DISUSUN OLEH :
UNIVERSITAS BOROBUDUR
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas kelompok asuhan keperawatan yang berjudul "Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Dengan HIV-AIDS Dan TB Paru".
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ns. Asep Paturohman S.Kep sebagai dosen
mata kuliah keperawatan HIV-AIDS. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................
A. Latar Belakang.................................................................................................................
B. Rumusan Masalah............................................................................................................
C. Tujuan..............................................................................................................................
D. Manfaat............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................
A. Konsep HIV-AIDS.........................................................................................................
1. Definisi...........................................................................................................................
2. Struktur HIV-AIDS........................................................................................................
3. Etiologi...........................................................................................................................
4. Patofisiologi.................................................................................................................
5. Manifestasi Klinis........................................................................................................
7. Pengobatan....................................................................................................................
8. Cara Penularan..............................................................................................................
9. Pencegahan...................................................................................................................
11. Penatalaksanaan............................................................................................................
12. Komplikasi....................................................................................................................
B. Konsep TB....................................................................................................................
1. Definisi.........................................................................................................................
4. Patofisiologi.................................................................................................................
5. Gejala...........................................................................................................................
6. Pemeriksaan Diagnostik...............................................................................................
7. Penatalaksanaan............................................................................................................
8. Komplikasi....................................................................................................................
1. Pengkajian..................................................................................................................
3. Implementasi Keperawatan.........................................................................................
4. Evaluasi Keperawatan.................................................................................................
2. Kesimpulan...................................................................................................................
3. Saran ............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
D. Manfaat
1. Bagi penulis, makalah ini dapat dijadikan sebagai sarana untuk mendalami
pemahaman tentang konsep penyakit TB paru sebagai infeksi oportunistik dari
HIV-AIDS.
2. Bagi pembaca, khususnya mahasiswa keperawatan dapat mengerti tentang
konsep asuhan keperawatan pada pasien yang menderita penyakit TB paru
sebagai infeksi oportunistik dari HIV-AIDS yang sesuai dengan standar
kesehatan. Serta dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat dan
juga dijadikan sebagai referensi untuk penelitian yang lebih lanjut.
3. Mahasiswa keperawatan dapat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien
HIV-AIDS dengan TB paru dengan baik
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep HIV-AIDS
1. Definisi
2. Struktur HIV-AIDS
3. Etiologi
c. Infeksi asimtomatik. Lamanya 1-15 atau lebih tahun dengan gejala tidak
ada.
d. Supresi imun simtomatik. Diatas 3 tahun dengan gejala demam, keringat
malam hari, BB menurun, diare, neuropati, lemah, rash, limfadenopati, lesi
mulut.
e. AIDS. Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama kali
ditegakkan. Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada berbagai
system tubuh, dan manifestasi neurologist.
4. Patofisiologi
5. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala klinis yang ditemukan pada penderita AIDS umumnya
sulit dibedakan karena bermula dari gejala klinis umum yang didapati pada
penderita penyakit lainnya. Secara umum dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Rasa lelah dan lesu
b. Berat badan menurun secara drastis
c. Demam yang sering dan berkeringat waktu malam
h. Kanker kulit
Manifestasi klinik utama dari penderita AIDS umumnya meliputi 3 hal yaitu:
a. Manifestasi tumor
1. Sarkoma Kaposi
b. Manifestasi oportunistik
1) Manifestasi pada Paru
a). Pneumoni pneumocystis (PCP)
c). Pada manusia 50% virus ini hidup sebagai komensal pada
paru-paru tetapi dapat menyebabkan pneumocystis. CMV
merupakan 30% penyebab kematian pada AIDS.
d). Mycobacterium avilum
Menurut Gavze (dalam Sarafino, 2006) ada sebagian kecil pasien yang
dapat bertahan lebih dari 3 tahun, dapat hidup tetap aktif setelah beberapa
tahun didiagnosa, karena adanya beberapa perbedaan biologis dan psikososial
dari masing-masing pasien. Hal ini diperkuat oleh pendapat Cole & Kemeny
(dalam Sarafino, 2006), bahwa orang dengan HIV yang sangat reaktif
terhadap stress dan tidak dapat melakukan coping dengan benar,
memperlihatkan fungsi imun/kekebalan tubuh yang sangat rendah dan
progresivitas penyakit yang sangat cepat, dibandingkan dengan yang lainnya.
Penanganan utama terhadap AIDS melalui pengobatan yang disebut
sebagai antiretroviral agents. Di pertengahan tahun 1980-an, obat utama bagi
AIDS adalah AZT (azidothymidine) yang berfungsi untuk memperlambat
reproduksi HIV pada tahapan awal. Selanjutnya di pertengahan tahun 1990-an
berkembang obat anti-retroviral baru yang disebut sebagai protease inhibitors,
yang juga berfungsi untuk menangani reproduksi HIV dan secara dramatis
mengurangi jumlah virus tersebut dalam banyak inveksi HIV yang dialami,
tetapi tidak semuanya. (Sarafino, 2006).
8. Cara penularan
9. Pencegahan
1) Didanosine
2) Ribavirin
3) Diedoxycytidine
4) Recombinant CD 4 dapat larut
Makanan untuk pasien AIDS dapat diberikan melalui tiga cara, yaitu
secara oral, enteral (sonde) dan parental (infus). Asupan makanan secara
oral sebaiknya dievaluasi secara rutin. Bila tidak mencukupi, dianjurkan
pemberian makanan enteral atau parental sebagai tambahan atau sebagai
makanan utama. Ada tiga macam diet AIDS yaitu Diet AIDS I, II dan III.
a) Diet AIDS I diberikan kepada pasien infeksi HIV akut, dengan gejala
panas tinggi, sariawan, kesulitan menelan, sesak nafas berat, diare
akut, kesadaran menurun, atau segera setelah pasien dapat diberi
makan.Makanan berupa cairan dan bubur susu, diberikan selama
beberapa hari sesuai dengan keadaan pasien, dalam porsi kecil setiap 3
jam. Bila ada kesulitan menelan, makanan diberikan dalam bentuk
sonde atau dalam bentuk kombinasi makanan cair dan makanan sonde.
Makanan sonde dapat dibuat sendiri atau menggunakan makanan
enteral komersial energi dan protein tinggi. Makanan ini cukup energi,
zat besi, tiamin dan vitamin C. bila dibutuhkan lebih banyak energy
dapat ditambahkan glukosa polimer (misalnya polyjoule).
a. Diet AIDS II diberikan sebagai perpindahan Diet AIDS I setelah tahap
akut teratasi. Makanan diberikan dalam bentuk saring atau cincang
setiap 3 jam. Makanan ini rendah nilai gizinya dan membosankan.
Untuk memenuhi kebutuhan energy dan zatgizinya, diberikan makanan
enteral atau sonde sebagai tambahan atau sebagai makanan utama.
b. Diet AIDS III diberikan sebagai perpindahan dari Diet AIDS II atau
kepadan pasien dengan infeksi HIV tanpa gejala. Bentuk makanan
lunak atau biasa diberikandalam porsi kecil dan sering. Diet ini
tinggi energi, protein, vitaminn dan mineral. Apabila kemampuan
makan melalui mulut terbatas dan masih terjadi penurunan berat
badan, maka dianjurkan pemberian makanan sondesebagai makanan
tambahan atau makanan utama.
12. Komplikasi
a. Oral Lesi
Candidiasis oral, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV oral, gingivitis,
peridonitis Human Immunodeficiency Virus (HIV), leukoplakia oral,
nutrisi, dehidrasi, penurunan berat badan, keletihan dan cacat
b. Neurologik
1) kompleks dimensia AIDS karena serangan langsung Human
Immunodeficiency Virus (HIV) pada sel saraf, berefek perubahan
kepribadian, kerusakan kemampuan motorik, kelemahan, disfasia,
dan isolasi social.
2) Enselophaty akut, karena reaksi terapeutik, hipoksia, hipoglikemia,
ketidakseimbangan elektrolit, meningitis / ensefalitis. Dengan efek :
sakit kepala, malaise, demam, paralise, total / parsial.
3) Infark serebral kornea sifilis meningovaskuler,hipotensi sistemik,
dan maranik endokarditis.
4) Neuropati karena imflamasi demielinasi oleh serangan Human
Immunodeficienci Virus (HIV)
c. Gastrointestinal
1) Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal,
limpoma, dan sarcoma Kaposi. Dengan efek penurunan berat badan,
anoreksia, demam, malabsorbsi, dan dehidrasi.
2) Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma,sarcoma Kaposi, obat
illegal, alkoholik. Dengan anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen,
ikterik, demam atritis.
3) Penyakit Anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi
perianal yang sebagai akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit dan
sakit, nyeri rectal, gatal-gatal dan diare
d. Respirasi, Infeksi karena Pneumocystic Carinii, cytomegalovirus, virus
influenza, pneumococcus, dan strongyloides dengan efek nafas pendek,
batuk, nyeri, hipoksia, keletihan, gagal nafas
e. Dermatologik, Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster,
dermatitis karena xerosis, reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan dekobitus
dengan efek nyeri,gatal,rasa terbakar,infeksi skunder dan sepsis
f. Sensorik
1) Pandangan : Sarkoma Kaposi pada konjungtiva berefek kebutaan
2) Pendengaran : otitis eksternal akut.
B. Konsep TB paru
1. Definisi
a. Tuberkulosis paru
Diagnosa Tuberkulosis paru, bisa sulit dan beberapa tes biasanya
diperlukan. Pasien perlu menjalani pemeriksaan sinar-X dada untuk
mencari perubahan pada gambaran infiltrasi paru-paru yang menandakan
tuberkulosis. Sampel dahak juga akan sering diperiksa untuk memastikan
keberadaan bakteri tuberkulosis. Tes ini penting dalam membantu
menentukan pengobatan yang paling efektif.
b. Tuberkulosis ekstrapulmoner
Beberapa tes dapat digunakan untuk mengkonfirmasi diagnosis dugaan
tuberkulosis ekstrapulmoner ( Tuberkulosis yang terjadi di luar paru- paru
) tes ini meliputi: CT-Scan, Pemeriksaan bagian dalam tubuh
menggunakan dengan menggunakan endoskopi, Tes urin dan darah,
Biopsi, Pungsi lumbal Pengujian untuk TB laten ( Puspasari, 2019 ).
7. Penatalaksanaan
Pengobatan TB paru dan efek samping dari OAT menurut Somantri
(2013) sebagai berikut :
a. Pengobatan TB paru
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
Menyajikan data identitas diri pasien secara lengkap dengan tujuan
menghindari kesalahan dalam memberikan terapi dan patokan untuk
memberikan asuhan keperawatan yang sesuai. Data identitas meliputi
Nama, Tgl. MRS, Umur, Diagnosa, Jenis kelamin, Suku/bangsa, Agama,
Pekerjaan, Pendidikan,dan Alamat.
b. Keluhan utama.
Dapat ditemukan pada pasien HIV-AIDS dengan manifestasi respiratori
ditemui keluhan utama sesak nafas, disertai nyeri dada yang menurunkan
kemampuan ekspansi dada selama prosos respirasi. Keluahn utama
lainnya dirtemui pada pasien penyakit HIV-AIDS, yaitu demam yang
berkepanjangan (lebih dari 3 bulan), diare kronis lebih dari 1 bulan
berulang maupun terus menerus, penurunan berat badan lebih dari 10%,
batuk kronis lebih dari 1 bulan, infeksi mulut dan tenggorokan
disebabkan oleh jamur candida albikans, pembekakan kelenjar getah
bening diseluruh tubuh, munculnya herpes zooster berulang dan bercak-
bercak gatal diesluruh tubuh.
c. Riwayat kesehatan sekarang.
Dapat ditemukan keluhan yang baisanuya disampaikan pasien HIV-
AIDS adalah : pasien akan mengeluhkan napas sesak (dispnea) bagi
pasien yang memiliki manifestasi respiratori, batuk-batuk, nyreri dada,
dan demam, pasien akan mengeluhkan mual, dan diare serta penurunan
berat badan drastis.
d. Riwayat kesehatan dahulu
11) Pola tata nilai dan kepercayaan, Pada pasien HIV-AIDS tata
nilai keyakinan pasien awalnya akan berubah, karena mereka
menganggap hal yang menimpa mereka sebagai balasan perbuatan
mereka. Adanya status perubahan kesehatan dan penurunan fungsi
tubuh mempengaruhi nilai kepercayaan pasien dalam kehidupan
mereka dan agama merupakan hal penting dalam hidup pasien.
g. Pengkajian lingkungan
Menunjukkan linglungan dimana klien tinggal. Keadaan lingkungan
klien dapat memberikan gambaran untuk menegakkan diagnosa dan
program asuhan keperawatan yang akan diberikan pada klien nantinya.
h. Pemeriksaan fisik
j. Pantau laporan nyeri, catat lokasi, lama, intensitas (skala 0-10) dan
karakteristiknya (dangkal, tajam, konstan)
4. Evaluasi Keperawatan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
3.1 Saran
Irman Sumantri. (2016). Pusat Data dan Komunikasi Kemenkes RI. Info Datin,
2- 8.
Rahma & Walit. (2017). Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. Jakarta.