Anda di halaman 1dari 3

TEORI KLP 6

Teori konflik
Teori Sosial Konflik adalah teori yang mentang teori struktural fungsional, dimana teori ini
menganggap bahwa konflik merupakan sesuatu hal yang biasa terjadi baik di dalam keluarga
maupun di masyarakat. Dapat dikatakan hal yang biasa karena konflik merupakan suatu
perubahan sosial.
Teori keluarga
Apabila teori konflik dikaitkan dengan keluarga maka teori konflik melihat bahwa keluarga
berada dalam kondisi statis atau dalam kondisi seimbang (equilibrium), kadang kala juga
mengalami kegoncangan di dalamnya.
Ilmu keluarga
Menurut Mattessich dan Hill (Zeitlin, 1995), keluarga merupakan suatu kelompok yang
berhubungan kckerabatan, tempat tinggal atau hubungan emosional yang sangat dekat yang
memperlihatkan empat hal (yaitu interdepensi intim, memelihara batasbatas yang terseleksi,
mampu untuk beradaptasi dengan perubahan dan memclihara identitas sepanjang waktu dan
melakukan tugas-tugas keluarga).
Perbedaan dengan teori lain
Teori lainnya yang membahas tentang proses sosialisasi dalam keluarga serta masyarakat,
perbedaan peran, fungsi, status, dan tanggung jawab, teori konflik ini menitikberatkan
analisisnya pada asal-usul terjadinya suatu aturan atau tertib sosial. Konflik dipandang sebagai
suatu proses perubahan sosial dari tatanan sosial yang lama ke tatanan sosial yang baru sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat.
Pengaplikasian teori
Implementasi teori ilmu keluarga ini yaitu dengan menggunakan teori Struktural Fungsional.
Salah satu persyaratan struktural yang harus dipenuhi oleh keluarga agar dapat berfungsi yaitu
adanya alokasi ekonomi yang menyangkut barang dan jasa antar anggota keluarga untuk
mencapai tujuan keluarga.
TEORI KLP 7
Teori gender (psikologi keluarga)
Definisi gender
Gender adalah suatu konsep yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan
perempuan dari sudut non-biologis. Studi gender lebih menekankan perkembangan maskulinitas
(masculinity) atau feminitas (feminity) seseorang.
Menurut Moore, 1988 Gender berbeda dengan seks atau jenis kelamin laki-laki dan perempuan
yang bersifat biologis.
Fokus teori gender
Teori gender berfokus untuk mengurangi dan menghilangkan ketidakadilan gender. Dengan kata
lain teori gender ingin mewujudkan keadilan sosial, dan keadilan sosial tidak dapat diwujudkan
tanpa adanya keadilan gender dalam masyarakat
Gender maskulin
Menurut Raven dan Rubin, 1983 (Natalia R. D. S., 2009 : 9-40) karakteristik peran gender
maskulin, yakni agresif, bebas, dominan, objektif, tidak emosional, aktif, kompetitif, ambisi,
rasional, percaya diri, rasa ingin tahu tentang berbagai peristiwa dan objek - objek non sosial,
impulsif, kurang dapat mengekspresikan kehangatan dan rasa santai, serta kurang responsif
terhadap hal - hal yang berhubungan dengan emosi.
Gender Feminim
Sahrah (Natalia R. D. S., 2009 : 9-40) mengungkapkan Karakteristik peran gender feminin terdiri
dari tiga kelompok atau komponen, yakni sebagai berikut:

 Kasih sayang
 Kelembutan perilaku
 Sifat feminim
Gender Androgini
Menurut Bem, 1985 (Natalia R. D. S., 2009 : 9-40) androgini merupakan perpaduan atau
kombinasi dari karakteristik maskulin dan feminin dalam diri individu. Karakteristik peran
gender androgini disamping mampu mengintegrasikan sifat maskulin dan feminin dengan baik,
lebih dapat menyesuaikan diri dalam berbagai situasi dibandingkan peran gender lainnya, serta
lebih responsif daripada peran gender yang tak terbedakan.
Gender tak terbedakan
Gender tak terbedakan, yaitu gender yang memiliki karakteristik maskulin dan karakteristik
feminin yang sama – sama rendah, dan tidak memiliki karakteristik khusus yang menonjol
menurut Bem, 1975 (Natalia R. D. S., 2009 : 9-40), sehingga dapat diperkirakan sangat rendah
perilaku prososialnya dibandingkan dengan peran gender maskulin, feminin, dan androgini.
Pengaplikasiannya
Secara umum seorang suami berperan sebagai kepala keluarga yang bertugas mencari nafkah
untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan dan suami juga berperan menjadi teman
setia yang menyenangkan dan selalu ada di saat suka maupun duka.
istri juga mempunyai peran yang sangat penting, yaitu sebagai pendamping suami di setiap saat
dan ibu yang siap menjaga dan membimbing anak-anaknya.
Kesetaraan gender
Adanya gerakan kesetaraan gender dan emansipasi itu, kaum wanita sekarang bisa bekerja di luar
rumah dalam bidang apa saja, bahkan sampai ada yang menjadi wanita karir yang menduduki
jabatan penting di birokrasi maupun di perusahaan (Amirullah, 2012 dalam Aisyah, Putri, &
Mulyati, 2012).

Anda mungkin juga menyukai