Anda di halaman 1dari 7

GNB atau 

Gerakan Non-Blok (1 sep 1961) adalah sebuah organisasi yang diciptakan untuk
perdamaian dan keamanan dunia pada saat kubu Barat (Amerika) dan kubu Timur (Uni
soviet/Russia) yang sedang bertikai. GNB sebagai badan sendiri untuk menformulasikan
posisi sendiri secara independen yang merefleksikan kepentingan negara-negara
anggotanya menurut KAA dengan isinya Dasasila Bandung. Indonesia pada saat itu sudah
disegani oleh negara lain akibat politik luar negerinya, yang telah menggabungkan negara-
negara lain untuk mewujudkan perdamaian tanpa terlibat dalam konflik-konflik seperti
Amerika Serikat dan Uni Soviet. Dengan kata lain, Gerakan Non Blok menempati posisi
khusus dalam politik luar negeri Indonesia karena memiliki peran sentral dalam pendirian
Gerakan Non Blok.
Jadi, GNB yang pada saat itu menjadi salah satu solusi untuk mengusahakan kemajuan
dan pengembangan ekonomi, sosial serta politik yang jauh tertinggal dari negara maju.
Pendiri dari gerakan ini adalah:
 Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru.
 Presiden Ghana Kwame Nkrumah.
 Presiden Soekarno.
 Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser.
 Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito.
Kata non-blok sendiri pertama kali diperkenalkan oleh Perdana Menteri India, Nehru, melalui
pidatonya tahun 1954 di Colombo, Sri Lanka.  Ia menjelaskan lima pilar yang kemudian
dijadikan basis dari GNB, yaitu:
 Saling menghormati integritas teritorial dan kedaulatan.
 Perjanjian non-agresi
 Tidak mengintervensi urusan dalam negeri negara lain
 Kesetaraan dan keuntungan bersama
 Menjaga perdamaian dunia.
Peran Indonesia:
 Sebagai salah satu negara pemrakarsa
 Sebagai salah satu negara pengundang pada KTT GNB yang pertama
 Pernah menjadi ketua GNB pada tahun 1992-1995. pada saat itu Indonesia menjadi tuan
rumah penyelenggara KTT ke-X GNB di Jakarta
 Indonesia turut andil dalam menyelesaikan berbagai konflik regional serta gerakan
separatis Moro di Filipina
GNB didirikan berdasarkan prinsip-prinsip dasar yang disepakati dalam KTT Asia-Afrika yang
dikenal dengan sebutan Dasasila Bandung. 
Pendapat: Menurut saya, Persetujuan untuk mengikuti Gerakan Non-Blok adalah keputusan yang
tepat karena ini juga sesuai dengan Politik Bebas Aktif, kebijakan luar negeri yang diterapkan
Indonesia. Bebas artinya Indonesia tidak terikat atau memihak salah satu blok kekuatan, dan
aktif maksudnya Indonesia aktif menciptakan perdamaian dunia. Yang merupakan tujuan utama
dari peran Indonesia juga. Hal ini membuktikan bahwa Indonesia mempunyai keberanian yang
kuat untuk menunjukkan dirinya ke dunia. Rasanya seperti memberikan warna baru, karena
kontribusi Indonesia dalam GNB juga membawa ke arah yang baik dan membuat sejarah yang
membanggakan rakyat Indonesia untuk selalu maju ke depan. Karena tanpa adanya GNB, sama
halnya Kita tidak akan pernah bisa membangun apabila tidak ada perdamaian dunia dari faktor
cita-citakan GNB yaitu dunia yang aman dan pastinya berguna untuk menciptakan dunia
tenteram dan sejahtera untuk saat ini dan ke depannya.

KAA atau Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika merupakan sebuah konferensi antara
negara-negara Asia dan Afrika, yang kebanyakan baru saja memperoleh kemerdekaan. 
Penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika (KAA) diawali dari ide Soekarno yang
disampaikan oleh Ali Sastroamidjojo pada Konferensi Colombo. Idenya datang karena setelah
Perang Dingin.
KAA diselenggarakan oleh Indonesia, Myanmar (dahulu Burma), Sri Lanka
(dahulu Ceylon), India dan Pakistan. Kegiatan ini dikoordinasi oleh Menteri Luar Negeri
Indonesia Sunario dan berlangsung antara 18 April-24 April 1955, di Gedung
Merdeka, Bandung, Indonesia.
Dasasila Bandung berisi tentang "pernyataan mengenai dukungan bagi kerukunan dan
kerjasama dunia". Tujuan KAA sangat penting untuk negara-negara Asia Afrika yang
mengikutinya. Bahkan konferensi ini akhirnya membawa kepada terbentuknya Gerakan
Non-Blok pada 1961.
Tujuan KAA
1. Mempererat solidaritas negara-negara di Asia dan Afrika.
2. Meninjau masalah-masalah hubungan sosial ekonomi dan kebudayaan dari negara-
negara Asia dan Afrika.
3. Menjalin kerukunan antarumat beragama di wilayah Asia dan Afrika.
4. Memberikan sumbangan untuk memajukan perdamaian dan kerja sama dunia.
5. Mencanangkan gerakan politik untuk melawan kapitalisme asing.
6. Melawan kolonialisme dan neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, dan negara
imperialis lainnya.
Hal ini yang merupakan penguat bagi para penggagas KAA termasuk Indonesia untuk
mewujudkan kedamaian tersebut sehingga semua orang di dunia ini dapat mendapatkan
HAM, kesejahteraan, dan keamanan yang selayaknya.
KAA menghasilkan Dasasila Bandung, yang menjadi harapan masyarakt, karena sebagian
besar pernah merasakan penjajahan. Secara keseluruhan, Dasasila Bandung merupakan
persamaan derajat, saling menghormati kedaulatan negara, hak menentukan nasib
sendiri, masalah bangsa-bangsa yang belum merdeka, perdamaian dunia dan kerjasama
internasional, dan deklarasi tentang memajukan perdamaian dunia.

OKI merupakan organisasi dengan keanggotaannya yang terdiri dari berpenduduk Islam
– tentu diharapkan upaya-upaya yang telah dilakukan OKI dapat memberi warna pada
situasi politik dan keamanan di tingkat global. Namun, latar utamanya adalah dari adanya
ketidakadilan dalam agama dimana pada saat itu ajaran agama tidak terlalu diterapkan
dan adanya pembakaran di salah satu masjid. OKI didirikan pada tanggal 25 September
1969 berdasarkan Deklarasi Rabat (Maroko) dan memiliki Sekretaris Jenderal yang
berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi.
Adapun yang menjadi latar belakang didirikannya OKI adalah peristiwa bersejarah  yaitu
pembakaran Masjid Al Aqsa saat terjadinya pendudukan Al-Quds (Yerusalem) oleh Israel
pada bulan Agustus 1969. Hal ini menimbulkan keprihatinan internasional dan mendorong
para  pemimpin sejumlah negara Islam mengadakan Konferensi di Rabat, Maroko, pada
tanggal 22 – 25 September 1969, serta menyepakati Deklarasi Rabat yang menegaskan
dibentuknya Organisasi kerja sama atas dasar agama Islam, penghormatan pada Piagam
PBB dan hak asasi manusia.
Tujuan:
 Memperkokoh dan memperkuat solidaritas diantara negara-negara anggota serta
mendukung perjuangan umat muslim dalam melindungi kehormatan hak-haknya
 Melakukan aksi Bersama untuk melindungi tempat-tempat suci umat Islam, dan memberi
dukungan serta semangat terhadap pemerintahan dan warga Palestina.
 Anggota OKI akan selalu bekerja sama menentang diskriminasi sosial yang ada dalam
masyarakat dan segala bentuk penjajahan
 Mendukung perdamaian dan keamanan internasional
Peranan Indonesia cukup menonjol dalam OKI. secara kesimpulan, kita sudah
mengetahui bahwa Indonesia memiliki peran yang besar dalam OKI seperti,
mendamaikan sengketa Palestina-Bangladesh, meningkatkan kesetaraan dalam peran
perempuan, dan meningkatkan kesejahteraan antar negara-negara Islam.
Peran:
 Turut serta mendamaikan konflik yang terjadi antara Pakistan dan Bangladesh
 Turut serta mengatasi persoalan minoritas muslim suku Moro di Filipina
 Mengajukan resolusi tentang solidaritas Islam dunia yang diterima Secara spontan oleh
para negara peserta KTT OKI di Thaif, Arab Saudi 1981

ASEAN adalah sebuah organisasi yang didirikan dengan tujuan untuk mensejahterakan
dan memajukan negara di Asia Tenggara, dilatarbelakangi dari hubungan sejarah yang
sama-sama pernah dijajah, dan pastinya ada kepentingan yang sama untuk
Mempengaruhi untuk menjadi lebih aman, damai, dan aman Secara budaya, sosial,
politik, dan ekonomi.. ASEAN adalah singkatan dari Association of Southeast Asian
Nations yang dalam bahasa Indonesia disebut Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia
Tenggara. ASEAN didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967.
Negara yang menjadi Founding Fathers (pendiri) ASEAN yakni Indonesia, Malaysia,
Filipina, Singapura dan Thailand.
Contohnya adalah kasus Palestina – Israel, dimana saya meihat di berita bahwa Indonesia
akan mengambil tindakan mengenai konflik tersebut dan telah menampu masyarakat
Palestina untuk mengungsi dan melindungi masyarakat Palestina.
Kelima tokoh pendiri ASEAN itu adalah Adam Malik dari Indonesia, Tun Abdul Razak
dari Malaysia, Narciso R. Ramos dari Filipina, S. Rajaratnam dari Singapura, dan Thanat
Khotman dari Thailand. Kelimat pelopor tersebut mentandatangani deklarasi Bangkok:
Isi dari Deklarasi Bangkok
1. Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan perkembangan kebudayaan di
kawasan Asia Tenggara.
2. Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional.
3. Meningkatkan kerja sama dan saling membantu untuk kepentingan bersama dalam bidang
ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi.
4. Memelihara kerja sama yang erat di tengah-tengah organisasi regional dan internasional yang
ada.
5. Meningkatkan kerja sama untuk memajukan pendidikan, latihan, dan penelitian di kawasan
Asia Tenggara.

1. Indonesia, bergabung pada 8 Agustus 1967


2. Malaysia, bergabung pada 8 Agustus 1967
3. Filipina, bergabung pada 8 Agustus 1967
4. Singapura, bergabung pada 8 Agustus 1967
5. Thailand, bergabung pada 8 Agustus 1967
6. Brunei Darussalam, begabung pada 7 Januari 1984
7. Vietnam, begabung pada 28 Juli 1995
8. Laos, begabung pada 23 Juli 1997
9. Myanmar, begabung pada 23 Juli 1997
10. Kamboja, begabung pada 30 April 1999

Tujuan:

 Meningkatkan ekonomi, sosial, dan kebudayaan di Kawasan Asia Tenggara


 Meningkatkan perdamaian dan stabilitas keamanan di Kawasan Asia Tenggara
 Meningkatkan kerja sama dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi, dan ilmu
pengetahuan bagi negara-negara anggota ASEAN mengadakan kerjasama dalam bidang
pertanian, industri, perdagangan dan komunikasi
 Menyedikan fasilitas latihan dan penelitian bagi negara-negara di Kawasan Asia
Tenggara

Deklarasi djuanda adalah deklarasi yang menyatakan kepada dunia bahwa laut Indonesia
adalah termasuk laut sekitar, di antara dan di dalam kepulauan Indonesia menjadi satu kesatuan
wilayah NKRI.

Pada masa awal kemerdekaan, wilayah Indonesia terdiri dari delapan provinsi yaitu Sumatera,
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sunda Kecil, Borneo, Sulawesi dan Maluku. Sebagian
provinsi tersebut berada di pulau-pulau yang berbeda. Dalam peta itu disebut bahwa luas laut
Indonesia hanya 3 mil laut menjadi 12 mil, laut bebas atau perairan internasional.

Wilayah laut teritorial Indonesia tidak merupakan wilayah yang utuh, tetapi terpisah-pisah oleh
perairan internasioal atau perairan bebas.
Perairan internasional adalah zona bebas yang bisa dilalui oleh kapal-kapal dari berbagai negara,
tanpa perlu izin dari pemerintah Indonesia. Dengan kata lain, setiap negara boleh melakukan
kegiatan apa pun, baik yang menguntungkan atau merugikan kedaulatan Indonesia. Kondisi ini
membuat wilayah Indonesia seolah tidak berada dalam satu kesatuan. pada 13 Desember 1957,
Perdana Menteri Indonesia Djuanda Kartawidjaja membuat sebuah deklarasi. Djuanda ingin
mengubah sistem ketatalautan dan zona teritorial Indonesia. Melalui deklarasi yang dibuatnya,
Djuanda menegaskan kepada negara lain bahwa wilayah laut di sekitar kepulauan nusantara,
merupakan laut yang menjadi wilayah kesatuan dan kedaulatan Indonesia.

Ditolak oleh pihak luar negara dikarenakan penutupan laut di antara pulau-pulau Indonesia itu
dianggap bertentangan dengan hukum internasional tentang kebebasan pelayaran. Terlebih lagi
jadinya mereka kesusahan untuk mengakapn ikan di perairan Indonesia.

Secara keseluruhan, segala perairan di sekeliling dan diantara pulau-pulau di Indonesia

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari daratan dan berada dibawah kedaulatan

Indonesia.Oleh karena itu, menurut saya Deklarasi Djuanda

memiliki arti yang penting bagi Bangsa Indonesia untuk meningkatkan pembangunan dan

memantapkan kesatuan nasionalnya.

Kontingen Garuda adalah prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang menjadi
pasukan perdamaian PBB. Secara internasional pasukan perdamaian PBB diakui sebagai
tentara yang profesional dan berkualifikasi tinggi yang dapat diandalkan untuk menjaga
perdamaian dunia. Karena untuk pertama kalinya, tentara dikerahkan untuk menjaga
perdamaian, bukan untuk berperang. Tidak semua tentara dapat memenuhi persyaratan
sebagai pasukan PBB.

Sebuah pasukan dari organisasi Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang ditugaskan dalam rangka
misi perdamaian di berbagai tempat di dunia atas nama organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa. 
Latar belakang dibentuknya dan digagasnya pasukan perdamaian oleh Indonesia adalah
ungkapan rasa terima kasih Indonesia kepada negara-negara Liga Arab terutama Mesir.
Sebagai negara yang pertama kalinya mengakui kemerdekaan Indonesia secara de
jure dan negara yang gigih mendukung Indonesia saat terjadi sengketa dengan Belanda,
Mesir pernah mengalami konflik militer berskala besar seperti “Krisis Suez” pada tahun
1956 yang memerlukan perhatian internasional.

Indonesia membalas budi Mesir melalui mekanisme diplomasi di PBB yang mendukung
agar PBB mengirimkan pasukan perdamaian untuk membantu meredakan krisis tersebut.
Semenjak itu, Indonesia secara rutin berpartisipasi mengirimkan pasukan penjaga
perdamaian di bawah naungan PBB dalam berbagai misi di ragam lokasi mancanegara.

Indonesia secara konsisten melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif di tengah
dunia yang penuh tantangan di mana konflik dan perang masih terjadi di beberapa
tempat. Politik luar negeri yang bebas menentukan sikap dan kebijaksanaan terhadap
permasalahan internasional dan tidak mengikatkan diri secara apriori pada satu kekuatan
dunia serta secara aktif memberikan sumbangan, baik dalam bentuk pemikiran maupun
partisipasi aktif dalam menyelesaikan konflik, sengketa dan permasalahan dunia lainnya.

Anda mungkin juga menyukai