Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH MIKROBIOLOGI

“ PEMBUATAN MEDIA PERTUMBUHAN DAN STERILISASI “

DISUSUN OLEH :
NAMA : DWI NURAINI
NIM : 711240221021

POLTEKKES KEMENKES MANADO


JURUSAN KESEHATAN GIGI
2021
BAB 1. LATAR BELAKANG

A. Latar Belakang

Mikrobiologi berasal dari kata dalam bahasa yunani yaitu, mikros


artinya kecil, bios artinya hidup, dan logos artinya ilmu. Mikrobiologi
merupakan suatu ilmu tentang organisme hidup yang berukuran
mikroskopis. Dunia mikroorganisme terdiri dari lima kelompok
organisme yaitu : bakteri, protozoa, virus, algae dan cendawan
mikroskopis.

B. Tujuan

1. Mahasiswa mampu mengenal jenis-jenis media di laboratorium


mikrobiologi
2. Mahasiswa mampu mengetahui cara membuat media di
laboratorium mikrobiologi
3. Mahasiswa mampu mengenal jenis-jenis sterilisasi di laboratorium
mikrobiologi
4. Mahasiswa mampu mengetahui cara melakukan sterilisasi di
laboratorium mikrobiologi
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Laboratorium Mikrobiologi

Laboratorium mikrobiologi adalah laboratorium yang didesain secara


khusus untuk keperluan praktikum, penelitian, dan pengembangan yang
berhubungan dengan mikrobiologi.

B. Jenis-jenis Laboratorium Mikrobiologi

1. Autoclaf
2. Oven
3. Cawan petridish
4. Batang ose ujung bulat dan ose ujung lurus
5. Tabung reaksi dan tabung durham
6. Pengaduk L
7. Lampu spirtus
8. Rak tabung reaksi
9. Desikator/Eksikator
10.Sentrifugator
11.Inkubator
12.Colony counter
13.Mikroskop

C. Pengoperasian Laboratorium Mikrobiologi

1. Setiap orang yang akan masuk ke laboratorium, sebelumnya harus


mendapat izin dari petugas laboratorium dan mengisi daftar hadir/buku
pengguna lab.
2. Petugas laboratorium harus memberikan induksi keselamatan terlebih
dahulu.
3. Kenali jenis bahaya dan resiko kimia, biologi, listrik, ergonomic,
kebakaran, kejatuhan.
4. Gunakan jas lab setiap akan memulai bekerja di laboratorium (untuk
dosen, laboran, dan praktikan).
5. Gunakan alat pelindung diri (APD), seperti : kacamata
keselamatan/googles, sepatu tertutup, sarung tangan/gloves, pelindung
telinga (jika bekerja dalam kebisingan), pelindung wajah, rambut diikat.
Serta dilarang memakai sandal dan sepatu sandal.
6. Pastikan sarung tangan yang digunakan sesuai dengan bahan kimia yang
digunakan.
7. Pengguna laboratorium (dosen, mahasiswa, laboran, peneliti) dilarang
makan dan minum di seluruh ruangan laboratorium. Bila perlu dilakukan
kegiatan makan dan minum di laboratorium dalam rangka praktikum
atau penelitian, maka harus dilakukan di bawah pengawasan oleh dosen
yang bersangkutan dan dilakukan di area yang ditetapkan.
8. Dilarang memakai kosmetik/berdandan, merokok, menggunakan kontak
lensa (terutama saat dekat dengan bahan-bahan yang mudah terbakar),
menggunakan perhiasan.
9. Dilarang berlari-larian dan bercanda di dalam laboratorium.
10.Bekerja dengan bahan kimia karsinogenik, toksik dan embriotoksin,
cryogenic, herbsida/pestisida, peroxide, bahan kimia yang sensitive
terhadap bahan organic dan goncangan, sianida, asam fluoride dan
tabung gas harus selalu mengacu pada MSDS (Material Safety Data
Sheet).
11.Jangan memipet larutan dengan menggunakan mulut, gunakanlah alat
pipet mekanis secara hati-hati.
12.Ikuti semua prosedur penggunaan alat dan jangan gunakan peralatan
atau instrument apapun tanpa adanya pengawasan dari
supervisor/dosen dan laboran, saat menggunakan peralatan apapun di
laboratorium.
13.Matikan semua peralatan listrik bila tidak digunakan.
14.Semua peralatan yang harus ditinggalkan menyala semalaman harus
diberi label serta dituliskan nama dan nomor telepon yang bisa
dihubungi (diletakkan di sekitar alat dan dipintu masuk laboratorium).
15.Pengguna lab harus melakukan “ house keeping” yang baik yaitu :
A. Menjaga kebersihan lantai dan jaga agar tetap kering.
B. Jaga kebersihan dan kerapihan meja lab : bahan kimia dan peralatan
yang tidak digunakan jangan disimpan di atas meja lab.
C. Bersihkan tempat kerja dan peralatan setelah digunakan.
D. Pelihara kebersihan dan kerapihan bagian dalam dan sekitar lemari
asam.
E. Amati semua tanda-tanda keselamatan setiap saat.
F. Bila meninggalkan laboratorium, matikan semua peralatan yang telah
digunakan.
16.Cucilah kulit dengan air mengalir bila terkontaminasi oleh asam atau
basa (jika perlu mintalah pertolongan dokter).
17.Mata yang terkena bahan kimia harus dibilas dengan air mengalir
selama 15 menit dan perlu dicari pertolongan dokter secepatnya.
18.Segala tumpahan harus dilaporkan pada supervisor dan ditangani
secepatnya. Material harus segera dibersihkan dan disediakan tempat
pembuangan untuk gelas dan material.
19.Cucilah tangan dan bukalah jas lab setelah menyelesaikan pekerjaan di
laboratorium (dosen, laboran, praktikan) sebelum meninggalkan
laboratorium.
BAB 3. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

1. Media Pertumbuhan Bakteri

A. Komposisi Media PDA

Potato extract 4 gram


Glucose 20 gram
Agar 15 gram
Water 1 liter
Final pH 5.6 ± 0.2 @ 25°C

B. Formula pembuatan PDA

Formula medium PDA adalah 39 gram/liter akuades (oxoid).


Jadi untuk mebuat 1 liter/1000 ml larutan dibutuhkan sebanyak 39
gram medium PDA yang dilarutkan ke dalam 1 liter akuades. Timbang
medium menggunakan timbangan analitik agar lebih presisi.

C. Cara membuat PDA

• Larutkan 39 gram medium kedalam 1 liter akuades dengan


cara dipanaskan pada suhu 80°C sambil diaduk menggunakan
alat hot plate and magnetic stirrer. Pastikan medium larut
dengan sempurna dan tidak meninggalkan gumpalan.
• Atur pH medium hingga mencapai 5.6 ± 0.2 pada suhu 25°C.
• Masukkan medium kedalam masing-masing tabung
erlenmeyer/tabung reaksi sesuai volume yang diinginkan dan
tutup dengan rapat.
• Sterilisasi medium menggunakan autoklaf pada suhu 121°C
dan tekanan 2 Atm selama 15 menit.
• Setelah disterilisasi dan medium masih dalam kondisi cair
(sekitar suhu 45-50°C), medium dapat ditambah zat antibiotik
(sesuai dosis) atau 1 ml asam laktat per 100 ml medium hingga
pH mencapai 3.5. penambahan komponen ini bertujuan untuk
menghindari pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan saat
digunakan.
• Setelah komponen larut, medium dapat secara langsung
dituang ke masing-masing cawan petridish sesuai kebutuhan.

D. Cara Evaluasi PDA

Kontrol Positif Pertumbuhan


Aspergillus fumigatus ATCC® Miselium berwarna putih dengan
9197 spora berwarna hijau
Kontrol Negatif Pertumbuhan
Medium tanpa diinokulasi Tidak ada pertumbuhan
Pada pH 3.5 Bacillus subtillis Tidak dapat tumbuh
ATCC® 6633

2. Teknik Sterilisasi

A. Teknik Steriliasi filtrasi/membran

a. Alat dan bahan

1. Saringan Bekerfeld, Chamberland, dan Zeitz.


2. Kertas saring.
3. Erlenmeyer.
4. Pompa vakum.
5. Ruang steril.
6. Autoklaf.
7. Ekstrak enzim.
8. Media cair.
b. Prosedur Kerja (non-disposable filtration apparatus)

1. Saringan disterilkan (dapat menggunakan saringan Bekerfeld,


Chamberland, dan Zeitz) dan membran penyaring (kertas
saring) secara tyndalisasi, sedangkan erlenmeyer
menggunakan autoklaf.
2. Alat-alat tersebut dipasang atau dirakit secara aseptis,
kemudian corong diisi dengan larutan yang akan disterilkan.
Praktikum ini dicontohkan menggunakan ekstrak enzim atau
media cair.
3. Katup erlenmeyer dihubungkan dengan pompa vakum
kemudian pompa dihidupkan.
4. Setelah semua larutan melewati membran filter dan
tertampung di erlenmeyer, maka larutan dapat dipindahkan ke
dalam gelas penampung lain yang sudah steril dan ditutup
dengan kapas atau aluminium foil yang steril.

c. Gambar Alat
B. Teknik Sterilisasi sinar UV (biosafety cabinet)

a. Alat dan bahan

1. Biological Safety Cabinet


2. Tisu atau kapas
3. Alkohol

b. Prosedur kerja

1. Hidupkan lampu UV selama 2 jam, selanjutnya segera


dimatikan sebelum mulai bekerja.
2. Kaca penutup dipastikan terkunci dan pada posisi terendah.
3. Lampu neon dan blower dinyalakan dan dibiarkan selama 5
menit.
4. Tangan dan lengan dicuci dengan sabun gemisidal/alkohol
70%.
5. Permukaan interior BSC diusap dengan alkohol 70% atau
desinfektan yang cocok dan dibiarkan menguap.
6. Alat dan bahan yang akan dikerjakan dimasukkan, jangan
terlalu penuh karena memperbesar risiko kontaminan.
7. Alat dan bahan yang telah dimasukkan ke BSC diatur
sedemikian rupa sehingga efektif dalam bekerja dan tercipta
area yang benar-benar steril.
8. Jangan menggunakan pembakaran bunsen dengan bahan
bakar alkohol tetapi gunakan yang berbahan bakar gas.
9. Kerja secara aseptis dan jangan sampai pola aliran udara
terganggu oleh aktivitas kerja.
10.Setelah selesai bekerja, biarkan 2-3 menit supaya kontaminan
tidak keluar dari BSC.
11.Permukaan interior BSC diusap dengan alkohol 70% dan
dibiarkan menguap, kemudian tangan dibasuh dengan
desinfektan.
12.Lampu neon dan blower dimatikan.

c. Gambar alat

C. Teknik Sterilisasi autoklaf

a. Alat dan bahan

1. Media agar
2. Media cair
3. Autoklaf elektrik

b. Prosedur kerja

1. Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam


autoklaf. Jika air kurang dari batas yang ditentukan maka dapat
ditambah air sampai batas tersebut. Gunakan air hasil destilasi,
untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat.
2. Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol
bertutup ulir maka tutup harus dikendurkan.
3. Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman
agar tidak ada uap yang keluar dari bibir autoklaf. Klep
pengaman jangan dikencangkan terlebih dahulu.
4. Autoklaf dinyalakan, diatur timer dengan waktu minimal 15
menit pada suhu 121°C.
5. Ditunggu sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi
kompartemen autoklaf dan terdesak keluar dari klep
pengaman. Kemudian klep pengaman ditutup (dikencangkan)
dan ditunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15 menit
dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.
6. Jika alarm tanda selesai berbunyi maka tunggu tekanan dalam
kompartemen turun hingga sama dengan tekanan udara di
lingkungan (jarum pada preissure gauge menunjuk ke angka
nol). Kemudian klep-klep pengaman dibuka dan keluarkaan isi
autoklaf dengan hati-hati.

c. Gambar alat
BAB. 4 KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

a. Jenis-jenis media di laboratorium mikrobiologi

• Media diferensial
• Media selektif
• Media indikator
• Media transport
• Media anaerob

b. Cara membuat media di laboratorium mikrobiologi

1. Susunan makanan
2. Temperatur
3. Tekanan osmose
4. Derajat keasaman (pH)

c. Jenis-jenis sterilisasi di laboratorium mikrobiologi

• Sterilisasi secara mekanik (filtrasi)


• Sterilisasi secara fisik
➢ Pemanasan
➢ Penyinaran dengan ultra violet (UV)
• Sterilisasi secara kimiawi

d. Cara melakukan sterilisasi di laboratorium mikrobiologi

1. Sterilisasi menggunakan autoklaf


2. Sterilisasi menggunakan teknik membran
3. Sterilisasi menggunakan udara panas
4. Sterilisasi dengan tyndalasi
5. Sterilisasi biological safetry cabinet (BSC)

B. Saran

Sebaiknya di praktikkan langsung di laboratorium agar bisa terjamin


keselamatan karena dibawah pengawasan dosen atau penjaga laboratorium.

DAFTAR PUSTAKA

Widodo, Lu. http://repository.ut.ac.id/4486/1/BIOL4445-M1.pdf.

BIODATA PENULIS

1. Nama Mahasiswa : Dwi Nuraini


2. Tempat dan Tanggal Lahir : Manado, 14 Desember 2003
3. Alamat : Malalayang 1 lingkungan 4
4. No.telp : 08888475621
5. Email : dwinuraini142003@gmail.com
6. Riwayat Pendidikan (SD,SMP, SMA) :
- SD NEGERI MALALAYANG
- SMP NEGERI 8 MANADO
- SMA NEGERI 2 MANADO

Anda mungkin juga menyukai