Anda di halaman 1dari 11

“Saatnya Hati Nurani Bicara”

EKSEPSI
PERKARA PIDANA REGISTER NOMOR 110/PID.SUS/2021/PN.RHL

LEMBAGA BANTUAN HUKUM MAHATVA


Mendampingi Terdakwa dalam pemeriksaan perkara pidana khusus Register Nomor
110/Pid.Sus/2021/PN.RHL di Pengadilan Negeri Rokan Hilir, berdasarkan surat kuasa
khusus terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Rokan Hilir. Berdasarkan pada
ketentuan Pasal 156 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981
tentang Hukum Acara Pidana disingkat KUHAP bersama ini mengajukan Eksepsi (Nota
Keberatan) dalam perkara atas nama Terdakwa :

I. IDENTITAS TERDAKWA

1. Nama : HENDRA MARZUKI Alias OMBUT


Tempat lahir : Aek Kanopan - Sumatera Utara
Tanggal lahir : 01 Mei 1990
Jenis kelamin : Laki-laki
Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat Tinggal : Jalan Anyelir RT.003 RW.001 Kepenghuluan Kencana
Kecamatan Balai Jaya Kabupaten Rokan Hilir
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta

2. Nama : DANI ARDIANSYAH Alias DANI


Tempat lahir : Kota Pinang - Sumatera Utara
Tanggal lahir : 31 Januari 1996
Jenis kelamin : Laki-laki
Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat Tinggal : Daerah Balam Km.26 Kepenghuluan Balam Sempurna
Kecamatan Balai Jaya Kabupaten Rokan Hilir
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan Swasta

3. Nama : BAMBANG HERMANTO Alias BEMBENG


Tempat lahir : Lubuk Pakam - Sumatera Utara
Tanggal lahir : 25 September 1979
Jenis kelamin : Laki-laki
Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat Tinggal : Dusun Sei Kundur RT.002 RW.001
Kepenghuluan Pasir Putih Kecamatan Balai Jaya
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta

EKSEPSI Perkara Pidana Register Nomor 110/Pid.Sus/2021/PN.RHL, Halaman 1


II. TENTANG SURAT DAKWAAN

Bahwa mengenai Surat Dakwaan telah ditentukan dalam Pasal 143 ayat (2) KUHAP
yaitu: Penuntut umum membuat surat dakwaan yang diberi tanggal dan
ditandatangani serta berisi: a.nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir,
jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama dan pekerjaan tersangka; b.uraian
secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan dengan
menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana itu dilakukan. Rumusan dalam Pasal
143 ayat (2) huruf a dan huruf b KUHAP merupakan syarat materil dari suatu Surat
Dakwaan yang merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam membuat dan
menyusun Surat Dakwaan, apabila syarat materil tersebut tidak dipenuhi, maka Surat
Dakwaan Penuntut Umum batal demi hukum (nul and void) dimaksud Pasal 143 ayat
(3) KUHAP, demikian pula Yurisprudensi MA RI No. 808 K/Pid/1984 tanggal 29 Juni
1985 Jo. Yurisprudensi MA RI No. 33 K/Mil/1985 tanggal 15 Februari 1986;

Bahwa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Rokan Hilir dalam Surat Dakwaan
yang dibacakan dalam sidang Pengadilan Negeri Rokan Hilir pada hari Kamis tanggal
29 Maret 2021 telah mendakwa Para Terdakwa dengan dakwaan alternatif, yaitu :
KESATU : Melanggar ketentuan Pasal 114 ayat (2) Jo. Pasal 132 ayat (1)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika, atau
KEDUA : Melanggar ketentuan Pasal 112 ayat (2) Jo. Pasal 132 ayat (1)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika;

III. TENTANG EKSEPSI/KEBERATAN TERHADAP SURAT DAKWAAN

Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 156 ayat (1) KUHAP yang menentukan: Dalam
hal terdakwa atau penasihat hukum mengajukan keberatan bahwa pengadilan tidak
berwenang mengadili perkaranya atau dakwaan tidak dapat diterima atau surat
dakwaan harus dibatalkan, maka setelah diberi kesempatan kepada penuntut umum
untuk menyatakan pendapatnya, hakim mempertimbangkan keberatan tersebut untuk
selanjutnya mengambil keputusan. Dari rumusan Pasal 156 ayat (1) KUHAP terdapat
3 (tiga) alasan yang menjadi dasar bagi Penasihat Hukum/Terdakwa mengajukan
eksepsi/keberatan yaitu, (1) Pengadilan tidak berwenang mengadili perkaranya, atau
(2) Dakwaan tidak dapat diterima, atau (3) Surat dakwaan harus dibatalkan;

Bahwa fungsi surat dakwaan dalam sidang Pengadilan sebagai merupakan landasan
dan titik tolak pemeriksaan Terdakwa, dimana Hakim di dalam memeriksa suatu
perkara tidak boleh menyimpang dari apa yang dirumuskan dalam surat dakwaan,
oleh karena itulah Undang-Undang mewajibkan Penuntut Umum menyusun rumusan
surat dakwaan yang jelas, cermat dan lengkap supaya mudah mengarahkan jalannya
pemeriksaan sidang;

Bahwa menurut Pasal 143 KUHAP, bahwasanya surat dakwaan Penuntut Umum
harus memenuhi 2 (dua) syarat-syarat:
a. Syarat formil yang berhubungan dengan:
- Surat dakwaan di beri tanggal dan di tandatangani oleh Penuntut Umum;
- Nama lengkap, Tempat lahir, Umur atau tanggal lahir, Jenis kelamin,
Kebangsaan, Tempat tinggal, Agama dan Pekerjaaan terdakwa;
b. Syarat materil memuat dua unsur yang tak boleh dilalaikan:
- Uraian cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan;
- Menyebut waktu dan tempat tindak pidana di lakukan (tempus delicti dan locus
delicti);

EKSEPSI Perkara Pidana Register Nomor 110/Pid.Sus/2021/PN.RHL, Halaman 2


Bahwa Surat Edaran Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor : SE-004/J.A/11/1993
Tentang Pembuatan Surat Dakwaan Jo. Surat Jaksa Agung Muda Tindak Pidana
Umum Kepada Kepala Kejaksaan Tinggi Seluruh Indonesia Nomor B-607/E/11/1993
tanggal 22 November 1993 Perihal Pembuatan Surat Dakwaan, menentukan tentang
batasan cermat dari uraian dakwaan adalah sebagai berikut:
- Uraian secara Cermat berarti : Menuntut ketelitian Jaksa Penuntut Umum dalam
mempersiapkan surat dakwaan yang akan diterapkan bagi terdakwa. Dengan
menempatkan kata cermat paling depan dari rumusan pasal 143 ayat (2) huruf b
KUHAP, pembuat Undang-Undang menghendaki agar Jaksa Penuntut Umum
dalam membuat surat dakwaan selalu bersikap korek dan teliti;

Bahwa ketentuan Pasal 143 ayat (3) KUHAP secara tegas menyebutkan Surat
Dakwaan yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (2)
huruf b “batal demi hukum”. Sehubungan hal tersebut bersama ini kami kemukakan
bahwasanya Surat Dakwaan Penuntut Umum dalam perkara a quo “tidak jelas, tidak
cermat dan tidak lengkap” dimaksud dalam Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP, maka
Surat Dakwaan Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Rokan Hilir yaitu “Surat
Dakwaan No. Reg. Perkara : PDM-37/L.4.20/Enz.2/02.2021 tanggal 25 Februari 2021
yang dibacakan di muka sidang pada hari Senin tanggal 29 Maret 2021”, harus
dinyatakan “batal demi hukum” dengan alasan sebagaimana diuraikan dibawah ini;

Bahwa untuk lebih mudah memahami tentang pembuatan Surat Dakwaan Penuntut
Umum dalam perkara a quo, alangkah baiknya bila mencermati dengan teliti maksud
dan tujuan dari Pasal 114 ayat (2) Jo. Pasal 132 ayat (1) Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, maupun Pasal 112 ayat (2) Jo.
Pasal 132 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009
tentang Narkotika, yang didakwakan kepada Para Terdakwa, yaitu :
- Pasal 114 ayat (2) menyebutkan : Setiap orang yang tanpa hak atau melawan
hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara
dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan Narkotika Golongan I, dipidana
dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 5 (lima)
tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp.
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyak Rp. 10.000.000.000,00
(sepuluh miliar rupiah). Sedangkan Pasal 114 ayat (1) menyebutkan : Dalam hal
perbuatan menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menjadi perantara dalam
jual beli, menukar, menyerahkan, atau menerima Narkotika Golongan I
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang dalam bentuk tanaman beratnya
melebihi 1 (satu) kilogram atau melebihi 5 (lima) batang pohon atau dalam bentuk
bukan tanaman beratnya 5 (lima) gram, pelaku dipidana dengan pidana mati,
pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat 6 (enam) tahun
dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga).
- Pasal 112 ayat (2) menyebutkan: Dalam hal perbuatan memiliki, menyimpan,
menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beratnya melebihi 5 (lima) gram, pelaku
dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat
5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda maksimum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga). Sedangkan Pasal
112 ayat (1) menyebutkan: Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum
memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan
tanaman, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan
paling lama 12 (dua belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp.
800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp.
8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah).
- Pasal 132 ayat (1) menyebutkan : Percobaan atau permufakatan jahat untuk
melakukan tindak pidana Narkotika dan Prekursor Narkotika sebagaimana

EKSEPSI Perkara Pidana Register Nomor 110/Pid.Sus/2021/PN.RHL, Halaman 3


dimaksud dalam Pasal 111, Pasal 112, Pasal 113, Pasal 114, Pasal 115, Pasal
116, Pasal 117, Pasal 118, Pasal 119, Pasal 120, Pasal 121, Pasal 122, Pasal
123, Pasal 124, Pasal 125, Pasal 126, dan Pasal 129, pelakunya dipidana dengan
pidana penjara yang sama sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal-Pasal tersebut.

Bahwa tempus delicti, locus delicti, cara, uraian perbuatan yang dilakukan Para
Terdakwa dalam melakukan tindak pidana dalam “Surat Dakwaan No. Reg. Perkara :
PDM-37/L.4.20/Enz.2/02.2021 tanggal 25 Februari 2021 yang dibacakan di muka
sidang pada hari Senin tanggal 29 Maret 2021”, adalah sebagai berikut :

Bahwa uraian dalam dakwaan alternatif kesatu yaitu :


-------Bahwa terdakwa I HENDRA MARZUKI Alias OMBUT Bin SUWARNO bersama-
sama dengan terdakwa II BAMBANG HERMANTO Alias BEMBENG Bin SAIPUDIN
dan terdakwa III DANI ARDIANSYAH Alias DANI Bin SUPRIADI pada hari Senin
tanggal 26 Oktober 2020 sekira pukul 22.00 Wib atau setidak-tidaknya pada suatu
waktu ditahun 2020 bertempat di Kelompok III Paket-D, Desa/Kel. Kencana,
Kecamatan Balai Jaya, Kabupaten Rokan Hilir atau setidak-tidaknya pada tempat-
tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Rokan Hilir
yang berwenang memeriksa dan mengadili perkara ini, percobaan atau
permufakatan jahat tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual,
menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar atau
menyerahkan narkotika golongan I yang beratnya melebihi 5 (lima) gram dengan
cara :
 Berawal pada waktu dan tempat sebagaimana tersebut diatas Petugas Kepolisian
dari Polres Rokan Hilir yakni saksi Dedy Nofendra, saksi Julius bersama dengan
saksi Aseng Nainggolan dan saksi Stanly. S, melakukan penangkapan dan
penggeledahan terhadap terdakwa I kemudian diamankan 1 (satu) unit Handphone
Merk Vivo warna biru yang pada saat itu sedang dipegang oleh terdakwa I
selanjutnya dilakukan penggeledahan didalam rumah terdakwa I ditemukan barang
bukti berupa 3 (tiga) unit timbangan Digital didalam kamar belakang diatas sebuah
lemari pakaian, lalu dikamar lainnya yang merupakan kamar pribadi terdakwa I
tepatnya didalam lemari ditemukan sebuah kotak rokok sampoerna yang
didalamnya terdakwa sebuah bungkusan plastik klip besar yang berisi 6 (enam)
bungkus plastik yang masing-masig berisi kristal bening narkotika jenis sabu-sabu
dan dilaci ditemukan 2 (dua) unit handphone yakni samsung lipat warna putih dan
OPPO warna hitam kemudian di ruang tamu rumah terdakwa I diamankan 1 (satu)
unit handphone lainnya merk OPPO warna hijau muda pada saat proses
penggeledahan masih berlangsung didalam rumah terdakwa I datang terdakwa II
bersama dengan terdakwa III kerumah terdakwa I, selanjutnya terdakwa II dan
terdakwa III diamankan oleh Petugas, selanjutnya saksi Dedy Nofendra
mempertanyakan kerterkaitan terdakwa II dan terdakwa III kepada terdakwa I,
kemudian di akui terdakwa I bahwa terdakwa II dan terdakwa III tinggal serumah
dengan terdakwa I dan  ada kerja sama dalam hal jual beli narkotika dengan
terdakwa I yakni terdakwa I sebagai penyedia narkotika jenis sabu, terdakwa II
berperan sebagai tukang jemput uang pembeli sabu kepada pembeli berdasarkan
suruhan atau arahan dari terdakwa I sedangkan terdakwa III berperan sebagai
pencari pembeli dan mengantarkan narkotika jenis sabu-sabu kepada pembeli.
 Bahwa terdakwa I memperoleh narkotika jenis sabu-sabu dari sdr. Heri sebanyak
20  (dua puluh) gram dimana terdakwa I harus menyerahkan keuntungan sebanyak
Rp. 900.000 (sembilan ratus ribu rupiah) setiap gramnya kepada sdr. Heri,
sedangkan terdakwa II dan terdakwa III mendapat upah dari terdakwa I masing-
masing Rp. 100.000 (serarus ribu rupiah) setiap narkotika jenis sabu-sabu tersebut
yang laku terjual.
 Bahwa benar barang bukti narkotika jenis shabu-shabu milik para terdakwa
sebanyak 1 (satu) buahplastik besar berisikan 6 (enam) paket kecil yang
didalamnya berisikan narkotika jenis sabu-sabu memiliki berat bersih 9,30 gr
(sembilan koma tiga puluh gram) sebagaimana Berita Acara Penimbangan

EKSEPSI Perkara Pidana Register Nomor 110/Pid.Sus/2021/PN.RHL, Halaman 4


Nomor 212/10278/2020 tanggal 02 Novembr 2020 yang ditanda tangi oleh Riza
Syaputra selaku pemimpin cabang PT. Pegadaian (Persero) Dumai.
 Bahwa benar barang bukti milik terdakwa adalah narkotika Golongan I berdasarkan
berita acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik Polda Riau Nomor Lab :
1368/NNF/2020 tanggal 10 November 2020 yang menyimpulkan “barang bukti milik
Hendra Marzuki Alias Ombut Bin Suwarno, Bambang Hermanto dan Dani
Ardiansyah Alias Dani Bin Supriadi sebanyak 1 (satu) bungkus plastik
pegadaian berisikan kristal warna putih dengan berat netto 9,30 gr (sembilan
koma tiga puluh gram) gram dengan nomor barang bukti 2234/2020/NNF adalah
benar mengandung Metamfentamina dan terdaftar dalam Golongan I Nomor urut
61 Lampiran I UU RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika”.
------- Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 114
ayat (2) Jo Pasal 132 ayat (1) UU RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika ----------------

Bahwa uraian dalam dakwaan alternatif kedua yaitu :


-------Bahwa terdakwa I HENDRA MARZUKI Alias OMBUT Bin SUWARNO bersama-
sama dengan terdakwa II BAMBANG HERMANTO Alias BEMBENG Bin SAIPUDIN
dan terdakwa III DANI ARDIANSYAH Alias DANI Bin SUPRIADI pada hari Senin
tanggal 26 Oktober 2020 sekira pukul 22.00 Wib atau setidak-tidaknya pada suatu
waktu ditahun 2020 bertempat di Kelompok III Paket-D, Desa/Kel. Kencana,
Kecamatan Balai Jaya, Kabupaten Rokan Hilir atau setidak-tidaknya pada tempat-
tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Rokan Hilir
yang berwenang memeriksa dan mengadili perkara ini, “percobaan atau
pemufakatan jahat tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan,
menguasai atau menyediakan narkotika golongan I bukan tanaman yang
beratnya melebihi 5 (lima) gram” dengan cara:
 Berawal pada waktu dan tempat sebagaimana tersebut diatas Petugas Kepolisian
dari Polres Rokan Hilir yakni saksi Dedy Nofendra, saksi Julius bersama dengan
saksi Aseng Nainggolan dan saksi Stanly. S, melakukan penangkapan dan
penggeledahan terhadap terdakwa I kemudian diamankan 1 (satu) unit Handphone
Merk Vivo warna biru yang pada saat itu sedang dipegang oleh terdakwa I
selanjutnya dilakukan penggeledahan didalam rumah terdakwa I ditemukan barang
bukti berupa 3 (tiga) unit timbangan Digital didalam kamar belakang diatas sebuah
lemari pakaian, lalu dikamar lainnya yang merupakan kamar pribadi terdakwa I
tepatnya didalam lemari ditemukan sebuah kotak rokok sampoerna yang
didalamnya terdakwa sebuah bungkusan plastik klip besar yang berisi 6 (enam)
bungkus plastik yang masing-masig berisi kristal bening narkotika jenis sabu-sabu
dan dilaci ditemukan 2 (dua) unit handphone yakni samsung lipat warna putih dan
OPPO warna hitam kemudian di ruang tamu rumah terdakwa I diamankan 1 (satu)
unit handphone lainnya merk OPPO warna hijau muda pada saat proses
penggeledahan masih berlangsung didalam rumah terdakwa I datang terdakwa II
bersama dengan terdakwa III kerumah terdakwa I, selanjutnya terdakwa II dan
terdakwa III diamankan oleh Petugas, selanjutnya saksi Dedy Nofendra
mempertanyakan kerterkaitan terdakwa II dan terdakwa III kepada terdakwa I,
kemudian di akui terdakwa I bahwa terdakwa II dan terdakwa III tinggal serumah
dengan terdakwa I, terdakwa II dan terdakwa III mengetahui bahwa ada shabu
shabu didalam rumah terdakwa I. dan terhadap 6 (enam) bungkus plastik berisikan
kristal bening narkotika jenis sabu-sabu rencananya akan dijual  oleh terdakwa I
dibantu oleh terdakwa II dan terdakwa III namun belum terjual terdakwa I, terdakwa
II dan terdakwa III sudah ditangkap terlebih dahulu.
 Bahwa benar barang bukti milik terdakwa adalah narkotika Golongan I berdasarkan
berita acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik Polda Riau Nomor Lab :
1368/NNF/2020 tanggal 10 November 2020 yang menyimpulkan “barang bukti milik
Hendra Marzuki Alias Ombut Bin Suwarno, Bambang Hermanto dan Dani
Ardiansyah Alias Dani Bin Supriadi sebanyak 1 (satu) bungkus plastik
pegadaian berisikan kristal warna putih dengan berat netto 9,30 gr (sembilan
koma tiga puluh gram) gram dengan nomor barang bukti 2234/2020/NNF adalah

EKSEPSI Perkara Pidana Register Nomor 110/Pid.Sus/2021/PN.RHL, Halaman 5


benar mengandung Metamfentamina dan terdaftar dalam Golongan I Nomor urut
61 Lampiran I UU RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika”.
------- Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 112
ayat (2) Jo Pasal 132 ayat (1) UU RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika ----------------

Bahwa jika diperhatikan isi dari Surat Dakwaan Penuntut, dihubungan dengan Pasal
114 ayat (2), atau Pasal 112 ayat (2) Jo. Pasal 132 ayat (1) Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, maka timbul pertanyaan
“dimanakah letak dari Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum terhadap Terdakwa
yang tidak memuat dengan jelas, cermat dan tidak lengkap, sebagaimana dimaksud
Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP?” . Bersama ini kami kemukakan letak
ketidakjelasan, ketidakcermatan dan ketidaklengkapan surat dakwaan a quo,
selanjutnya dimohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim Pengadilan Negeri Rokan Hilir
agar meneliti dan mempertimbangan tentang argumentasi dalam eksepsi ini agar
terhindar dari kekeliruan/kesalahan dalam mengambil kesimpulan dalam menyatakan
Surat Dakwaan Penuntut Umum “batal demi hukum;

IV. EKSEPSI TENTANG SURAT DAKWAAN HARUS DIBATALKAN,


KARENA SURAT DAKWAAN PENUNTUT UMUM TIDAK BERISI URAIAN
SECARA CERMAT, JELAS DAN LENGKAP MENGENAI TINDAK PIDANA YANG
DIDAKWAKAN, CARA MASING-MASING TERDAKWA MELAKUKAN TINDAK
PIDANA YANG DIDAKWAKAN DALAM TEMPUS DAN LOCUS DELICTI

Bahwa Pasal 143 ayat (3) KUHAP menentukan “Surat dakwaan yang tidak
memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf b batal demi
hukum”;

Bahwa Surat Dakwaan Penuntut Umum tidak memenuhi ketentuan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP karena ternyata surat dakwaan a
quo tidak berisi uraian secara cermat, jelas, dan lengkap dalam menguraikan
mengenai unsur tindak pidana dan cara Terdakwa melakukan tindak pidana yang
didakwakan, tentang tempus delicti, tentang locus delicti, dan tentang peranan
masing-masig Para Terdakwa dalam melakukan tindak pidana yang didakwakan,
baik dalam dakwaan alternatif kesatu, maupun dakwaan alternatif kedua, yaitu :

1. Tentang tempus delicti

Bahwa Penuntut Umum dalam dakwaan kesatu maupun dalam dakwaan kedua
mengemukakan tentang tempus delicti (waktu kejadian tindak pidana) dalam
perkara a quo yaitu pada hari Senin tanggal 10 Oktober 2020 pukul 22.00 WIB;

2. Tentang locus delicti


Bahwa Penuntut Umum dalam dakwaan kesatu maupun dalam dakwaan kedua
mengemukakan tentang locus delicti (tempat kejadian tindak pidana) dalam
perkara a quo berada di Kelompok III Paket-D. Desa/Kel. Kencana, Kecamatan
Balai Jaya, Kabupaten Rokan Hilir;

3. Tentang unsur tindak pidana dan cara masing-masing Para Terdakwa


melakukan tindak pidana yang didakwakan
Bahwa Penuntut Umum dalam dakwaan kesatu maupun dalam dakwaan kedua
menguraikan tentang unsur tindak pidana yang didakwakan kepada Para
Terdakwa yaitu Pasal 114 ayat (2) Jo. Pasal 132 ayat (1), Pasal 112 ayat (2) Jo.
Pasal 132 ayat (1) UU Narkotika, akan tetapi kemudian dalam uraian cara
Terdakwa melakukan tindak pidana Penuntut Umum pada pokoknya
mengemukakan :

EKSEPSI Perkara Pidana Register Nomor 110/Pid.Sus/2021/PN.RHL, Halaman 6


- …..Senin tanggal 26 Oktober 2020 sekira pukul 22.00 Wib atau setidak-
tidaknya pada suatu waktu ditahun 2020 bertempat di Kelompok III Paket-D,
Desa/Kel. Kencana, Kecamatan Balai Jaya, Kabupaten Rokan Hilir…..
- …..Petugas Kepolisian dari Polres Rokan Hilir yaitu saksi Dedy Nofendra,
saksi Julius bersama dengan saksi Aseng Nainggolan dan saksi Stanly.
Siringo Ringo melakukan penangkapan dan penggeledahan terhadap
terdakwa I kemudian diamankan 1 (satu) unit Handphone Merk Vivo warna
biru yang pada saat itu sedang dipegang oleh terdakwa I…..
- …..dilakukan penggeledahan didalam rumah terdakwa I ditemukan barang
bukti berupa 3 (tiga) unit timbangan Digital didalam kamar belakang diatas
sebuah lemari pakaian,…..
- …..lalu dikamar lainnya yang merupakan kamar pribadi terdakwa I tepatnya
didalam lemari ditemukan sebuah kotak rokok sampoerna yang didalamnya
terdakwa sebuah bungkusan plastik klip besar yang berisi 6 (enam) bungkus
plastik yang masing-masig berisi kristal bening narkotika jenis sabu-sabu…..
- …..dan dilaci ditemukan 2 (dua) unit handphone yakni samsung lipat warna
putih dan OPPO warna hitam…..
- …..kemudian di ruang tamu rumah terdakwa I diamankan 1 (satu) unit
handphone lainnya merk OPPO warna hijau muda…..
- …..pada saat proses penggeledahan masih berlangsung didalam rumah
terdakwa I datang terdakwa II bersama dengan terdakwa III kerumah
terdakwa I,…..
- …..selanjutnya terdakwa II dan terdakwa III diamankan oleh Petugas,…..
- …..selanjutnya saksi Dedy Nofendra mempertanyakan kerterkaitan terdakwa
II dan terdakwa III kepada terdakwa I,…..
- …..kemudian di akui terdakwa I bahwa terdakwa II dan terdakwa III tinggal
serumah dengan terdakwa I dan  ada kerja sama dalam hal jual beli narkotika
dengan terdakwa I yakni terdakwa I sebagai penyedia narkotika jenis sabu,
terdakwa II berperan sebagai tukang jemput uang pembeli sabu kepada
pembeli berdasarkan suruhan atau arahan dari terdakwa I sedangkan
terdakwa III berperan sebagai pencari pembeli dan mengantarkan narkotika
jenis sabu-sabu kepada pembeli…..
- ….. terdakwa I memperoleh narkotika jenis sabu-sabu dari sdr. Heri sebanyak
20  (dua puluh) gram dimana terdakwa I harus menyerahkan keuntungan
sebanyak Rp. 900.000 (sembilan ratus ribu rupiah) setiap gramnya kepada
sdr. Heri, sedangkan terdakwa II dan terdakwa III mendapat upah dari
terdakwa I masing-masing Rp. 100.000 (serarus ribu rupiah) setiap narkotika
jenis sabu-sabu tersebut yang laku terjual…..

Bahwa dalam Surat Dakwaan a quo tidak menguraikan dengan tegas dan jelas
tentang/mengenai peranan masing-masing Terdakwa dalam melakukan tindak
pidana yang didakwakan tersebut, apakah sebagai pelaku (plegen), pembuat
pelaku (doen plegen) atau pelaku peserta (medepleger);

Bahwa dalam Surat Dakwaan a quo Penuntut Umum tidak menguraikan tentang
cara masing-masing Terdakwa melakukan tindak pidana yang didakwakan.
Melainkan Penuntut Umum hanya menguraikan tentang cara Petugas
Kepolisian melakukan penangkapan terhadap Para Terdakwa;

Bahwa dengan demikian telah terang dan jelas dalam Surat Dakwaan Penuntut
Umum yaitu “Surat Dakwaan No. Reg. Perkara : PDM-37/L.4.20/Enz.2/02.2021
tanggal 25 Februari 2021 yang dibacakan di muka sidang pada hari Senin tanggal
29 Maret 2021” tidak terdapat memuat 2 unsur yang merupakan syarat materil
Surat Dakwaan yaitu “Uraian cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana
yang didakwakan”, dan “Menyebut waktu dan tempat tindak pidana dilakukan
(tempus delicti dan locus delicti)”;

EKSEPSI Perkara Pidana Register Nomor 110/Pid.Sus/2021/PN.RHL, Halaman 7


V. EKSEPSI TENTANG SURAT DAKWAAN HARUS DIBATALKAN,
KARENA PENGGABUNGAN PERKARA KE DALAM SURAT DAKWAAN
BERTENTANGAN DENGAN PASAL 141 KUHAP

Bahwa Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Rokan Hilir yang dalam
sistem hukum acara pidana di Indonesia dominus litis (pemilik kewenangan tunggal)
dalam membuat surat dakwaan telah melakukan fait accompli dengan cara
“memaksakan pengggabungan perkara dan membuatnya dalam satu surat
dakwaan” terhadap perkara a quo yang secara de facto adalah satu tempus delicti
dan satu locus delicti yaitu perkara dalam dugaan tindak pidana melakukan tindak
pidana narkotika yang terjadi pada hari Senin tanggal 10 Oktober 2020 pukul 22.00
WIB di Kelompok III Paket-D. Desa/Kel. Kencana, Kecamatan Balai Jaya, Kabupaten
Rokan Hilir sebagaimana diuraikan dalam surat dakwaan. Tentunya hal ini
membenarkan hipotesis Bernard L. Tanya, Yoan N. Simanjuntak, dan Markus Y.
Hage sebagaimana ditulis dalam buku “Teori Hukum, Strategi Tertib Manusia Lintas
Ruang dan Generasi” yang menyatakan bahwa “DI TANGAN PELAKSANA YANG
TIDAK ARIF DAN BIJAKSANA, MAKA HUKUM CENDERUNG MENJADI ALAT
KEMUNGKARAN”;

Bahwa mengenai penggabungan perkara, Pasal 141 Undang-Undang Republik


Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana atau Kitab Undang
Undang Hukum Acara Pidana disingkat KUHAP telah menentukan :

Penuntut umum dapat melakukan penggabungan perkara dan membuatnya dalam


satu surat dakwaan, apabila pada waktu yang sama atau hampir bersamaan ia
menerima beberapa berkas perkara dalam hal:
a. beberapa tindak pidana yang dilakukan oleh seorang yang sama dan
kepentingan pemeriksaan tidak menjadikan halangan terhadap
penggabungannya;
b. beberapa tindak pidana yang bersangkut-paut satu dengan yang lain;
c. beberapa tindak pidana yang tidak bersangkut-paut satu dengan yang lain,
akan tetapi yang satu dengan yang lain itu ada hubungannya, yang dalam hal
ini penggabungan tersebut perlu bagi kepentingan pemeriksaan.

Selanjutnya KUHAP menjelaskan hanya pada Pasal 141 KUHAP Huruf b yaitu: Yang
dimaksud dengan “tindak pidana dianggap mempunyai sangkut paut satu dengan
yang lain” apabila tindak pidana tersebut dilakukan dilakukan:
1. oleh lebih dari seorang yang bekerjasama dan dilakukan pada saat yang
bersamaan;
2. oleh lebih dari seorang pada saat dan tempat yang berbeda, akan tetapi
merupakan pelaksanaan dari permufakatan jahat yang dibuat oleh mereka
sebelumnya;
3. oleh seorang atau lebih dengan maksud mendapatkan alat yang akan
dipergunakan untuk melakukan tindak pidana lain atau menghindarkan diri dari
pemidanaan karena tindak pidana lain.

Bahwa pengggabungan perkara dan membuatnya dalam satu surat dakwaan dalam
perkara a quo merupakan kejanggalan, dan penyimpangan prosedural dan perbuatan
maladministrasi, tentunya akan menyulitkan bagi Terdakwa dalam mempersiapkan
pembelaan;

Bahwa sebagaimana dalam uraian surat dakwaan Penuntut Umum, dan telah kami
salin dengan dimuat kembali pada nota eksepsi ini ternyata Para Terdakwa
dihadapkan ke muka sidang Pengadilan karena diduga melakukan tindak pidana
dalam tempus delicti, locus delicti, dengan cara melakukan tindak pidana yang
didakwakan yaitu :

EKSEPSI Perkara Pidana Register Nomor 110/Pid.Sus/2021/PN.RHL, Halaman 8


- …..Senin tanggal 26 Oktober 2020 sekira pukul 22.00 Wib atau setidak-
tidaknya pada suatu waktu ditahun 2020 bertempat di Kelompok III Paket-D,
Desa/Kel. Kencana, Kecamatan Balai Jaya, Kabupaten Rokan Hilir…..
- …..Petugas Kepolisian dari Polres Rokan Hilir yaitu saksi Dedy Nofendra,
saksi Julius bersama dengan saksi Aseng Nainggolan dan saksi Stanly.
Siringo Ringo melakukan penangkapan dan penggeledahan terhadap
terdakwa I kemudian diamankan 1 (satu) unit Handphone Merk Vivo warna
biru yang pada saat itu sedang dipegang oleh terdakwa I…..
- …..dilakukan penggeledahan didalam rumah terdakwa I ditemukan barang
bukti berupa 3 (tiga) unit timbangan Digital didalam kamar belakang diatas
sebuah lemari pakaian,…..
- …..lalu dikamar lainnya yang merupakan kamar pribadi terdakwa I tepatnya
didalam lemari ditemukan sebuah kotak rokok sampoerna yang didalamnya
terdakwa sebuah bungkusan plastik klip besar yang berisi 6 (enam) bungkus
plastik yang masing-masig berisi kristal bening narkotika jenis sabu-sabu…..
- …..dan dilaci ditemukan 2 (dua) unit handphone yakni samsung lipat warna
putih dan OPPO warna hitam…..
- …..kemudian di ruang tamu rumah terdakwa I diamankan 1 (satu) unit
handphone lainnya merk OPPO warna hijau muda…..
- …..pada saat proses penggeledahan masih berlangsung didalam rumah
terdakwa I datang terdakwa II bersama dengan terdakwa III kerumah
terdakwa I,…..
- …..selanjutnya terdakwa II dan terdakwa III diamankan oleh Petugas,…..
- …..selanjutnya saksi Dedy Nofendra mempertanyakan kerterkaitan terdakwa
II dan terdakwa III kepada terdakwa I,…..
- …..kemudian di akui terdakwa I bahwa terdakwa II dan terdakwa III tinggal
serumah dengan terdakwa I dan  ada kerja sama dalam hal jual beli narkotika
dengan terdakwa I yakni terdakwa I sebagai penyedia narkotika jenis sabu,
terdakwa II berperan sebagai tukang jemput uang pembeli sabu kepada
pembeli berdasarkan suruhan atau arahan dari terdakwa I sedangkan
terdakwa III berperan sebagai pencari pembeli dan mengantarkan narkotika
jenis sabu-sabu kepada pembeli…..
- ….. terdakwa I memperoleh narkotika jenis sabu-sabu dari sdr. Heri sebanyak
20  (dua puluh) gram dimana terdakwa I harus menyerahkan keuntungan
sebanyak Rp. 900.000 (sembilan ratus ribu rupiah) setiap gramnya kepada
sdr. Heri, sedangkan terdakwa II dan terdakwa III mendapat upah dari
terdakwa I masing-masing Rp. 100.000 (serarus ribu rupiah) setiap narkotika
jenis sabu-sabu tersebut yang laku terjual…..

Bahwa dalam surat dakwaan a quo justru penggabungan perkara merugikan


kepentingan Para Terdakwa untuk melakukan pembelaan. Dimana di satu sisi Para
Terdakwa didkawa secara bersama-sama namun namun di sisi lain didakwa sendiri
sendiri dengan tempus dan locus delicti sebagaimana dalam surat dakwaan;

Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, ternyata tindak pidana dengan tempus
delicti dan locus delicti sebagaimana uraian surat dakwaan, dalam penggabungan
perkara aquo tidak terdapat “beberapa tindak pidana yang dilakukan oleh seorang
yang sama dan kepentingan pemeriksaan tidak menjadikan halangan terhadap
penggabungannya”, “beberapa tindak pidana yang bersangkut-paut satu dengan
yang lain”, “beberapa tindak pidana yang tidak bersangkut-paut satu dengan yang
lain, akan tetapi yang satu dengan yang lain itu ada hubungannya, yang dalam hal
ini penggabungan tersebut perlu bagi kepentingan pemeriksaan” , sebagaimana
dalam Pasal 141 KUHAP;

EKSEPSI Perkara Pidana Register Nomor 110/Pid.Sus/2021/PN.RHL, Halaman 9


Bahwa apabila jumlah 3 orang Terdakwa dijadikan alasan memenuhi formalitas
“tindak pidana yang dilakukan oleh lebih dari seorang yang bekerjasama dan
dilakukan pada saat yang bersamaan”, atau “oleh seorang atau lebih dengan
maksud mendapatkan alat yang akan dipergunakan untuk melakukan tindak pidana
lain atau menghindarkan diri dari pemidanaan karena tindak pidana lain” dalam
Penjelasan Pasal 141 Huruf b KUHAP, seharusnya Penuntut Umum menguraikan
tentang perbuatan untuk memenuhi formalitas dimaksud;

Bahwa oleh karena pengggabungan perkara dan membuatnya dalam satu surat
dakwaan dalam perkara a quo merupakan kejanggalan, dan penyimpangan
prosedural dan perbuatan maladministrasi. Sedangkan Penuntut Umum juga tidak
menguraikan dengan tegas dan jelas tentang atau mengenai peranan masing-masing
Terdakwa dalam melakukan tindak pidana yang didakwakan apakah sebagai pelaku
(plegen), pembuat pelaku (doen plegen) atau pelaku peserta (medepleger), maka
Surat Dakwaan menjadi tidak terang dan kabur (obscuurlibel) sehingga menyulitkan
bagi Terdakwa untuk melakukan pembelaan atas dirinya (vide Yurisprudensi MA RI
No. 492 K/Kr/1981 tanggal 8 Januari 1983 dengan kaidah hukum “Tuduhan yang
samar-samar/kabur harus dinyatakan batal demi hukum”. Oleh karena itu Surat
Dakwaan Penuntut Umum tersebut beralasan hukum untuk dinyatakan batal demi
hukum (nul and void);

Bahwa oleh karena dalam Surat Dakwaan a quo Penuntut Umum tidak menguraikan
adanya tentang cara masing-masing Para Terdakwa melakukan tindak pidana yang
didakwakan, melainkan Penuntut Umum hanya menguraikan tentang cara
Petugas Kepolisian melakukan penangkapan terhadap Para Terdakwa, baik
dalam uraian dakwaan alternatif kesatu Pasal 114 ayat (2) Jo. Pasal 132 ayat (1)
maupun dalam dakwaan alternatif kedua Pasal 112 ayat (2) Jo. Pasal 132 ayat (1),
dengan demikian Surat Dakwaan Penuntut Umum a quo tidak memenuhi syarat
materil. Oleh karenanya Surat Dakwaan Penuntut Umum batal demi hukum (nul and
void), demikian pula Yurisprudensi MA RI No. 808 K/Pid/1984 tanggal 29 Juni 1985
Jo. Yurisprudensi MA RI No. 33 K/Mil/1985 tanggal 15 Februari 1986;

Bahwa Yurisprudensi Mahkamah Agung No.808 K/Pid/1984 yang terbit 1985-1 pada
halaman 74-104 didapati kaidah hukum “karena surat dakwaan tidak dirumuskan
secara cermat dan lengkap, dakwaan batal demi hukum”;

Berdasarkan seluruh uraian pertimbangan diatas maka Penasihat Hukum menilai


Surat Dakwaan Penuntut Umum tidak dapat dipertahankan lagi dan tidak dapat
dijadikan landasan untuk melanjutkan siding dalam perkara a quo karena melanggar
ketentuan Pasal 143 ayat (2) KUHAP, dan harus dinyatakan Batal Demi Hukum;

Bahwa oleh karena Terdakwa ditahan, berhubung eksepsi beralasan dan dikabulkan
maka Penuntut Umum diperintahkan untuk segera mengeluarkan Terdakwa dari
rumah tahanan Negara sejak Putusan dibacakan;

Bahwa Prof. M. M. Djojodigoeno, S.H. menyatakan “Hakim hendaknya Ngiras


sekaligus Sujana alias sebagai seorang Sudarsana yang patut menjadi tauladan buat
sesamanya, Sarjana merupakan orang yang pintar mengolah keterampilan otaknya,
sedangkan Sujana merupakan orang yang pintar mengolah rasa batinnya. Orang
yang pintar karena otaknya tanpa pintar mengolah batinnya dapat menjadi jahat,
sebaliknya orang yang baik hatinya atau pintar mengolah batinnya tanpa disertai
keterampilan otak adalah kurang bermanfaat”;

EKSEPSI Perkara Pidana Register Nomor 110/Pid.Sus/2021/PN.RHL, Halaman 10


Berdasarkan hal-hal tersebut di atas kami mohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan memutuskan sebagai berikut :

1. MENYATAKAN MENERIMA EKSEPSI DARI PENASIHAT HUKUM PARA


TERDAKWA UNTUK SELURUHNYA;
2. MENYATAKAN SURAT DAKWAAN PENUNTUT UMUM NO. REG. PERKARA :
PDM-37/L.4.20/Enz.2/02.2021 TANGGAL 25 FEBRUARI 2021 ATAS NAMA
TERDAKWA I.HENDRA MARZUKI ALIAS OMBUT BIN SUWARNO, TERDAKWA
II.BAMBANG HERMANTO ALIAS BEMBENG BIN SAIPUDIN, TERDAKWA III.DANI
ARDIANSYAH ALIAS DANI BIN SUPRIADI BATAL DEMI HUKUM (NUL AND VOID);
3. MEMERINTAHKAN JAKSA/PENUNTUT UMUM SEGERA MENGELUARKAN PARA
TERDAKWA DARI RUMAH TAHANAN NEGARA SEJAK PUTUSAN DIUCAPKAN;
4. MEMBEBANKAN BIAYA PERKARA KEPADA NEGARA.

Demikian Eksepsi ini disampaikan pada sidang Penggadilan Negeri Rokan Hilir, atas
pertimbangan dari Majelis Hakim Yang Mulia, kami ucapkan terimakasih.

Ujung Tanjung, 05 April 2021

Salam Hormat,
Penasihat Hukum

KALNA SURYA SIR, S.H.

MASRIDODI MANGUNCONG, S.H.

ZABRI HASIBUAN, S.H., M.H.

“Fiat Justitia Ruat Coelum”


“Tegakkan Keadilan Sekalipun Langit Akan Runtuh”

EKSEPSI Perkara Pidana Register Nomor 110/Pid.Sus/2021/PN.RHL, Halaman 11

Anda mungkin juga menyukai