Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Makanan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk keberlangsungan hidup dan
sebagai sumber energi untuk menjalankan aktivitas fisik maupun biologis dalam
kehidupan sehari-hari. Makanan yang dikonsumsi oleh tubuh harus sehat dalam arti
memiliki nilai gizi yang optimal dan lengkap. Selain itu makanan yang akan dimasukan
ke dalam tubuh kita harus murni, bersih dan utuh dalam arti tidak mengandung bahan
pencemar serta harus memenuhi syarat kebersihan serta kandungannya.
Makanan ini beragam dari mulai bentuknya yang kecil hingga besar, Jenis bahan
yang terdiri dari hewani maupun nabati seperti sumber zat tenaga (karbohidrat dan
lemak), zat pembangun (protein), dan zat pengatur (vitamin dan mineral), cara
pembuatannya dari yang direbus hingga di goreng. Jenis-Jenis Makanan juga ada seperti
Makanan Segar, Makanan Olahan, Makanan Instan, Makanan Sehat, Makanan sehat
Dari sekian banyaknya makanan tidak semua orang suka semua makanan tersebut
pasti ada beberapa yang tidak disukai salah satunya, teruatama sayuran. Orang lebih
banyak berasumsi bahwasannya hanya anak-anak lah yang membutuhkan gizi serta serat
yang cukup namun usia remaja sampai lansia pun mereka harus tetap mengkonsumsi
makanan-makanan yang bernutrisi agar tubuh tetap sehat. Masa remaja yang rentan
dengan Kesehatan karena pola makan yang tidak sehat seperti diet tidak sesuai aturan
serta tidak teraturnya olahraga.
Masa remaja merupakan masa peralihan periode terjadinya pertumbuhan tanda-
tanda pubertas dan perkembangan yang pesat baik secara fisik, psikologis, maupun
intelektual. Batasan remaja menurut WHO (Badan Kesehatan Dunia) adalah rentang usia
10-19 tahun. Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang
usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah. Umumnya kelompok usia remaja,
merupakan periode rentan gizi karena peningkatan pertumbuhan fisik dan perkembangan
yang pesat. Selain itu pada remaja dibutuhkan energi yang cukup untuk melakukan
aktivitas fisik yang beragam. Pola asupan yang buruk akan berdampak pada pertumbuhan
dan perkembangan yang tidak optimal.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (2018), lebih dari 95 persen remaja
Indonesia kurang konsumsi sayur dan buah. Sejalan dengan itu, hasil penelitian awal
dengan Kantar yang berjudul Understanding Health and Nutrition Among Adolescents
(2021) menemukan bahwa hanya 57 persen remaja yang mengonsumsi setengah sampai
satu porsi buah dan hanya 65 persen remaja yang mengonsumsi setengah sampai satu
porsi sayur. Sementara anjuran dari Kementerian Kesehatan dan WHO adalah lima porsi
per hari. Badan Kesehatan Dunia (WHO) serta Badan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO)
menyarankan sayur dan buah dikonsumsi minimal 400 gram per hari. Tapi rata-rata orang
Indonesia baru mengkonsumsi 57,7 gram sayur dan 33,5 gram buah per hari. Dari hasil
penelitiannya, para remaja lebih suka sayur dan buah berwarna-warni, manis, dan praktis
dimakan. Mereka menyukai sayuran yang dimasak dengan campuran bahan lain, seperti
cah sayur kangkung dengan udang atau sayur asam yang dibumbui terasi. “Kalau sayuran
biasa, mereka makan satu porsi, tapi kalau dicampur bisa jadi dua porsi,” (Hera 2017)
Sayuran yaitu salah satu makanan berserat yang mudah di dapat,di olah, bahkan
dikonsumsi. Sayur adalah semua jenis tanaman yang dapat dikonsumsi baik yang diambil
dari akar, batang, daun, biji, bunga atau bagian lain yang digunakan untuk diolah menjadi
masakan. Sayuran merupakan sebutan umum bagi bahan pangan asal tumbuhan yang
biasanya mengandung kadar air tinggi dan dikonsumsi dalam keadaan segar atau setelah
diolah. Sayuran mengandung zat gizi yang berfungsi mengatur Metabolisme (proses
kerja tubuh). Zat pengatur ini terdiri dari air, vitamin, dan mineral . jenis zat gizi ini
banyak terdapat pada makanan yang berasal dari sayuran maupun buah-buahan. Pada
umumnya sayur-sayuran lebih banyak mengandung zat tepung, karbohidrat, terutama
sayuran yang berasal dari akar. Sayuran yang berwarna hijau kandungan gulanya lebih
sedikit daripada sayuran yang berbentuk buah, dan sayuran yang berupa daun lebih
banyak mengandung vitamin, air serta mineral.
Banyak orang tidak menyukai sayur yang penuh dengan gizi. Rupanya, kebiasaan
ini bisa dijelaskan secara sains. Pada dasarnya, alasan seseorang yang tidak suka makan
sayur adalah rasanya. Atau ada juga yang tidak suka dengan tekstur dan berbagai alasan
lainnya. Perlu diingat, sayur wajib sekali untuk dikonsumsi. Setiap orang memiliki
kesukaan, cita rasa, dan kemauan masing-masing. Tingkat kesukaan adalah kesanggupan
untuk menghabiskan makanan yang disajikan. Berhubungan dengan konsumsi makanan
dalam menerima atau menolak dengan bentuk atau jenis makanan tertentu, perilaku
seseorang dapat dilihat dari segi menyukai hal kecil seperti memakan apa yang dia
suka.Pada umumnya kebiasaan makan seorang anak tidak didasari atas keperluan fisik
akan zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan.
Dari fastfood yang banyak dijual diluaran sana pasti menggunakan Teknik
menggoreng karna itu Teknik yang mudah dan cepat untuk menyediakan suatu makanan.
Menggoreng adalah cara memasak makanan dengan menggunakan minyak, atau lemak
(margarin, shortening, mentega) sebagai medium penghantar panas. Tempe, tahu,
makanan laut, daging ayam,gorengan dan kerupuk adalah beberapa jenis makanan yang
antara lain dimatangkan dengan cara digoreng.
Di Indonesia gorengan adalah makanan ringan yang populer. Penjual gorengan
dapat ditemukan di tepi jalan atau berkeliling dengan pikulan atau gerobak. Gorengan
sendiri yaitu bahan-bahan yang dilapis adonan tepung dan digoreng. Gorengan adalah
produk makanan yang diolah dengan cara menggoreng dalam minyak. Masyarakat
Indonesia sebagian besar menggunakan minyak goreng untuk mengolah makanan baik
untuk lauk maupun makanan kecil. Gorengan salah satu makanan yang sering kali
dijadikan sebagai makanan cemilan pada saat waktu senggang. Alasan mengapa gorengan
begitu di sukai adalah karena cemilan satu ini memiliki banyak varian dengan rasa yang
enak,bentuk yang unik sensasi gurih pedas asinnya dan juga menyenangkan.
Gorengan yang di goreng menggunakan minyak goreng sangat tidak sehat
dikonsumsi tetapi jika pengolahan dan cara menggunakannya dengan benar pasti akan
lebih sehat terlebih memasak dengan bahan sayuran. Karna banyaknya remaja yang lebih
meyukai gorengan tetapi tidak menyukai sayuran bisa dikombinasikan antara keduanya.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk membuat penelitian dengan judul:
EFEKTIVITAS MENGKONSUMSI VEGETARIAN DENGAN MEMBUAT
GORENGAN BERBAHAN DASAR SAYUR BAYAM
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, dapat diidentifikasikan
masalah-masalah sebagai berikut:
1. Banyak anak-anak bahkan remaja yang jarang mengkonsumsi sayuran
2. Tidak menyukai sayuran karna dari rasa maupun tekstur
3. Kurangnya gizi pada remaja dan pola makan yang tidak sehat
4. Fast food yang menjadi andalan makanan karena tidak menyukai sayur-sayuran
5. Lebih banyak mengkonsumsi gorengan dibanding sayuran
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka terdapat beberapa Batasan masalah
sebagai berikut:
1. Menjadikan jus atau smoothie dari beragam sayuran agar tidak terlalu hambar dan
bisa dikonsumsi dengan mudah bagi yang tidak suka dengan tekstur sayuran
2. Membuat makanan yang kekinian seperti salad sayuran dengan beberapa kondimen
atau tambahan saus yang lezat supaya tidak terlalu pahit dari sayuran tersebut
3. Membuat makanan yang digoreng seperti bayam yang di jadikan kripik dengan
campuran tepung untuk menghilangkan rasa hambar
4. Ada banyak jenis gorengan yang bisa dijadikan salah satu alternatif membuat sayuran
menjadi cemilan yaitu membuat gorengan seperti misro dengan berbahan dasar sayur
bayam
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana produk yang dibuat bisa menarik perhatian orang-orang yang tidak
menyukai sayuran?
2. Apakah produk yang dibuat berpengaruh dan dapat mengalami perubahan?
3. Mengapa banyak yang tidak menyukai sayuran sebagai makanan wajib?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitiannya adalah:
1. Untuk mengetahui alasan mengapa remaja tidak menyukai sayuran
2. Untuk membuat orang-orang menjadi suka sayuran tidak harus semua hanya beberapa
itu sudah cukup bagus
3. Untuk mengubah pola piker dan pola Kesehatan dengan tetap mengkonsumsi sayuran
walaupun dengan metode menggoreng
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian sebagai berikut
1. Penulis
 Dengan adanya penelitian ini penulis bisa mengembangkan berbagai macam
resep baru untuk membuat sayuran menjadi salah satu makanan yang sangat
tertarik di konsumsi bagi khalayak ramai, bisa membuat usaha juga.
 Penulis bisa memfaatkan sayuran yang ada dengan tidak asal mebuangnya
tetapi dibuat menjadi olahan baru
2.

Anda mungkin juga menyukai