Tugas Yola Mis
Tugas Yola Mis
Disusun Oleh :
Kelompok 3
2. DINI ANIWARTI
3. GISRI
DOSEN PEMBIMBING :
1443H / 2022M
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
keberlangsungan hidupnya agar lebih bermartabat. Karena itu negara memiliki kewajiban
untuk memberikan pelayanan pendidikan yang bermutu kepada setiap warganya tanpa
seperti yang tertuang pada UUD 1945 pasal 31 ayat 1. Namun sayangnya sistem
munculnya segmentasi lembaga pendidikan yang berdasar pada perbedaan agama, etnis,
dan bahkan perbedaan kemampuan baik fisik maupun mental yang dimiliki oleh siswa.
Jelas segmentasi lembaga pendidikan ini telah menghambat para siswa untuk dapat
fasilitas pendidikan khusus disesuaikan dengan derajat dan jenis difabelnya yang disebut
dengan Sekolah Luar Biasa (SLB). Secara tidak disadari sistem pendidikan SLB telah
eksklusifisme tersebut selama ini tidak disadari telah menghambat proses saling
kelompok difabel sendiri merasa keberadaannya bukan menjadi bagian yang integral dari
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
C. Tujuan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Pendidikan Inklusif
1. Landasan Religius
lepas dari konteks agama karena pendidikan merupakan tangga utama dalam mengenal
Allah swt. Ada banyak ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang landasan religius dalam
ِ ت َع َّماتِ ُك ْم أ َ ْو بُيُى
ت ِ ام ُك ْم أَ ْو بُيُى
ِ ت أَ ْع َم
ِ ت أَخ ََىا ِت ُك ْم أ َ ْو بُيُى ِ ت أ ُ َّم َها ِت ُك ْم أَ ْو بُيُى
ِ ت إِ ْخ َىا ِو ُك ْم أ َ ْو بُيُى ِ ت آبَا ِئ ُك ْم أ َ ْو بُيُى
ِ أ َ ْو بُيُى
ْش َعلَ ْي ُك ْم ُجىَا ٌح أَن تَأ ْ ُكلُىا َج ِميعا ً أَ ْو أ َ ْشتَاتا ً فَإِذَا دَخ َْلتُم َ َاَلتِ ُك ْم أ َ ْو َما َملَ ْكتُم َّمفَاتِ َحًُ أ َ ْو
َ صدِي ِق ُك ْم لَي َ تخِ أ َ ْخ َىا ِل ُك ْم أ َ ْو بُيُى
Artinya:“Tidak ada halangan bagi orang buta, tidak (pula) bagi orang pincang, tidak
(pula) bagi orang sakit, dan tidak (pula) bagi dirimu sendiri, makan (bersama-sama
perempuan, di rumah saudara ibumu yang laki-laki di rumah saudara ibumu yang
Tidak ada halangan bagi kamu makan bersama-sama mereka atau sendirian. Maka
apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumah-rumah (ini) hendaklah kamu
memberi salam kepada (penghuninya yang berarti memberi salam) kepada dirimu
1
Dikrektorat Pembina SLB, Pedoman Umum Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif (Jakarta : Depdiknas,
2007)
3
4
sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik.
Makna yang tersirat dalam ayat tersebut adalah bahwa Allah swt tidak
sehari-hari. Masyarakat normal adalah masyarakat yang berada pada nuansa yang
holistik dengan menerima adanya perbedaan sebagai anugerah Maha Pencipta, ada
siang ada malam, ada laki-laki dan ada perempuan, ada yang cacat dan ada yang tidak
cacat merupakan kehidupan yang terintegrasi menjadi suatu kehidupan sosial yang
﴾٤﴿ ﴾ أَ ْو يَرَّ َّك ُس فَت َى َف َعًُ ال ِرّ ْك َسي٣﴿ ً﴾ َو َما يُد ِْزيكَ لَ َعلًَُّ يَ َّز َّك٢﴿ ً﴾ أَن َجاءيُ ْاْل َ ْع َم٦﴿ ًَّش َوت ََىل
َ ََعب
Artinya: “Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, Karena telah datang
(dari dosa). Atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi
manfa'at kepadanya?
Ayat ini memberikan gambaran bahwa Allah swt sangat tidak senang terhadap
manusia yang tidak memperdulikan orang cacat. Ayat ini menceritakan kisah seorang
buta yang bernama Abdullah bin Ummi Maktum. Dia datang kepada Rasulullah meminta
ajaran-ajaran tentang Islam, lalu Rasulullah berpaling dan bermuka masam darinya
Quraisy tersebut masuk Islam. Maka turunlah surat ini sebagai teguran Allah kepada
rasul-Nya.
ٌ َِخب
﴾٦٣﴿ يس
5
Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara
kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya
Ayat tersebut memberikan perintah kepada kita, agar saling ta’aruf, yaitu saling
kenal mengenal dengan siapapun, tidak memandang latar belakang sosial, ekonomi, ras,
suku, bangsa dan bahkan agama. Inilah konsep Islam yang begitu universal, yang
memandang kepada semua manusia dihadapan Allah adalah sama, justru hanya tingkat
dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah
Ayat ini juga memberikan perintah kepada kita agar kita memberikan pertolongan
kepada siapa saja, terutama kepada mereka yang membutuhkan, tanpa memandang latar
belakang keluarga dan dari mana ia berasal, lebih-lebih mereka yang mengalami
2. Landasan Filosofis
Pancasila yang merupakan lima pilar sekaligus cita-cita yang didirikan atas fondasi yang
lebih mendasar lagi, yang disebut Bhinneka Tunggal Ika. Filosofi ini sebagai wujud
2
David Smith, Sekolah Inklusif Konsep dan Penerapan Pembelajaran, ( Bandung : Nuansa, 2012)
6
mengemban misi tunggal sebagai umat Tuhan di bumi. Kebhinnekaan vertikal ditandai
perbedaan suku bangsa, ras, bahasa, budaya, agama, tempat tinggal, daerah, afiliasi
politik. Walaupun diwarnai dengan keberagaman dengan kesamaan misi yang diemban,
menjadi kewajiban untuk membangun kebersamaan dan interaksi dilandasi dengan saling
merupakan bagian penting dalam landasan pendidikan inklusif yang merangkul semua
keberbakatan hanyalah satu bentuk kebhinnekaan seperti halnya perbedaan suku, ras,
bahasa budaya atau agama. Di dalam diri individu berkelainan pastilah dapat ditemukan
juga kecacatan tertentu karena tidak ada makhluk di bumi ini yang diciptakan sempurna.
Kecacatan dan keunggulan tidak memisahkan peserta didik satu dengan lainnya, seperti
halnya perbedaan suku, bahasa, budaya, atau agama. Hal ini harus diwujudkan dalam
interaksi antar siswa yang beragam sehingga mendorong sikap silih asah, silih asih dan
silih asuh dengan semangat toleransi seperti halnya yang dijumpai atau dicita-citakan
3. Landasan Yuridis
Tahun 1994
mendukung penyelenggaran pendidikan inklusif saat ini merujuk pada UUD 1945
alenia ke 4 pasal 31 ayat 1, UU Nomor 4 tahun 1997 tentang penyandang cacat dalam
pasal 6 ayat 1, UU Nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak dalam pasal 9 ayat
2, pasal 51 dan pasal 52, UU Nomor 20 tahun 2003 pasal 15, serta 3 Permendiknas
Nomor 70 tahun 2009 tentang pendidikan inklusif bagi peserta didik yang memiliki
kelainan dan kecerdasan bakat/istimewa dalam dalam pasal 3 ayat 1, pasal 5 ayat 2,
4. Landasan Pedagogis
sesamanya. Seorang manusia akan menjadi manusia yang sebenarnya hanya melalui
pendidikan yang dilakukan oleh manusia lainnya. Pendidikan hanya mungkin terjadi
pendidikan.
5. Landasan Empiris
1980-an, namun penelitian yang berskala besar dipelopori oleh The National Academy
3
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 70 Tahun 2009 Tentang Pendidikan Inklusif Bagi
Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan Bakat Istimewah
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Landasan kekuatan pendidikan inklusif terbagi atas lima landasan yaitu: landasan
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis yakin masih banyak terdapat kekurangan,
untuk itu penulis sangat mengharapkan masukan pemikiran, saran serta komentar yang
bersifat membangun, baik dari dosen pembimbing maupun dari teman-teman demi
9
10
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Depdiknas, 2007.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 70 Tahun 2009 Tentang Pendidikan Inklusif
Bagi Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan Bakat
Istimewah
Smith, David Sekolah Inklusif Konsep dan Penerapan Pembelajaran, Bandung: Nuansa,
2012.