Disusun oleh:
Davit irawan
2113025022
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021/2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Swt karena berkat dan karunia-
Nya, dan Maha Suci Engkau yang telah memberi kemudahan dalam menyusun makalah ini
guna memenuhi tugas mata kuliah,sehingga makalah ini dapat saya selesaikan dengan baik.
Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Baginda Nabi Muhammad SAW,semoga
kita mendapat syafaatnya di Hari Akhir nanti.
Walaupun mungkin masih terdapat kesalahan dan kekurangan,penulis sebagai manusia biasa
yang tak terlepas dari kesalahan dan kekurangan sangat mengharapkan saran dan kritik dari
berbagai pihak,dengan harapan penulis dapat menyempurnakan segala kesalahan dan
kekurangan dari masalah ini.
Oleh karena itu sudah sepatutnya jika penulis menyampaikan ucapan terima kasih, rasa
hormat dan penghargaan setinggi – tingginya kepada Ibu Dr.Herpratiwi,M.Pd. sebagai dosen
pengampu mata kuliah Landasan Kependidikan
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh sekali dari kata sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran yang mampu membangkitkan jiwa saya, sangat diharapkan. Semoga makalah
ini mampu member manfaat serta menunjang Ilmu Pengetahuan bagi saya(penulis)
khususnya dan bagi para generasi yang akan datang serta senantiasa mendapat Ridho-Nya.
Aamiin
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar………………………………………………………………………….ii
BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………………………..1
A. LatarBelakang…………………………………………………………..……1
B. RumusanMasalah …………………………………………….…….……….1
C. Tujuan ……………………………………………………………...…….….1
BAB II
PEMBAHASAN……………………………………………………………………….2
A. Pendekatan Pendidikan…………………………………………….…..….…2
B. Pengertian Pendidikan……….....……………………………..….…….……3
C. BatasanHakikatpendidikan………………...…………………..………….…4
D. TujuanPendidikan……………………………………………………..…..…5
E. Unsur-unsurPendidikan………………...………………………..………..…7
BAB III
PENUTUP………………………………………………………………………………9
KESIMPULAN …………………………………………………………………….……9
DAFTAR PUSTAKA
Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan
potensi diri baik secara jasmani maupun rohani yang sesuai dengan nilai-nilai di
masyarakat. Kemajuan suatu bangsa maupun Negara tidak terlepas dari mutu
pendidikannya karena pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan
Sumber Daya Manusia.
1. Model Monolitik
Pendidikan karakter dianggap sebagai subjek khusus,jadi subjek pendidikan karakter
adalah diperlakukan seperti subjek lainnya.
2. Model Terpadu
Dalam model ini para guru dapat memiilih beberapa nilai karakter untuk dimasukkan
dalam subjek mereka.
4. Mengintegrasikan Model
Hal ini bisa dilakukan melalui kerjasama antara guru dan beberapa orang lain di luar
sekolah.
2.2 Pengertian Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu proses yang ada di semua masyarakat. Pesan ini dapat
dimaknai bahwa pendidikan sebagai sebuah proses pembentukan kecakapan fundamental
secara intelektual dan emosional yang matang,akan selalu dibutuhkan manusia karena
tanpa pendidikan manusia tidak akan pernah layak disebut ‘MANUSIA’. Seorang filsuf
Jerman abad ke-18 Wilhelm Von Humboldt, menekankan pula pentingnya pengalaman
dalam proses pendidikan. Ia mengatakan bahwa, “…experience means continously
transforming man’s observations of world and life into the mind’s inner from which is the
center of learning” (Jurgen Oelkers dalam Palmer, 2001: 81). Menurutnya, mengetahui
dan bertindak harus diatur di dalam lingkaran pengalaman manusia, menyediakan apa
yang disebut ‘perkembangan akurat dari kekuatan manusia’. Glasser (1992: 174)
memberikan pengertian: “Education is the process through which we discover that
learning adds quality to our lives”. Pendidikan merupakan suatu proses yang mampu
meningkatkan kualitas hidup manusia.
Pendidikan merupakan sarana bagi manusia untuk membekali diri dengan berbagai ilmu,
yang nantinya akan diaplikasikan dalam kehidupan. Persoalan pendidikan juga dapat
dilihat sebagai persoalan nasional karena pendidikan berhubungan dengan masa depan
bangsa. Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa,yang berrtujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berakhlak
mulia,sehat,berilmu,cakap,kreatif,mandiri,dan menjadi warga Negara yang demokratis
serta bertanggungjawab
Batasan hakikat pendidikan yang dibuat para ahli beraneka ragam dan kandungannya
kadang berbeda satu dari lainnya. Perbedaan tersebut mungkin terjadi karena perbedaan
orientasinya,konsep dasar yang digunakan,aspek yang menjadi tekanan,atau karena falsafah
yang melandasinya.
Tilaar (2009: 27-38) menuliskan beberapa tujuan proses pendidikan yang akan dicapai
melalui kebijakan-kebijakan tertentu,yakni pertama Pendidikan sebagai transmisi
kebudayaan; kedua pendidikan sebagai pengembangan kepribadian; ketiga pendidikan
sebagai pengembangan akhlak mulia serta religious; keempat pendidikan sebagai
pengembangan warga negara yang bertanggungjawab; kelima, pendidikan adalah
pengembangan pribadi paripurna atau seutuhnya; dan keenam, pendidikan sebagai proses
pembentukan manusia baru.
Beberapa pakar pendidikan berpendapat bahwa tujuan proses pendidikan adalah proses
pemberdayaan anak didik. Sebagian besar orang saat ini memiliki pandangan sendiri-
sendiri tentang pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan saat ini sudah
menjadi urusan public. Tujuan merupakan hal penting dalam suatu program. Tujuan
sering kalli hanya menjadi pelengkap suatu program. Tujuan sering lepas dari apa yang
dilaksanakan. Oleh karena itu,jangan heran ketika ada program atau kegiatan yang
hasilnya tidak sesuai dengan apa harapannya. Termasuk tujuan nasional pendidikan
Indonesia yang sampai saat ini masih jauh dari tujuan ideal yang dicita-citakan..
Pendapat para pakar tentang tujuan pendidikan pun banyak dipengaruhi oleh akumulasi
pengalaman,kepribadian,dan lingkungan setiap individu. Oleh sebab itu,tujuan
pendidikan bagi orang awam menjadi sangat beragam diantaranya: 1) untuk mempelajari
perdagangan yang berguna; 2) untuk membuat hidup menjadi lebih menarik dan
menyenangkan; 3) untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan bagi kehidupan
sehari-hari; 4) untuk menjadi orangtua atau wali yang tidak bergantung; dan 5) untuk
mempelajari lapangan kerja yang bermanfaat (Brown, 1970: ix).
Jurge Oelkers dalam Palmer (2001: 81) menyatakan bahwa pendidikan merupakan proses
mengubah individu. Wilhelm Von Humboldt mengatakan bahwa tujuan pendidikan,
yaitu: “…the aim of education is to transform the ‘individual of real life’ into general
ideas that will guide the life of individuals without forcing them to go in a specific
direction”. Dari pendidikan harus mampu membawa perubahan individu-individu ke
dalam suatu pandangan umum yang akan membimbingnya tanpa memaksanya kepada
arahan khusus. Proses inilah yang nantinya akan membentuk individu tersebut untuk
membuat pengalaman belajarnya sendiri. Hal ini memberikan keleluasaan kepada
individu tersebut untuk belajar sendiri dengan proses yang dibuat sendiri. Hal inilah yang
menjadikan individu tersebut mengalami proses pendewasaan tanpa dipaksakan oleh
siapapun.
John White menganalisis tujuan pendidikan menurut pemikiran Peters (Palmer 2003: 214)
yakni “Pendidikan tidak mempunyai tujuan lain di luar pendidikan. Nilainya bersumber
dari prinsip dan standar yang tersirat di dalamnya. Menjadi seorang yang terdidik tidak
harus sampai pada satu tujuan, tetapi mempunyai suatu pandangan yang berbeda.” Hal
tersebut berarti bahwa tujuan pendidikan berasal dari dalam pendidikan itu sendiri, bukan
dari luar pendidikan. Proses pendidikan inilah yang memberikan rambu-rambu terhadap
individu tersebut untuk aktif mencari dan membuat pengalaman belajarnya sendiri tanpa
ada intervensi dari pihak manapun.
Reksohadiprodjo (1989: 10) salah seorang yang aktif mengembangkan Perguruan Taman
Siswa menyatakan bahwa tujuan pendidikan yang akan dicapai melalui kebijakan-
kebijakan tertentu berangkat dari pandangan mengenai hakikat manusia. Pendidikan
hendaknya dapat mengusahakan agar orang dapat membina dan mengembangkan dirinya
menjadi manusia mandireng pribadi yang merasa bertanggung jawab atas terwujudnya
makna eksistensi sebagai satusatunya makhluk Tuhan yang berbudi dan bermasyarakat.
Setiap pengalaman belajar dalam hidup dengan sendirinya terarah kepada pertumbuhan.
Tujuan pendidikan tidak berada di luar pengalaman belajar, melainkan melekat di
dalamnya (Mulyadihardjo, 2010: 47). Apabila tujuan pendidikan tidak ditentukan dari
luar harus begini, tetapi ditentukan oleh pengalaman-pengalaman belajar yang beraneka
ragam hikmahnya bagi pertumbuhan yang banyak mengandung banyak kemungkinan.
Hanya manusia yang mengalami proses pendidikan. Pendidikan tidak lain merupakan
sarana perjuangan yang harus ditempuh oleh manusia dalam kehidupannya yang penuh
tantangan dalam rangka mewujudkan harkat dan martabat manusia (Prayitno, 2011).
Semua itu menyebabkan tujuan-tujuan dalam keseluruhan pengalaman belajar menjadi
tidak terbatas dan tidak direkayasa dari luar proses yang terjadi dalam pengalaman-
pengalaman belajar itu sendiri.
1. Peserta Didik
Peserta didik sebagai subjek pembelajaran merupakan individu aktif dengan berbagai
karakteristik,sehingga dalam proses pembelajaran terjadi interaksi timbale balik,baik
antara guru dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa. Oleh karena itu,salah satu
kompetensi pedagogic yang harus dikuasi guru adalah memahami karakteristik dan
perkembangan kognitif anak didiknya sehingga tujuan pembelajaran terwujud..
2. Pendidik
Pendidik ialah orang yang bertanggungjawab terhadap pelaksaan proses pendidikan
dengan sasaran peserta didik. Pendidik harus memiliki kewibawaan (kekuasaan batin
mendidik) dan menghindari penggunaan kekuasaan lahir (kekuasaan yang semata-
mata didasarkan kepada unsure wewenang jabatan). Kewibawaan dimiliki oleh
mereka yang sudah dewasa. Yang dimaksud adalah kedewasaan rohani yang ditopang
kedewasaan jasmani. Kedewasaan jasmani tercapai bila individu telah mencapai
puncak perkembangan jasmanii yang optimal. Kedewasaan rohani tercapai bila
individu telah memiliki cita-cita hidup dan pandangan hidup tetap.
4. Materi/Isi Pendidikan
Materi ini salah satunya meliputi materi inti maupun materi local. Materi ini bersifat
nasional yang mengandung misi pengendalian dan persatuan bangsa. Muatan local
misinya adalah mengembangkan kebhinekaan budaya sesuai dengan kondisi
lingkungan.
6. Perbuatan Pendidik
Kegiatan yang dilakukan pendidik ketika menghadapi peserta didik. Tata cara dan
sikap seorang pendidik dalam penyampaian pelajaran juga menunjang perkembangan
peserta didik.. pendidik harus menghindari sikap menekan mental peserta didik.
7. Lingkungan Pendidikan
Unsure ini berpengaruh juga pada tercapainya tujuan pendidikan. Lingkungan belajar
meliputi sarana dan prasarana belajar,seperti ruang kelas yang memadai tersedianya
ruangan untuk praktikum,lingkungan tidak berisik sehingga bisa nyaman saat belajar.
3.1 Kesimpulan
1. 4 Pendekatan pendidikan
a. Model Monolitik
b. Model Terpadu
c. Out of School Time Model
d. Mengintegrasikan Model
2. Pengertian pendidikan
4. Tujuan pendidikan
Banks, J. A. (1997). Teaching strategies for ethnic studies. (6th ed). Boston: Allyn and
Bacon.
New York: John Wiley & Son, Inc. Baron, S., Field, J., & Schuller, T. (2000). Social capital:
critical perspectives. New York: Oxford University Press, Inc.
Abin, S.M. 2002. Psikologi Pendidikan: Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S & Jabar. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud: Dikti
Elliot, S., N. et. All. 1999. Educational Psychology. Singapore: Mc. Graw Hill Book.
Gredler, M.E. 2001. Learning and Instruction Theory Into Practice. Ohio: Merrill Prentice
Hall.
Suparno, Paul, MoertiYoedho K., DettyTitisari, St. Kartono. (2002). Pendidikan Budi Pekerti
di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius