pecah
- Terjadi ematoma
- Dapat terjadi alergi
- Obat tidak dapat di tarik kembali
- Membutuhkan keahlian khusus

Kelebihan Injeksi Intravena


- Dapat digunakan untuk pasien yang tidak sadar
- Obat dapat terabsorbsi dengan sempurna
- Obat dapat bekerja cepat
- Tidak dapat mengiritasi lambung

Hal – hal yang perlu diperhatikan selama pemberian obat


a. Obat-obat suntikan yang diberikan harus sesuai dengan program
pengobatan.
b. Sebelum menyiapkan obat suntikan bacalah dengan teliti petunjuk
pengobatan yang ada dalam catatan medik atau status pasien, yaitu
nama obat, dosis, waktu dan cara pemberiannya.
c. Pada waktu menyiapkan obat, bacalah dengan teliti label dari tiap-tiap
obat.
d. Perhatikan teknik septic dan antiseptiknya.
e. Spuit dan jarum suntik tidak boleh digunakan untuk menyuntik pasien
yang lain sebelum disterilkan.
f. Spuit yang retak atau bocor dan jarum suntik yang sudah tumpul,
berkarat, atau ujungnya bengkok tidak boleh dipakai lagi.
g. Memotong ampul-ampul harus dilakukan secara hati-hati, agar tidak
melikai tangan dan pecahannya tidak masuk ke dalam obat.

6
h. Pasien yang telah mendapat suntikan harus diawasi untuk beberapa
waktu sebab ada kemungkinan timbul reaksi alergi.

Prosedur Tindakan Injeksi IV (secara langsung)


1. Cuci tangan
2. Siapkan obat dengan prinsip enam benar
3. Indentifikasi klien
4. Beri tahu klien dan jelaskan prosedur yang akan diberikan
5. Atur klien pada posisi yang nyaman
6. Pasang perlak pengalas
7. Bebaskan lengan klien dari baju atau kemeja
8. Letakkan karet pembendung ( torniquet )
9. Pilih area penusukan yang bebas dari kekakuan, peradangan atau
rasa gatal. Menghindari gangguan absorpsi obat atau cedera dan
nyeri yang berlebihan
10. Pakai sarung tangan
11. Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas alkohol,
dengan gerakan sirkuler dari arah dalam keluar dengan diameter
sekitar 5 cm. Tunggu sampai kering.
12. Pegang kapas alkohol dengan jari – jari tengah pada tangan non
dominan
13. Buka tutup jarum
14. Tarik kulit kebawah kurang lebih 2,5 cm dibawah area penusukan
dengan tangan non dominan. Membuat kulit lebih kencang dan
vena tidak bergeser, memudahkan penusukan.
15. Pegang jarum pada posisi 30 0 sejajar vena yang akan ditusuk
perlahan
16. Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan jarum kedalam
vena
17. Lakukan aspirasi dengan tangan non dominan menahan barel dari
spuit dan tangan dominan menarik plunger.
18. Observasi adanya darah dalam spuit
19. Jika ada darah, lepaskan torniquet dan masukkan obat perlahan –
lahan
20. Keluarkan jarum dengan sudut yang sama seperti saat
dimasukkkan (300), sambil melakukan penekanan dengan
menggunakan kapas alkohol pada area penusukan
21. Tutup area penusukan dengan menggunakan kassa steril yang
diberi betadin
22. Kembalikan posis iklien
23. Buang peralatan yang sudah tidak diperlukan
24. Buka sarung tangan
25. Cuci tangan
26. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

Pemberian obat melalui wadah intravena


Memberikan obat intravena melalui wadah merupakan pemberian obat
dengan menambahkan atau memasukkan obat kedalam wadah cairan

7
intravena. Tujuannya :untuk meminimalkan efek samping dan
mempertahankan kadar terapeutik dalam darah.
Persiapan Alat dan Bahan Injeksi IV melalui wadah IV:
1. Spuit dan jarum sesuai dengan ukuran
2. Obat dalam tempatnya
3. Wadah cairan (kantong atau botol )
4. Kapas alkohol.
Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
3. Periksa identitas pasien, kemudian ambil obat dan masukkan
kedalam spuit.
4. Cari tempat penyuntikan obat pada daerah kantong.
5. Lakukan desinfeksi dengan kapas alkohol dan stop aliran.
6. Lakukan penyuntikan dengan memasukan jarum spuit hingga
menembus bagian tengah dan masukkan obat berlahan – lahan
kedalam kantong atau wadah cairan.
7. Setelah selesai, Tarik spuit dan campur larutan dengan
membalikan kantong cairan secara perlahan – lahan dari satu
ujung ke ujung lain.
8. Perikasa kecepatan infus
9. Cuci tangan
10. Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian
obat.

Pemberian obat melalui selang intravena


Persiapan Alat dan Bahan :
1. Spuit dan jarum yang sesui dengan ukuran
2. Obat dalam tempatnya
3. Selang intra vena
4. Kapas alkohol
Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien mengenai yang akan dilakukan.
3. Periksa identitas pasien, kemudian ambil obat dan masukan
kedalam spuit.
4. Cari tempat penyuntikan obat pada daerah selang intravena.
5. Lakukan desinfeksi dengan kapas alkohol dan setop aliran.
6. Lakukan penyuntikan dengan memasukan jarum spuit hingga
menembus bagian tengah dan masukan obat secara perlahan –
lahan kedalam selang intravena.
7. Setelah selesai, Tarik spuit.
8. Periksa kecepatan infus dan observasi reaksi obat
9. Cuci tangan
10. Catat obat yang telah di berikan dan dosisnya.

Anda mungkin juga menyukai