Daftar isi
[sembunyikan]
← 1 Dua kelompok anestesi
← 2 Tipe anestesi
← 3 Anestesiologis dengan empat rangkaian kegiatan
← 4 Sejarah anestesi
← 5 Penggunaan obat-obatan dalam anestesi
← 6 Gejala siuman (awareness)
← 7 Pemilihan teknik anestesi
← 8 Lihat pula
← 9 Daftar pustaka
← 10 Pranala luar
Beberapa jenis anestesi menyebabkan hilangnya kesadaran, sedangkan jenis yang lainnya
hanya menghilangkan nyeri dari bagian tubuh tertentu dan pemakainya tetap sadar.
Pembiusan lokal atau anestesi lokal adalah salah satu jenis anestesi yang hanya
melumpuhkan sebagian tubuh manusia dan tanpa menyebabkan manusia kehilangan
kesadaran. Obat bius jenis ini bila digunakan dalam operasi pembedahan, maka setelah
selesai operasi tidak membuat lama waktu penyembuhan operasi.
Empat rangkaian kegiatan yang merupakan kegiatan sehari-hari dokter anestesi adalah:
Sebelum tahun 1844, gas eter maupun nitrogen-oksida banyak digunakan untuk pesta
mabuk-mabukan. Mereka menamai zat tersebut "gas tertawa", karena efek dari
menghirup gas ini membuat orang tertawa dan lupa segalanya.
Penggunaan eter atau gas nitrogen-oksida sebagai penghilang sakit dalam dunia
kedokteran sebenarnya sudah dimulai Horace Wells sejak tahun 1844. Sebagai dokter
gigi, ia bereksperimen dengan nitrogen-oksida sebagai penghilang rasa sakit kepada
pasiennya saat dicabut giginya. Sayangnya usahanya mempertontonkan di depan
mahasiswa kedokteran John C. Warren di Rumah Sakit Umum Massachusetts, Boston
gagal, bahkan mendapat cemoohan. Usahanya diteruskan William Thomas Green
Morton.
Morton adalah sesama dokter gigi yang sempat buka praktik bersama Horace Wells pada
tahun 1842. Ia lahir di Charlton, Massachusetts, Amerika Serikat pada tanggal 9 Agustus
1819. Pada usia 17 tahun, ia sudah merantau ke Boston untuk berwirausaha. Beberapa
tahun kemudian mengambil kuliah kedokteran gigi di Baltimore College of Dental
Surgery. Morton meneruskan kuliah di Harvard pada tahun 1844 untuk memperoleh gelar
dokter. Namun karena kesulitan biaya, tidak ia teruskan. Pada tahun yang sama, ia
menikah dengan Elizabeth Whitman dan kembali membuka praktik giginya. Ia
berkonsentrasi dalam membuat dan memasang gigi palsu serta cabut gigi. Suatu
pekerjaan yang membutuhkan cara menghilangkan rasa sakit.
Morton menemukan efek bius eter lebih kuat dibanding gas nitrogen-oksida. Bahkan
pada tahun 1846 Morton mendemonstrasikan penggunaan eter dalam pembedahan di
rumah sakit umum Massachusetts. Saat pasien dokter Warren telah siap, Morton
mengeluarkan gas eter (atau disebutnya gas letheon) yang telah dikemas dalam suatu
kantong gas yang dipasang suatu alat seperti masker. Sesaat pasien yang mengidap tumor
tersebut hilang kesadaran dan tertidur. Dokter Warren dengan sigap mengoperasi tumor
dan mengeluarkannya dari leher pasien hingga operasi selesai tanpa hambatan berarti.
Tanggal 16 Oktober 1846 menjadi hari bersejarah bagi dunia kedokteran. Demonstrasi
Morton berhasil dengan baik dan memicu penggunaan eter sebagai anestesi secara besar-
besaran. Revolusi pembedahan dimulai dan eter sebagai anestesi dipakai hingga saat ini.
Ia bukanlah yang pertama kali menggunakan anestesia, namun berkat usahanyalah
anestesia diakui dunia kedokteran. Wajar jika Morton masuk dalam 100 orang paling
berpengaruh dalam sejarah dunia dalam buku yang ditulis William H. Hart beberapa
tahun yang lalu.
Di balik kesuksesan zat anestesi dalam membius pasien, para penemu dan penggagas zat
anestesi telah terbius ketamakan mereka untuk memiliki dan mendapatkan penghasilan
dari paten anestesi yang telah digunakan seluruh dokter di seluruh bagian dunia.
Wells, Morton, dan Jackson menghabiskan hidupnya demi pengakuan dari dunia bahwa
zat anestesi merupakan hasil temuannya. Morton selama dua puluh tahun menghabiskan
waktu dan uangnya untuk mempromosikan hasil temuannya. Ia mengalami masalah
meskipun ia telah mendaftarkan hak patennya di lembaga paten Amerika Serikat (U.S.
Patent No. 4848, November 12, 1846). Ketika tahun 1847 dunia kedokteran mengetahui,
zat yang digunakan adalah eter yang telah digunakan sejak abad 16, Morton tidak
memiliki dasar hukum yang kuat untuk mendapat keuntungan dari patennya. Jackson
juga mengklaim, dirinya juga berhak atas penemuan tersebut.
Bermacam obat bius yang digunakan dalam anestesi saat ini seperti:
Alat ini dapat menunjukkan derajat kondisi siuman pasien yang sedang menjalani suatu
pembedahan. Angka "100" menunjukkan pasien dalam keadaan "siuman sepenuhnya".
Bila jarum menunjukkan angka "60" berarti pasien dalam kondisi "siap untuk dioperasi".
Angka "0" menandakan pasien mengalami "koma yang dalam".
Dengan mengamati derajat siuman dari alat ini, dokter anestesi dapat menambahkan obat
pembiusan apabila diperlukan, atau memberikan dosis perawatan kepada pasien yang
telah mengalami kondisi ideal untuk dilakukan operasi. Di samping itu, dokter bedah
dapat dengan tenang menyelesaikan operasinya sesuai rencana yang telah ditetapkan.