Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MASSAGE OLAHRAGA

Disusun Oleh:

Muhammad Syafrudin N
NIM 17060474155

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA 2017 A


FAKULTAS ILMU OLAHRAGA
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur yang dalam penyusun sampaikan kehadirat Allah SWT, karena atas
limpahan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaiakan
makalah ini sesuai yang diharapkan.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulallah SAW, yang telah
membawa kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang.

Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Massage Olahraga Jurusan
Pendidikan kepelatihan olahraga Universitas negeri surabaya. Pembuatan makalah ini
diperlukan supaya penulis dan pembaca dapat memahami dan mengkaji tentang Massage
Olahraga.

Dalam proses pendalaman materi ini, tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan,
koreksi, dan saran. Untuk itu rasa terima kasih yang dalam kami sampaikan kepada dosen
membimbing kami dalam mata kuliah Massage Olahraga.

Penyusun sadar bahwa dirinya hanya manusia biasa yang pasti mempunyai kesalahan
dan kekurangan. Untuk itu penyusun mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun
demi pengembangn makalah ini selanjutnya. Demikian makalah ini kami buat semoga
bermanfaat.

                                                                                                         Surabaya, Oktober 2019

                                                                           

                                                                                                             Penyusun,
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…….…………………………………………………………..
…………….......…i
Daftar Isi……….……………………………………………………….................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang Masalah ……………………………....……………….…………...………1
1.2         Rumusan Masalah…………………………...…………….…………..………............……1
1.3         Tujuan Permasalahan……………………...……………..…………...………..……………2

BAB II PEMBAHASAN
2.1         Pengertian, Tujuan dan Pengaruh Massage…………………..………………………….....4

2.2         Teknik Massage…………………..…………………………....……....................…………7

2.3         Penggunaan Massage dalam Olahraga…………………..…………………………....…....17

2.4         Manfaat dan Tujuan Massage…………………..…………………………....…….............20

BAB III PENUTUP


3.1         Kesimpulan……………….…………….………………………….....……........…………23
3.2         Saran-Saran……………….…………...……....……………………...…………………....23

DAFTAR PUSTAKA…………………...........................…………..……….......................24
BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang Masalah

Dewasa ini massage telah menjadi bagian yang penting dalam pembinaan olahragawan,
terutama dalam membina kondisi fisik ternasuk di dalamnya upaya mempercepat pemulihan,
mencegah dan merawat cidera serta menambah kamampuan motorik yang semuanya itu
sekarang menjadi perhatian ilmu massage. Selain itu, massage mulai merambah ke dalam
dunia bisnis, dimana banyak salon, panti pijat yang memberikan layanan massage. Dari
contoh tersebut, membuktikan bahwa massage sangat penting untuk dipelajari karena
fungsinya yang sangat penting dalam pemulihan kondisi tubuh.

Massage adalah suatu penyembuhan yang menggunakan gerakan tangan atau alat
terhadap anggota tubuh yang lunak. Massage bertujuan memperbaiki sirkulasi, membantu
absorbsi, sekresi, mempelancar distribusi energi dan nutrisi kedalam jaringan, serta  dapat
memperbaiki tonus otot dan fungsi syaraf. Massage umumnya dianjurkan setelah bekerja
berat karena sangat besar manfaatnya dalam membantu mengembalikan tubuh kepada
keadaan pulih. Massage membantu menghilangkan kelelahan dengan segala gejala yang
menyertainya, seperti rasa pegal, kaku, nyeri ataupun perasaan lemas.

1.2         Rumusan  Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1)             Apakah yang dimaksud dengan massage?

2)             Bagaimanakah teknik dalam melakukan massage, sebutkan?

3)             Bagaimanakah peran penggunaan massage dalam olahraga?

4)             Apakah manfaat dan tujuan massage?

1.3         Tujuan Permasalahan

Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini, yaitu sebagai
berikut:

1)             Memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah Massage Olahraga.

2)             Sebagai salah satu bentuk pengetahuan tentang Massage Olahraga.   


BAB II
PEMBAHASAN
2.1         Pengertian, Tujuan dan Pengaruh Massage

1)             Pengertian Massage

Massage adalah suatu penyembuhan yang menggunakan gerakan tangan atau alat
terhadap anggota tubuh yang lunak. Gerakan tangan dalam massage disebut manipulasi atau
pegangan massage. Manipulasi-manipulasi tadi dapat berupa  Urutan pijatan, dan lain-lain
yang dipilih dan disusun secara sistematis berdasarkan prinsip-prinsip Fisiologi dan Anatomi,
serta disesuaikan dengan kondisi jaringan.

2)             Tujuan Massage

Pada dasarnya, massage bertujuan memperbaiki sirkulasi, membantu absorbsi


(penyerapan), sekresi (pengeluaran), serta mempelancar distribusi energi dan nutrisi kedalam
jaringan. Selain itu massage dapat memperbaiki tonus otot dan fungsi syaraf.

3)             Pengaruh Massage

Setiap manipulasi atau pegangan massage mempunyai pengaruh tertentu terhadap


jaringan tubuh. Selain itu tekanannya, arah gerakan, jumlah ulangan dan iramanya turut
menentukan pengaruh tersebut. Keberhasilan massage juga ditentukan oleh kecakapan
pengalaman masseur sendiri.
Efek massage terhadap jaringan bersifat mekanis, reflektoris dan khemis.

a)             Efek Mekanis

Dengan teknik menekan dan mendorong secara bergantian menyebabkan terjadinya


pengosongan dan pengisian pembuluh vena dan limpa, sehingga membantu memperlancar
sirkulasi, membantu sekresi dan pemberian nutrisi ke dalam jaringan.

b)             Efek Reflektoris

Massage menimbulkan pacuan terhadap syaraf peredaran darah yang menimbulkan


proses vasso konstrisi yang diikuti dengan vasso dilatasi lokal sehingga memperlancar
peredaran darah. Selain itu syaraf motorik yang terangsang meningkatkan tonus otot.

c)             Efek Khemis

Massage menyebabkan terbebasnya suatu zat sejenis histamin yang memberi efek
dilatasi terhadap pembuluh darah kapiler.
Disamping ketiga efek itu tadi secara psikilogis massage memberikan perasaan nyaman
dan segar serta percaya diri.

A)           Pengaruh massage terhadap peredaran darah dan limpa

            Manipulasi yang dikerjakan dari bagian-bagian tubuh menuju ke jantung (sentripetal)


secara mekanis mendorong aliran darah pada pembunuh vena menuju ke jantung. Aliran
darah yang lebih lancar dalam vena akan membantu kelancaran aliran darah pada arteri dan
kapiler. Dengan demikian massage membantu proses penyerapan dan pembuangan sisa-sisa
metabolisme dari dalam jaringan serta memperlancar distribusi nutrisi. Massage
memperlancar mengalirnya cairan limpa dari pembuluh-pembuluh kecil kepada pembuluh
yang lebih besar melalui kelenjar-kelenjar limpa menuju ke ductus thoracicus dan masuk ke
dalam peredaran. Keadaan ini membantu penyerapan, terutama terhadap jaringan yang
mengalami peradangan atau pembengkakan.

B)           Pengaruh massage terhadap kulit

Massage dapat melonggarkan dan menghilangkan penebalan-penebalan kecil yang


terjadi pada jaringan-jaringan di bawah kulit sehingga dengan demikian memperbaiki
penyerapan peredaran darah dan limpa menjadi lancar sehingga kondisi kulit menjadi lebih
baik, karena pengeluaran peluh menjadi lebih lancar. Massage menyebabkan kulit menjadi
halus dan elastis serta bersih karena sel-sel sebelah luar  yang sudah aus mengelupas.

C)           Pengaruh massage terhadap jaringan otot

Massage mempercepat pengosongan dan pengisian cairan sehingga memperlancar


sirkulasi dan pembebasan sisa-sisa pembakaran, memperlacar penyajian nutrisi sehingga
mempercepat proses pemulihan. Terhadap otot yang mengalami cidera massage menbantu
penyebaran traumatik-effusion dan suplai darah terhadap jaringan. Massage dapat
menghilangkan atau mencegah terjadinya perlekatan dan scar tissue akibat adanya cairan
yang disebut traumatic exudate yang dapt menyebabkan melekatnya serabut otot satu sama
lain dan menimbulkan penebalan (thickening). Perlekatan yang menjadi penebalan ini bila
telah berlangsung lama sukar dihilangkan, kecuali dengan operasi.

D)           Pengaruh massage terhadap pekerjaan syaraf

Umumnya massage memberikan rangsangan terhadap syaraf sensibel dan motorik


sehingga menimbulkan reflek. Massage juga bersifat menggiatkan bila diberikan dengan
cepat dalam waktu yang singkat. Massage dengan kecepatan sedang dengan tekanan sedang
denagan waktu agak lama dapat menghilangkan atau mengurangi rasa sakit. Massage yang
lembut memberi pengaruh menenangkan. Disamping itu massage dapat memelihara kondisi
syaraf.

2.2       Teknik Massage
Yang termasuk teknik massage ialah:

A)           Manipulasi massage

B)           Pelaksanaan massage

C)           Posisi pasien

D)           Penggunaan alat-alat massage

Berikut ini adalah penjelasan dari teknik massage:

A)           Manipulasi massage

Manipulasi adalah pegangan atau cara melakukan pijitan gosokan dan lain-lain. Dalam
mempelajari pegangan atau manipulasu ini ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu
mempelajari dan berlatih melaksanakan pengangan dan berlatih meraba dan merasakan
bagaimana kondisi jaringan yang di massage. Misalnya jalur-jalur otot dan kelainan-kelainan
yang mungkin ada. Kedua hal ini harus dilatih bersama-sama dalam praktek.

Barbagai pegangan massage adalah :

1)             STROKING (EFFLEURAGE) = Urutan / Elusan

a) Superfisial stroking
b) Deep stroking

2)             COMPRESSION = Parasan

a) Kneading / petrissage (memijat)


b) Wringing (memeras)
c) Rolling (menggeser)
d) Walken (menekan)

3)             FRICTIONS = Gosokan

a) Spiral
b) Circulary
c) Rotary

4)             TAPOTEMENT = Pukulan

a) Hacking (mencencang)
b) Beating (dengan kepalan)
c) Clapping (dengan talapak jari)
d) Cupping (dengan telapak tangan dicekungkan)
e) Typing (seperti mengetik)
f) Spatting (cipratan)
g) Chucking (trikan lepas)
5)             VIBRATIONS = Getaran

a) Palmar (dengan telapak tangan)


b) Knuckle (dengan kepalan)

6)             SHAKING = Guncangan

a) Pada lengan (telentak / duduk)


b) Pada tungkai (telungkup)

Dalam praktek massage manipulasi yang sebanyak itu tidak perlu selalu digunakan
seluruhnya, melainkan disesuaikan dengan keperluan saja. Berikut ini adalah penjelasan dari
berbagai macam pegangan massage pada manipulasi.

1)             STROKING

Berdasarkan dalamnya tekanan pelaksanaan stroking di bagi menjadi 2 (dua) macam


pegangan, yaitu:

a) Superficial Stroking. Manipulasi ini merupakan elusan lembut pada permukaan kulit
sehingga menpunyai pemgaruh menenangkan (sadatif). Arah gerakan tidak tertantu. Biasanya
dilakukan dengan telapak jari atau telapak tangan. Manipulasi ini biasa dipakai untuk
memulai atau mengakhiri acara massage.
b) Deep Stroking. Manipulasi ini terdiri atas gerakan mengurut atau menggerus ke arah pusat
(centripetal) secara kontinyu dengan tekanan yang lebih dalam. Stroking merupakan
manipulasi yang merangsang secara mekanis ujung-ujung syaraf di kulit untuk menbantu
melancarkan peredaran darah dan limpa. Stroking dalam menghaluskan dan merampimgkan
otot. Untuk memberikan tekanan yang lebih dalam, masseur harus memindahkan berat badan
ke tangan yang bekerja. Untuk itu bangku massage harus diatur setinggi pusar.
Bentuk pegangan stroking ada tiga macam, yaitu:

A) Palmar (dengan telapak tangan). Jari-jari harus rapat kecuali ibu jari. Seluruh
permukaan telapak tangan harus kontak dengan permukaan kulit. pada otot yang
karena bentuknya mudah dipegang seperti pada paha dan betis pegangan harus
melingkar memegang otot agar dorongan menjadi lebih baik. Manipialsi ini dapat
dilakukan dengan satu atau dua tangan. Bila dengan dua tangan dilakukan
bergandengan atau bergantian. Gerakan harus selalu menuju ke pusat bila tekanan
cukup dalam.
B) Digital (dengan ujung atau telapak jari tangan). Manipulasi ini dikerjakan dengan
satu, Dua atau seluruh jari tangan. Keuntungan dari bentuk manipulasi ini ialah dapat
digunakan pada bagian-bagian tubuh yang sempit. Lebih dapat merasakan kelainan-
kelainan yang ada, seperti penebalan dan pengerasan jaringan dll. 
C) Knuckle (kepalan). Dipergunakan terutama untuk otot-otot yang tebal dan keras
seperti misalnya tractus ilio tibialis, karena pengaruh bentuk manipulasi palmar dan
digital dirasakan kurang. 

2)             COMPRESSION

Dengan manipulasi perasan ini pengaruh stroking diperlebar, sirkulasi diperlancar.

a) Kneading / petrissage (mengadoni dan memijat). Kedua bentuk pegangan ini pengertiannya
sering dipersamakan. Kneading atau petrissage dilakukan dengan palmar yaitu dengan
memegang otot sebanyak-banyaknya kemudian memeras / menekan tanpa menggeser. Jari-
jari harus lurus jangan bengkok untuk menghindarkan parasan sakit pada pasien. Pijatan
dilakukan berpindah-pindah dari ujung ke central. Pijatan dapat dilakukan dengan dua tangan
bersama-sama atau bergantian, dalam hal ini satu tangan memegang otot dan yang lainya
memijat. 
b) Wringing (perasaan). Pagangan ini seperti memeras kain cucian, tangan bergerak
bertentangan yang satu mendorong dan yang lain menarik. 
c) Rolling (menggeser). Pegangan ini dimulai dengan sikap memegang otot seperti pada
petrissage, yang dilakukan oleh tangan terjauh, sednag tangan yang lain memegang dan
mengangkat otot di bagian yang lebih dekat ke pusat. Gerakan memeras dilakukan oleh
tangan terjauh debgan merapatkan telunjuk ke ibu jari. Kemudian tangan lain tergeser ke arah
pusat sambil mengangkat otot disusul gerak perasan berikutnya. 
d) Walken. Pegangan ini dikerjakan dengan dua tangan. Misalnya tangan kiri berada pada
bagian proksimal, memegang otot dengan ibu jari dan jari-jari lain terpisah. Tangan kanan
memegang otot tadi pada bagian distal dengan posisi ibu jari berada diantara telunjuk dan ibu
jari tangan kiri. Tanagan kiri lebih dulu melakukan pijatan dan sementara itu ibu jari tangan
kanan melakukan pijatan dengan ibu jari. Tangan kiri kendur dan menggeser ke atas dan
melakukan pijatan lagi yang kemudian diikuti tangan kanan. Manipulasi ini dilakukan pada
bagian tubuh yang bulat seperti pada tungkai bawah, tungkai atas dan lengan bawah, lengan
atas. Dengan manipulsi ini terjadi pengosongan dan pengisian jaringan. 

3)             FRICTIONS ( RUBBING)

Frictions yang berarti menggosok atau menggerus, dapat dilakukan baik dengan jari
maupun telapak tangan. Friktions digunakan untuk menggerakan lemak di bawah kulit,
memperbaiki sirkulasi, memperbaiki penyerapan, melonggarkan ikatan sendi yang kaku, serta
menghilangkan pengerasan dan penebalan. Variasi dari pegangan ini ialah:

a) Spiral, yaitu gerakan menggosok dengan jari atau telapak tangan mengikutu garis melingkar-
lingkar berbentuk spiral. 
b) Circulary, menggosok dengan ibu jari atau telapak tangan menbuat lingkaran-lingkaran
tertutup hingga seluruh permukaan tergosok. 
c) Rotary,  yaitu gerakan menggosok membuat lingkaran yang luas seperti misalnya pada
punggung ataupun panggul. Dapat dilakukan dengan satu tangan dan dapat juga dengan dua
tangan. Dapat juga dengan menggunakan hasta untuk mengeraskan gosokan. Frictions
dengan talapak jari lebih efektif karena rabahannya lebih peka dan dapat menelusuri bagian
ataupun lekukan yang sempit. 

                                                                                                       

B)           Pelaksanaan massage

Hal-hal yang perlu diperhatikan

a) Sebelum massage harus yakin bahwa pasien boleh dimassage.


b) Harus diketahui kondisi bagian tubuh yang akan dimassage, misalnya memar, sakit, pegal
atau bekas keseleo, dsb.
c) Harus ditentukan untuk tujuan apa massage dilakukan, apakah perawatan, pemanasan atau
pemulihan.
d) Pegangan atau manipulasi harus benar, dilakukan dengan teratur, berirama dan kontinyu serta
tidak sering diangkat dari permukaan tubuh pasien. Hindarkan tindakan yang ragu-ragu,
tersentak-sentak atau menimbulkan rasa geli.
e) Manipulasi yang sifatnya mendorong, menekan dan memeras harus menuju ke centripetal
saperti: deep stroking (effleurage), compression, dan frictions. Kecuali gerakan yang
sifatnya superfisial.
f) Tekanan pijitan atau pukulan harus dikerjakan dengan keyakinan bahwa hal tersebut tidak
terlalu menyakitkan sehingga pasien seringkali mengeluh. Perhatikan bila massage bagian
dari jaringan yang belum sembuh benar untuk menghindarkan pecahnya kembali pembuluh
yang baru sembuh.
C)           Posisi pasien

Ada tiga hal penting yang berhubungan dengan posisi pasien pada waktu massage:

1) Letak pasien terhadap masseur harus semudah-mudahnya.


2) Bagian badan yang dimassage harus benar-benar kendur. Salah satu cara misalnya
dengan menberi ganjal pada bagian bawah lutut saat posisi terlentang dan di bagian
bawah pergelangan kaki pada posisi telungkup. Dengan cara demikian otot-otot
tungkai berada dalam keaadan kendur.
3) Pada waktu bekerja masseur harus bebas dari rintangan serta berdiri dalam sikap
yang memungkinkan bekerja lebih effisien sehingga tidak cepat lelah.

Posisi pasien:

a) Berbaring telentang. Pada posisi telentang di bawah lutut diganjal dengan guling kecil
sehingga dinding perut dan otot=otot paha serta tungkai bawah menjadi kendur. Tangan
diletakkan diatas perut atau lurus di samping badan. Kepala dapat diberi bantal. Pada
massage perut posisi masseur sebaiknya disebelah kanan pasien.
b) Berbaring telungkup. Pada sikap ini kepala tidak perlu memakai bantal. Guling kecil
diletakkan dibawah pergelangan kaki sehingga otot-otot tungkai kendur. Kaki berada diujung
agak keluar kasur. Hal ini memudahkan pekerjaan masseur.
c) Berbaring miring. Pada sikap ini kepala perlu menggunakan bantal, demikian lutut kaki yang
diatas yang dibengkokkan ke depan. Posisi ini dipakai bila posisi lain kurang tapat.
d) Posisi duduk. Posisi duduk digunakan untuk massage kepala dan pundak. Dapat juga untuk
massage tungkai dan kaki, atau karena sesuatu hal pasien harus dalam posisi ini.

D)           Penggunaan alat-alat massage

1)             Ruangan massage

Ruangan massage harus cukup terang dengan ventilasi yang baik tatapi tidak terlalu
berangin. Diperlengkapi dengan:

a) Bangku massage lengkap dengan kasur, bantal, guling besar dan guling kecil serta
sprei.
b) Tempat ganti pakaian, tempat cuci tangan dengan sabun anti septik dan serbet.
c) Gunting kuku, alat PPPK yang perlu.
d) Bahan pelicin: parafine atau minyak sla, massage cream atau bedak hygienis.

2)             Perlengkapan untuk pasien

a) Handuk besar untuk menutup bagian badan yang tidak dimassage.


b) Handuk kecil untuk pembersih tubuh selesai dimassage.

3)             Tata tertib massage


a) Sebelum massage. Sprei dipasang sebaik-baiknya dilipat kebawah kasur. Pasien
ditidurkan dibangku setelah lebih dulu dibersihkan dari debu dll. Masseur mencuci
tangan, dikeringkan dan dihangatkan. Kuku harus pendek dan tanpa perhiasan
ditangan.
b) Selama massage. Bagian badan pasien yang tidak dimassage harus ditutu dengan
handuk besar. Massage dikerjakan dengan tenang dan hati-hati serta memberikan
kesempatan kepada pasien untuk beristirahat.
c) Selesai massage. Badan pasien dibersihkan dengan handuk kecil. Setelah massage
general, pasien diberi waktu istirahat 10 sampai 15 menit.

2.5         Penggunaan Massage dalam Olahraga

Massage dewasa ini telah merupakan bagian yang penting dalam pembinaan
olahragawan, terutama dalam membina kondisi fisik ternasuk di dalamnya upaya
mempercepat pemulihan, mencegah dan merawat cidera serta menambah kamampuan
motorik yang semuanya itu sekarang menjadi perhatian ilmu massage. Di dalam pembinaan
olahragawan massage dipergunakan dalam masa latihan, sebelum pertandingan atau latihan
berat, pada masa pertandingan dan setelah pertandingan.

1)             Massage pada masa latihan

Dalam masa latihan massage perlu diberikan, berhubung dengan meningkatnya


kebutuhan penyesuaian organ-organ tubuhterhadap kerja. Dalam kegiatan latihan yang
intensif sangat diperlukan kerja sama antara fungsi-fungsi pokok organisme seperti sirkulasi,
respirasi dan distribusi energi kedalam jaringan dalam irama dan debit ynag meningkat dan
dalam waktu yang lama. Gerkurangnya kerjasamaberakibat menurunya kemampuan,
berkurangnya tenaga dan datangnya kelelahan. Ini terjadi pada permulaan masa latihan
dimana fungsi-fungsi tadi dirsakan sangat lambat dan cepat menurun. Massage berguna
dalam menbantu meningkatkan fungsi-fungsi pokok organisme serta pada akhir laihan
membantu mempercepat dam menyempurnakan pemilihan.

Dalam masa latihan, massage digunakan terhadap bagian badan atau anggota yang
dipandang perlu sehingga sifatnya itu lokal. Dalam hal demikian ada baiknya bila
olahragawan  sendiri mampu melakukanya sendiri dengan auto massage. Bila dilakukan juga
massage general maka waktunya tidak boleh terlalu dekat dengan acara latihan berikutnya,
mengingat massage juga mempunyani efek melemaskan, sehingga dapat mengurangi
kemampuan. Perlu tidaknya seseorang dimassage harus bergantung kepada petunjuk pelatih
atau dokter. Massage general dapat segera dilakukan setelah selesai latihan atau sete;ah
diberikan cukup istirahat bila diketahui bahwa pasien sangat lelah. Manipulasi yang
digunakan perasaan dengan tekanan agak dalam tetapi halus seperti effleurage rolling,
petrissage dan frictions ditambah vibrasi dan shaking. Setelah massage general perlu
diberikan istirahat seperlunya. Massage general dapat berlangsung satu jam. Oleh karena itu
seorang masseur mungkin hanya mampu melakukanya terhadap dua orang berturut-turut.
Massage lokal biasanya berlangsung sekitar 10 sampai 15 menit.

2)             Massage sebelum pertandingan

Pertandingan adalah serangkaian kegiatan yang umumnya menuntut pengerahan


kemampuan yang maksimum, baik secara fisik maupun mental. Kesukaran sering timbul
terutama pada awal kegiatan disebabkan kurangnya persiapan fisik sebelum kegaitan dimulai.
Oleh karen  itu perlu direncanakan secara cermat kegiatan awal yang biasa di sebut
pemanasan (warm up). Pengguaan massgae dalam rangka warming up tidak dapat sama
sekali menggantikan senam dan bentuk lainnay, melainkan sebagai pelengkap terutama
dimana waktu sangat pendek sadangkan yang dimassage biasanya lokal saja. Tujuan massage
dimasa ini ialah stimulasi (merangsang), terutama merangsang kerja motorik, mempertinggi
fungsi persendian, memperlancar sirkulasi dan merangsang energi. Kepada olahragawan yang
gugup, massage dapat menenangkanya. Massage yang dipilih dalam massage iniialah yang
merangsang, hidup dan agak kuat tetapi dalam waktu singkat, seperti : effleurage, petrissage,
frictions, dan tapotement. Massage ini dianjurkan dilakukan dekat dengan kegiatan
pertandingan, karena efek massage akan menurun setelah beberapa menit.oleh karena itu
massage ini dapat dilakukan diatas pakainan olahraga. Jika auto massage dapat dilakukan
dengan baik maka iti dianjurkan.

3)             Massage dalam pertandingan

Sewaktu olahragawan beristirahat setengah pertandingan atau masih menghadapi


pertandingan pada jam yang sama atau keadaan dimana olahrgawan masih harus bertanding
lagi atau dalam pertandinagan berhenti dam membutuhkan pertolongan segera, maka
massage diberikan dengan tujuan secara langsung mendukung fungsi organisme,
mengembalikan fungsi organisme, regenerisasi kekuatan, melawan kelelahan,
menyembuhkan cedera-cedera kecil baik fungsional maupu trauma seperti pegal, kaku, linu
dan nyeri disebabkan benturan. Tarikan atau terputar. Keadaan demikian seringkali perlu
ditolong di tempat atau di pinggir lapangan. Dengan massage diusahakan dalam waktu
singkat menyembuhkan gangguan fungsional tanpa harus menghentikan olahragawan dari
pertandinagan serta mencegah menurunya prestasi. Tetapi cidera yang dianggap gawat tentu
todak termasuk ke dalam keadaan yang dimaksud. Dalam hanl ini perlu melibatkan seorang
dokter.

Massage dalam keadaan demikian betul-betul menuntut keahlian masseur karena


diperlukan teknik dan prosedur yang lebih tepat. Menipulasi yang digunakan pada umumya
adalah manipulasi yang berat seperti effleurage dan compression, namun dikerjakan secara
lambat dan hati-hati, terutama untuk memperbaiki sirkulasi dan pergantian dalam jaringan.
Biasanya diakhiri dengan vibrasion untuk menurunkan tegangan. 
4)             Massage setelah pertandingan

Aktifitas olahraga yang sangat intensif yang berlangsung dalamwaktu yang cukup lama
mungurus segala kemampuan akan menimbulkan fenomena kelelahan yang panjang dan
kelainan fungsional lainnya. Massage setelah pertandingan berusaha membantu proses
pemulihan yang lebih cepat dan sempurna dan menghilangkan bermacam gejala yang biasa
menyertai kelelahan seperti peresaan lesu, pegal, linu, nyeri, dll. Massage sebaiknya
diberikan segera setelah berkurangnya kerja organisme yang ditandai dengan kembalinya
denyut nadi ke keadaan normal. Tetapi dalam hal kelelahan yang berlebihan atau kepayahan
maka massage ditangguhkan sampai menurunnya kelelahan akut dalam waktu yang cukup
lama. Massage diberikan terutama terhadap otot-otot besar. Perlu diberikan dengan tekanan
dalam, hati-hati, tenang dan halus. Dengan massage ini sekresi dan sirkulasi dikembalikan ke
kedaaan normal dan otot-otot yang tegang dikendurkan. Vibrasi dan shaking diberikan untuk
mengembalikan fungsi syaraf dan memperbaiki tonus otot.
2.6         Manfaat dan Tujuan Massage

Dalam kegiatan olahraga sering terjadi kelainan atau cedera baik yang barat dengan
banyak kerusakan jaringan maupun yang ringan dengan sedikit kerusakan jaringan seperti
teregangnya tendon, memar sedikit baik pada otot maupun sekitar sendi atau dislokasi ringan
yang mudah dikembalikan. Tujuan perawatan dengan massage ialah:

a) Mengurangi bengkakan atau pendarahan pada sendi.


b) Membuat istirahat sendi.
c) Mampercepat penyerapan.
d) Mencegah timbulnya jaringan pivrose yang berlabihan.
e) Mengembalikan fungsi sendi, dll.

Cedera yang berat selalu disertai oleh robeknya jaringan, ligament dan pembuluh darah,
rusaknya urat syaraf dan mungkin juga tulang patah.

Perubahan fungsi garak mungkin terjadi pincang dan lain-lain yang disebabkan oleh
over stretching otot, tendon maupun ligament. Atau karena berubahnya latak sendi seperti
pada dislokasi. Beberapa trauma yang sering tarjadi dalam olahraga ialah:

1)             Kejang otot.

Kejang otot dapat timbul karena:

a) Otot kurang telatih.


b) Kurang pemanasan, artinya kurang sempurna untuk melakukan kerja berat.
c) Terlalu payah karena kegiatan yang panjang.
d) Keasaan jiwa, misalnya karena baru pertama kali bertanding.
2)             Contussion / distorsion.

Kontussi atau memar adalah trauma dengan sedikit kerusakan jaringan, biasanya diikuti
dengan bengkakan. Dalam keadaan ringan massage dapat setelah satu sampai dua hari.
Cedera demikian umumnya terjadi pada persendian.

Massage pada keadaan ini:

a) Diberikan sekitar persendian dengan frictions, rolling, petrissage.


b) Diberikan pada bagian proksimal dari persendian dengan effleurage, frictions, petrissage.
c) Diberikan sekeliling persendian dengan frictions dan stroking yang halus untuk mengurangu
rasa sakit.
d) Deberikan pada bagian distal dengan effleurage yang halus.

3)             Luxasio / dislocation.

Keseleo sehingga letak atau posisis tulang berubah, dalam hal ini perlu dilakukan
reposisi. Luksasi ini biasanya diikuti sobeknya kapsula sendi. Massage diberikan setelah
perawatan taga atau empat hari untuk membantu penyerapan. Massage pasa bagian otot dapat
mempengaruhi tegangan pada kapsula sendi sehingga resesi cairan intra articular dapat
diperbanyak. Luksasi pada articulatio cubiti, musculus brachialis internus perlu dimassage.
Luksasi yang agak parah dapat disembuhkan dalam dua sampai empat minggu. Walaupun
demikian biasanya masih terdapat keluhan.

4)             Fraktura.

Terhadap patah tulang ini mssage diberikan sesudah sembuh, yaitu meneruskan
pekerjaan dokter. Massage perlu diberikan untuk memperbaiki sirkulasi, menghilangakn
lengketan kulit dan menyembuhkan otot yang atrophi (kaku). Manipulasi yang dipergunakan
ialah : effleurage, petrissage, rolling dan frictions pada persendian. Di ssamping itu kita
laksanakan pula latihan persendian (joint movement exercises prosedure).

BAB III

PENUTUP

3.1         Kesimpulan

Sejak ribuan tahun sebelum masehi, massage telah dikenal oleh manusia. Massage
diprediksi berasal dari kebiasaan manusia yang suka mengelus-elus, menggosok-gosok atau
mengurut-urut bagian tubuh yang sakit atau kurang enak. Dengan cara tersebut, ternyata rasa
sakit atau tidak enak itu berkurang atau hilang sama sekali. Dari pengalaman inilah lahir cara
penyembuhan yang dinamakan massage. Massage adalah suatu penyembuhan yang
menggunakan gerakan tangan atau alat terhadap jaringan tubuh yang lunak. Massage
umumnya dianjurkan setelah bekerja berat karena sangat besar manfaatnya dalam membantu
mengembalikan tubuh kepada keadaan pulih. Massage membantu menghilangkan kelelahan
dengan segala gejala yang menyertainya, seperti rasa pegal, kaku, nyeri ataupun perasaan
lemas. Teknik massage Manipulasi massage, Pelaksanaan massage, Posisi pasien, dan
Penggunaan alat-alat massage.

Massage telah merupakan bagian yang penting dalam pembinaan olahragawan,


terutama dalam membina kondisi fisik ternasuk di dalamnya upaya mempercepat pemulihan,
mencegah dan merawat cidera serta menambah kamampuan motorik yang semuanya itu
sekarang menjadi perhatian ilmu massage. Dalam olahraga sering terjadi kelainan atau cedera
baik yang barat dengan banyak kerusakan jaringan maupun yang ringan dengan sedikit
kerusakan jaringan seperti teregangnya tendon, memar sedikit baik pada otot maupun sekitar
sendi atau dislokasi ringan yang mudah dikembalikan.

3.2         Saran-saran

Massage merupakan suatu penyembuhan yang menggunakan gerakan tangan atau alat
terhadap anggota tubuh yang lunak. Anggota tubuh yang lunak sebaiknya diolesi dengan
baby oil atau hand body sebelum dilakukannya massage, agar kulit terasa licin dan mudah
untuk di manipulasi pada massage.

DAFTAR PUSTAKA

Lani, Ahmad. 2003. Massage. Malang: Rinjani Print

Anda mungkin juga menyukai