2021 Eksepsi LBHM SUMINI
2021 Eksepsi LBHM SUMINI
EKSEPSI
PERKARA PIDANA REGISTER NOMOR 27/PID.SUS/2021/PN.RHL
I. IDENTITAS TERDAKWA
Bahwa mengenai Surat Dakwaan telah ditentukan dalam Pasal 143 ayat (2) KUHAP
yaitu: Penuntut umum membuat surat dakwaan yang diberi tanggal dan
ditandatangani serta berisi: a.nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir,
jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama dan pekerjaan tersangka; b.uraian
secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan dengan
menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana itu dilakukan. Rumusan dalam Pasal
143 ayat (2) huruf a dan huruf b KUHAP merupakan syarat materil dari suatu Surat
Dakwaan yang merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam membuat dan
menyusun Surat Dakwaan, apabila syarat materil tersebut tidak dipenuhi, maka Surat
Dakwaan Penuntut Umum batal demi hukum (nul and void) dimaksud Pasal 143 ayat
(3) KUHAP, demikian pula Yurisprudensi MA RI No. 808 K/Pid/1984 tanggal 29 Juni
1985 Jo. Yurisprudensi MA RI No. 33 K/Mil/1985 tanggal 15 Februari 1986;
Bahwa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Rokan Hilir dalam Surat Dakwaan
No.Reg.Perkara : PDM-307/N.4.20/Enz.2/12/2020 tanggal 10 Desember 2020 yang
dibacakan dalam sidang Pengadilan Negeri Rokan Hilir pada hari Kamis tanggal 5
Januari 2021 telah mendakwa Terdakwa dengan dakwaan alternative, yaitu :
KESATU : Melanggar ketentuan Pasal 114 Ayat (2) Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, atau
KEDUA : Melanggar ketentuan Pasal 112 Ayat (2) Undang-Undang Republik
EKSEPSI atas nama SUMINI Binti Alm. MUNIJAR, Halaman
Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika;
Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 156 ayat (1) KUHAP yang menentukan: Dalam
hal terdakwa atau penasihat hukum mengajukan keberatan bahwa pengadilan tidak
berwenang mengadili perkaranya atau dakwaan tidak dapat diterima atau surat
dakwaan harus dibatalkan, maka setelah diberi kesempatan kepada penuntut umum
untuk menyatakan pendapatnya, hakim mempertimbangkan keberatan tersebut untuk
selanjutnya mengambil keputusan. Dari rumusan Pasal 156 ayat (1) KUHAP terdapat
3 (tiga) alasan yang menjadi dasar bagi Penasihat Hukum/Terdakwa mengajukan
eksepsi/keberatan yaitu, (1) Pengadilan tidak berwenang mengadili perkaranya, atau
(2) Dakwaan tidak dapat diterima, atau (3) Surat dakwaan harus dibatalkan;
Bahwa sebagaimana telah diketahui bersama bahwasanya fungsi surat dakwaan
dalam sidang Pengadilan adalah merupakan landasan dan titik tolak pemeriksaan
Terdakwa, dimana Hakim di dalam memeriksa suatu perkara tidak boleh menyimpang
dari apa yang dirumuskan dalam surat dakwaan, oleh karena itulah Undang-Undang
mewajibkan Penuntut Umum menyusun rumusan surat dakwaan yang jelas, cermat
dan lengkap supaya mudah mengarahkan jalannya pemeriksaan sidang;
Bahwa menurut Pasal 143 KUHAP, bahwasanya surat dakwaan Penuntut Umum
harus memenuhi 2 (dua) syarat-syarat:
a. Syarat formil yang berhubungan dengan:
- Surat dakwaan di beri tanggal dan di tandatangani oleh Penuntut Umum;
- Nama lengkap, Tempat lahir, Umur atau tanggal lahir, Jenis kelamin,
Kebangsaan, Tempat tinggal, Agama dan Pekerjaaan terdakwa;
b. Syarat materil memuat dua unsur yang tak boleh dilalaikan:
- Uraian cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan;
- Menyebut waktu dan tempat tindak pidana di lakukan (tempus delicti dan locus
delicti);
Bahwa Surat Edaran Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor : SE-004/J.A/11/ 1993
Tentang Pembuatan Surat Dakwaan Jo Surat Jaksa Agung Muda Tindak Pidana
Umum Kepada Kepala Kejaksaan Tinggi Seluruh Indonesia Nomor B-607/E/11/1993
tanggal 22 November 1993 Perihal Pembuatan Surat Dakwaan, dimana ditentukan
sebagai batasan cermat dari uraian dakwaan adalah sebagai berikut:
- Uraian secara Cermat berarti : Menuntut ketelitian Jaksa Penuntut Umum dalam
mempersiapkan surat dakwaan yang akan diterapkan bagi terdakwa. Dengan
menempatkan kata cermat paling depan dari rumusan pasal 143 ayat (2) huruf b
KUHAP, pembuat Undang-Undang menghendaki agar Jaksa Penuntut Umum
dalam membuat surat dakwaan selalu bersikap korek dan teliti;
Bahwa ketentuan Pasal 143 ayat (3) KUHAP secara tegas menyebutkan Surat
Dakwaan yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (2)
huruf b “batal demi hukum”. Sehubungan hal tersebut bersama ini kami kemukakan
bahwasanya “Surat Dakwaan Penuntut Umum tidak jelas, tidak cermat dan tidak
lengkap” dimaksud Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP, maka Surat Dakwaan
Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Rokan Hilir yaitu Surat Dakwaan No.Reg.
Perkara : PDM-307/N.4.20/Enz.2/12/2020 tanggal 10 Desember 2020 yang dibacakan
dalam sidang Pengadilan Negeri Rokan Hilir pada hari Kamis tanggal 5 Januari 2021,
harus dinyatakan “batal demi hukum” sebagaimana diuraikan dibawah ini;
Bahwa agar lebih mudah memahami tentang pembuatan Surat Dakwaan Penuntut
Umum dalam perkara a quo, alangkah baiknya bila dicermati dengan teliti maksud
dan tujuan dari Pasal 114 Ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35
Tahun 2009 tentang Narkotika, maupun Pasal 112 Ayat (2) Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, yang telah didakwakan kepada
Terdakwa SUMINI Alias ISUM Binti Alm. MUNIJAR;
Bahwa tempus delicti, locus delicti, cara, uraian perbuatan yang dilakukan Terdakwa
dalam melakukan tindak pidana dalam Surat Dakwaan Penuntut Umum yaitu Surat
Dakwaan No.Reg. Perkara : PDM-307/N.4.20/Enz.2/12/2020 tanggal 10 Desember
2020 dibacakan dalam sidang Pengadilan Negeri Rokan Hilir pada hari Kamis tanggal
5 Januari 2021, adalah sebagai berikut :
Dakwaan Alternatif Kesatu :
----- Bahwa ia terdakwa SUMINI Als SUMI Binti (Alm) MUNIJAR pada hari Minggu
tanggal 09 Oktober 2020 sekira jam 17.00 Wib atau setidak-tidaknya pada
suatu waktu dalam bulan Oktober 2020 atau setidak-tidaknya dalam tahun 2020,
bertempat di KM 08 Kab. Rohil atau setidak-tidaknya disuatu tempat yang masih
termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Rokan Hilir yang berhak
mengadili dalam perkara ini, “tanpa hak atau melawan hukum menawarkan
untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli,
menukar atau menyerahkan Narkotika Golongan I dalam bentuk bukan tanaman
yang beratnya melebihi 5 (lima) gram”, perbuatan terdakwa dilakukan dengan cara
anatara lain sebagai berikut : ----------------------------------------------------
- Bahwa pada waktu dan temapat sebagaimana tersebut diatas berawal pada hari
Sabtu tanggal 10 Oktober 2020 anggota Opsnal Narkoba Polrel Rokan Hilir yaitu
saksi DEDI NOFENDRA dan saksi ASENG NAINGGOLAN mendapat informasi
dari masyarakat yang dapat dipercaya bahwa terdakwa ada memiliki atau
menyimpan Narkotika jenis shabu-shabu selanjutnya atas informasi tersebut para
saksi penangkap mencari tau tentang keberadaan terdakwa dan kemudian
langsung menuju ke sebuah rumah yang berada di Balam KM 19 Desa Bangko
Sempurna Kec. Bangko Pusako Kab. Rohil dan pada hari Minggu tanggal 11
Oktober 2020 sekira jam 01.00 Wib para saksi penangkap tiba dirumah terdakwa
Bahwa jika diperhatikan isi dari Surat Dakwaan Penuntut Umum sebagaimanayang
disebutkan diatas, dihubungan dengan Pasal 114 ayat (2), atau Pasal 112 ayat (2)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, maka
timbul pertanyaan “Dimanakah letak dari Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum
terhadap Terdakwa yang tidak memuat dengan jelas, cermat dan tidak lengkap,
sebagaimana dimaksud Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP?”. Bersama ini kami
kemukakan argumentasi hukum tentang letak ketidakjelasan, ketidakcermatan dan
ketidaklengkapan Surat Dakwaan a quo, selanjutnya dimohon kepada Yang Mulia
Majelis Hakim Pengadilan Negeri Rokan Hilir agar meneliti dan mempertimbangan
EKSEPSI atas nama SUMINI Binti Alm. MUNIJAR, Halaman
tentang argumentasi dalam eksepsi ini agar terhindar dari kekeliruan/kesalahan dalam
mengambil kesimpulan dalam menyatakan Surat Dakwaan Penuntut Umum “batal
demi hukum”;
Bahwa Pasal 143 ayat (3) KUHAP menentukan “Surat dakwaan yang tidak
memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf b batal demi
hukum”;
1.2. Tentang tempus delicti. Waktu kejadian tindak pidana (tempus delicti)
dalam dakwaan alternatif kesatu disebutkan pada hari Minggu tanggal 09
Oktober 2020 pukul 17.00 WIB; (vide bukti surat T-1, dan T-
2);
Bahwa dengan demikian uraian Surat Dakwaan Penuntut Umum telah tidak
cermat menguraikan mengenai waktu tindak pidana kapan dilakukan apakah
pada hari Minggu tanggal 09 Oktober 2020 atau hari Sabtu tanggal 10
Oktober 2020 atau hari Senin tanggal 02 Oktober 2020 atau hari Jum’at
tanggal 09 Oktober 2020, yang tentunya hal ini menyulitkan bagi Terdakwa
dalam mempersiapkan pembelaan;
Bahwa meskipun dalam praktik penerapan Pasal 143 ayat (2) KUHAP
membenarkan mengenai waktu tindak pidana dapat dicantumkan secara
alternatif, namun bukan pula Penuntut Umum sesuka hati menyebutkan
waktu dilakukannya tindak pidana lebih dari 1 (satu) tempus delicti. Karena
perbedaan penyebutan tersebut mengakibatkan Terdakwa sulit untuk
memahami perbuatan Terdakwa manakah yang didakwakan oleh Penuntut
Umum telah dilakukan oleh Terdakwa;
EKSEPSI atas nama SUMINI Binti Alm. MUNIJAR, Halaman
1.3. Locus delicti. Tempat Peristiwa pidana dalam dakwaan alternatif
kesatu disebutkan di KM 08 Kabupaten Rokan Hilir;
Bahwa sebagaimana bukti surat diberi tanda T-1 dan T-2 mengemukakan fakta
bahwasanya Terdakwa SUMINI Alias SUMI Binti Alm MUNIJAR tinggal di
RT.09 RW.04 Dusun Maju Jaya Kepenghuluan Bangko Lestari Kecamatan
Bangko Pusako Kabupaten Rokan Hilir. (vide bukti surat T-3-, dan T-4);
Bahwa Surat Dakwaan Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Rokan Hilir
No. Reg.Perkara : PDM-307/N.4.20/Enz.2/12/2020 tanggal 10 Desember 2020
tidak ditandatangani oleh Penuntut Umum, padahal Pasal 143 ayat (2)
KUHAP menentukan “Penuntut umum membuat surat dakwaan yang diberi
tanggal dan ditandatangani serta berisi: a.nama lengkap, tempat lahir, umur
atau tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama dan
pekerjaan tersangka; b.uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai
tindak pidana yang didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat
tindak pidana itu dilakukan” dan merupakan syarat materil dari suatu Surat
Dakwaan yang merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam
membuat dan menyusun Surat Dakwaan. (vide bukti surat T-1);
Bahwa Bersama Eksepsi ini kami lampirkan alat bukti surat yang telah dilakukan
Pemeteraian Kemudian di Kantor Pos dan disesuaikan dengan aslinya, yaitu :
T-1 : Fotokopi Surat Dakwaan No.Reg.Perkara : PDM-307/N.4.20/Enz.2/12/2020
tanggal 10 Desember 2020. (telah dilakukan Pemeteraian Kemudian di
kantor Pos sesuai aslinya);
T-2 : Fotokopi Surat Penangkapan Nommor: SP.Kap./98/X/2020/Res-Narkoba
tanggal 11 Oktober 2020; (telah dilakukan Pemeteraian Kemudian di kantor
Pos sesuai aslinya);
T-3 : Fotokopi Surat Keterangan Domisili Nomor 471/KPD/BL/I/2021 /08 tanggal
29 Januari 2021 yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kepenghuluan Bangko
Lestari, pada pokoknya menerangkan Terdakwa tinggal di RT.09 RW.04
Dusun Maju Jaya Kepenghuluan Bangko Lestari Kecamatan Bangko
Pusako Kabupaten Rokan Hilir, dan menerangkan bahwasanya Terdakwa
dilahirkan pada tanggal 1 Juli 1979; (telah dilakukan Pemeteraian
Kemudian di kantor Pos sesuai aslinya);
T-2 : Fotokopi Kartu Keluarga No. 1407101508180019 tanggal 15 Agustus 2018
yang pada pokoknya mengemukakan Terdakwa tinggal di RT.09 RW.04
Dusun Maju Jaya Kepenghuluan Bangko Lestari Kecamatan Bangko
Pusako Kabupaten Rokan Hilir, dan menerangkan bahwasanya Terdakwa
dilahirkan pada tanggal 1 Juli 1979. (telah dilakukan Pemeteraian
Kemudian di kantor Pos sesuai aslinya);
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas kami mohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan memutuskan sebagai berikut :
Salam Hormat,
Penasihat Hukum