Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ANATOMI FISIOLOGI
“Sistem Pencernaan”
Dosen Pengampu : Dr. Jeffry Rustandi, MKM

Disusun Oleh :
Cahaya Kamila (0121003)

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


STIKES BOGOR HUSADA
BOGOR
2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan Menyelesaikan
Rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah
ilmiah tentang “Sistem Pencernaan”. Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari Berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami Menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi Dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan Baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan segala Kekurangan dalam makalah ini kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca Agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata
kami berharap semoga Makalah ilmiah tentang impilkasi nilai nilai ibadah dalam kehidupan
sehari hari dapat Memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca

Bogor, 02 Januari 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………… I
KATAPENGANTAR ……………………………………………………………….. II
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………III
BAB 1 PENDAHULUAN…….………………………………………………………2
LATAR BELAKANG……………………………………………………………… 2
RUMUSAN MASALAH…….………………………………………………………2

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………3


Pengertian………………….……………………………………………..………… 3
Proses Pencernaan ………….……………..……………………………………….. 3
Alat Pencernaan……. ……………………………………….. …………………….. 4
Gangguan pasa Sistem Pencernaan………………………………………….. ……..14

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem pencernaan makanan berhubungan dengan penerimaan makanan dan
mempersiapkannya untuk di proses oleh tubuh. Makanan adalah tiap zat atau bahan yang
dapat digunakan dalam metabolisme guna memperoleh bahan-bahan untuk memperoleh
tenaga atau energi. Selama dalam proses pencernaan makanan dihancurkan menjadi zat-zat
sederhana dan dapat diserap oleh usus, kemudian digunakan oleh jaringan tubuh.
Berbagai perubahan sifat makanan terjadi karena sintesis berbagai enzim yang terkandung dalam
berbagai cairan pencernaan. Setiap enzim mempunyai tugas khusus dan bekerja atas satu jenis
makanan dan tidak mempunyai pengaruh terhadap jenis makanan lainnya. Agar makan itu berguna
bagi tubuh, maka makanan itu harus di distribusi oleh darah sampai pada sel-sel di seluruh tubuh
Sistem pencernaan terdiri atas suatu saluran panjang yaitu saluran cerna yang dimulai dari mulut
sampai anus, dan kelenjar-kelenjar yang berhubungan yang letaknya di luar saluran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu system pencernaan ?
2. Bagaimana Proses Pencernaan dalam tubuh ?
3. Apa saja alat-alat pencernaan dalam tubuh ?
4. Gangguan apa saja yang berhubungan dengan system pencernaan ?
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian
Sistem pencernaan (digestive system) merupakan sistem organ dalam hewan multisel
yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa
proses tersebut melalui dubur. Sistem pencernaan antara satu hewan dengan yang lainnya bisa
sangat jauh berbeda. Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia terjadi
di sepanjang saluran pencernaan dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran
makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung.Selanjutnya adalah proses penyerapan
sari - sari makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa - sisa
makanan melalui anus.

B. Proses Pencernaan
Proses pencernaan makanan berlangsung di dalam saluran pencernaan makanan.
Proses tersebut di mulai dari rongga mulut. Di dalam rongga mulut makanan dipotong-potong
oleh gigi seri dan dikunyah oleh gigi geraham , sehingga makanan menjadi bagian-bagian
yang lebih kecil. Walaupun zat makanan telah dilumatkan atau dihancurkan dalam rongga
mulut tetapi belum dapat diserap oleh dinding usus halus. Karena itu, makanan harus diubah
menjadi sari makanan yang mudah larut. Dalam prose ini dibutuhkan beberapa enzim
pencernaan yang dikeluarkan oleh kelenjar pencernaan.
Waktu pencernaan, makanan tersebut diproses menjadi sari makanan yang diserap oleh
jonjot usus dan sisa makanan dikeluarkan melalui poros usus. Sari makanan hanya dapat
diserap dan diangkut oleh darah dan getah bening bila larut di dalamnya, kemudian makanan
tersebut didistribusikan ke bagian tubuh yang membutuhkannya.
Berdasarkan prosesnya, pencernaan makanan dapat dibedakan menjadi dua macam
seperti berikut.
1. Proses mekanis, yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah serta peremasan yang
terjadi di lambung.
2. Proses kimiawi, yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-enzim pencernaan
dengan mengubah makanan yang ber-molekul besar menjadi molekul yang berukuran kecil.
Makanan mengalami proses pencernaan sejak makanan berada di dalam mulut hingga
proses pengeluaran sisa-sisa makanan hasil pencernaan. Adapun proses pencernaan makanan
meliputi hal-hal berikut.
1. Ingesti: pemasukan makanan ke dalam tubuh melalui mulut.
2. Mastikasi: proses mengunyah makanan oleh gigi.
3. Deglutisi: proses menelan makanan di kerongkongan.
4. Digesti: pengubahan makanan menjadi molekul yang lebih sederhana dengan bantuan enzim,
terdapat di lambung.
5. Absorpsi: proses penyerapan, terjadi di usus halus.
6. Defekasi: pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berguna untuk tubuh melalui anus.

C. Alat Pencernaan
Alat-alat pencernaan terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran
pencernaan terdiri atas mulut, pharynk, esophagus, lambung, usus halus, usus besar, dan
berakhir pada anus. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri atas kelenjar ludah, kelenjar
lambung, kelenjar usus, hati, dan pankreas.

1. Rongga Mulut

Di dalam mulut terdapat alat-alat yang membantu dalam proses pencernaan, yaitu:
gigi, lidah, dan kelenjar ludah (air liur). Dan di dalam ronggga mulut, makanan menggalami
pencerrnaan secara mekanik dan kimiawi.

a. Gigi
Gigi berfungsi untuk mengunyah makanan sehingga makanan menjadi halus. Gigi
dapat di bedakan atas empat macam yaitu, Gigi seri, gigi taring, gigi geraham depan dan gigi
geraham belakang. Secara umum, gigi manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu: Mahkota gigi
(korona), leher gigi (kolum), dan akar gigi (radiks). Setiap gigi memiliki bentuk mahkota gigi
yang berbeda-beda. Gigi seri berbentuk seperti pahat runcing, dan gigi geraham berbentuk
agak silindris dengan permukaan lebar dan datar berlekuk-lekuk dan gigi taring yang
berbentuk seperti pahat runcing berfungsi untuk merobek makanan. Sedangkan gigi geraham
dengan permukaan yang lebar dan datar berlekuk-lekuk, berfungsi untuk mengunyah.
Leher gigi merupakan bagian gigi yang terlindung dalam gusi, sedangkan akar gigi
merupakan bagian gigi yang tertanam di dalam rahang. Tulang gigi tersusun atas zat dentin.
Sum-sum gigi (pulpa), merupakan rongga gigi yang di dalamnya terdapat serabut saraf dan
pembuluh_pembuluh darah.
Pada bayi, gigi sudah mulai tumbuh pada usia 6 bulan. Gigi pertama yang tumbuh
disebut gigi susu. Gigi anak-anak pada usia 6 tahun jumlahnya 20 yang terdiri dari 8 gigi seri,
4 gigi taring, dan 8 gigi geraham.

b. Lidah
Lidah berfungsi untuk mengaduk makanan di dalam rongga mulut dan membantu
mendorong makanan ( proses penelanan ). Selain itu lidah juga berfungsi sebagai alat
pengecap yang dapat merasakan manis, asin, pahit, dan asam.

c. Kelenjar Ludah
Kelenjar ludah menghasilkan ludah atau air liur ( saliva ). Kelenjar ludah dalam
rongga mulut ada 3 pasang, yaitu:
 Kelenjar parotis, terletak di bawah telinga
 Kelenjar submandibulavis, terletak di rahang bawah  Kelenjar
sublingualis, terletak di bawah lidah.
Ludah berfungsi untuk memudahkan penelanan makanan. Selain itu, lidah juga
melindungi selaput mulut terhadap panas, dingin, asam, dan basah. Rangsang untuk
pembentukan saliva (air liur) adalah: adanya makanan dalam mulut, dan melihat, mencium
dan memikirkan makanan. Fungsi saliva (ludah) adalah untuk membantu pembentukan bolus
makanan dan berperan sebagai pelumas untuk mempermudah menelan.
Didalam ludah terdapat enzim ptialin ( amilase ). Enzim ptialin berfungsi mengubah
makanan dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat ( amilum ) menjadi gula sederhana (
maltosa ). Maltosa mudah di cerna oleh organ pencernaan selanjutnya. Enzim ptialin bekeja
dengan baik pada PH antara 6, 8-7 dan suhu 37oC.
2. Tekak (pharynk)

Pharynk merupakan pertemuan saluran pernafasan antara rongga hidung dengan


tenggorokan dan saluran pencernaan antara rongga mulut dan kerongkongan. Lubang yang
menuju tenggorokan disebut glotis dan ditutup oleh klep yang disebut epiglotis pada waktu
proses menelan.

3. Kerongkongan (esophagus)
Pangkal saluran pencernaan, berbentuk sebuah tabung berotot yang panjangnya 25 cm,
dimulai dari farink sampai pintu masuk kardiak lambung di bawah. Esophagus memiliki
fungsi sebagai pen ghantar makanan dari farynk ke lambung.
Kerongkongan ( esofagus ) merupakan saluran penghubung antara rongga mulut dengan
lambung, kerongkongan berfungsi sebagai jalan makanan yang telah di kunyah menuju
lambung, jadi, pada kerongkongan tidak terjadi proses pencernaan.
Otot kerongkongan dapat berkontraksi secara bergelombang sehingga dapat
mendorong makanan masuk ke dalam lambung, gerak kerongkongan ini di sebut gerak
peristalis. Gerak peristalis merupakan gerak kembang kempis kerongkongan untuk
mendorong makanan ke dalam lambung.

4. Lambung

Lambung ( fentrikulus ) merupakan kantung besar yang terletak disebelah kiri rongga
perut. Lambung sering pula disebut perut besar atau kantung nasi.
Lambung terdiri dari 3 bagian yaitu bagian atas ( kardiak ), bagian tengah yang
membulat ( fundus ), dan bagian bawah ( pilorus ). Kardiak berdekatan dengan hati dan
berhubungan dengan kerongkongan. Pilorus berhubungan langsung dengan usus dua belas
jari. Di bagian ujung kardiak dan pilorus terdapat klep ( sfigter ) yang mengatur masuk dan
keluarnya makanan ke dalam dari lambung.
Dinding lambung terdiri dari otot yang tersusun melingkar, memanjang, dan
menyerong. Otot-otot tersebut menyebabkan lambung berkontraksi. Akibatnya kontraksi otot
lambung, makanan teraduk dengan baik sehingga akan bercampur merata dengan getah
lambung. Hal ini menyebabkan makanan didalam lambung berbentuk seperti bubur.
Dinding lambung mengandung sel-sel kelenjar yang berfungsi sebagai kelenjar
pencernaan yang menghasilkan getah lambung. Getah lambung mengandung air lendir
( musin ), asam lambung, enzim renim, dan enzim pepsinogen. Getah lambung bersifat asam
karena banyak mengandung asam lambung.
Asam lambung berfungsi membunuh kuman penyakit atau bakteri yang masuk
bersama makanan dan juga berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin-pepsin
yang berfungsi memecah protein menjadi pepton dan proteosa-enzim renin berfungsi
menggumpalkan protein susu (kasein) yang terdapat dalam susu. Adanya enzim renin dan
enzim pepsin menunjukkan bahwa didalam lambung terjadi proses pencernaan kimiawiselain
menghasilkan enzim pencernaaan, dinding lambung juga menghasilkan hormon gastrin.
Hormon gastrin berfungsi untuk mengeluarkan (sekresi) getah lambung.
Lambung dapat meregang sampai dapat menyimpan 2 liter cairan, makanan umumnya
dapat bertahan 3-4 jam didalam lambung. Dari lambung , makanan sedikit demi sedikit keluar
menuju usus 12 jari melalui sfingter pilorus.
5. Hati

Fungsi hati yang pertama yaitu sebagai pemproduksi cairan empedu untuk
menetralkan racun-racun yang masuk ke dalam tubuh. Hati juga memegang peranan penting
pada metabolisme tiga bahan makanan yang dikirimkan oleh vena porta setelah diabsorbsi
oleh tubuh dari usus, bahan makanan tersebut adalah karbohidrat, protein, dan lemak.

6. Usus Halus
Usus halus merupakan saluran berkelok-kelok yang panjangnya sekitar 6–8 meter,
lebar 25 mm dengan banyaklipatan yang disebut vili atau jonjot-jonjot usus. Vili ini berfungsi
memperluas permukaan usus halus yang berpengaruh terhadap proses penyerapan makanan.
Usus halus terbagi menjadi tiga bagian seperti berikut:
a. Duodenum (usus 12 jari), panjangnya ± 25 cm,
Duodenum adalah bagian pertama usus halus, bagian usus ini merupakan tempat
bermuaranya saluran getah pankreas dan getah empedu. Saluran empedu dan saluran
pankreas masuk ke dalam usus dua belas jari pada suatu lobang yang disebut ampula
hepatopankreatika atau ampula pateri. Saluran empedu menghasilkan getah empedu (bilus)
yang dihasilkan oleh hati. Getah empedu berfungsi untuk mengemulsikan lemak. Pankreas
yang terdapat di bawah lambung menghasilkan getah pankreas, getah pankreas menghasilkan
enzim pencernaan seperti amilase, tritsin, dan lipase

b. Jejunum (usus kosong), panjangnya ± 7 m,


Pada bagian inilah pencernaan diselesaikan, pada usus ini juga terjadi pencernaan
secara kimiawi. Kelenjar-kelenjar ususnya menghasilkan enzim pencernaan, seperti yang
dihasilkan pankreas.

c. Ileum (usus penyerapan), panjangnya ± 1 m.


Pada bagian ini, sari-sari makanan hasil proses pencernaan diserap, makanan akan
diserap oleh jonjot usus. Asam amino dan glukosa, vitamin, garam mineral, akan diangkut
oleh kapiler darah, sedangkan asam lemak dan gliserol akan diangkut oleh pembuluh kil
(pembuluh getah bening). Pembuluh getah bening usus menuju ke pembuluh balik besar
bawah selangka.

Setiap hari, disekresikan kira-kira 2000 cc getah usus dari sel usus menuju, lumeu
usus. Getah usus halus ini berwarna kuning jernih, dan mengandung berbagai enzim misalnya
peptidase, maltase, sukrase, ribonuklease, dll. Sebagian enzim-enzim ini terdapat pada
permukaan sel epitel sehingga pencernaan makanan berlangsung pada permukaan atau di
dalam sel-sel epitel. Sekresi getah usus halus dikontrol oleh reflek otonom, hormon sekretin,
dan kolesistokinin.
Fungsi usus halus adalah mencerna, dan menyerap “khime” dari lambung. Isinya yang
cair digerakkan oleh serangkaian gerakan peristaltik yang cepat. Di samping gerakan
peristaltik ada juga gerakan lain yaitu gerakan sexmental, gerakan yang memisahkan
beberapa segmen usus satu dari yang lain. Dua cairan pencerna masuk ke usus duabelas jari
(duodenum) melalui saluran-saluran, empedu dan getah pangkreas (dari pangkreas). Empedu
digunakan untuk pencernaan lemak yang dipecahkan dalam bagian-bagian kecil, dengan
demikian membantu kerja lipase. Empedu ini sifatnya alkalis dan membuat makanan yang
keluar dari lambung yang asam menjadi netral. Garam empedu mengurangi ketegangan
permukaan isi usus dan membantu membentuk emulsi dari lemak yang dimakan.
Pencernaan makanan yang terjadi di usus halus lebih banyak bersifat kimiawi.
Berbagai macam enzim diperlukan untuk membantu proses pencernaan kimiawi ini. Hati,
pankreas, dan kelenjar-kelenjar yang terdapat di dalam dinding usus halus mampu
menghasilkan getah pencernaan. Getah ini bercampur dengan kimus di dalam usus halus.
Getah pencernaan yang berperan di usus halus ini berupa cairan empedu, getah pankreas, dan
getah usus.

a. Cairan Empedu
Cairan empedu berwarna kuning kehijauan, 86% berupa air, dan tidak mengandung
enzim. Akan tetapi, mengandung mucin dan garam empedu yang berperan dalam pencernaan
makanan. Cairan empedu tersusun atas bahan-bahan berikut:
1) Air, berguna sebagai pelarut utama.
2) Mucin, berguna untuk membasahi dan melicinkan duodenum agar tidak terjadi iritasi pada
dinding usus.
3) Garam empedu, mengandung natrium karbonat yang mengakibatkan empedu bersifat alkali.
Garam empedu juga berfungsi menurunkan tegangan permukaan lemak dan air
(mengemulsikan lemak).

Cairan ini dihasilkan oleh hati. Hati merupakan kelenjar pencernaan terbesar dalam
tubuh yang beratnya ± 2 kg. Dalam sistem pencernaan, hati berfungsi sebagai pembentuk
empedu, tempat penimbunan zat-zat makanan dari darah dan penyerapan unsur besi dari
darah yang telah rusak. Selain itu, hati juga berfungsi membentuk darah pada janin atau pada
keadaan darurat, pembentukan fibrinogen dan heparin untuk disalurkan ke peredaran darah
serta pengaturan suhu tubuh.
Empedu mengalir dari hati melalui saluran empedu dan masuk ke usus halus. Dalam
proses pencernaan ini, empedu berperan dalam proses pencernaan lemak, yaitu sebelum
lemak dicernakan, lemak harus bereaksi dengan empedu terlebih dahulu. Selain itu, cairan
empedu berfungsi menetralkan asam klorida dalam kimus, menghentikan aktivitas pepsin
pada protein, dan merangsang gerak peristaltik usus.

b. Getah Pankreas
Getah pankreas dihasilkan di dalam organ pankreas. Pankreas ini berperan sebagai
kelenjar eksokrin yang menghasilkan getah pankreas ke dalam saluran pencernaan dan
sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormone insulin. Hormon ini dikeluarkan oleh
sel-sel berbentuk pulau- pulau yang disebut pulau-pulau langerhans. Insulin ini berfungsi
menjaga gula darah agar tetap normal dan mencegah diabetes melitus.
Getah pankreas ini dari pankreas mengalir melalui saluran pankreas masuk ke usus
halus. Dalam pancreas terdapat tiga macam enzim, yaitu lipase yang membantu dalam
pemecahan lemak, tripsin membantu dalam pemecahan protein, dan amylase membantu
dalam pemecahan pati.

c. Getah Usus
Pada dinding usus halus banyak terdapat kelenjar yang mampu menghasilkan getah
usus. Getah usus mengandung enzim-enzim seperti berikut.
1. Sukrase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan sukrosa menjadi glukosa dan
fruktosa.
2. Maltase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan maltosa menjadi dua molekul
glukosa.
3. Laktase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan laktosa menjadi glukosa dan
galaktosa.
4. Enzim peptidase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan peptida menjadi asam
amino.
Monosakarida, asam amino, asam lemak, dan gliserol hasil pencernaan terakhir di
usus halus mulai diabsorpsi atau diserap melalui dinding usus halus terutama di bagian
jejunum dan ileum. Selain itu vitamin dan mineral juga diserap. Vitamin-vitamin yang larut
dalam lemak, penyerapannya bersama dengan pelarutnya, sedangkan vitamin yang larut
dalam air penyerapannya dilakukan oleh jonjot usus.
Proses penyerapan di usus halus ini dilakukan oleh villi (jonjot-jonjot usus). Di
dalam villi ini terdapat pembuluh darah, pembuluh kil (limfa), dan sel goblet. Di sini asam
amino dan glukosa diserap dan diangkut oleh darah menuju hati melalui sistem vena porta
hepatikus, sedangkan asam lemak bereaksi terlebih dahulu dengan garam empedu
membentuk emulsi lemak. Emulsi lemak bersama gliserol diserap ke dalam villi. Selanjutnya
di dalam villi, asam lemak dilepaskan, kemudian asam lemak mengikat gliserin dan
membentuk lemak kembali. Lemak yang terbentuk masuk ke tengah villi, yaitu ke dalam
pembuluh kil (limfa).
Melalui pembuluh kil, emulsi lemak menuju vena sedangkan garam empedu masuk
ke dalam darah menuju hati dan dibentuk lagi menjadi empedu. Bahan-bahan yang tidak
dapat diserap di usus halus akan didorong menuju usus besar (kolon).

7. Usus Besar

Usus besar atau kolon memiliki panjang ± 1 meter dan terdiri atas kolon ascendens,
kolon transversum, dan kolon descendens. Di antara intestinum tenue (usus halus) dan
intestinum crassum (usus besar) terdapat
sekum (usus buntu).
Pada ujung sekum terdapat tonjolan kecil yang disebut appendiks (umbai cacing) yang berisi
massa sel darah putih yang berperan dalam imunitas.
Makanan yang tidak dicerna diusus halus, misalnya selulosa bersama dengan lendir
akan menuju keusus, besar menjadi fases. Dalam usus besar juga terdapat bakteri escherichia
coli. Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa makanan. Bakteri e.coli juga
menghasilkan vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah.
Usus besar terdiri dari bagian yang naik, yaitu mulai dari usus buntu (apendiks),
bagian mendatar, bagian menurun, dan berakhir pada anus. Didalam usus besar fases di
dorong secara teratur dan lambat oleh gerakan pristalsis menuju ke rektum (poros usus).
Gerakan pristalsis dikendalikan oleh otot polos (otot tak sadar). Pada saat buang air besar otot
sfingeres dianus di pengaruhi oleh otot lurik (otot sadar) jadi, proses defekasi (buang air
besar) dilakukan dengan adanya konstrasi otot dinding perut yang di ikuti dengan
mengendurnya otot sfingeter anus dan konstraksi kolon serta rektum, akibatnya feses dapat
terdorong keluar anus.
Defekasi diawali dengan terjadinya penggelembungan bagian rektum akibat suatu
rangsang yang disebut refleks gastrokolik. Kemudian akibat adanya aktivitas kontraksi
rektum dan otot sfinkter yang berhubungan mengakibatkan terjadinya defekasi. Di dalam
usus besar ini semua proses pencernaan telah selesai dengan sempurna.

8.Rektum

Proses pencernaan makanan pada manusia yang berikutnya berlanjut di bagian rektum.
Rektum adalah ruang berukuran 8 inci yang menghubungkan usus besar dan anus. Tugas
rektum adalah menerima feses dari usus besar, memberi tahu Anda bahwa ada feses yang
akan dikeluarkan, dan menahan feses sampai proses eliminasi terjadi.
Ketika sesuatu (gas atau feses) masuk ke dalam rektum, sensor mengirimkan pesan ke
otak. Otak kemudian memutuskan apakah isi rektal dapat dilepaskan atau tidak. Jika bisa,
sfingter (otot) mengendur dan rektum berkontraksi, mengeluarkan isinya. Jika isinya tidak dapat
dikeluarkan, sfingter berkontraksi dan rektum tertampung, sehingga sensasi sementara hilang.

9.Anus

Anus adalah bagian terakhir dari saluran pencernaan. Tempat ini adalah tujuan akhir
dari proses pencernaan makanan pada manusia. Bagian ini terdiri dari otot dasar panggul dan
dua sfingter anal (otot internal dan eksternal).
Lapisan anus atas dikhususkan untuk mendeteksi isi rektal. Ini memberi tahu Anda
apakah isi di dalamnya berupa cairan, gas, atau padat. Otot dasar panggul menciptakan sudut
antara rektum dan anus yang menghentikan feses keluar di saat yang tidak seharusnya.
Sfingter anal memberikan kontrol tinja yang baik. Sfingter internal mencegah kita pergi
ke kamar mandi saat kita tidur, atau tidak menyadari keberadaan tinja. Saat kita ingin pergi ke
kamar mandi, kita mengandalkan sfingter eksternal untuk menahan tinja sampai kita bisa ke
toilet.

D. Gangguan Pada Sistem Pencernaan


Adapun gangguan yang ditimbulkan oleh system pencernaan adalah sebagai berikut:
1. Diare : feces encer karena adanya gangguan absorbsi air
2. Sembelit (konstipasi) feces menjadi lebih padat dan sukar keluar sehingga nmenimbulkan
rasa sakit pada perut .
3. Peritonitis : rasa sakit pada saluran pencernaan kaerena terjadi peradangan selaput perut
(peritonium).
4. Apendisitas : terjadinya peradangan appendiks (umbai cacing)
5. Kolik : timbulnya perasaan nyeri karena salah cerna
6. Ulkus : lukanya dinding lambung akibat produksi HCL yang berlebih sehingga bila kena
gesekan menimbulkan rasa nyeri.
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem pencernaan (digestive system) merupakan sistem organ dalam hewan multisel
yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa
proses tersebut melalui dubur. Proses pencernaan makanan berlangsung di dalam saluran
pencernaan makanan. Proses tersebut di mulai dari rongga mulut. Berdasarkan prosesnya,
pencernaan makanan dapat dibedakan menjadi dua macam seperti berikut: Proses mekanis,
yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah serta peremasan yang terjadi di lambung.
Proses kimiawi, yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-enzim pencernaan
dengan mengubah makanan yang ber-molekul besar menjadi molekul yang berukuran kecil.
Alat-alat pencernaan terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran
pencernaan terdiri atas mulut, pharynk, esophagus, lambung, usus halus, usus besar, dan
berakhir pada anus. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri atas kelenjar ludah, kelenjar
lambung, kelenjar usus, hati, dan pankreas. Adapun gangguan-gangguan yang disebabkan
oleh system pencernaan adalah: diare, sembelit, peritonitis, apendisitas, kolik, dan ulkus.

B. Kritik dan Saran


Tiada kesempurnaan di dunia ini, saya sangat mengharapkan kritik maupun saran dari
makalah ini tujuannya hanyalah demi kesempurnaan. Dan semoga makalah yang telah saya
susun bermanfaat bagi kita semua, Aamiin..
DAFTAR PUSTAKA

Watson, Roger. Anatomi dan Fisiologi, Jakarta : EGC. 2002


Almatsier, sunita. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2001
Simbolon, Hubu. Biologi, Jakarta : Erlangga, 1992
Irianto, Kus., Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Bandung : Yrama Widya, 2005.
Green, J.H., Pengantar Fisiologi Tubuh Manusia, Jakarta: Bina Rupa Aksara, 2002.

Anda mungkin juga menyukai