Anda di halaman 1dari 88

PENERAPAN INOVASI PEMUPUKAN PADA PADI LAHAN RAWA

BERBASIS PERUBAHAN IKLIM


Dalam Rangka Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh Adaptasi dan Mitigasi Pertanian terhadap Perubahan Iklim,
2-3 Maret 2022 di Wisatani Sesi 92 AOR BBPP Binuang

OLEH
BUDIONO

BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN BINUANG


BADAN PENYULUHAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN RI
2022
• Perjanjian Paris (Paris Agreement), diadopsi pada
bulan Desember 2015 di bawah Konvensi
Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim
(UNFCCC), yang menetapkan tiga tujuan,yaitu :

Mitigasi

Adaptasi

Keuangan/Pendanaan
ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

PEMUPUKAN PADI LAHAN RAWA


PERMASALAHAN RIIL DILAPANGAN

PERUBAHAN IKLIM
GLOBAL (Global Climate
Change)

BIAYA PRODUKSI MEROKET


,PENDAPATAN & SDL RAWA
TERANCAM

KONTRAPRODUKTIF
PEMANFAATAN SDL RAWA
PERMASALAHAN DI LAHAN PASUT
Keberadaan Mineral Pirit UKUR
Ph=PUTR (1)
AMATI VISUAL
(2)
Teroksidasi

pH rendah, Fe & SO4


tinggi
Pirit
Tantangan dan Teknologi Pemupukan
Lahan Rawa

Tantangan Peningkatan Teknologi Pemupukan


Produktivitas Lahan Rawa Lahan Rawa

SULFAT MASAM TEKNOLOGI PEMUPUKAN LAHAN


a. pH rendah RAWA
LEBAK • Ameliorasi (Kapur, Dolomit, Biochar)
b. Pirit tinggi • Pupuk berimbang spesifik lokasi
c. Keracunan a. pH masam (PUTR)
Fe dan SO4 b. Periode • Pupuk organik (pupuk kandang,
genangan Tithoganic, Biosure)
d. Kahat unsur • Pupuk hayati (multi hayati
e. Makro
Donor 35%
PERUBAHAN IKLIM
 Metana dan
Bahan
karbondioksida adalah
Organik
produk akhir dari proses Segar
dekomposisi pada 1600
CH4 CO2
kondisi tergenang yang
1400
ditentukan oleh kualitas

Fluk kumulatif CH4/CO2 (µg.g-1.h-1)


substrat (nisbah C/N, dll) 1200

 Pemberian bahan 1000


organik yang belum
800
terdekomposisi (segar)
meningkatkan fluk CH4 600
dan CO2 hingga 41.05 µg
400
CH4.g-1.h-1 dan 1270 µg
CO2.g-1.h-1, 200

0
Kontrol BO SegarBO Kompos Kontrol BO SegarBO Kompos
PERMASALAHAN PEMUPUKAN

• Pelandaian produktivitas lahan


pertanian (levelling off), mulai
tahun 1987
• Trend peningkatan produktivitas
jauh lebih rendah dari trend
jumlah pupuk ditambahkan
Konsumsi pupuk di Indonesia periode1975-2005

• Rendahnya efisiensi penggunaan


pupuk
• Jumlah pupuk lebih tinggi untuk
menghasilkan produk yang sama
Model Pemupukan
35
30
Hasil tanaman (t/ha)

25
20
A. Pengaruh pemupukan dipengaruhi:
15 - Status hara tanah
10 - Kemasaman tanah
5
0
- Sifat fisik dan biologi tanah
0 100 200
Dosis pupuk
300 400
- Jenis tanaman & varietas
Model I B. Pengaruh pemupukan pada tanah sangat spesifik
25
C. Peningkatan dosis pupuk tidak selalu meningkatkan
20
hasil tanaman (Model I)
Hasil tanaman (t/ha)

15
D. Pada saatnya akan terjadi peningkatan dosis yang
10
tidak meningkatkan hasil (Model II):
5
-Akan terjadi pemborosan pupuk
0
-Pendapatan petani menurun
0 100 200 300 400
Dosis pupuk
Model II
II.KARAKTERISTIK KESUBURAN TANAH
ASPEK FISIK
• STRUKTUR,TEKSTUR,WARNA
• POROSITAS

ASPEK KIMIA
• MAKRO
• MIKRO DAN TRACEE ELEMENT

ASPEK BIOLOGI
• BAHAN ORGANIK
• AGENCY HAYATI
A LAHAN KITA TERMASUK TEKSTUR APA?????..........
s
PRAKTEK KENALI
p LAHANMU….AROMA,WARNA,
TEKSTUR,STRUKTUR…FISIK
e LAINNYA (6)
k

f
i
s
i
k
Status C-organik lahan sawah
A
S • C-organik lahan sawah
rendah
P • Jerami dibuang atau
E dibakar
K • Daya sangga tanah
semakin turun
K • Efektivitas pupuk dan
I efisiensi pemupukan
menurun
M • Terjadi pelandaian
I produktivitas
A
Pengangkutan
hasil Panen

Petani umumnya
mengangkut
semua bagian
tanaman keluar
dari lahan,

Tidak ada pengembalian


biomassa ke tanah

”pengurasan”
hara tanah.
Dampak
pengurasan
hara…….

Menurunnya
Apakah yg
kesuburan tanah harus kita
akibatnya lakukan…..
Dosis pemupukan selalu
bertambah dari tahun ke
tahun
Cara Pemupukan dilakukan
Tidak semua hara harus
sesuai kondisi riil tanaman
ditambahkan, tapi
tambahkan yang (BWD/uji visual daun) sehingga
dibutuhkan cukup spot-spot/parsial area
yang memerlukan (BWD skala 1
dan 2) BUKAN tabur merata.
Kombinasi pupuk anorganik
dengan bahan/pupuk
organik

Pemberian pupuk ke dalam


tanah dengan jumlah dan jenis
hara sesuai dengan tingkat
kesuburan tanah dan
kebutuhan tanaman
PROSPEK SMART FARMING MENJAWAB TANTANGAN CLIMATE CHANGE PADA
KAWASAN FOOD ESTATE (LAHAN RAWA)
CARA;
Dekati dan Pastikan Hara Tanah WAKTU;DOSIS;JENIS;
Tersedia dengan memastikan SASARAN
Derajat Keasaman (pH)

SDL RAWA LESTARI DAN


Kalkulasi Kebutuhan Pupuk Sesuai BIAYA PRODUKSI
Hasil Analisis “PUTR”
EFEKTIFITAS, EFISIEN,
KOMPETISI, PRODUKTIFITAS
Optimalkan pemanfaatan BIG KUALITAS ;SDL RAWA LESTARI
DATA: Curah Hujan, ; PENDAPATAN DAN
Suhu,Kelembaban, dan Iklim Mikro KESEJAHTERAAN MAKIN
lainnya
NYATA
• Fe terreduksi (tergenang)
Pirit • Fe terlarut tinggi=RACUN

• Al teroksidasi (diangkat diatas / kering)


ALmunium • Al terurai tinggi=RACUN

Asam • Mengikat logam dan non logam shg tak


tersedia dalam pH rendah
Organik • Kasus perendaman jerami dlm waktu pendek
Variabilitas kesuburan tanah lahan rawa tinggi akibat perbedaan
tipologi lahan dan tipologi luapan. Contoh : P terjerap permukaan
liat ,Carbonat,Fe,dan Al dalam kondisi terendam air =TIDAK
TERSEDIA ( lapisan labil+non labil).
KAPASITAS SANGGA
P: Q/I

Q= P label+non labil
I = P terlarut
pH=3-4,9
A BIOTEKNOLOGI AGENCY LOKAL SPESIFIK
PROSPEK PENGEMBANGAN MOL LAHAN RAWA UPAYA AKSELERASI KESIMBANGAN AGROEKOSISTEM LOKAL
S
P
E
K

B
I
O
L
O
G
I
BIOCHAR SEBAGAI SOLUSI
SUMBER KALIUM,CALSIUM ,CARBON DARI ARANG
SEKAM

PERAPIAN
• BUAT GUNUNGAN
SEKAM+CEROBONG
KASA
• PERAPIAN DARI
CEROBONG KAWAT
KASA • ARANG DIHASILKAN

SEKAM
ARANG
SEKAM+SIRAM AIR
• CARBON STABIL
• ARANG DARI PROSES
•ZPT,
PYROLISYS (t=200-700 c) 90% •ENZIM
• Tanpa Oksigen
• TUJUAN AMELIORASI
•SCP
SENYAWA
CHAR ORGANIK

BIOCHAR
AGENCY • 67 MIKROBIA
NUTRISI FIKSASI,PELARUT,
HAYATI
STIMULATOR/
• N,P,K,S,Mg,Ca,Fe,Zn, FITOHORMON,
• Cu,Mo,Mn, B, BIOKATALIS, As.Organik,
MEREDUKSI,
METABOISME
ADA APA DENGAN TANAH HITAM???.......
Allah juga berfirman dalam ayat Alquran lainnya. "Dan sesungguhnya Kami telah
saripati (berasal) dari tanah,"
menciptakan manusia dari suatu
Surah Al-Mu’minun Ayat 12.
• Saripati (berasal) dari tanah", ------unsur-unsur yang diperlukan bagi proses
kehidupan.
• Tanah mengandung banyak atom atau unsur metal (logam) maupun
metalloid (seperti logam..Karbon) yang sangat diperlukan sebagai katalis
dalam proses reaksi kimia maupun biokimia untuk membentuk molekul-
molekul organik yang lebih kompleks.
• Surah Al-Hijr ayat 26, "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur
hitam yang diberi bentuk", kata lumpur hitam mengisyaratkan
keterlibatan molekul air dalam proses terbentuknya molekul-
molekul pendukung proses kehidupan.

• Air adalah media bagi terjadinya suatu proses reaksi kimiawi dan
biokimiawi ' mengisyaratkan bahwa reaksi biokimiawi yang terjadi
dalam media berair itu telah menjadikan unsur-unsur yang semula
'hanya atom' menjadi 'molekul organik dengan susunan dan
bentuk tertentu', seperti asam amino atau nukleotida.
• Contoh unsur-unsur itu antara lain, besi (Fe), tembaga (Cu), kobalt (Co), mangan
(Mn), dan sebagainya. Dengan tambahan unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H),
nitrogen (N), dan oksigen (O), maka unsur-unsur metal maupun metalloid di
atas mampu menjadi katalis dalam proses reaksi biokimiawi untuk membentuk
molekul yang lebih kompleks seperti ureum, asam amino, atau bahkan
nukleotida.
BICHAR SEBAGAI BAHAN REMEDIASI RACUN TANAH
PRAKTEK UJI DAYA HANTAR ION
DALAM AIR RAWA=KTK,KTB,ION HARA
ABU PERBEDAAN DENGAN ARANG
ABU SEKAM/KAYU ARANG/BIOCHAR SEKAM/KAYU
• HASIL PEMBAKARAN SEMPURNA KOMPOSISI
(OKSIGEN) 16-23% ABU dengan CARBON 85-98% ;
kandungan silika sebesar 95%.
BJ 0.2 Kg/l = 200 Kg/m3
• Silika bersifat pozzolanik DENGAN
pH -8.5-9/0
kandungan senyawa silika (Si) dan
alumina (Al) .Keadaan halus bereaksi KALIUM,CALSIUM
dengan kapur bebas dan air menjadi
suatu massa padat yang tidak larut
dalam air (Mulyati, 2012).
Mg
NO3
Ca
+ SO4
K
PO4
Na Ion negatif
Ion
positif
PENGARUH BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN PERKEMBANGAN TANAMAN PADI

BIOCHAR=MENDORONG VEGETATIF

BIOCHART+ PO= VEGETATIF+GENERATIF

PO = VEGETATIF
III.PENERAPAN INOVASI PEMPUKAN
ERUPSI
HUJAN

TERANGKUT PANEN

TANAMAN

PUPUK

HARA TANAH HARA TANAH


Sisa tanaman dan biota tanah
KONDISI TANAH PERTANIAN SAAT INI
• Asupan bahan organik rendah (pupuk organik tidak
diberikan, sisa tanaman dibakar atau dibawa ke
tempat lain, pertanian intensif)..ABU >< ARANG
• Tercemar pestisida, logam berat, limbah pabrik,
polutan lainnya,
• Sifat kimia, fisik, biologi tanah rusak
• Pupuk kimia makin mahal namun aplikasi berlebihan
sehingga petani rugi, pencemaran lingkungan
• Bagaimana bisa berproduksi dengan maksimal dan
produknya sehat??.......IKUTI SESI PENERAPAN
PEMUPUKAN PADA MATERI INI

Prof. Iswandi Anas Seminar Pupuk Organik dan Pupuk Hayati, BBPPSDL 22
Juli 2016
1. PENGELOLAAN AIR :
2. PENATAAN LAHAN
3. PEMUPUKAN
- PUPUK HAYATI SPESIFIK LOKALITA
- BIOCHAR
- PEMUPUKAN BERIMBANG, BERPRINSIP 5 TEPAT
- BERBASIS PRESISI (INDIKATOR/ALASAN RASIONAL)
4. UNGGUL BARU (VUB)
- INPARA 1 SAMPAI INPARA 9
5. PESTISIDA RAMAH LINGKUNGAN (HERBISIDA)
CONTOH BUDIDAYA PETANI DI LAHAN RAWA

Puntal
Tanam Padi Menajak/Menabas
dilakukan di lahan pada
Kearifan Lokal kondisi tergenang
Panen+Jerami
5-7 bulan
(Indegenous Technology)

Lahan siap
tanam
Balik

Tanam Hambur
Kearifan Lokal Petani Banjar
IDENTIFIKASI TEKNOLOGI LOKAL …BAGAIMANA ADAPTASIKAN
CARA IDENTIFIKASI STATUS KESUBURAN
TANAH
Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) ?
PUTR:
Alat bantu analisis kimia
tanah rawa yang dapat
dikerjakan dengan cepat,
mudah, relatif akurat dan
sederhana untuk
penetapan unsur
- Nitrogen (N),
- Fosfor (P),
- Kalium (K), dan
- pH tanah sulfat masam
Prinsip Kerja Perangkat Uji
Tanah
• Mengekstrak hara tanah
• mengekstrak hara tanah (P dan K) yang berada
dalam larutan tanah. Hara ini dapat
digunakan/diserap langsung oleh tanaman.

• Mengukur kadar hara


• Pengukuran dilakukan dengan metode pewarnaan
(kolorimetri), hasil pengukuran bersifat semi
kuantitatif. Digolongkan menjadi kelas Rendah,
Sedang, dan Tinggi.
Penetapan N PUTR
1) Masukkan sekitar 0,25 gram tanah (kira-kira setengah
dari garis paling bawah pada tabung reaksi),
2) Ditambahkan 3 ml pereaksi N-1, kocok dengan
pengaduk kaca sampai homogen.
3) Diamkan ekstrak sampai jernih
4) Ambil 2 ml ekstrak jernih dengan pipet tetes plastik dan
masukkan ke dalam tabung reaksi lain.
5) Tambahkan 2 ml pereaksi N-2
6) Tambah 3 tetes pereaksi N-3.
7) Tambah 2 – 3 butir pereaksi N-4. Diamkan 10 menit sampai
timbul warna
8) Cocokkan warna yang timbul dengan bagan warna
PENETAPAN N
0.5 g contoh tanah
Rekomendasi N

SR R S T ST

Rekomendasi berdasarkan status hara


Unsur (kg /ha) Keterangan
Tanaman
Hara pupuk*
Rendah Sedang Tinggi

N Padi 250 200 150 Urea


Bagan warna daun
(BWD) :
Merupakan alat bantu
untuk mengukur
kecukupan nitrogen
padi berkaitan dengan
waktu pemupukan
urea.
Cara penggunaan BWD saat pemupukan susulan, sekitar 25 hari setelah tanam
(HST) atau fase anakan aktif dan 35 HST atau primordia:
1. Bandingkan warna daun padi teratas yang telah membuka penuh
dengan BWD
2. Pakai takaran pupuk Urea sesuai nilai warna daun dan tingkat hasil yang
biasanya diperoleh (5, 6, 7 dan 8 t/ha) dengan cara budi daya yang
sekarang diterapkan.
Nilai warna daun
Tingkat hasil (GKG)
dengan BWD
5 t/ha 6 t/ha 7 t/ha 8 t/ha
Takaran Urea (kg/ha)
2-3 75 100 125 150
Antara 3 dan 4 50 75 100 125
4-5 0 0 tau 50 50 50
Penetapan P PUTR
1) Masukkan sekitar 0,25 gram tanah (kira-kira setengah
dari garis paling bawah pada tabung reaksi),
2) Ditambahkan 4 ml pereaksi P-1 (sampai tanda garis 4 ml) di tabung reaksi dan dikocok dengan
pengaduk selama 1 menit.
3) Dibiarkan ekstrak sampai jernih, diambil 1 ml dengan pipet tetes plastik dan dimasukkan ke
dalam tabung reaksi lainnya.
4)
Ditambah 4 ml pereaksi P-2, kemudian digoyangkan hingga homogen.

5)
Tambah seujung sendok pereaksi P-3, aduk hingga homogen.

6) Dibiarkan selama 10 menit, kemudian bandingkan warna biru yang terbentuk dengan bagan
warna.
+
+ P-1 + P-2

0,5 g tanah 3 ml P-1 1 sendok kecil P2


dan dikocok merata
dikocok
Rendah

BAGAN WARNA Sedang


Tinggi
Fosfat
Bagan Warna P (PUTR)

SP-36
Status Hara
(kg /ha)

Rendah 150

Sedang 125

Tinggi 100

Balai Penelitian Tanah


Penetapan K PUTR
1) Diambil sekitar 0,5 gram contoh tanah, di masukkan ke dalam tabung sentrifuse.

2) Ditambahkan 10 ml pereaksi K-1 kocok sampai homogen.


3) Diamkan ekstrak sampai jernih lalu diambil 1 ml ekstrak jernih dengan pipet tetes plastik
(apabila keruh dapat disaring).
4) Ditambahkan 0,5 ml pereaksi K-2 (ditambahkan langsung ke dalam tabung).

5) Ditambahkan 2 tetes pereaksi K-3 (diteteskan lewat dinding), jangan dikocok/digoyang.

6) Diamkan sebentar kemudian amati warna ekstrak yang terbentuk.


Pengukuran pH Tanah dan
Kebutuhan Kapur

Bagan pH Tanah (PUTR)

<3 3-4 4-5 5-6 6-7 >7

Balai Penelitian Tanah

Bagan warna Kategori

Netral (pH 6-7)


Tanaman Rekomendasi kebutuhan kapur*
(kg/ha) berdasarkan jumlah tetes

<4 4-8 >8

Padi 500 1.000 2.000

Keterangan :
*KK dengan daya netralisasi 100% menggunakan CaCO3 jika
menggunakan sumber kapur lain maka rekomendasi KK
dikalikan faktor konversi (100% dibagi daya netralisasi kapur
yang digunakan)
Perbaikan tanah
• Saluran drainase dan irigasi
diperbaiki  intermiten
• Optimalisasi pengolahan
tanah
• Pemberian bahan pembenah
tanah : pemberian gypsum,
kapur/dolomit, bahan
organik, dan biochar
PESTISIDA HERBISIDA HEMAT 70%
VOLUME 1 TANKI 15 LT
1. RONDAP 25-50 CC PRAKTEK BUAT
HERBISIDA…(6)
(SEBELUMNYA 100-
150CC/TANKI)
2. SABUN COLEK 25 Gram
3. AKAR ALANG ALANG 100
Gram (TUNAS AKAR PUTIH
10CM)
4. DAUN SERE WANGI 100CC
BAGAIMANA
MENGKOMPOSKAN
BAHAN ORGANIK? (4)
TAHAPAN KEBUTUHAN HARA PADI

Anakan Pembentukan malai


maksimum Pembungaan
pre-tillering Pemasakan
biji
seedling
(transplanting)

Menjaga
Pertumbuhan dan
kesehatan
anakan optimum
kecambah tanaman
Awal • Tahap kritis
pertumbuhan • Pupuk N optimal Malai dan
dibutuhkan • Sedikit N gabah sehat
tanaman
• Setengah dosis K dan bernas
Pupuk N sedikit
diberikan • Tidak ada
Pupuk P diberikan
semua aplikasi pupuk

Setengah dosis K
diberikan
Waktu pemupukan padi

Penanaman Anakan Primordia (PI)


cepat Pembungaan Panen

-20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 HST

Topdress
Awal (sebelum 14 HST) Pemupukan N berdasarkan BWD
• Pemupukan sebagian N Pemupukan K 50%
• Pemupukan semua dosis P
• Pemupukan K 50%
CARA DAN WAKTU PEMUPUKAN PADI SAWAH
Pupuk susulan II
Pupuk Dasar/ Pupuk Susulan I
Jenis pupuk (35-40 hst)
saat tanam (12-14 hst)
(45-50hst)
Tunggal
Urea 1/3 urea 1/3 urea x2 tebar
SP-36 Semua dosis SP- - -
36
KCl ½ dosis KCl ½ dosis KCl -
Majemuk
NPK 15-15-15 Semua dosis ½ dosis urea ½ dosis urea
NPK 15-15-15 tambahan, semua tambahan
KCl, tambahan
NPK 20-10-10 Semua dosis ½ dosis urea ½ dosis urea
NPK 20-10-10 tambahan, semua tambahan
KCl, tambahan
BAGAIMANA PENYEMPROTAN AGENCY HAYATI TAHAP 2 SAAT OLAH
LAHAN KE-2 (LER-LERAN/GARU) (5)

2018

Kab Tapin,, Lahan Lebak Candi Laras Selatan

Kab Tapin, Lahan Lebak Tapin Selatan, 2017

2002
Kab Tuban Lahan Lebak Bogorejo
PRINSIP PEMUPUKAN BERIMBANG
 Tepat Dosis
• Sesuai dengan status hara tanah, kebutuhan tanaman yang ditetapkan
dengan uji tanah, dan rata-rata hasil
 Tepat Waktu (Diberikan saat tanaman memerlukan dalam jumlah banyak)
 Tepat Sasaran Tanaman (jenis,fase pertumbuhan, tujuan produk akhir )
 Tepat Cara (Penempatan pupuk di lokasi dimana tanaman secara efektif
mengakses hara )
 Tepat Jenis/Bentuk
• Formula pupuk an-organik sesuai kesuburan tanah dan kebutuhan
tanaman dan Mutu Pupuk Organik (bahan, cara, Aktifator,waktu proses)
• Bentuk pupuk  pupuk tunggal, pupuk majemuk, atau kombinasi pupuk
tunggal dan majemuk
PEMUPUKAN BERDASAR REKOMENDASI
Pupuk
Hasil gabah
250 kg urea + 100 kg 6 ton gabah mengangkut
SP-36 + 100 kg KCl
N = 112 kg N = 114 kg
P2O5 = 36 kg P2O5 = 36 kg
K2O = 60 kg K2O = 114 kg

TANAH
N = 0 kg
P2O5 = 0 kg
Pemupukan
K2O = 18 kg + 36 kg (irigasi)
berimbang
Kelas status Kadar hara P Dosis
hara P tanah terekstrak HCl 25% rekomendasi

mg P2O5/100 g kg SP-36/ha
REKOMENDASI
Rendah < 20 100
PUPUK P
Sedang 20 – 40 75
Tinggi > 40 50

Kelas Kadar hara Dosis rekomendasi


status hara terekstrak HCl Dengan Tanpa
REKOMENDASI K tanah 25% Jerami Jerami
PUPUK K mg K2O/100 g kg KCl/ha
Rendah < 10 50 100
Jerami 5 ton/ha
Sedang 10 – 20 0 50
Tinggi > 20 0 50
Contoh Rekomendasi Dosis Pupuk Berdasarkan
Status Hara dan Target Produksi

❖ Urea untuk memenuhi kebutuhan N (tergantung produktivitas atau target


hasil)
❖ Bila hanya menggunakan NPK 15-15-15 terutama pada status PK tinggi atau P
tinggi K sedang → akan terjadi kelebihan hara P dan K
Mencampur Biochar + Pupuk Urea,NPK
• Komposisi 1 bagian : 3-4 bagian
• Biochar dalam kondisi bubuk
(80-100 mesh ) atau
Diayak setelah di tepungkan
LAHAN LEBAK DAS SUNGAI
BENGAWAN SOLO,
KAB.LAMONGAN.2016
EFISISENSI PEMUPUKAN
DITENTUKAN:

SDL: Cuaca,
Tanah,Benih WAKTU

UKURAN TAKARAN

VARIASI AH JENIS BO

Anda mungkin juga menyukai