Anda di halaman 1dari 115

PENGARUH PERSEPSI PESERTA BPJS PENERIMA

BANTUAN IURAN (PBI) TENTANG MUTU PELAYANAN


TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS
MEDAN LABUHAN TAHUN 2018

SKRIPSI

Oleh

RISMAHANISIREGAR
NIM :141000302

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PENGARUH PERSEPSI PESERTA BPJS PENERIMA
BANTUAN IURAN (PBI) TENTANG MUTU PELAYANAN
TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS
MEDAN LABUHAN TAHUN 2018

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Oleh

RISMAHANI SIREGAR
NIM : 141000302

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan dengan ini bahwa skripsi saya yang berjudul

‘PENGARUH PERSEPSI PESERTA BPJS PENERIMA BANTUAN IURAN

(PBI) TENTANG MUTU PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN

DI PUSKESMAS MEDAN LABUHAN TAHUN 2018’ beserta seluruh isinya

adalah benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau

pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang

berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Atas pernyataan ini, saya siap

menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian

ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau

klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Medan, Agustus2018

Rismahani Siregar

i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Telah diuji dan dipertahankan

ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pada tanggal : 10 Oktober 2018

TIM PENGUJI SKRIPSI


Ketua : Dr. Drs. Zulfendri, M.kes
Anggota : 1. Dr. Juanita, S.E, M.Kes
2. Putri Citra Cinta Asyura Nasution, S.K.M., M.P.H

iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK

Kepuasan pasien adalah indikator pertama dari standar suatu pelayanan kesehatan.
Kepuasan pelanggan yang rendah akan berdampak terhadap jumlah kunjungan
yang akan mempengaruhi provitabilitasnya. Mutu pelayanan puskesmas dinilai
baik, apabila pelayanan puskesmas yang diselenggarakan dapat menimbulkan rasa
puas pada diri setiap pasien yang menjadi sasaran puskesmas. Untuk itu perlu
dilakukan penelitian tentang pengaruh mutu pelayanan terhadap kepuasan pasien
di Puskesmas.
Jenis penelitian ini adalah survei dengan tipe explanatory yang bertujuan untuk
menjelaskan pengaruh persepsi peserta BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI)
tentang mutu pelayanan terhadap kepuasan pasien. Penetapan sampel
menggunakan metode purposive sampling sebanyak 100 orang. Data
dikumpulkan menggunakan kuesioner dan dialanisis menggunakan uji regresi
linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kepuasan pasien adalah variabel informasi (p=0,007) dan
hubungan antar manusia (p=0,010), variabel yang tidak memiliki pengaruh
dengan tingkat kepuasan pasien adalah variabel ketepatan waktu (p= 0,347) dan
lingkungan (p=0,094). Berdasarkan hasil penelitian diharapkan kepada pihak
Puskesmas agar lebih memperbaiki mutu pelayanan dalam melakukan dan
memberikan pelayanan yang cepat, akurat, dan sesuai prosedur pelayanan yang
telah ditetapkan. Meningkatkan keramahan dan memberikan informasi yang jelas
tentang prosedur pelayanan dan lebih tanggap dalam menangani pasien.

Kata kunci : Kepuasan, Mutu Pelayanan, Persepsi

iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRACT

Patient satisfaction is the first indicator of health service quality standards. Low
customer satisfaction will have an impact on the number of visits that will affect
its provitability. The quality of health services given by health centre is
significantly measured by the level of satisfaction felt by each of the individual in
the society where the Health Centre is operating. There are we need to do
research about the effect of services quality on patient satisfaction in primary
health care. Thus type of research is explanatory survey with the type that aims to
explain the influence of participants perceptions of recipients of contributions
(pbi) about the quality of service to patient satisfaction. Determination of the
sample using purposive sampling of 100 people. Data were collected using a
questionnaire and analyzed using multiple linear regression test. The results
showed that the variables that had a significant influence on patient satisfaction
were information variables (p=0,007) and human relationships (p=0,010)
variables that did not have an effecton patient satisfaction were variables of
timeliness (p= 0,347) and environment (p=0,094). Based on the results of the
study it is expected that the comunity health centre should improve the quality of
services in carrying out and providing services that are fast, accurate, and
according to estabilished service procedures and be more responsive in handling
patients.

Key words: Satisfaction, Quality Service, Perception

v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan anugerah berlimpah yang telah diberikan sehingga penulisd apat

menyelesaikan skripsi dengan judul“PENGARUH PERSEPSI PESERTA BPJS

PENERIMA BANTUAN IURAN (PBI) TENTANG MUTU PELAYANAN

TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS MEDAN LABUHAN

TAHUN 2018”. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satus yarat

untuk meraih gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat. Dalam penyelesaian skripsi ini

penulis banyak mendapat bimbingan, kritik, dan saran dari berbagai pihak, maka

dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. RuntungSitepu, S.H, M.Hum, selaku Rektor Universitas

Sumatera Utara .

2. Prof. Dr. Ida Yustina, M.Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Drs. Zulfendri, M.Kes, selaku Ketua Departemen Administrasi dan

Kebijakan Kesehatan dan sekaligus selaku Dosen Pembimbing saya yang

telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, masukan, dan

arahan selama proses pembuatan skripsi ini berlangsung.

4. Dr. Juanita, S.E, M.Kes, selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan

bimbingan, kritik, dan saran selama proses pembuatan skripsi ini

berlangsung.

vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5. Puteri Citra Cinta Asyura Nasution, S.K.M, M.P.H selaku Dosen Penguji

II yang telah memberikan bimbingan, kritik, dan saran selama proses

pembuatan skripsi ini berlangsung.

6. Dr. Lita Sri Andayani, SKM., M.Kes selaku Dosen Pembimbing

Akademik yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama

perkuliahan.

7. Seluruh Dosen dan Staf di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara yang telah memberikan beka lilmu selama penulis

menjalani pendidikan khususnya Departemen Administrasi dan Kebijakan

Kesehatan.

8. Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan yang telah memberikan izin

penelitian dalam penulisan skripsi ini.

9. Dr. Heva Julietta Sinaga, M.Kes selaku Kepala Puskesmas Medan

Labuhan yang telah memberikan izin penelitian dalam penulisan skripsi

ini.

10. Teristimewa kepada Ayahanda Sulaiman Siregar, Ibunda Nur Leli, Rindu

Dwi Sartika Siregar (adik), Anang Ramadhan Siregar (adik), Siti Rahma

Siregar (adik), Sultan Maulana Siregar (adik) yang senantiasa memberikan

kasih sayang, semangat, perhatian, motivasi, serta doa yang tiada henti

kepada penulis.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penelitian

skripsi ini.Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi. Akhir kata kata penulis

berharap skripsi ini dapat bermanfaat terutama dalam kemajuan ilmu

pengetahuan.

Medan, Agustus 2018

Rismahani Siregar

viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI i


HALAMAN PENGESAHAN ii
HALAMAN PENETAPAN TIM PENGUJI SKRIPSI iii
ABSTRAK iv
ABSTRACT v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
DAFTAR ISTILAH xv
RIWAYAT HIDUP xvi

PENDAHULUAN 8
LatarBelakang 8
PerumusanMasalah 8
TujuanPenelitian 9
ManfaatPenelitian 10

TINJAUAN PUSTAKA 11
Puskesmas 11
Puskesmas di Era JKN 12
Tujuan Puskesmas 12
Peran Puskesmas Sebagai Penyedia PelayananKesehatanPrimer
di Era JKN 13
Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas 15
Upaya penyelenggaraan Puskesmas 16
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan 17
Definisi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan 17
Prinsip BPJS 18
Kepesertaan BPJS Kesehatan 19
Hak dan Kewajiban Peserta BPJS KesehatanManfaat Jaminan
Kesehatan Nasional 22
Persepsi Tentang Mutu Pelayanan Kesehatan 22
Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan 23
Persepsi Mutu Pelayanan 24
Perspektif Mutu Pelayanan Kesehatan 25

ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dimensi Mutu Pelayanan Kesehatan 26
Kepuasan Pasien 29
Pengertian Kepuasan Pasien 29
Dimensi Kepuasan Pasien 29
Karakteristik Kepuasan Pasien 31
Pengukuran Kepuasan Pasien 32
Kerangka Konsep 34
Hipotesis Penelitian 35

METODE PENELITIAN 36
JenisPenelitian 36
LokasidanWaktuPenelitian 36
Lokasi Penelitian 36
Waktu Penelitian 36
PopulasidanSampel 36
Populasi 36
Sampel 36
Variabel dan DefinisiOperasional 37
Metode Pengumpulan Data 41
Metode Pengukuran 41
Metode Analisa Data 42

HASIL PENELITIAN 43
Gambaran Umum Lokasi Penelitian 43
Letak Geografis Puskesmas Medan Labuhan 43
Demografis Puskesmas Medan Labuhan 43
Sumber Daya Puskesmas Medan Labuhan 44
Deskripsi Karakteristik Responden Wilayah Kerja Puskesmas
Medan Labuhan 44
Deskripsi Responden Berdasarkan Persepsi Peserta BPJS (PBI)
tentang MutuPelayanan 46
Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Kepuasan 48
Pengaruh Persepsi Peserta BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI)
tentang Mutu Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien 49
Tabulasi Silang antara Persepsi tentang Ketepatan Waktu
dengan Kepuasan Pasien 49
Tabulasi Silang antara Persepsi tentang Informasi dengan Kepuasan
Pasien 50
Tabulasi Silang antara Persepsi tentang hubungan antar
Manusia dengan Kepuasan Pasien 51
Tabulasi Silang antara Persepsi tentang Lingkungan
Puskesmas dengan Kepuasan Pasien 52
Pengaruh Persepsi tentang Mutu Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien 53

x
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PEMBAHASAN 56
Pengaruh Persepsi Peserta BPJS Penerima Bantuan Iuaran
(PBI) tentang Ketepatan Waktu TerhadapKepuasan Pasien 56
Pengaruh Persepsi Peserta BPJS Penerima Bantuan
Iuaran (PBI) tentang Informasi Terhadap Kepuasan Pasien 57
Pengaruh Persepsi Peserta BPJS Penerima Bantuan Iuaran
(PBI) tentang Hubungan antar manusia Terhadap Kepuasan Pasien 58
Pengaruh Persepsi Peserta BPJS Penerima Bantuan
Iuaran (PBI) tentang Lingkungan Terhadap Kepuasan Pasien 60

KESIMPULAN DAN SARAN 62


Kesimpulan 62
Saran 63

DAFTAR PUSTAKA 64
LAMPIRAN

xi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1 JumlahSampel di SetiapKelurahan 37

2 AspekPengukuranVariabelBebas(independent) 41

3 AspekPengukuranVariabelTerikat(dependent) 41

4 DistribusiPendudukBerdasarkanJenisKelamin 44

5 JenisTenagaKesehatanPuskesmas Medan Labuhan 44

6 DistribusiRespondenBerdasarkanJenisKelamin,
Umur, PendidikandanPekerjaan Wilayah KerjaPuskesmas
Medan Labuhan 46

7 DistribusiRespondenBerdasarkanPersepsiPeserta BPJS (PBI)


tentangMutuPelayanan 48

8 Distribusi Tingkat KepuasanPasienPeserta BPJS (PBI) di


Puskesmas Medan Labuhan 49

9 TabulasiSilangPersepsitentangKetepatanWaktudengan
KepuasanPasien 50

10 TabulasiSilangPersepsitentangInformasidenganKepuasan
Pasien 51

11 TabulasiSilangPersepsitentangHubunganAntarManusia
denganKepuasanPasien 52

12 TabulasiSilangPersepsitentangLingkunganPuskesmas
denganKepuasanPasien 53

13 HasilUjiMultivariatPengaruhPersepsitentangMutu
PelayananTerhadapKepuasanPasien 55

xii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

1 KerangkaKonsepPenelitian 34

xiii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner Penelitian

2 Output SPSS

3 Surat Permohonan Izin Penelitian

4 Surat Balasan Izin Penelitian

5 Surat Selesai Melaksanakan Penelitian

6 Dokumentasi Penelitian

xiv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISTILAH

BPJS Badan Penyelenggara Jaminan Sosial


JKN JaminanKesehatanNasional
SJSN SistemJaminanSosialNasional
PBI PenerimaBantuanIuran
FKTP Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
UKM UpayaKesehatanMasyarakat
UKP UpayaKesehatanPerorangan
BCG BaccileCalmett Guerin
DPTHB DifteriPertusis Tetanus dan Hepatitis

xv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Rismahani Siregar berumur 22 tahun, dilahirkan di Asam

Jawa pada tanggal 17 Oktober 1995. Penulis beragama Islam, anak pertama dari

lima bersaudara dari pasangan ayahanda Sulaiman Siregar dan Ibunda Nur leli.

Pendidikan formal penulis dimulai di SD Negeri 116889 Batang

Seponggol tahun 2002-2008, sekolah menengah pertama di SMP Negeri 2

Kampung Rakyat tahun 2008-2011, sekolah menengah atas di SMA Negeri 1

Kota Pinang tahun 2011-2014. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di

Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

Medan, Agustus 2018

Rismahani Siregar

xvi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pendahuluan

Latar Belakang

Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan

kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi

pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis

(Kemenkes RI, 2015).

Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu

paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional.

Pilar paradigma sehat dilakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan

dalam pembangunan, penguatan promotif dan preventif dan pemberdayaan

masyarakat. Pilar penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi

peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan

peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Pilar jaminan kesehatan nasional

dilakukan dengan strategi perluasan sasaran serta kendali mutu dan kendali biaya

(Kemenkes RI,2015).

Kendali mutu dan kendali biaya pelayanan kesehatan dilakukan untuk

menjamin agar pelayanan kesehatan kepada peserta sesuai dengan mutu yang

ditetapkan dan diselenggarakan secara efesien. Penerapan kendali mutu dan dan

kendali biaya pada penyelenggaraan program jaminan kesehatan nasional, sudah

diatur didalam peraturan badan penyelenggaraan jaminan sosial kesehatan nomor

8 tahun 2016. Sistem kendali mutu dan kendali biaya pelayanan kesehatan pada

1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2

fasilitas kesehatan dilakukan oleh fasillitas kesehatan dan BPJS kesehatan,

berkoordinasi dengan organisasi profesi, asosiasi fasilitas kesehatan, Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi, dan Kementrian

Kesehatan (Kemenkes RI, 2016)

Dalam “Declaration of Human Right” tahun 1948 Pasal 25 ayat 1

menyatakan bahwa setiap orang berhak atas derajat hidup yang memadai untuk

kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan keluarganya termasuk hak atas pangan,

pakaian, perumahan dan perawatan kesehatan serta pelayanan sosial yang

diperlukan dan berhak atas jaminan pada saat menganggur, menderita sakit, cacat,

menjadi janda/duda, mencapai usia lanjut atau keadaan lainnya yang

mengakibatkan kekurangan nafkah, yang berada diluar kekuasaannya (Kemenkes

RI,2014).

Selain itu dalam Undang-Undang No .36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,

juga ditegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam

memperoleh akses atau sumber daya di bidang kesehatan dan memperoleh

pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau.

Untuk mewujudkan komitmen tersebut, pemerintah bertanggung jawab

atas pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat melalui Jaminan Kesehatan

Nasional (JKN) bagi kesehatan perorangan. Pada tahun 2004, dikeluarkan

Undang-Undang No.40 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). UU

40/2004 ini mengamanatkan bahwa jaminan sosial wajib bagi seluruh penduduk

termasuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui suatu Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) (Kemenkes RI,2013).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3

Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 juga menetapkan, Jaminan Sosial

Nasional akan diselenggarakan oleh BPJS, yang terdiri atas BPJS Kesehatan dan

BPJS Ketenagakerjaan. Khusus untuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) akan

diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan yang implementasinya dimulai 1 Januari

2014. Secara operasional, pelaksanaan JKN dituangkan dalam Peraturan

Pemerintah dan Peraturan Presiden, antara lain: Peraturan Pemerintah No.101

Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran (PBI); Peraturan Presiden No. 12

Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan; dan Peta Jalan JKN (Kemenkes

RI,2013).

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem

Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan

mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib berdasarkan Undang-

Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN dengan tujuan untuk memenuhi

kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap

orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.

Berdasarkan Permenkes RI No 28 Tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaan

program JKN, JKN dibedakan menjadi dua yaitu Penerima Bantuan Iuran (PBI)

dan non PBI. PBI yakni peserta Jaminan Kesehatan bagi fakir miskin dan orang

tidak mampu sebagaimana diamanatkan UU SJSN yang iurannya dibayar oleh

pemerintah sebagai peserta program jaminan kesehatan. Peserta JKN-PBI adalah

orang yang mengalami cacat tetap dan orang yang tidak mampu. Peserta JKN non

PBI terdiri dari : (1) pekerja penerima upah dan anggota keluargannya, (2) pekerja

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4

bukan penerima upah dan anggota keluarganya, (3) bukan pekerja dan anggota

keluarganya.

Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat

memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat

kepuasan rata-rata penduduk, serta penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan

kode etik profesi yang telah ditetapkan (Azwar, 2007)

Persepsi ialah bahwa apa yang ingin dilihat oleh seseorang belum tentu

sama dengan fakta yang sebenarnya. Keinginan seseorang itulah yang

menyebabkan mengapa dua orang yang melihat atau mengalami hal yang sama

memberikan interpretasi yang berbeda tentang apa yang dilihat atau dialaminya

(Sondang, 1995).

Mutu pelayanan kesehatan adalah suatu langkah kearah peningkatan

pelayanan kesehatan baik untuk individu maupun untuk populasi sesuai dengan

keluaran kesehatan yang diharapkan. Setiap mereka yang terlibat dalam

pelayanan kesehatan, seperti pasien, masyarakatdan organisasi masyarakat ,

profesi pelayanan kesehatan, Dinas Kesehatan, Pemerintah Daerah pasti

mempunyai pandangan yang berbeda tentang unsur apa yang penting dalam mutu

pelayanan kesehatan. Setiap orang akan menilai mutu berdasarkan berbagai

standar atau karakteristik yang berbeda-beda. Menurut Lori di Prete Brown dalam

bukunya Quality Assurance of Health Care in Developing Countries yang dikutip

oleh (Pohan, 2003), kegiatan menjaga mutu dapat menyangkut dimensi berupa

kompetensi teknis, akses terhadap pelayanan, efektivitas, hubungan antar

manusia, efisiensi, kelangsungan pelayanan, keamanan, dan kenyamanan. Selain

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5

itu Juran dan Maxwell juga mengembangkan suatu kerangka pikir dalam

lingkungan pelayanan kesehatan yang berisi ada lima dimensi mutu pelayanan

kesehatan yaitu : Dimensi ketepatan waktu, informasi, kompetensi teknis,

hubungan antar manusia, dan lingkungan (Pohan, 2003).

Kepuasan pasien ialah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai

akibat dari kinerja pelayanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien

membandingkannya dengan apa yang diharapkannya. Kalau kita akan melakukan

upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan, maka pengukuran tingkat kepuasan

pasien mutlak diperlukan. Dengan melakukan pengukuran tingkat kepuasan

pasien maka kita akan dapat mengetahui sejauh mana dimensi-dimensi mutu

pelayanan kesehatan yang diberikan dapat memenuhi harapan pasien. Jika belum

sesuai dengan harapan pasien, maka hal tersebut akan menjadi masukan kepada

organisasi pelayanan kesehatan agar berupaya memenuhinya (Pohan, 2003)

Cakupan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Indonesia

pada tahun 2016 sudah diikuti sebanyak171,9 juta peserta (66,46 %), dan di

Sumatera Utara peserta jaminan kesehatan sebanyak 62,36%, saat ini BPJS

Kesehatan telah bekerja sama dengan 22.777 Faskes, yang terdiri dari 20.708

fasilitas kesehatan tingkat pertama dan 2.069 fasilitas kesehatan tingkat lanjut

(Kemenkes RI,2016)

Dalam menjalankan program layanan JKN tersebut, BPJS kesehatan

bekerja sama dengan berbagai fasilitas kesehatan seperti puskesmas, posyandu,

dan rumah sakit untuk membuka pintu pelayanan kesehatan bagi masyarakat

khususnya mereka yang berpenghasilan rendah. Berdasarkan data jumlah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6

kunjungan sarana pelayanan kesehatan di kota Medan, jumlah peserta BPJS yang

memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan di Puskesmas sebesar 65,95 % (Profil

Kesehatan Kota Medan, 2016).

Puskesmas Medan Labuhan merupakan puskesmas yang

menyelenggarakan program JKN. Berdasarkan data yang di peroleh dari profil

Puskesmas Medan Labuhan bahwa jumlah seluruh peserta JKN PBI dan Non PBI

di Puskesmas Medan Labuhan pada tahun 2016 sebanyak 16.963 peserta (52,5%),

dan persentase peserta BPJS yang memanfaatkan pelayanan kesehatan di

puskesmas yaitu 7.956 orang (46,9%), kemudian pada tahun 2017 jumlah peserta

JKN di Puskesmas Medan Labuhan bertambah sebanyak 17.618 peserta (54,5%),

terdiri dari peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) sebanyak 12.766 peserta

(72,4%) dan non PBI sebanyak 4.852 peserta (27,5%) namun jumlah yang

memanfaatkan pelayanan puskesmas pada tahun 2017 menurun yaitu sebanyak

6.416peserta (36,41%) yang terdiri dari Peserta PBI sebanyak 4.236 peserta

(33,18%) dan non PBI sebanyak 2.180 peserta (44,92%), dengan jumlah angka

kontak seluruhnya adalah sebanyak 780 kunjungan.

Dari survei pendahuluan yang dilakukanpenulismemantau proses

pelayanan di Puskesmas tersebut, penulis melihat proses pelayanan di Puskesmas

tersebut masih terbilang cukup lama, karena untuk 1 orang pasien membutuhkan

waktu tunggu di loket20-25menit, hal tersebut terjadi karena pencarian berkas

rekam medik masih dengan cara manual,selain itu di ruang periksa pasien

membutuhkan waktu tunggu 15-20menit dan di tempat tebus resep bisa mencapai

15 menit. Jadi untuk satu kali kunjungan pasien membutuhkan waktu 50 sampai

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7

60 menit, padahal standar pelayanan minimal di Puskesmas tersebut menetapkan

waktu 30 menit dalam melayani pasien. Artinya, sejak pasien mendaftar sampai

diperiksa dan mendapat obat harus tidak boleh lebih dari 30 menit.

Penulis juga mewawancarai beberapa orang peserta Program JKN-PBI,

bagaimana persepsi mereka tentang mutu pelayanan di Puskesmas tersebut,

persepsi yang berkembang di masyarakat antara lain dikarenakan buruknya citra

pelayanan di Puskesmas tersebut salah satunya didapatkan pernyataan

bahwapasien masih harus menunggu lama untuk mendapatkan pelayanan, petugas

kesehatan juga sering berbincang dengan petugas lainnya sehingga

mengakibatkan proses pelayanan lama, kemudian kurangnya keramahan petugas

administrasi, serta kurangnya kejelasan informasi yang disampaikan petugas pada

saat melayani pasien sehingga banyak pasien yang kekurangan berkas saat berobat

dan harus kembali kerumah untuk melengkapi berkasnya. Selain itu kondisi

lingkungan Puskesmas yang terkadang tidak memungkinkan pada saat musim

penghujan, karena sering terjadi banjir di Puskesmas tersebut, sehingga

mengurungkan niat pasien untuk berobat ke puskesmas.

Penelitian yang dilakukan oleh (Wibawani, 2013) mengenai Analisis

Pengaruh Mutu Layanan Kesehatan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap di

Rumah Sakit Woodward Kota Palu, hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh

antara dimensi kompetensi teknis, informasi, ketepatan waktu, dan hubungan

antar manusia terhadap kepuasan pasien.

Penelitian (Andi,2015) tentang Pengaruh Persepsi Pasien Tentang Kualitas

Layanan Terhadap Pemanfaatan Ulang di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


8

Nene Mallomo Kabupaten Sidrap mendapatkan hasil bahwa dimensi ketepatan

waktu, informasi dan kompetensi teknis merupakan dimensi yang dominan

berpengaruh terhadap pemanfaatan ulang.

Hasil penelitian (Ulfa, 2015) tentang Analisis Tingkat Kepuasan Pasien

Peserta Jaminan Kesehatan Nasional Non PBI di Puskesmas Halmahera Kota

Semarang menyatakan bahwa dimensi kompetensi teknis dan hubungan antar

manusia belum sepenuhnya dapat memberikan kepuasan kepada pasien,

peningkatan keterampilan perlu dilakukan untuk meningkatkan kepuasan pasien.

Dengan demikian untuk mengetahui pengaruh persepsi tentang mutu

pelayanan kesehatan terhadap kepuasan pasien bagi peserta BPJS Penerima

Bantuan Iuran (PBI) di Puskesmas Medan Labuhan maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Persepsi Peserta BPJS Penerima

Bantuan Iuran (PBI) Tentang Mutu PelayananTerhadap Kepuasan Pasien Di

Puskesmas Medan Labuhan”. Hasil dari penelitian ini nantinya diharapkan dapat

menjadi salah satu acuan dalam mencari solusi pemecahan masalah terhadap

peningkatan kualitas mutu pelayanan di Puskesmas Medan Labuhan.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan permasalahan

penelitian adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh persepsi peserta BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI)

tentang mutu pelayanan dimensi ketepatan waktu terhadap kepuasan

pasien di Puskesmas Medan Labuhan Tahun 2018.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


9

2. Bagaimana pengaruh persepsi peserta BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI)

tentang mutu pelayanan dimensiinformasi terhadap kepuasan pasien di

Puskesmas Medan Labuhan Tahun 2018.

3. Bagaimana pengaruh persepsi peserta BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI)

tentang mutu pelayanan dimensi hubungan antar manusia

terhadapkepuasan pasiendi Puskesmas Medan Labuhan Tahun 2018.

4. Bagaimana pengaruh persepsi peserta BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI)

tentang mutu pelayanan dimensi lingkungan terhadap kepuasan pasien di

Puskesmas Medan Labuhan Tahun 2018.

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh persepsi peserta BPJS Penerima Bantuan

Iuran (PBI) tentang mutu pelayanan dimensi ketepatan waktu terhadap

kepuasan pasiendi Puskesmas Medan Labuhan Tahun 2018.

2. Untuk mengetahui pengaruh persepsi peserta BPJS Penerima Bantuan

Iuran (PBI) tentang mutu pelayanan dimensi informasi terhadap kepuasan

pasiendi Puskesmas Medan Labuhan Tahun 2018.

3. Untuk mengetahui pengaruh persepsi peserta BPJS Penerima Bantuan

Iuran (PBI) tentang mutu pelayanan dimensi hubungan antar manusia

terhadap kepuasan pasiendi Puskesmas Medan Labuhan Tahun 2018.

4. Untuk mengetahui pengaruh persepsi peserta BPJS Penerima Bantuan

Iuran (PBI) tentang mutu pelayanan dimensi lingkungan terhadap

kepuasan pasiendi Puskesmas Medan Labuhan Tahun 2018.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


10

Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan positif bagi Puskesmas Medan Labuhan dalam

meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien yang menggunakan kartu

program JKN khususnya peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI).

2. Sebagai bahan masukan yang dapat dijadikan referensi atau perbandingan

bagi peneliti lain.

3. Sebagai bahan pengembangan ilmu pengetahuan kesehatan masyarakat

mengenai pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas.

4. Sebagai pengembangan ilmu mengenai mutu pelayanan kesehatan di

Puskesmas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tinjauan Pustaka

Puskesmas

Puskesmas di era jaminan kesehatan nasional (JKN). Pusat Kesehatan

Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan

kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya

kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya

promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya di wilayah kerjanya(Permenkes RI No 75, 2014). FKTP adalah

fasilitas kesehatan yang melakukan pelayanan kesehatan primer bagi masyarakat.

Pelayanan kesehatan primer merupakan pelayanan kesehatan esensial yang

diselenggarakan berdasarkan tatacara dan teknologi praktis, sesuai dengan kaedah

ilmu pengetahuan serta diterima oleh masyarakat, dapat dicapai oleh perorangan

dan keluarga dalam masyarakat melalui peran aktif secara penuh dengan biaya

yang dapat dipikul oleh masyarakat dan negara untuk memelihara setiap tahap

perkembangan serta yang didukung oleh semangat kemandirian. Dalam

Permenkes Nomor 71 Tahun 2013 dicantumkan bahwa yang dimaksud dengan

FKTP adalah fasilitas kesehatan yang melakukan pelayanan kesehatan perorangan

yang bersifat non-spesialistik untuk keperluan observasi, promotif, preventif,

diagnosis, perawatan, pengobatan dan pelayanan kesehatan lainnya. FKTP terdiri

dari Puskesmas atau fasilitas kesehatan yang setara, rumah sakit kelas D pratama,

klinik pratama, praktik dokter atau fasilitas kesehatan yang setara dan praktik

dokter gigi.

11
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
12

Dalam sistem rujukan berjenjang yang tercantum dalam Permenkes

28/2014, FKTP harus dapat berfungsi sebagai gatekeeper, yakni mampu menjadi

penapis rujukan serta kendali mutu dan kendali biaya dalam pelaksanaan jaminan

kesehatan. FKTP berperan sebagai kontak pertama pelayanan kesehatan pada

masyarakat, sehingga FKTP idealnya mampu menjadi fasilitas yang dapat

mengatasi permasalahan-permasalahan kesehatan dasar secara paripurna serta

memberikan tatalaksana rujukan pada kasus-kasus yang memerlukan pelayanan

lebih lanjut secara tepat sesuai dengan standar pelayanan medik.

Tujuan puskesmas. Tujuan dari Puskesmas adalah untuk mendukung

tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan

kesadaran, kemauan dan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang

bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas. Menurut Peraturan Menteri

Kesehatan No 75 Tahun 2014, pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di

Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang meliputi : Memiliki

perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat;

mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu; hidup dalam lingkungan

yang sehat; memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik dari individu, keluarga,

kelompok, maupun masyarakat.

Peran puskesmas sebagai penyedia pelayanan kesehatan primer di era

jaminan kesehatan nasional (JKN). Fungsi dan tugas Puskesmas telah diatur

dalam Permenkes No 75 Tahun 2014 yang menyatakan bahwa Puskesmas

menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13

preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

di wilayah kerjanya. Dalam Permenkes 75 Tahun 2014 pasal 4 dan 5 tercantum

bahwa Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk

mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka

mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas tersebut,

Puskesmas menyelenggarakan fungsi : Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di

wilayah kerjanya; danPenyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.

Puskesmas memiliki 2 fungsi yang berbeda:

1. Pertama, fungsi Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yaitu Puskesmas

sebagai unit publik yang menjadi bagian dari regulator yang mengelola

kesehatan kewilayahan, dan menjadi ujung tombak sistem preventif dan

promotif. Kegiatan ini banyak didanai oleh anggaran dari Kementerian

Kesehatan dan Pemerintah Daerah.

2. Kedua, fungsi Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) yaitu Puskesmas

sebagai penyedia pelayanan kesehatan yang bermitra dengan BPJS untuk

memberikan pelayanan primer berupa kuratif, promotif, preventif, dan

rehabilitatif perorangan dalam sistem Jaminan Kesehatan Nasional.

Kegiatan ini khusus untuk peserta BPJS didanai oleh dana kapitasi, non-

kapitasi serta dana lain dari BPJS dan untuk bukan peserta BPJS didanai

oleh Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Daerah. Khususnya untuk

program TB dan HIV/AIDS, baik peserta maupun bukan peserta BPJS

masih didanai oleh program vertikal Kementerian Kesehatan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14

Dalam menyelenggarakan fungsinya, menurut Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014, Puskesmas juga

berwenang untuk :

1. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan

masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan.

2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan.

3. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan

masyarakat dalam bidang kesehatan.

4. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan

masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang

bekerjasama dengan sektor lain yang terkait.

5. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya

kesehatan berbasis masyarakat.

6. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumberdaya manusia Puskesmas.

7. Melaksanakan pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan.

8. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu,

dan cakupan pelayanan kesehatan.

9. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk

dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan

penyakit (Permenkes RI No 75, 2014)

Prinsip penyelenggaraan Puskesmas. Prinsip penyelenggaraan

Puskesmas menurut Permenkes No 75 Tahun 2014 terdiri dari :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


15

1. Paradigma Sehat

Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan maka perubahan pola pikir

pemangku kebijakan, tenaga kesehatan, dan masyarakat menjadi poin penting.

Setiap kebijakan pembangunan yang diambil harus berdasarkan paradaigma sehat.

Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam

upaya mencegah dan mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat.

2. Pertanggungjawaban Wilayah

Dalam melaksanakan tugas, fungsi dan pelayanan kesehatan. Puskesmas

menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di

wilayah kerjanya.

3. Kemandirian Masyarakat

Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga,

dan masyarakat. Pengertian mengikutsertakan potensi masyarakat dalam

melaksanakan kegiatan-kegiatan Puskesmas, adalah menggali berbagai potensi

masyarakat sedemikian rupa, sehingga masyarakat dengan kesadaran, kemauan,

dan kemampuan sendiri dapat menyelesaikan berbagai masalah kesehatan yang

dihadapinya.

4. Pemerataan

Pelayanan kesehatan yang diberikan harus dapat diakses dan dijangkau

oleh semua masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa membedakan status

sosial, ekonomi, agama, budaya, dan kepercayaan.

5. Teknologi Tepat Guna

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


16

Puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan memanfaatkan

teknologi tepat guna sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan

dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan.

6. Keterpaduan dan Kesinambungan

Puskesmas mengintegrasikan dan mengoordinasikan pelayanan UKM dan

UKP lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan sistem rujukan yang

didukung dengan manajemen Puskesmas.

Upaya penyelenggaraan puskesmas. Puskesmas sesuai fungsinya

sebagai penyelenggaraan UKM dan UKP tingkat pertama menyelenggarakan

upaya kesehatan tersebut secara terintegrasi dan berkesinambungan. UKM tingkat

pertama meliputi UKM esensial dan UKM pengembangan. Upaya Kesehatan

Masyarakat esensial meliputi :Pelayanan promosi kesehatan; Pelayanan kesehatan

lingkungan; Pelayanan kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana; Pelayanan

gizi; Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.

Upaya kesehatan masyarakat esensial harus diselenggarakan oleh setiap

Puskesmas untuk mendukung pencapaian Standar Pelayanan Minimal

Kabupaten/Kota.Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan merupakan upaya

kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif

dan bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan disesuaikan dengan

prioritas masalah kesehatan, khususnya wilayah kerja dan potensi sumber daya

yang tersedia di masing-masing Puskesmas.

Upaya Kesehatan Perseorangan tingkat pertama, dilaksanakan dalam

bentuk (1) Rawat jalan,(2) Pelayanan gawat darurat,(3) Pelayanan satu hari (one

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


17

day care,(4) Home care, dan (5) Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan

pelayanan kesehatan. Untuk melaksanakan UKM dan UKP, Puskesmas harus

menyelenggarakan:(1) Manajemen puskesmas,(2) Pelayanan kefarmasian (3)

Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat, dan (4) Pelayanan laboratorium.

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan

Definisi badan penyelenggara jaminan sosial kesehatan. Jaminan

Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta

memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi

kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah

membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial Kesehatan yang selanjutnya di sebut BPJS Kesehatan adalah

badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program Jaminan

Kesehatan (Peraturan BPJS, 2014)

Kedua badan tersebut pada dasarnya mengemban misi negara untuk

memenuhi hak setiap orang atas jaminan sosial dengan menyelenggarakan

program jaminan yang bertujuan untuk memberi kepastian perlindungan dan

kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Prinsip BPJS. BPJS menyelenggarakan Sistem Jaminan Sosial Nasional

(SJSN) berdasarkan prinsip, (Undang-undang No.24 Tahun 2011)

1. Prinsip Kegotongroyongan

Dalam SJSN, prinsip gotong royong berarti peserta yang mampu

membantu peserta yang kurang mampu, peserta yang sehat membantu yang sakit

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


18

atau yang beresiko tinggi dan peserta yang sehat membantu yang sakit. Hal ini

terwujud karena kepesertaan SJSN bersifat wajib untuk seluruh penduduk.

Dengan demikian, melalui prinsip gotong royong jaminan sosial dapat

menumbuhkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

2. Prinsip Nirlaba

Pengelolaan dana amanat oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) adalah nirlaba bukan untuk mencari laba (for profit oriented). Sebaliknya,

tujuan utama adalah untuk memenuhi sebesar-besarnya kepentingan peserta. Dana

yang dikumpulkan dari masyarakat adalah dana amanat, sehingga hasil

pengembangannya, akan di manfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan

peserta.

3. Prinsip Keterbukaan, Kehati-hatian, Akuntabilitas, Efisiensi, dan

Efektivitas.

Prinsip-prinsip manajemen ini mendasari seluruh kegiatan pengelolaan

dana yang berasal dari iuran peserta dan hasil pengembangannya

4. Prinsip Portabilitas

Prinsip portabilitas jaminan sosial dimaksudkan untuk memberikan

jaminan yang berkelanjutan kepada peserta sekalipun mereka berpindah pekerjaan

atau tempat tinggal dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

5. Prinsip Kepesertaan Bersifat Wajib

Kepesertaan wajib dimaksudkan agar seluruh rakyat menjadi peserta

sehingga dapat terlindungi. Meskipun kepesertaan bersifat wajib bagi seluruh

rakyat, penerapannya tetap disesuaikan dengan kemampuan ekonomi rakyat dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


19

pemerintah serta kelayakan penyelenggaraan program. Tahapan pertama dimulai

dari pekerja di sektor formal, bersamaan dengan itu sektor informal dapat menjadi

peserta secara mandiri, sehingga pada akhirnya Sistem Jaminan Sosial Nasional

(SJSN) dapat mencakup seluruh rakyat.

6. Prinsip Dana Amanat

Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan dana titipan kepada

badan-badan penyelenggara untuk dikelola sebaik-baiknya dalam rangka

mengoptimalkan dana tersebut untuk kesejahteraan peserta.

7. Prinsip Hasil Pengelolaan Dana Jaminan Sosial

Dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk

sebesar-besar kepentingan peserta.

Kepesertaan BPJS kesehatan. Peserta sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 3 huruf a terdiri atas:

1. Peserta Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI) adalah fakir

miskin dan orang tidak mampu sebagai peserta program jaminan kesehatan.(a)

fakir miskin adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata

pencaharian atau mempunyai sumber mata pencaharian tetapi tidak mempunyai

kemampuan memenuhi kebutuhan dasar yang layak bagi kehidupan dirinya atau

keluarganya,(b) orang tidak mampu adalah orang yang mempunyai sumber mata

pencaharian, gaji atau upah, yang hanya mampu memenuhi kebutuhan dasar yang

layak namun tidak mampu membayar iuran bagi dirinya dan keluarganya.

2. Bukan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (Non PBI) adalah

peserta yang tidak tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu, terdiri dari :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


20

1) Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya terdiri atas: (a)Pegawai

negeri sipil,(b)Anggota TNI,(c)Anggota Polri,(d)Pejabat Negara,(e)Pegawai

Pemerintah Non Pegawai Negeri,(f)Pegawai Swasta,(g)Pekerja yang tidak

termasuk huruf a sampai dengan f yang menerima Upah. Termasuk WNA

yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 (enam) bulan.

2) Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya terdiri atas:(a)Pekerja

diluar hubungan kerja atau pekerja mandiri dan,(b)Pekerja yang tidak

termasuk huruf a yang bukan penerima Upah.

3) Bukan Pekerja dan anggota keluarganya terdiri atas: (a)Investor,(b)Pemberi

kerja,(c)Penerima pensiun,(d)Veteran,(e)Perintis kemerdekaan,(f)Janda,duda,

atau anak yatim piatu dari Veteran atau Perintis,(g)bukan pekerja yang tidak

termasuk huruf a sampai dengan huruf e yang mampu membayar iuran.

Hak dan kewajiban peserta BPJS kesehatan. Menurut Undang-undang

Nomor 24 Tahun 2011 hak dan kewajiban peserta BPJS adalah sebagai berikut :

1. Hak Peserta

a. Mendapat kartu peserta sebagai bukti sah untuk memperoleh

pelayanan kesehatan.

b. Memperoleh manfaat dan informasi tentang hak dan kewajiban

sebagai peserta serta prosedur pelayanan kesehatan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

c. Mendapatkan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang

bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


21

d. Menyampaikan keluhan/pengaduan, kritik dan saran secara lisan

atau tertulis ke kantor BPJS Kesehatan.

2. Kewajiban Peserta

a. Mendaftarkan dirinya sebagai peserta serta membayar iuran yang

besarnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku atau disesuaikan

dengan kemampuan peserta.

b. Melaporkan perubahan data peserta, baik karena pernikahan,

perceraian, kematian, kelahiran, pindah alamat atau pindah fasilitas

kesehatan tingkat I.

c. Menjaga Kartu Peserta agar tidak rusak, hilang atau dimanfaatkan

oleh orang yang tidak berhak.

d. Mentaati semua ketentuan dan tata cara pelayanan kesehatan.

Manfaat jaminan kesehatan nasional. Menurut Peraturan Presiden RI

Nomor 12 Tahun 2013, manfaat Jaminan Kesehatan Nasional terdiri atas dua

jenis, yaitu manfaat medis berupa pelayanan kesehatan dan manfaat non medis

meliputi akomodasi dan ambulans. Ambulans hanya diberikan untuk pasien

rujukan dari fasilitas kesehatan dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS

Kesehatan. Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional mencakup pelayanan promotif,

preventif, kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan medis

habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis.

Manfaat pelayanan promotif dan preventif meliputi pemberian pelayanan :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


22

1. Penyuluhan kesehatan perorangan , meliputi paling sedikit penyuluhan

mengenai pengelolaan faktor risiko penyalit dan perilaku hidup bersih dan

sehat.

2. Imunisasi dasar, meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG), Difteri Pertusis

Tetanus dan Hepatitis B (DPTHB), Polio, dan Campak.

3. Keluarga berencana, meliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi, dan

tubektomi bekerja sama dengan lembaga yang membidangi keluarga

berencana. Vaksin untuk imunisasi dasar dan alat kontrasepsi dasar

disediakan oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah.

4. Skrining kesehatan, diberikan secara selektif yang ditujukan untuk

mendeteksi risiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari risiko

penyakit tertentu.

Persepsi Tentang Mutu Pelayanan Kesehatan

Pengertian mutu pelayanan kesehatan. Menurut (Pohan, 2003) Mutu

adalah totalitas dari wujud serta ciri suatu barang atau jasa yang didalamnya

terkandung pengertian atau rasa aman atau pemenuhan kebutuhan para pengguna.

Mutu diartikan sebagai bagaimana membuat konsumen agar mau datang kembali,

mau maembeli kembali, atau mau menggunakan kembali jasa tersebut. Setiap

upaya peningkatan mutu layanan kesehatan harus dilakukan secara

berkesinambungan, tidak pernah berhenti, hal ini berarti bahwa harus selalu

berupaya memenuhi kebutuhan dan harapan paien atau masyarakat secara terus

menerus.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


23

Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara

sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta

memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok maupun masyarakat.

(Azwar, 2007) menjelaskan suatu pelayanan kesehatan harus memiliki persyaratan

pokok yang memberi pengaruh kepada masyarakat dalam menentukan pilihannya

terhadap penggunaan jasa pelayanan kesehatan yakni tersedia (available),dapat

diterima (acceptable), mudah dicapai (accesible), mudah dijangkau (affordable),

bermutu (quality).

Mutu pelayanan kesehatan (Azwar, 2007) adalah pelayanan yang

menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang disatu pihak

dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan

rata-rata serta di pihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan standard

kode etik profesi yang telah ditetapkan.

Persepsi mutu pelayanan . Apabila orang berbicara tentang persepsi, yang

dimaksud ialah bahwa apa yang ingin dilihat oleh seseorang belum tentu sama

dengan fakta yang sebenarnya. Keinginan seseorang itulah yang menyebabkan

mengapa dua orang yang melihat atau mengalami hal yang sama memberikan

interpretasi yang berbeda tentang apa yang dilihat atau dialaminya (Sondang,

1995).

Beberapa batasan yang dipandang cukup penting menurut (Azwar, 2007)

mengenai pengertian mutu antara lain sebagai berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


24

1. Mutu adalah tingkat kesempurnaan dan penampilan sesuatu yang sedang

diamati.

2. Mutu adalah sifat yang dimiliki oleh sesuatu program.

3. Mutu adalah totalitas, wujud serta ciri sesuatu barang atau jasa, yang

didalamnya terkandung sekaligus pengertian rasa aman atau pemenuhan

kebutuhan para pengguna.

4. Mutu adalah kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan. Dari

keempat batasan itu, mutu pelayanan hanya dapat diketahui apabila

sebelumnya telah dilakukan penilaian. Dalam praktik sehari-hari

melakukan penilaian ini tidaklah mudah.

Penyebab utamanya adalah karena mutu pelayanan kesehatan tersebut

bersifat multidimensional. Bergantung pada latar belakang dan kepentingan

individual. Dengan semikian, setiap orang dapat saja melakukan penilaian dengan

dimensi yang berbeda.

Perspektif mutu pelayanan kesehatan. Menurut (Pohan, 2003) setiap

individu akan menilai mutu pelayanan kesehatan berdasarkan standar atau

karakteristik atau kriteria yang berbeda-beda. Perspektif mutu pelayanan

kesehatan (Pohan, 2003), yaitu sebagai berikut :

1. Perspektif Pasien/Masyarakat

Pasien atau masyarakat melihat layanan kesehatan yang bermutu sebagai

suatu layanan kesehatan yang dapat memenuhi kebutuhan yang dirasakannya dan

diselenggarakan dengan cara sopan dan santun, tepat waktu, tanggap, dan mampu

menyembuhkan keluhannya serta mencegah berkembangnya atau meluasnya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


25

penyakit. Masyarakat tidak akan mampu menilai dimensi kompetensi teknisnya

dan tidak mengetahui layanan kesehatan apa yang dibutuhkan, maka perlu

dibangun suatu hubungan yang saling percaya antara pemberi pelayanan

kesehatan dengan pasien/masyarakat.

2. Perspektif Pemberi Pelayanan Kesehatan

Pemberi pelayanan kesehatan mengaitkan pelayanan kesehatan yang

bermutu dengan tersedianya peralatan, prosedur kerja, kebebasan profesi dalam

setiap melakukan pelayanan kesehatan sesuai dengan teknologi kesehatan

mutakhir, dan bagaimana keluaran atau hasil pelayanan kesehatan itu.

3. Perspektif Penyandang Dana

Penyandang Dana atau Asuransi Kesehatan menganggap bahwa pelayanan

kesehatan yang bermutu sebagai suatu pelayanan kesehatan yang efisien dan

efektif. Pasien diharapkan dapat disembuhkan dalam waktu sesingkat mungkin

sehingga biaya pelayanan kesehatan akan dapat menjadi efisien.

4. Perspektif Pemilik Sarana Pelayanan Kesehatan

Mempunyai persepsi bahwa pelayanan kesehatan yang bermutu sebagai

pelayanan kesehatan yang menghasilkan pendapatan yang mampu menutupi biaya

operasional dan pemeliharaan, tetapi dengan tarif pelayanan yang masih

terjangkau oleh pasien/masyarakat.

5. Perspektif Administrator Pelayanan Kesehatan

Meskipun tidak langsung memberikan pelayanan kesehatan, namun ikut

bertanggungjawab dalam persoalan mutu pelayanan kesehatan. Kebutuhan akan

supervisi, manajemen keuangan, dan logistik akan memberikan suatu tantangan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


26

dan kadang-kadang administrator pelayanan kesehatan kurang memperhatikan

prioritas sehingga timbul persoalan dalam pelayanan kesehatan. Pemusatan

perhatian terhadap beberapa dimensi mutu pelayanan kesehatan dalam menyusun

prioritas dan dalam menyediakan apa yang menjadikan kebutuhan dan harapan

pasien serta pemberi pelayanan kesehatan.

Dimensi mutu pelayanan kesehatan. Setiap mereka yang terlibat dalam

layanan kesehatan, seperti pasien, masyarakat dan organisasi masyarakat, profesi

layanan kesehatan, dinas kesehatan, dan pemerintah daerah, pasti mempunyai

pandangan yang berbeda tentang unsur apa yang penting dalam mutu layanan

kesehatan. Setiap orang akan menilai mutu layanan kesehatan berdasarkan standar

dan atau karakteristik/kriteria yang berbeda-beda. Salah satu kesulitan dalam

merumuskan pengertian mutu layanan kesehatan adalah karena mutu layanan

kesehatan itu sangat melekat dengan faktor-faktor subjektivitas orang yang

berkepentingan, baik pasien/konsumen, pemberi layanan kesehatan (provider),

penyandang dana, masyarakat, ataupun pemilik sarana layanan kesehatan (Pohan,

2003)

Menurut Lori Di Prete Brown dalam bukunya Quality Assurance of Health

Care in Developing Countries yang dikutip oleh (Pohan, 2003), dimensi mutu

layanan kesehatan dan indikatornya antara lain :

1. Kompetensi Teknis

Dimensi kompetensi teknis menyangkut keterampilan, kemampuan, dan

penampilan atau kinerja pemberi layanan kesehatan. Dimensi kompetensi teknis

itu berhubungan dengan bagaimana pemberi layanan kesehatan mengikuti standar

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


27

layanan kesehatan yang telah disepakati, yang meliputi kepatuhan, ketepatan,

kebenaran dan konsistensi. Tidak dipenuhinnya kompetensi teknis dapat

mengakibatkan berbagai hal, mulai dari penyimpangan kecil terhadap standar

pelayanan kesehatan, sampai kepada kesalahan fatal sehingga menurunkan mutu

pelayanan kesehatan dan membahayakan jiwa pasien.

2. Akses atau Keterjangkauan

Dimensi keterjangkauan atau akses, artinya layanan kesehatan itu harus

dapat dicapai oleh masyarakat, tidak terhalang oleh keadaan geografis, sosial,

ekonomi, organisasi dan bahasa.

3. Efektivitas layanan kesehatan

Efektivitas layanan kesehatan ini bergantung pada bagaimana standar

layanan kesehatan itu digunakan dengan tepat, konsisten dan sesuai dengan situasi

setempat.

4. Efisiensi layanan kesehatan

Dimensi efisiensi sangat penting dalam layanan kesehatan. Layanan

kesehatan yang efisien dapat melayani lebih banyak pasien atau masyarakat.

Layanan kesehatan yang tidak memenuhi standar layanan kesehatan umumnya

berbiaya mahal, kurang nyaman bagi pasien, memerlukan waktu lama, dan

menimbulkan risiko yang lebih besar kepada pasien.

5. Kesinambungan layanan kesehatan

Dimensi kesinambungan layanan kesehatan artinya pasien harus dapat

dilayani sesuai kebutuhannya, termasuk rujukan jika diperlukan tanpa mengulangi

prosedur diagnosis dan terapi yang tidak perlu.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


28

6. Keamanan

Dimensi keamanan maksudnya layanan kesehatan itu harus aman, baik

bagi pasien, bagi pemberi layanan, maupun bagi masyarakat sekitarnya. Layanan

kesehatan yang bermutu harus aman dari risiko cedera, infeksi, efek samping, atau

bahaya lain yang ditimbulkan oleh layanan kesehatan itu sendiri.

7. Kenyamanan

Dimensi kenyamanan tidak berhubungan langsung dengan efektivitas

layanan kesehatan, tetapi mempengaruhi kepuasan pasien/konsumen sehingga

mendorong pasien untuk datang berobat kembali ke tempat tersebut. Kenyamanan

juga terkait dengan penampilan fisik layanan kesehatan, pemberi layanan,

peralatan medis dan nonmedis.

8. Informasi

Layanan kesehatan yang bermutu harus mampu memberikan informasi

yang jelas tentang apa, siapa, kapan, dimana dan bagaimana layanan kesehatan itu

akan atau telah dilaksanakan.

9. Ketepatan waktu

Agar berhasil pelayanan kesehatan itu harus dilaksanakan dalam waktu

dan cara yang tepat, dan menggunakan peralatan dan obat yang tepat serta dengan

biaya yang efisien.

10. Hubungan antarmanusia

Hubungan antarmanusia merupakan interaksi antara pemberi layanan

kesehatan dengan pasien, antarsesama pemberi layanan kesehatan, hubungan

antara atasan-bawahan, dinas kesehatan, rumah sakit, puskesmas, pemerintah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


29

daerah, LSM, masyarakat, dan lain-lain. Hubungan antar manusia yang baik akan

menimbulkan kepercayaan atau kredibilitas dengan cara saling menghargai,

menjaga rahasia, saling menghormati, responsif, memberi perhatian, dan lain-lain.

Kepuasan Pasien

Pengertian kepuasan pasien. Kepuasan pasien ialah suatu tingkat

perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja pelayanan kesehatan yang

diperolehnya setelah pasien membandingkannya dengan apa yang diharapkannya.

Pasien juga merupakan konsumen akhir dari layanan kesehatan dan layanan

kesehatan bermutu yang diberikan kepada pasien merupakan hasil kerja sama

semua petugas kesehatan terkait yang terdapat dalam organisasi layanan

kesehatan. Pasien akan merasa puas apabila kinerja layanan kesehatan yang

diperolehnya sama dengan harapannya, ketidakpuasan atau perasaan kecewa

pasien akan muncul apabila kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya tidak

sesuai dengan harapannya (Pohan, 2007)

Dimensi kepuasan pasien. Dimensi kepuasan pasien sangat bervariasi

sekali, menurut (Azwar, 1996) dimensi kepuasan pasien dapat dibedakan menjadi

dua jenis, yaitu :

1. Kepuasan yang mengacu hanya pada pnerapan standar dan kode etik

profesi. Ukuran pelayanan kesehatan yang bermutu hanya mengacu pada

penerapan standar serta kode etik profesi yang baik saja, yaitu mengenai :

a. Hubungan dokter dengan pasien (Doctor-patient relation, yaitu

terbinanya hubungan dokter dengan pasien yang baik adalah salah satu

dari kewajiban etik. Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


30

kesehatan yang bermutu hubungan dokter dengan pasien yang baik

harus dapat dipertahankan. Setiap dokter diharapkan dapat memberi

perhatian yang cukup kepada pasien secara pribadi, menampung dan

mendengarkan semua keluhan, serta menjawab dan memberikan

keterangan yang jelas tentang segala hal yang ingin diketahui pasien.

b. Kenyamanan (Amenities), yaitu mengupayakan terselenggaranya

pelayanan yang nyaman. Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan

kesehatan yang bermutu, suasana yang nyaman tersebut harus dapat

dipertahankan. Kenyamanan tersebut menyangkut fasilitas yang

disediakan, sikap dan tindakan para pelaksana ketika

menyelenggarakan pelayanan kesehatan.

c. Kebebasan melakukan pilihan (Choice), yaitu memberikan kebebasan

pada pasien untuk memilih serta menentukan pelayanan kesehatan, dan

apabila kebebasan memilih ini diberikan, maka harus dapat

dilaksanakan oleh setiap penyelenggara pelayanan kesehatan.

d. Pengetahuan dan kompetensi teknis (Scientific knowledge and

technical skill), yaitu menyelenggarakan pelayanan kesehatan harus

didukung oleh pengetahuan dan kompetensi teknis bukan saja

merupakan bagian dari kewajiban etik, tetapi juga merupakan prinsip

pokok penerapan standar pelayanan profesi.

e. Efektifitas pelayanan (Effectiveness), yaitu efektifitas pelayanan juga

merupakan bagian dari kewajiban etik serta prinsip pokok penerapan

standar pelayanan profesi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


31

f. Keamanan tindakan (Safety), yaitu untuk dapat menyelenggarakan

pelayanan kesehatan yang bermutu, aspek keamanan tindakan ini harus

diperhatikan. Pelayanan kesehatan yang membahayakan pasien

bukanlah pelayanan kesehatan yang bermutu.

2. Kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan pelayanan

kesehatan,

Ukuran kepuasan pemakai jasa pelayanan kesehatan dikaitkan

dengan semua persyaratan pelayanan kesehatan. Suatu pelayanan

kesehatan dikatakan bermutu apabila penerapan semua persyaratan

pelayanan kesehatan dapat memuaskan pasien, sehingga mudahlah

dipahami bahwa ukuran pelayanan kesehatan yang bermutu lebih bersifat

luas, karena didalamnya tercakup penilaian terhadap kepuasan psien

mengenai : ketersedian pelayanan kesehatan (available), kewajaran

pelayanan kesehatan (appropriate), kesinambungan pelayanan kesehatan

(continue), penerimaan pelayanan kesehatan (acceptable), ketercapaian

pelayanan kesehatan (accesible), keterjangkauan pelayanan kesehatan

(affordable),efisiensi pelayanan kesehatan (eficient), mutu pelayanan

kesehatan (quality).

Karakteristik kepuasan pasien. Menurut Pohan (2007), ciri-ciri yang

terdapat dalam kepuasan pasien adalah sebagai berikut:

1. Loyal terhadap jasa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


32

Pasien atau konsumen yang puas terhadap layanan kesehatan

tersebut maka cenderung untuk menggunakan pemanfaatan pelayanan

kembali secara terus menerus untuk memenuhi kebutuhannya.

2. Komunikasi

Terdapatnya komunikasi dari mulut ke mulut yang bersifat positif

yakni dari (word of mounth communication) yang berisi tentang

rekomendasi dan mengatakan hal-hal yang baik kepada calon konsumen

baru yang belum pernah menggunakan layanan jasa atau produk tersebut.

3. Instansi menjadi pertimbangan

Instansi atau perusahaan menjadi pertimbangan utama dalam

menggunakan jasa atau pelayanan ketika konsumen atau pasien ingin

menggunakan atau memanfaatkan pelayanan jasa yang lain, maka instansi

atau perusahaan yang telah memberikan kepuasan pasien bagi konsumen atau

pengguna layanan akan tetap menjadi pertimbangan yang utama.

Pengukuran kepuasan pasien . Kepuasan pasien adalah indikator

pertama dari standar suatu pelyanan kesehatan. Kepuasan pelanggan yang rendah

akan berdampak terhadap jumlah kunjungan yang akan mempengaruhi

provitabilitasnya, sedangkan sikap karyawan terhadap pelanggan juga akan

berdampak terhadap kepuasan pasien dimana kebutuhan pelanggan dari waktu ke

waktu akan meningkat (Aritonang, 2005).

Tingkat kepuasan pasien yang akurat sangat dibutuhkan dalam upaya

peningkatan mutu layanan kesehatan. Oleh sebab itu, pengukuran tingkat

kepuasan pasien perlu dilakukan secara berkala, teratur, akurat dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


33

berkesinambungan. Terdapat dua komponen yang akan mempengaruhi tingkat

kepuasan pasien yaitu :

1. Komponen harapan pasien

2. Komponen kinerja layanan kesehatan

Menurut (Pohan ,2007) kepuasan pasien ini mutlak diperlukan melalui

pengukuran, dapat diketahui sejauh mana dimensi-dimensi mutu pelayanan

kesehatan yang telah diselenggarakan dapat memenuhi harapan pasien. Jika belum

sesuai dengan harapan pasien, maka hal tersebut menjadi suatu masukan bagi

organisasi pelayanan kesehatan agar berupaya memenuhinya. Jika kinerja

pelayanan kesehatan yang diperoleh pasien pada suatu fasilitas pelayanan

kesehatan sesuai dengan harapannya, pasien pasti akan selalu datang berobat ke

fasilitas pelayanan kesehatan tersebut. Pasien akan selalu mencari pelayanan

kesehatan di fasilitas yang kinerja pelayanan kesehatannya dapat memenuhi

harapan atau tidak mengecewakan pasien.

Menurut (Kirom, 2012) aspek-aspek yang mempengaruhi kepuasan pasien

diantaranya yaitu sebagai berikut:

a. Kesembuhan

b. Ketersediaan obat puskesmas

c. Keleluasaan pribadi atau privasi sewaktu berada dalam kamar periksa

d. Kebersihan puskesmas

e. Mendapatkan informasi yang menyeluruh, artinya mendapatkan informasi

tentang nama penyakit, bagaimana merawatnya dirumah, dan informasi tanda-

tanda bahaya untuk segera kembali membawanya berobat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


34

f. Mendapatkan jawaban yang mudah dimengerti terhadap pertanyaan pasien

g. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengajukan pertanyaan

h. Penggunaan bahasa daerah sesuai kebutuhan pasien dalam melayani

i. Waktu tunggu, yaitu waktu yang diperlukan sebelum kontak dengan petugas

kesehatan

j. Tersediannya toilet, artinya apakah puskesmas terdapat toilet yang dapat

digunakan pasien dan tersedianya air

k. Tersediannya bangku atau tempat duduk untuk pasien pada ruang tunggu

Kerangka Konsep

Berdasarkan tinjauan teoritis, maka dapat disusun kerangka konsep

penelitian sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Persepsi Mutu Pelayanan


Ketepatan waktu
Informasi Kepuasan Pasien
Hubungan antar manusia
Lingkungan

Gambar 1.Kerangka konsep penelitian

Defenisi Konsep :

1. Persepsi mutu pelayanan adalah penilaian, respon, atau tanggapan dari

penglihatan, pendengaran, pengalaman, seseorang tentang kualitas

pelayanan kesehatan meliputi dimensi ketepatan waktu, informasi,

hubungan antar manusia, dan lingkungan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


35

2. Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul akibat

dari kinerja pelayanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien

membandingkannya dengan apa yang diharapkannya.

Hipotesis Penelitian

Hipotesis dari penelitian ini adalah :

1. Ada pengaruh antara persepsi peserta BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI)

tentang ketepatan waktu terhadap kepuasan pasien di Puskesmas Medan

Labuhan tahun 2018.

2. Ada pengaruh antara persepsi peserta BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI)

tentang informasi terhadap kepuasan pasien diPuskesmas Medan Labuhan

tahun 2018.

3. Ada pengaruh antara persepsi peserta BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI)

tentang hubungan antarmanusia terhadap kepuasan pasien diPuskesmas

Medan Labuhan tahun 2018.

4. Ada pengaruh antara persepsi peserta BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI)

tentang lingkungan terhadap kepuasan pasien diPuskesmas Medan

Labuhan tahun 2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian survei dengan tipeexplanatory

survey (survei penjelasan)atau penelitian penjelasan yang bertujuan untuk

menjelaskan pengaruh persepsi peserta BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI)

tentang mutu pelayanan terhadapkepuasan pasien di wilayah kerja Puskesmas

Medan Labuhan tahun 2018.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian. Lokasi penelitian ini dilakukan di wilayah kerja

Puskesmas Medan Labuhan.

Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai

dengan juli tahun 2018.

Populasi dan Sampel

Populasi . Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta PBI yang

bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Medan Labuhan sebanyak 12.766

peserta terdiri dari 2 Kelurahan yaitu Kelurahan Sei Mati dan Kelurahan

Martubung.

Sampel. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan

rumus slovin dalam Prasetyo (2005) sebagai berikut :

Dimana :

n = Besar sampel

36
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
37

N = Besar populasi

e = Tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan (0,1).

Sehingga diperoleh jumlah sampel sebagai berikut:

responden dibulatkan menjadi 100 responden.

Penarikan sampel diambil secara purposive (pengambilan sampel secara

pertimbangan) yaitu dengan mengambil 100 responden di 2 kelurahan dengan

jumlah sampel di setiap kelurahan sebagai berikut :

Tabel 1
Jumlah Sampel di Setiap Kelurahan
Kelurahan Jumlah Perhitungan Jumlah
Populasi Sampel

Sei Mati 5.889 5.889 : 12.766 x 99 46


Martubung
Total 6.877 6.877 : 12.766 x 99 53
Total 12.766 99

Defenisi Operasional

Variabel bebas (independent). Variabel bebas terdiri dari:

1. Persepsi tentang mutu pelayanan adalah penilaian, respon atau tanggapan dari

penglihatan, pendengaran, pengalaman responden tentang kualitas pelayanan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


38

kesehatan dengan dimensi ketepatan waktu, informasi, hubungan antar manusia,

dan lingkungan.

2. Ketepatan waktu adalah respon atau tanggapan pemberi pelayanan dalam

memberikan pelayanan kesehatan tepat waktu termasuk akses, waktu tunggu, dan

waktu tindakan. Dinilai dari beberapa indikator yaitu, kesesuaian jam berkunjung

petugas kesehatan dengan waktu kerja, pencarian/pengambilan Rekam Medik

cepat dan tepat, pengambilan obat di Apotek Puskesmas tepat waktu, dokter

dalam melakukan pemeriksaan tepat waktu, perawat dalam memberikan

pelayanan tepat waktu . Dibedakan menjadi 3 kategori :

a. Baik, apabilarespon atau tanggapan pemberi pelayanan dalam

memberikan pelayanan kesehatan tepat waktu.

b. Sedang, apabila respon atau tanggapan pemberi pelayanan dalam

memberikan pelayanan kesehatan kurang tepat waktu.

c. Buruk, apabila respon atau tanggapan pemberi pelayanan dalam

memberikan pelayanan kesehatan tidak tepat waktu.

3.Informasi adalah penjelasan dari jawaban apa, mengapa, bagaimana, kapan, dan

siapa. Dinilai dari beberapa indikator yaitu, prosedur pelayanan jelas tidak

berbelit-belit, petunjuk arah dan nama disetiap ruangan, petugas administrasi

memberikan informasi tentang prosedur pelayanan, dokter memberi informasi

yang dimengerti dan lengkap tentang penyakit, petugas Apotek memberi

informasi yang jelas tentang cara minum dan menyimpan obat. Dibedakan

menjadi 3 kategori :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


39

a. Baik, apabila penjelasan dari jawaban apa, mengapa, bagaimana,

kapan, dan siapa sebagian besar terpenuhi.

b. Sedang, apabilapenjelasan dari jawaban apa, mengapa, bagaimana,

kapan dan siapa sebagian saja terpenuhi.

c. Buruk, apabilapenjelasan dari jawaban apa, mengapa, bagimana, kapan

dan siapa tidak terpenuhi.

4.Hubungan antar manusia adalah interaksi pemberi pelayanan kesehatan dengan

pasien, hubungan antar manusia yang baik akan menimbulkan kepercayaan

dengan cara saling menghargai, saling menghormati responsif dan memberi

perhatian. Dinilai dari beberapa indikator yaitu dokter mendengar keluhan dengan

penuh perhatian dan memberikan kesempatan bertanya, petugas administrasi

melayani dengan sopan dan ramah, perawat memberikan pelayanan dengan ramah

dan penuh perhatian, petugas apotek melayani dengan sopan dan ramah, petugas

kesehatan memberikan motivasi dalam proses kesembuhan saya. Dibedakan

menjadi 3 kategori :

a. Baik, apabila interaksi pemberi pelayanan kesehatan dengan pasien

menimbulkan kepercayaan dan penilaian yang baik.

b. Sedang, apabila interaksi pemberi pelayanan kesehatan dengan pasien

kurang menimbulkan kepercayaan dan penilaian yang kurang baik.

c. Buruk, apabila interaksi pemberi pelayanan kesehatan dengan pasien

tidak menimbulkan kepercayaan dan penilaian yang tidak baik.

5.Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar Puskesmas dalam hal ini

termasuk gedung, taman, kebersihan, kenyamanan, keamanan. Dinilai dari

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


40

beberapa indikator yaitu, kebersihan gedung Puskesmas, kebersihan dan

kerapihan petugas kesehatan, pertamanan Puskesmas indah dan dipelihara dengan

baik, perparkiran kendaraan teratur dan aman, kamar mandi Puskesmas bersih dan

aman. Dibedakan menjadi 3 kategori :

a. Baik, apabila kebersihan, keamanan, dan kenyamanan Puskesmas

menimbulkan penilaian yang baik.

b. Sedang, apabila kebersihan, keamanan, dan kenyamanan Puskesmas

menimbulkan penilaian yang kurang baik.

c. Buruk, apabila kebersihan, keamanan, dan kenyamanan Puskesmas

menimbulkan penilaian yang tidak baik.

Variabel terikat (dependent). Variabel Terikat

(Dependent)yaituKepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang

timbul akibat dari kinerja pelayanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien

membandingkannya dengan apa yang diharapkannya baik dari dimensi mutu

pelayanan ketepatan waktu, informasi, hubungan antar manusia, dan lingkungan.

Dibedakan menjadi tiga kategori :

a. Puas, apabila pelayanan kesehatan yang diperolehnya sudah sesuai dengan

harapannya.

b. Kurang puas, apabila pelayanan kesehatan yang diperolehnya kurang

sesuai dengan harapannya.

c. Tidak puas, apabila pelayanan kesehatan yang diperolehnya tidak sesuai

dengan harapannya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


41

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dengan

menggunakan metode wawancara dengan berpedoman pada instrumen peneliti

yang telah dipersiapkan sebelumnya yaitu kuesioner.

Metode Pengukuran

Aspek pengukuran variabel bebas (independent)

Tabel 2
Aspek Pengukuran Variabel Bebas (independent)
Variabel Bobot Nilai 1 Bobot Nilai 1
(Persepsi mutu pelayanan) Variabel = 1 Variabel = 5
Indikator Indikator
Ketepatan Waktu
Baik 3 15
Sedang 2 10
Buruk 1 5
Informasi
Baik 3 15
Sedang 2 10
Buruk 1 5
Hubungan Antar Manusia
Baik 3 15
Sedang 2 10
Buruk 1 5
Lingkungan
Baik 3 15
Sedang 2 10
Buruk 1 5

Aspek pengukuran variabel terikat (dependent)

Tabel 3
Aspek Pengukuran Variabel Terikat(dependent)
Variabel Bobot Nilai 1 Bobot Nilai 1
(Kepuasan Pasien) Variabel = 1 Variabel = Seluruh
Indikator Indikator
Kepuasan Pasien
Puas 3 60
Kurang Puas 2 40
Tidak Puas 1 20

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


42

Metode Analisis Data

Penelitian yang akan dilakukan bersifat kuantitatif dengan menggunakan

analisa statistik dengann uji regresi berganda.Analisa data dilakukan secara

bertahap yaitu, melakukan analisis univariat untuk menjelaskan variabel

independen yaitu persepsi tentang ketepatan waktu, informasi, hubungan antar

manusia, dan lingkungan yang dibuat dalam tabel distribusi frekuensi. Kemudian

melakukan analisis bivariat untuk mengetahui pengaruh persepsi (variabel

independen) terhadap (variabel dependen) dengan menggunakan uji Chi Square

(x2). Selanjutnya melakukan analisis multivariat digunakan untuk melihat

pengaruh variabel dependen terhadap satu atau lebih variabel independen dengan

melakukan uji regresi linear berganda.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Hasil Penelitian

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Letak geografis puskesmas Medan Labuhan. Puskesmas Medan

Labuhan merupakan Puskesmas yang berada di wilayah kerja Dinas Kesehatan

Kota Medan yang dilengkapi dengan fasilitas dan merupakan Puskesmas non

perawatan atau disebut sebagai Puskesmas rawat jalan. Puskesmas Medan

Labuhan berdiri sejak tahun 1975 yang diresmikan oleh Dinas Kesehatan Kota

Medan, yang terletak di jalan Hamparan Perak Lingkungan VII Kel. Martubung,

Kecamatan Medan Labuhan, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara.

Dengan letak geografis :

Sebelah utara : Jalan Hamparan Perak

Sebelah Timur : Jalan Kejaksaan

Sebelah Selatan : Kejari Labuhan Deli

Sebelah Barat : Tanah Alm. Muhammad Mardi

Puskesmas Medan Labuhan mempunyai wilayah kerja seluas 1.024 Ha,

meliputi 2 Kelurahan yaitu Kelurahan Sei Mati dan Kelurahan Martubung dan

jumlah lingkungan sebanyak 25 lingkungan. Pada wilayah kerja Puskesmas

Medan Labuhan terdapat Puskesmas Pembantu yaitu Puskesmas Pembantu Sei

Mati.

Demografis puskesmas Medan Labuhan. Kecamatan Medan Labuhan

terdiri dari 2 kelurahan dengan jumlah penduduk 32.468 jiwa dan jumlah kepala

keluarga sebanyak 6.240 kepala Keluarga dan jumlah jenis kelamin laki-laki

sebanyak 16.447 jiwa dan perempuan sebanyak 16.021 jiwa.

43
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
44

Tabel 4
Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah
Sei Mati 7.495 7.754 15.249
Martubung 8.952 8.267 17.219
Total 16.447 16.021 32.468
Sumber : Profil Puskesmas Medan Labuhan Tahun 2016

Sumber daya puskesmas Medan Labuhan. Perencanaan sumber daya

kesehatan meliputi sumber daya tenaga, sarana dan biaya sangat besar

pengaruhnya terhadap kemajuan pembangunan kesehatan. Sarana kesehatan yang

terdapat di wilayah kerja Puskesmas Medan Labuhan terdiri dari 1 (satu)

Puskesmas Pembantu yaitu Puskesmas Pembantu Sei Mati. Adapun tenaga

kesehatan yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Medan Labuhan terdiri dari

dokter, bidan, perawat, dan tenaga lainnya. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5
Jenis Tenaga Kesehatan Puskesmas Medan Labuhan
Tenaga Kesehatan Jumlah Tenaga
Dokter Umum 3
Dokter Gigi 2
Perawat 11
Bidan 4
Apoteker 2
Tenaga Gizi 1
Tenaga Kesmas 1
Jumlah 23
Sumber : Profil Puskesmas Medan Labuhan Tahun 2016

DeskripsiKarakteristik Responden Wilayah Kerja Puskesmas Medan

Labuhan

Untuk melihat frekuensi karakteristik responden dari variabel independen

dan dependen dalam penelitian yang meliputi : ketepatan waktu, informasi,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


45

hubungan antar manusia, dan lingkungan terhadap kepuasan pasien maka

dilakukan analisis univariat.

Responden dalam penelitian ini adalah peserta BPJS Penerima Bantuan

Iuran yang berada di dua kelurahan yaitu kelurahan Sei Mati dan Martubung yang

terdiri dari 100 responden. Berdasarkan pengumpulan data di lapangan, diperoleh

gambaran karakteristik responden secara umum menurut kelompok umur, jenis

kelamin, pendidikan dan pekerjaan.

Hasil penelitian di Puskesmas Medan Labuhan Berdasarkan jenis kelamin

sebanyak 36 responden (36,0%) berjenis kelamin laki-laki sedangkan 64

responden (64,0%) berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan umur, menunjukkan

bahwa umur responden yang terbanyak terdapat pada kelompok umur dewasa

madya (40-60 Tahun) sebanyak 47 responden (47,0%). Berdasarkan tingkat

pendidikan, responden terbanyak tamat SMP/Sederajat yaitu 50 responden

(50,0%). Berdasakan pekerjaan, responden terbanyak terdapat 61 responden

(61,0%) sebagai ibu rumah tangga. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 6.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


46

Tabel 6
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Umur, Pendidikan dan
Pekerjaan Wilayah Kerja Puskesmas Medan Labuhan
Variabel Frekuensi Persentase (%)
Jenis Kelamin
Laki-laki 36 36,0
Perempuan 64 64,0
Jumlah 100 100,0
Umur (Tahun)
Umur dewasa awal (<40 Tahun) 37 37,0
Umur dewasa madya (40-60 Tahun) 47 47,0
Umur dewasa lanjutan (>60 Tahun) 16 100,0
Jumlah 100 100,0
Pendidikan
Tidak sekolah/Tidak tamat SD 9 9,0
Tamat SD/Sederajat 27 27,0
Tamat SLTP/Sederajat 50 50,0
Tamat SLTA/Sederajat 14 14,0
Jumlah 100 100,0
Pekerjaan
Wiraswasta 11 11,0
Nelayan 19 19,0
Buruh 9 9,0
Ibu rumah tangga 61 61,0
Jumlah 100 100,0

Deskripsi Responden Berdasarkan Persepsi Peserta BPJS (PBI) tentang

Mutu Pelayanan

Mutu pelayanan dalam penelitian ini meliputi ketepatan waktu, informasi,

hubungan antar manusia dan lingkungan.

Persepsi responden tentang ketepatan waktu pelayanan diukur berdasarkan

jawaban pada 5 pertanyaan yang sudah diberikan terkait tentang ketepatan waktu

pelayanan dengan 3 kategori yaitu baik, sedang, buruk.

Berdasarkan persepsi responden tentang ketepatan waktu yang terdiri dari

3 kategori yaitu baik, sedang, buruk didapatkan bahwa sebanyak 20 responden

(20%) yang berpersepsi baik, kemudian diikuti dengan persepsi dalam kategori

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


47

sedang sebanyak 29 responden (29%) dan terbanyak pada persepsi kategori buruk

yaitu 51 responden (51%).

Persepsi responden tentang informasi diukur berdasarkan jawaban pada 5

pertanyaan yang sudah diberikan terkait tentang informasi dengan 3 kategori yaitu

baik, sedang, buruk.

Berdasarkan persepsi responden tentang informasi yang terdiri dari 3

kategori yaitu baik, sedang, buruk didapatkan bahwa sebanyak 34 responden

(34%) yang berpersepsi baik dan sebanyak 29 responden (29%) dengan persepsi

dalam kategori sedang, kemudian yang berpersepsi buruk yaitu sebanyak 37

responden (37%).

Persepsi responden tentang hubungan antar manusia diukur berdasarkan

jawaban pada 5 pertanyaan yang sudah diberikan terkait tentang hubungan antar

manusia dengan 3 kategori yaitu baik, sedang, buruk.

Berdasarkan persepsi responden tentang hubungan antar manusia yang

terdiri dari 3 kategori yaitu baik, sedang, buruk didapatkan bahwa sebanyak 23

responden (23%) yang berpersepsi baik dan sebanyak 57 responden (57%) dengan

persepsi dalam kategori sedang, kemudian yang berpersepsi buruk yaitu sebanyak

20 responden (20%).

Persepsi responden tentang lingkungan diukur berdasarkan jawaban pada 5

pertanyaan yang sudah diberikan terkait tentang lingkungan Puskesmas dengan 3

kategori yaitu baik, sedang, buruk.

Berdasarkan persepsi responden tentang lingkungan yang terdiri dari 3

kategori yaitu baik, sedang, buruk didapatkan bahwa sebanyak 72 responden

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


48

(72%) yang berpersepsi baik dan sebanyak 7 responden (7%) dengan persepsi

dalam kategori sedang, kemudian yang berpersepsi buruk yaitu sebanyak 21

responden (21%).

Berikut deskripsi distribusi responden berdasarkan persepsi peserta BPJS

(PBI) tentang mutu pelayanan yang dapat dilihat pada tabel 7

Tabel 7
Distribusi Responden Berdasarkan Persepsi Peserta BPJS (PBI) tentang Mutu
Pelayanan
Variabel Frekuensi Persentase (%)
Ketepatan Waktu
Baik 20 20,0
Sedang 29 29,0
Buruk 51 51,0
Jumlah 100 100,0
Informasi
Baik 34 34,0
Sedang 29 29,0
Buruk 37 37,0
jumlah 100 100,0
Hubungan Antar Manusia
Baik 23 23,0
Sedang 57 57,0
Buruk 20 20,0
Jumlah 100 100,0
Lingkungan
Baik 72 72,0
Sedang 7 7,0
Buruk 21 21,0
Jumlah 100 100,0

Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Kepuasan

Kepuasan pasien diukur berdasarkan jawaban pada 20 pertanyaan yang

sudah diberikan terkait tentang mutu pelayanan dengan 3 kategori yaitu puas,

kurang puas, tidak puas. Deskripsi kepuasan pasien peserta BPJS (PBI) di wilayah

kerja Puskesmas Medan Labuhan dapat dilihat pada tabel 8 berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


49

Tabel 8
Distribusi Tingkat Kepuasan Pasien Peserta BPJS (PBI) di Puskesmas Medan
Labuhan
Kepuasan pasien Frekuensi Persentase (%)
Puas 44 44,0
Kurang Puas 56 56,0
Tidak Puas 0 0
Jumlah 100 100,0

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa distribusi responden

berdasarkan tingkat kepuasan yang terdiri dari 3 kategori yaitu puas, kurang puas,

dan tidak puas didapatkan bahwa sebanyak 44 responden (44%) mengatakan puas

dan yang merasa kurang puas sebanyak 56 responden (56%). Dalam penelitian ini

tidak ada responden yang merasa tidak puas atas pelayanan yang diterimanya.

Pengaruh Persepsi Peserta BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI) tentang

Mutu Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel bebas meliputi

(ketepatan waktu, informasi, hubungan antar manusia, dan lingkungan) dengan

variabel terikat yaitu (kepuasan pasien) maka digunakan uji chi square dengan

tingkat kemaknaan hubungan antar variabel dilihat pada tingkat keyakinan 95%

(α=0,05).

Tabulasi silang antara persepsi tentang ketepatan waktu dengan

kepuasan pasien. Berdasarkan hasiltabulasi silang diketahui bahwa 20

responden yang menyatakan persepsi tentang ketepatan waktu dalam kategori

baik, 10 responden (50%) diantaranya menyatakan puas, 10 responden (50%)

menyatakan kurang puas dan tidak ada yang menyatakan tidak puas dan 29

responden menyatakan persepsi tentang ketepatan waktu dalam kategori sedang, 7

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


50

responden (24,1%) diantaranya puas, 22 responden (75,9%) menyatakan kurang

puas dan tidak ada yang menyatakan tidak puas dan 51 responden yang

menyatakan persepsi tentang ketepatan waktu dalam kategori buruk, 27

responden (52,9%) diantaranya puas, 24 responden (47,1%) menyatakan kurang

puas dan tidak ada yang menyatakan tidak puas.

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai

p=0,040 (p<0,05) yang berati ada pengaruh antara ketepatan waktu dengan

kepuasan pasien di wilayah kerja Puskesmas Medan Labuhan. Secara rinci dapat

dilihat pada tabel 9 sebagai berikut:

Tabel 9
Tabulasi Silang Persepsi tentang Ketepatan Waktu dengan Kepuasan Pasien
Ketepatan Tingkat Kepuasan Total %
Waktu Puas Kurang Puas Tidak Puas
f % f % f %
Baik 10 50,0 10 50,0 - - 20 100
Sedang 7 24,1 22 75,9 - - 29 100
Buruk 27 52,9 24 47,1 - - 51 100
Total 44 44,0 56 56,0 - - 100 100,0

Tabulasi silang antarapersepsi tentang informasi dengan kepuasan

pasien. Berdasarkan hasil tabulasi silang diketahui dari 34 responden yang

menyatakan persepsi tentang informasi baik, 22 diantaranya (64,7%) menyatakan

puas, 12 responden (35,3%) menyatakan kurang puas dan tidak ada yang

menyatakan tidak puas. Dari 29 responden yang menyatakan persepsi tentang

informasi sedang, 10 diantaranya (34,5%) merasa puas, 19 responden (65,5%)

menyatakan kurang puas dan tidak ada yang menyatakan tidak puas. Dari 37

responden yang menyatakan persepsi tentang informasi buruk, 12 diantaranya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


51

(32,4%) menyatakan puas, 25 responden (67,6%) menyatakan kurang puas dan

tidak ada yang menyatakan tidak puas.

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai

p=0,013 (p<0,05) yang berati ada pengaruh antara informasi dengan kepuasan

pasien di wilayah kerja Puskesmas Medan Labuhan. Secara rinci dapat dilihat

pada tabel 10 sebagai berikut:

Tabel 10
Tabulasi Silang Persepsi tentang Informasi dengan Kepuasan Pasien
Informasi Tingkat Kepuasan Total %
Puas Kurang Puas Tidak Puas
f % f % f %
Baik 22 64,7 12 35,3 - - 34 100
Sedang 10 34,5 19 65,5 - - 29 100
Buruk 12 32,4 25 67,6 - - 37 100
Total 44 44,0 56 56,0 - - 100 100,0

Tabulasi silang antarapersepsi tentang hubungan antar manusia

dengan kepuasan pasien. Berdasarkan hasil tabulasi silang diketahui bahwa

sebanyak 23 responden menyatakan persepsi tentang hubungan antar manusia

baik, 14 responden (60,9%) diantaranya menyatakan puas, 9 responden (39,1%)

menyatakan kurang puas, dan tidak ada yang menyatakan tidak puas. Dari 57

responden menyatakan persepsi tentang hubungan antar manusia sedang, 26

responden (45,6%) menyatakan puas, 31 responden (54,4%) menyatakan kurang

puas dan tidak ada yang menyatakan tidak puas. Dari 20 responden menyatakan

persepsi tentang hubungan antar manusia buruk, 4 diantaranya (20,0%)

menyatakan puas, 14 responden (80,0%) menyatakan kurang puas dan tidak ada

yang menyatakan tidak puas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


52

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai

p=0,023 (p<0,05) yang berati ada pengaruh antara hubungan antar manusia

dengan kepuasan pasien di wilayah kerja Puskesmas Medan Labuhan.

Secara rinci dapat dilihat pada tabel 11 sebagai berikut:

Tabel 11
Tabulasi Silang Persepsi tentang Hubungan Antar Manusia dengan Kepuasan
Pasien
Hubunganantar Tingkat Kepuasan Total %
manusia Puas Kurang Puas TidakPuas

f % f % f %
Baik 14 60,9 9 39,1 - - 23 100
Sedang 26 45,6 31 54,4 - - 57 100
Buruk 4 20,0 16 80,0 - - 20 100
Total 44 44,0 56 56,0 - - 100 100,0

Tabulasi silang antara persepsi tentang lingkungan puskesmas

dengan kepuasan pasien. Berdasarkan hasil tabulasi silang diketahui bahwa

sebanyak 72 responden yang menyatakan persepsi tentang lingkungan dalam

kategori baik, 37 diantaranya (51,4%) menyatakan puas, 35 responden (48,6%)

menyatakan kurang puas dan tidak ada yang menyatakan tidak puas. Dari 7

responden yang menyatakan persepsi tentang lingkungan dalam kategori sedang,

tidak ada yang menyatakan puas dan 7 responden (100%) menyatakan kurang

puas dan tidak ada yang menyatakan tidak puas. Dari 21 responden yang

menyatakan persepsi tentang lingkungan dalam kategori buruk, 7 diantaranya

(33,3%) menyatakan puas, 14 responden (66,7%) menyatakan kurang puas dan

tidak ada yang menyatakan tidak puas.

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai

p=0,013 (p<0,05) yang berati ada pengaruh antara lingkungan dengan kepuasan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


53

pasien di wilayah kerja Puskesmas Medan Labuhan. Secara rinci dapat dilihat

pada tabel 12 sebagai berikut:

Tabel 12
Tabulasi Silang Persepsi tentang Lingkungan Puskesmas dengan Kepuasan
Pasien
Lingkungan Tingkat Kepuasan Total %
Puas Kurang Puas Tidak Puas

f % f % f %
Baik 37 51,4 35 48,6 - - 72 100
Sedang 0 0,0 7 100,0 - - 7 100
Buruk 7 33,3 14 66,7 - - 21 100
Total 44 44,0 56 56,0 - - 100 100,0

Pengaruh Persepsi tentang Mutu Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien


Untukmengetahui pengaruh persepsi tentang mutu pelayanan terhadap

kepuasan pasien dilakukan analisis multivariat dengan tujuan menemukan model

regresi yang paling sesuai untuk menggambarkan pengaruh antara variabel

independen dengan variabel dependen. Analisa multivariat dalam penelitian ini

menggunakan uji regresi linear berganda dengan maksud untuk mengetahui

variabel independen yang saling berpengaruh dengan variabel dependen.

1. Hasil Uji Koefesien Determinan (R2), R= 0,406 berarti hubungan antara

ketepatan waktu, informasi, hubungan antar manusia dan lingkungan

terhadap kepuasan pasien sebesar 40,6 % artinya hubungannya cukup erat.

Nilai Adjust R Square sebesar 0,130 berarti 13,0 % kepuasan pasien dapat

dijelaskan oleh ketepatan waktu, informasi, hubungan antar manusia dan

lingkungan, dan nilai Standard Error of Estimate untuk mengukur variasi

dari nilai yang diprediksi. Standard Error of Estimate sebesar 0,465.

Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


54

2. Hasil uji Anova dapat disimpulkan bahwa variabel ketepatan waktu,

informasi, hubungan antar manusia dan lingkungan berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kepuasan pasien. Hal tersebut dapat dilihat dari

nilai adalah 4,686 dengan tingkat signifikansi 0,002 < 0,05 dan

nilai > yang diperoleh dengan melihat dengan

menggunakan tingkat keyakinan 95% (α = 0,05) yaitu sebesar 2,31.

Dengan demikian diperoleh > maka ditolak dan

diterima.

3. Uji Signifikan Parsial (Uji t), untuk menguji apakah hipotesis yang
diajukan diterima atau ditolak digunakan statistik t (uji t). Jika

< maka diterima atau ditolak, sedangkan jika

> maka ditolak atau diterima. Jika tingkat

signifikansi di bawah 0,05 maka ditolak atau diterima.

Hasil uji tKetepatan waktu memiliki nilai sebesar 0,945 sedangkan

nilai sebesar 1,985. Maka < dengan tingkat signifikansi

sebesar 0,347 > 0,05. Artinya Ketepatan waktu tidak memiliki pengaruh terhadap

kepuasan pasien namun dari hasil korelasi menunjukkan bahwa variabel ketepatan

waktu memiliki pengaruh dengan kepuasan pasien.

Hasil uji t informasi memiliki nilai sebesar 2,780 sedangkan nilai

sebesar 1,985. Maka > dengan tingkat signifikansi sebesar

0,007 < 0,05. Artinya Informasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


55

kepuasan pasien. Sehingga, jika variabel informasi ditingkatkan maka kepuasan

pasien akan meningkat sebesar 0,162 kali.

Hasil uji t hubungan antar manusia memiliki nilai sebesar 2,613

sedangkan nilai sebesar 1,985. Maka > dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,010 < 0,05. Artinya Hubungan antar manusia memiliki

pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pasien. Sehingga, jika variabel

Hubungan antar manusia ditingkatkan maka kepuasan pasien akan meningkat

sebesar 0,187 kali.

Hasil uji t lingkungan memiliki nilai sebesar 1,692 sedangkan nilai

sebesar 1,985. Maka < dengan tingkat signifikansi sebesar

0,094 > 0,05. Artinya lingkungan tidak memiliki pengaruh positif dan signifikan

terhadap kepuasan pasien namun dari hasil korelasi menunjukkan bahwa variabel

lingkungan memiliki pengaruh dengan kepuasan pasien.

Deskripsi hasil analisis regresi linear berganda pengaruh persepsi tentang

mutu pelayanan terhadap kepuasan pasien dapat dilihat pada tabel 13 berikut.

Tabel 13
Hasil Uji Multivariat Pengaruh Persepsi tentang Mutu Pelayanan Terhadap
Kepuasan Pasien
Variabel R F hitung T hitung Sig B
0,406 4,686
Ketepatan waktu 0,945 0,347 0,067
Informasi 2.780 0,007 0,162
Hubungan antar manusia 2,613 0,010 0,187
Lingkungan 1,692 0,094 0,109

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pembahasan

Pengaruh Persepsi Peserta BPJS Penerima Bantuan Iuaran (PBI) tentang

Ketepatan Waktu Terhadap Kepuasan Pasien

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi responden

tentang ketepatan waktu pelayanan yang paling banyak adalah dalam kategori

buruk namun responden merasa puas. Hasil analisis statistik dengan uji regresi

linear berganda dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh

variabel ketepatan waktu terhadap kepuasan pasien BPJS Penerima Bantuan

Iuran.

Hasil penelitian diatas tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Andi (2015) yang membuktikan bahwa kepuasan pasien di instalasi rawat jalan

Rumah Sakit Nene Malomo dipengaruhi oleh mutu pelayanan variabel ketepatan

waktu. Hal ini juga menyatakan bahwa pelayanan yang diberikan dapat

diandalkan apabila sesuai dengan keinginan konsumen berkaitan dengan

kecepatan waktu pelayanan serta keakuratan dalam memberikan pelayanan yang

akhirnya akan berdampak pada tercapainya kepuasan pasien.

Dimensi ketepatan waktu, menjelaskan bahwa agar berhasil layanan

kesehatan itu harus dilaksanakan dalam waktu dan cara yang tepat. Ketepatan

waktu dalam pelayanan merupakan kemampuan Puskesmas memberikan

pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan, yaitu meliputi kecepatan dan ketepatan

petugas dalam memberikan pelayanan meliputi, ketepatan dalam prosedur

penerimaan pasien, pendaftaran, waktu menunggu, waktu mendiagnosa penyakit

serta kesembuhan penyakit.

56
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
57

Berdasarkan penelitian bahwa banyak responden yang berpersepsi buruk

dengan ketepatan waktu pelayanan karena mereka masih menunggu terlalu lama

untuk mendapatkan pelayanan sampai selesai mendapatkan pelayanan namun

responden merasa puas dan tidak mempermasalahkan waktu tunggu yang lama,

hal tersebutkarena masih ada rasa tidak enak dalam diri pasiendikarenakan

pengobatan yang mereka terima tidak dikenakan biaya dan mereka beranggapan

dilayani saja sudah merasa cukup.

Berdasarkan jawaban dari responden tentang persepsi mereka terhadap

ketepatan waktu pelayanan, banyak pasien yang mengeluhkan pada bagian

administrasi, pasienmenyatakan bahwa pada saat mendaftar di loket

membutuhkan waktu yang lama dikarenakan pencarian berkas rekam medik

masih dengan cara manual. Pasien juga menyatakan petugas kesehatan yang

sering datang terlambat dan tidak ada pada saat dibutuhkan menyebabkan pasien

harus menunggu lamaselain itu pada saat melakukan tebus resep di apotek juga

membutuhkan waktu yang cukup lama dikarenakan petugas apotek yang hanya

berjumlah satu orang.

Pengaruh Persepsi Peserta BPJS Penerima Bantuan Iuaran (PBI) tentang

Informasi Terhadap Kepuasan Pasien

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi responden

tentang informasi yang paling banyak adalah dalam kategori buruk dan responden

merasa kurang puas. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji regresi linear

berganda dalam penelitian ini menunjukkan informasi memiliki pengaruh yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


58

signifikan terhadap kepuasan pasien. Sehingga, jika variabel informasi

ditingkatkan maka kepuasan pasien akan meningkat.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Wibawani (2013) yang membuktikan bahwa kepuasan pasien rawat inap di

Rumah Sakit Woodward kota Palu dipengaruhi oleh mutu pelayanan dengan

variabel informasi.

Layanan kesehatan yang bermutu harus mampu memberikan informasi

yang jelas tentang apa, siapa, kapan, dimana dan bagaimana layanan kesehatan itu

akan dan/atau telah dilaksanakan.

Berdasarkan jawaban dari pertanyaan tentang informasi responden

menyatakan hal ini dikarenakan informasi yang mereka dapatkan tidak semuanya

terpenuhi, begitu juga dengan petunjuk arah/ruangan dalam Puskesmas yang

kurang jelas sehingga pasien harus bertanya kembali kepada petugas .Selain itu

informasi tentang prosedur pelayanan dan berkas yang akan dibawa pada saat

berobat juga banyak yang belum dimengerti oleh pasien, sehingga tidak sedikit

pasien yang harus kembali kerumah untuk melengkapi berkasnya agar bisa

dilayani di Puskesmas tersebut. Kemudian pasien juga merasa kurang puas pada

saat petugas apotek melayani pasien dikarenakan petugas apotek sangat jarang

sekali menjelaskan tentang aturan dan efek samping obat yang mereka terima.

Pengaruh Persepsi Peserta BPJS Penerima Bantuan Iuaran (PBI) tentang

Hubungan antar manusia Terhadap Kepuasan Pasien

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi responden

tentang hubungan antar manusia yang paling banyak adalah dalam kategori

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


59

sedang dan responden merasa kurang puas. Hasil analisis statistik dengan

menggunakan uji regresi linear berganda dalam penelitian ini menunjukkan

bahwa hubungan antar manusia memiliki pengaruh yg signifikan terhadap

kepuasan pasien. Sehingga, jika variabel hubungan antar manusia ditingkatkan

maka kepuasan pasien akan meningkat.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Tazkiyatun (2017) yang menyatakan bahwa kepuasan pasien di Rumah Sakit X

Kabupaten Gresik dipengaruhi oleh mutu pelayanan yaitu variabel hubungan antar

manusia. Sejalan dengan penelitian Citra (2012) bahwa faktor perhatian personal

mampu memberikan sumbangan efektif atau kontribusi yang paling besar

pengaruhnya terhadap peningkatan loyalitas pasien.

Perilaku peduli sebagai bentuk dasar dari perilaku pelayanan kesehatan

yang membantu pasien untuk pulih dari sakitnya, hubungan tenaga kesehatan-

pasien menjadi inti dalam pemberian pelayanan, karena keberhasilan

penyembuhan dan meningkatkan kesehatan pasien sangat dipengaruhi oleh

hubungan tenaga kesehatan-pasien.

Berdasarkan pernyataan dari pasien banyak pasien yang mengeluhkan

keramahan dari petugas kesehatan karena petugas administrasi dan juga sebagian

perawat tidak sopan saat berkomunikasi dengan pasien. Pasien juga menyatakan

sering terjadi perdebatan antar dokter dengan pasien dikarenakan dokter kurang

tanggap terhadap keluhan pasien dan dokter sangat jarang sekali memberikan

kesempatan bertanya kepada pasien pada saat melakukan pemeriksaan. Selain itu

pasien menyatakan petugas kesehatan juga tidak pernah memberikan motivasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


60

kepada pasien tentang kesembuhan penyakit yang di deritanya. Perilaku peduli

tenaga kesehatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pelayanan

kesehatan karena dalam kepedulian mencakup hubungan antarmanusia yang dapat

mempengaruhi mutu pelayanan.

Pengaruh Persepsi Peserta BPJS Penerima Bantuan Iuaran (PBI) tentang

Lingkungan Terhadap Kepuasan Pasien

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi responden

tentang lingkungan Puskesmas yang paling banyakyaitu dalam kategori baik dan

responden merasa puas.Hasil analisis statistik dengan uji regresi linear berganda

dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh variabel lingkungan

terhadap kepuasan pasien BPJS Penerima Bantuan Iuran.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Veni (2017) yang menyatakan bahwa adanya pengaruh kondisi lingkungan

dengan kepuasan pasien BPJS Mandiri di Puskesmas Simalingkar kota Medan.

Tidak sejalan dengan penelitian Widi (2012) yang menyatakan ada pengaruh

positif sebesar 46,9 % terhadap kepuasan pasien di Puskesmas S.Parman

Banjarmasin. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Elvi (2006) yang

menyatakan bahwa tidak ada pengaruh lingkungan fisik terhadap kepuasan pasien

peserta askeskin rawat inap di RSU dr.Pringadi Medan.

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan tidak adanya pengaruh

lingkungan dengan kepuasan pasien disebabkan kondisi lingkungan tidak terlalu

dipermasalahkan oleh pasien karena petugas kebersihan secara berkesinambungan

sudah membersihkan Puskesmas dalam sehari. Kalaupun ada keluhan dari pasien

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


61

hanya saja saat terjadi hujan deras maka Puskesmas akan terkena banjir

menyebabkan lantai licin dan sangat kotor hal tersebut sangat mengganggu pasien

sehingga menyebabkan kesulitan pada pasien saat ingin berobat ke Puskesmas.

Selain itu pasien juga menyatakan kondisi kamar mandi sering tergenang air

sehingga pasien merasa kurang aman dan nyaman saat ingin ke kamar mandi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh

persepsi peserta BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI) tentang mutu pelayanan

terhadap kepuasan pasien di Puskesmas Medan Labuhan dapat diperoeh

kesimpulan sebagai berikut:

1. Tidak ada pengaruh antara ketepatan waktu dengan kepuasan pasien BPJS

Penerima Bantuan iuran (PBI) di Puskesmas Medan Labuhan Tahun

2018.

2. Ada pengaruh antara informasi dengan kepuasan pasien BPJS Penerima

Bantuan iuran (PBI) di Puskesmas Medan Labuhan Tahun 2018.

3. Ada pengaruh antara hubungan antar manusia dengan kepuasan pasien

BPJS Penerima Bantuan iuran (PBI) di Puskesmas Medan Labuhan Tahun

2018.

4. Tidak ada pengaruh antara lingkungan dengan kepuasan pasien BPJS

Penerima Bantuan iuran (PBI) di Puskesmas Medan Labuhan Tahun

2018.

62
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
63

Saran

1. Diharapkan pada pihak Puskesmas Medan Labuhan, agar memperbaiki

mutu pelayanan yang terkait dengan ketepatan waktu, informasi, hubungan

antar manusia dan lingkungan dalam melakukan dan memberikan

pelayanan sesuai prosedur pelayanan yang telah diterapkan.

2. Bagi petugas kesehatan hendaknya meningkatkan keramahan dan

memberikan informasi yang jelas tentang prosedur pelayanan serta lebih

tanggap dalam menangani pasien

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk kesempurnaan, yaitu dengan

menggunakan modifikasi kuesioner yang lebih spesifik terhadap mutu

pelayanan di Puskesmas yang berbeda.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA

Andi, K.M.,Syahrir A., & Nurjannah,H.(2015). Pengaruh Persepsi Pasien Tentang


Kualitas Layanan Terhadap Pemanfaatan Ulang di Instalasi Rawat Jalan
Rumah Sakit Nene Malomo Kabupaten Sidrap. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, Vol 12 (2),99-111. https://anzdoc.com.html
Aritonang, L.(2005). Kepuasan Pelanggan Pengukuran dan Penganalisissan
dengan SPSS (Eds1.). Jakarta: Pustaka Umum.
Azrul, A.(2007). Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan (Eds 1.). Jakarta : Pustaka
Sinar Harapan.
Citra. (2012). Pengaruh Mutu Pelayanan Terhadap KepuasanPasien Rawat Inap
RSU Bunda Thamrin. Jurnal Kesehatan Masyarakat,Vol 1(2), 50-61.
https://jurnal.usu.ac.id
Dinas Kesehatan Kota Medan.(2016). Profil Kesehatan Kota Medan, Medan:
Anonim
Elvi,R.(2006).Pengaruh Persepsi Tentang Pelayanan Kesehatan Terhadap
Kepuasan Pasien Peserta Askeskin Rawat Inap di RSU Pringadi
(Skripsi). Universitas Sumatera Utara, Medan.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.(2013). Buku Pegangan Sosialisasi
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial
Nasional. Jakarta: Anonim.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.(2013). Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 71 Tahun 2013 Tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan
Kesehatan Nasional. Jakarta:Anonim
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
Anonim
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.(2014). Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program
Jaminan Kesehatan Nasional. Jakarta:Anonim
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2015). Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019. Jakarta :Anonim
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Profil Kesehatan Indonesia
Tahun 2016. Jakarta:Anonim
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2016).Peraturan BPJS Kesehatan
Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Penerapann Kendali Mutu dan Kendali
Biaya Pada Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Nasional.
Jakarta :Anonim

64
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
65

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.(2014).Peraturan Badan


Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) No.1 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan. Jakarta:Anonim

Kirom, B.(2012). Mengukur Kinerja Pelayanan dan Kepuasan Konsumen (Eds


1.). Bandung : Rineka Cipta.
Pohan,I.S.,(2003). Jaminan Mutu Layanan Kesehatan (Eds1.),Jakarta : EGC.
Pohan,I.S.,(2007). Jaminan Mutu Layanan Kesehatan (Eds 2.), Jakarta : Rineka
Cipta.
Prasetyo, B. (2005). Metode Penelitian Kuantitatif.(Eds 1.),Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada.
Puskesmas Medan Labuhan. (2016). Profil Kesehatan Puskesmas Medan
Labuhan. Anonim
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 (2013). Tentang Jaminan
Kesehatan Nasional. Jakarta:Anonim
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 (2014). Tentang Penerima
Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan. Jakarta:Anonim
Sondang,S. (1995). Teori Motivasi dan Aplikasinya.(Eds 1.) Jakarta: Rineka
Cipta.
Tazkiyatun. (2017). Pengaruh Mutu Pelayanan Kesehatan Terhadap Tingkat
Kepuasan Pasien Rawat Inap di Ruang Dewasa Umum Rumah Sakit X
Kabupaten Gresik. Jurnal Psikosains. Vol 12 (2): 99-111.
https://journal.umg.ac.id
Ulfa,R. (2015). Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Peserta Jaminan Kesehatan
Nasional Bukan Penerima Bantuan Iuran (NON PBI) di Puskesmas
Halmahera.(Skripsi). Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 (2004) Tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional :Anonim
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 (2011) Tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial :Anonim
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 (2009) Tentang Kesehatan:
Anonim
Veni,H.(2017). Pengaruh Mutu Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien BPJS
Mandiri di Puskesmas Simalingkar.(Skripsi).Universitas Sumatera
Utara,Medan.
Widi,U. (2013).Pengaruh Dimensi Kualitas Pelayanan Puskesmas S.Parman
Banjarmasin Terhadap Kepuasan Pasien Dalam Memperoleh Pelayanan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


66

Kesehatan. Jurnal Wawasan Manajemen.Vol1(1):71-80.


https://jwm.ulm.ac.id
Wibawani, A.(2013). Pengaruh Mutu Layanan Kesehatan Terhadap Kepuasan
Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Woodward Kota Palu. Jurnal
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan. Makassar. Universitas
Hasanuddin.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


67

Lampiran 1

KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH PERSEPSI PESERTA BPJS PENERIMA BANTUAN IURAN
(PBI) TENTANG MUTU PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN
DI PUSKESMAS MEDAN LABUHAN TAHUN 2018

A. Identitas Responden
1. Nomor responden :
2. Nama responden :
3. Jenis Kelamin : a.Laki-laki
b.Perempuan
4. Umur :.......... Tahun
5. Pendidikan terakhir : a.Tidak Sekolah
b. SD
c. SMP
d. SMA
6. Pekerjaan : a. Wiraswasta
b. Petani
c. Nelayan
d. Buruh
e. Lain-lain (sebutkan) :....................

B. Persepsi tentang Mutu Pelayanan Kesehatan


Petunjuk Pengisian :
a. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan bapak/ibu/sdr untuk
menjawab seluruh pertanyaan yang ada.
b. Berikan tanda(√) pada kolom bapak/ibu/sdr pilih sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


68

No Pertanyaan Jawaban

Bagaimanakah persepsi anda mengenai


I. Ketepatan Waktu Baik Sedang Buruk
1 Bagaimana kesesuaian jam berkunjung petugas kesehatan
dengan waktu kerja?
2 Bagaimana pencarian /pengambilan berkas rekam medik
(cepat dan tepat) ?
3 Bagaimana ketepatan waktu pengambilan obat di Apotek
Puskesmas ?
4 Bagaimana ketepatan waktu dokter dalam melakukan
pemeriksaan ?
5 Bagaimana ketepatan waktu perawat dalam memberikan
pelayanan ?
II. Informasi Baik Sedang Buruk
1 Bagaimana prosedur pelayanan di Puskesmas (jelas, tidak
berbelit-belit) ?
2 Bagaimana petunjuk arah dan nama disetiap ruangan
Puskesmas ?
3 Bagaimana petugas administrasi menjelaskan informasi
tentang prosedur pelayanan?
4 Bagaimana dokter menjelaskan informasi tentang penyakit
?
5 Bagaimana petugas Apotek menjelaskan informasi tentang
cara minum dan menyimpan obat ?
III. Hubungan Antar manusia Baik Sedang Buruk
1 Bagaimana perhatian dokter dalam melakukan
pemeriksaan kepada saudara ?
2 Bagaimana keramahan perawat dalam memberikan
pelayanan kepada saudara ?
3 Bagaimana kesopanan dan keramahan petugas administrasi
dalam melayani saudara ?
4 Bagaimana kesopanan dan keramahan petugas apotek
dalam melayani saudara ?
5 Bagaimana petugas kesehatan memberikan motivasi dalam
proses kesembuhan saudara ?
IV. Lingkungan Baik Sedang Buruk
1 Bagaimana kebersihan gedung Puskesmas ?
2 Bagaimana kebersihan dan kerapihan petugas Puskesmas?
3 Bagaimana keadaan pertamanan di Puskesmas ?
4 Bagaimana keamanan perparkiran kendaraan di Puskesmas
?
5 Bagaimana kebersihan dan keamanan kamar mandi
Puskesmas ?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


69

C. Kepuasan pasien tentang mutu pelayanan


Pilihlah jawaban yang paling tepat berdasarkan kepuasan Bapak/Ibu/Sdr
terhadap pelayanan kesehatan di Puskesmas Medan Labuhan.

No Pertanyaan Jawaban

Kepuasan Pasien
I. Ketepatan Waktu Puas Kurang Tidak
Puas Puas
1 Apakah Bapak/ibu/sdr puas dengan kesesuaian jam
berkunjung petugas kesehatan dengan waktu kerja?
2 Apakah Bapak/ibu/sdr puas dengan pencarian
/pengambilan berkas rekam medik (cepat dan tepat) ?
3 Apakah Bapak/ibu/sdr puas dengan ketepatan waktu
pengambilan obat di Apotek Puskesmas ?
4 Apakah Bapak/ibu/sdr puas dengan ketepatan waktu
dokter dalam melakukan pemeriksaan ?
5 Apakah Bapak/ibu/sdr puas dengan ketepatan waktu
perawat dalam memberikan pelayanan ?
II. Informasi Puas Kurang Tidak
Puas Puas
1 Apakah Bapak/ibu/sdr puas dengan prosedur pelayanan di
Puskesmas (jelas, tidak berbelit-belit) ?
2 Apakah Bapak/ibu/sdr puas dengan adanya petunjuk arah
dan nama disetiap ruangan Puskesmas ?
3 Apakah Bapak/ibu/sdr puas dengan petugas administrasi
menjelaskan informasi tentang prosedur pelayanan?
4 Apakah Bapak/ibu/sdr puas dengan dokter menjelaskan
informasi tentang penyakit ?
5 Apakah Bapak/ibu/sdr puas dengan petugas Apotek
menjelaskan informasi tentang cara minum dan
menyimpan obat ?
III. Hubungan Antar manusia Puas Kurang Tidak
Puas Puas
1 Apakah Bapak/ibu/sdr puas dengan perhatian dokter
dalam melakukan pemeriksaan kepada saudara ?
2 Apakah Bapak/ibu/sdr puas dengan keramahan perawat
dalam memberikan pelayanan kepada saudara ?
3 Apakah Bapak/ibu/sdr puas dengan kesopanan dan
keramahan petugas administrasi dalam melayani saudara
?
4 Apakah Bapak/ibu/sdr puas dengan kesopanan dan
keramahan petugas apotek dalam melayani saudara ?
5 Apakah Bapak/ibu/sdr puas dengan petugas kesehatan
memberikan motivasi dalam proses kesembuhan saudara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


70

?
IV. Lingkungan Puas Kurang Tidak
Puas Puas
1 Apakah Bapak/ibu/sdr puas dengan kebersihan gedung
Puskesmas ?
2 Apakah Bapak/ibu/sdr puas dengan kebersihan dan
kerapihan petugas Puskesmas?
3 Apakah Bapak/ibu/sdr puas dengan keadaan pertamanan
di Puskesmas ?
4 Apakah Bapak/ibu/sdr puas dengan keamanan
perparkiran kendaraan di Puskesmas ?
5 Apakah Bapak/ibu/sdr puas dengankebersihan dan
keamanan kamar mandi Puskesmas ?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


71

Lampiran 2
Nama

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Abdulkhadir 1 1,0 1,0 1,0

Agusrahman 1 1,0 1,0 2,0

Aguswardha 1 1,0 1,0 3,0

Ahmadramli 1 1,0 1,0 4,0

Alimartoyo 1 1,0 1,0 5,0

Aminah 1 1,0 1,0 6,0

Anita 1 1,0 1,0 7,0

Asdaniah 1 1,0 1,0 8,0

Asniah 1 1,0 1,0 9,0

Atikahsari 1 2,0 2,0 11,0

Bajuri 1 1,0 1,0 12,0

Darhani 1 1,0 1,0 13,0

Darmansyah 1 1,0 1,0 14,0

Edisusilo 1 1,0 1,0 15,0

Ekoaulas 1 1,0 1,0 16,0

Elisafitri 1 1,0 1,0 17,0

Endangkurnia 1 1,0 1,0 18,0

Erpida nst 1 1,0 1,0 19,0

Fitriani 1 1,0 1,0 20,0

Fitrisundari 1 1,0 1,0 21,0

Hendrik 1 1,0 1,0 22,0

Herlina 1 1,0 1,0 23,0

Hernayati 1 1,0 1,0 24,0

Ibrahim 1 1,0 1,0 25,0

Idarohana 1 1,0 1,0 26,0

Ikhsaneka 1 1,0 1,0 27,0

Irawati 1 1,0 1,0 28,0

Iwan 1 1,0 1,0 29,0

Jamaluddin 1 1,0 1,0 30,0

Jefriansyah 1 1,0 1,0 31,0

Johansaputra 1 1,0 1,0 32,0


Johnsantoso 1 1,0 1,0 33,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


72

Juliani 1 1,0 1,0 34,0

Jumirah 1 1,0 1,0 35,0

Lailasafitri 1 1,0 1,0 36,0

Larasati 1 1,0 1,0 37,0

Liaagustin 1 1,0 1,0 38,0

Linayati 1 1,0 1,0 39,0

Lindasari 1 1,0 1,0 40,0

Lisna 1 1,0 1,0 41,0

Maghdalena 1 1,0 1,0 42,0

Manafnasution 1 1,0 1,0 43,0

Mardiana 1 1,0 1,0 44,0

Mariyani 1 1,0 1,0 45,0


Mhdsuyadi 1 1,0 1,0 46,0

Misinem 1 1,0 1,0 47,0

Mhd idris 1 1,0 1,0 48,0

Nanangsaputr 1 1,0 1,0 49,0

Nining 1 1,0 1,0 50,0

Normayunita 1 1,0 1,0 51,0

Nurafnis 1 1,0 1,0 52,0

Nurasiah 1 1,0 1,0 53,0

Nurgayaa 1 1,0 1,0 54,0

Nurhiday 1 1,0 1,0 55,0

Nurlela 1 1,0 1,0 56,0

Nurmaya 1 1,0 1,0 57,0

Parno 1 1,0 1,0 58,0

Raflinna 1 1,0 1,0 59,0

Raimahsiregar 1 1,0 1,0 60,0

Ratihdar 1 1,0 1,0 61,0

Remintas 1 1,0 1,0 62,0

Rohiyati 1 1,0 1,0 63,0

Rondi 1 1,0 1,0 64,0

Rosalina 1 1,0 1,0 65,0

Rosmini 1 1,0 1,0 66,0

Rumiatin 1 1,0 1,0 67,0

Rumito 1 1,0 1,0 68,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


73

Salmiart 1 1,0 1,0 69,0

Sanusi 1 1,0 1,0 70,0

Saparuddin 1 1,0 1,0 71,0

Saparudi 1 1,0 1,0 72,0

Simonhut 1 1,0 1,0 73,0

Sitiaisyah 1 1,0 1,0 74,0

Sitiaminah 1 1,0 1,0 75,0

Sitifatimah 1 1,0 1,0 76,0

Sitikhadijah 1 1,0 1,0 77,0

Sitirahma 1 1,0 1,0 78,0

Soherun 1 1,0 1,0 79,0

Sriutami 1 1,0 1,0 80,0


Sriwahyu 1 1,0 1,0 81,0

Suciindah 1 1,0 1,0 82,0

Sukirman 1 1,0 1,0 83,0

Sumini 2 2,0 2,0 85,0

Suparmin 1 1,0 1,0 86,0

Suprapti 1 1,0 1,0 87,0

Suprapto 1 1,0 1,0 88,0

Suriati 1 1,0 1,0 89,0

Susilawa 1 1,0 1,0 90,0

Sutinah 1 1,0 1,0 91,0

Suwarni 1 1,0 1,0 92,0

Suyono 1 1,0 1,0 93,0

Syahriln 1 1,0 1,0 94,0

Syarifah 1 1,0 1,0 95,0

Widyadam 1 1,0 1,0 96,0

Widyaningsih 1 1,0 1,0 97,0

Windasari 1 1,0 1,0 98,0

Wito 1 1,0 1,0 99,0

Yudialianto 1 1,0 1,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


74

Jeniskelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid laki-laki 36 36,0 36,0 36,0

perempuan 64 64,0 64,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid umur dewasa awal (<40
37 37,0 37,0 37,0
tahun)

umur dewasa madya (40-60


47 47,0 47,0 84,0
tahun)

umur dewasa lanjutan (>60


16 16,0 16,0 100,0
tahun)

Total 100 100,0 100,0

Pendidikanterakhir
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Sekolah 9 9,0 9,0 9,0

SD 27 27,0 27,0 36,0

SMP 50 50,0 50,0 86,0

SMA 14 14,0 14,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid wiraswasta 11 11,0 11,0 11,0

nelayan 19 19,0 19,0 30,0

buruh 9 9,0 9,0 39,0

ibu rumah tangga 61 61,0 61,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


75

Bagaimanakesesuaianjamberkunjungpetugaskesehatandenganwaktukerja?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid baik 20 20,0 20,0 20,0

sedang 31 31,0 31,0 51,0

buruk 49 49,0 49,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Bagaimanapencarian/pengambilanberkasrekammedik(cepatdantepat)?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid baik 20 20,0 20,0 20,0

sedang 28 28,0 28,0 48,0

buruk 52 52,0 52,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Bagaimanaketepatanwaktupengambilanobatdiapotekpuskesmas?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid baik 20 20,0 20,0 20,0

sedang 29 29,0 29,0 49,0

buruk 51 51,0 51,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Bagaimanaketepatanwaktudokterdalammelakukanpemeriksaan?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid baik 23 23,0 23,0 23,0

sedang 39 39,0 39,0 62,0

buruk 38 38,0 38,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Bagaimanaketepatanwaktuperawatdalammemberikanpelayanan?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid baik 20 20,0 20,0 20,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


76

sedang 34 34,0 34,0 54,0

buruk 46 46,0 46,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Bagaimanaprosedurpelayanandipuskesmas(jelas,tidakberbelit-belit)?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid baik 25 25,0 25,0 25,0

sedang 38 38,0 38,0 63,0

buruk 37 37,0 37,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Bagaimanapetunjukarahdannamadisetiapruanganpuskesmas?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid baik 31 31,0 31,0 31,0

sedang 32 32,0 32,0 63,0

buruk 37 37,0 37,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Bagaimanapetugasadministrasimenjelaskaninformasitentangprosedurpelaya
nan?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid baik 25 25,0 25,0 25,0

sedang 34 34,0 34,0 59,0

buruk 41 41,0 41,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Bagaimanadoktermenjelaskaninformasitentangpenyakit?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid baik 30 30,0 30,0 30,0

sedang 32 32,0 32,0 62,0

buruk 38 38,0 38,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


77

Bagaimanapetugasapotekmenjelaskaninformasitentangcaraminumdanmenyi
mpanobat?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid baik 33 33,0 33,0 33,0

sedang 30 30,0 30,0 63,0

buruk 37 37,0 37,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Bagaimanaperhatiandokterdalammelakukanpemeriksaankepadasaudara?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid baik 23 23,0 23,0 23,0

sedang 36 36,0 36,0 59,0

buruk 41 41,0 41,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Bagaimanakeramahanperawatdalammemberikanpelayanankepadasaudara?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid baik 15 15,0 15,0 15,0

sedang 33 33,0 33,0 48,0

buruk 52 52,0 52,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Bagaimanakesopanandankeramahanpetugasadministrasidalammelayanisau
dara?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid baik 13 13,0 13,0 13,0

sedang 41 41,0 41,0 54,0

buruk 46 46,0 46,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


78

Bagaimanakesopanandankeramahanpetugasapotekdalammelayanisaudara?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid baik 18 18,0 18,0 18,0

sedang 40 40,0 40,0 58,0

buruk 42 42,0 42,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Bagaimanapetugaskesehatanmemberikanmotivasidalamproseskesembuhan
saudara?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid baik 12 12,0 12,0 12,0

sedang 45 45,0 45,0 57,0

buruk 43 43,0 43,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Bagaimanakebersihangedungpuskesmas?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid baik 69 69,0 69,0 69,0

sedang 9 9,0 9,0 78,0

buruk 22 22,0 22,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Bagaimanakebersihandankerapihan petugas puskesmas?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid baik 71 71,0 71,0 71,0

sedang 7 7,0 7,0 78,0

buruk 22 22,0 22,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


79

Bagaimanakeadaanpertamanandipuskesmas?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid baik 52 52,0 52,0 52,0

sedang 16 16,0 16,0 68,0

buruk 32 32,0 32,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Bagaimanakeamananperparkirankendaraandipuskesmas?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid baik 56 56,0 56,0 56,0

sedang 17 17,0 17,0 73,0

buruk 27 27,0 27,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Bagaimanakebersihandankeamanankamarmandipuskesmas?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid baik 61 61,0 61,0 61,0

sedang 14 14,0 14,0 75,0

buruk 25 25,0 25,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Apakahbapak/ibu/sdrpuasdengankesesuaianjamberkunjungpetugaskesehatande
nganwaktukerja?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid puas 20 20,0 20,0 20,0

kurang puas 31 31,0 31,0 51,0

tidak puas 49 49,0 49,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


80

Apakahbapak/ibu/sdrpuasdenganpencarian/pengambilanberkasrekammedik(cepa
tdantepat)?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid puas 20 20,0 20,0 20,0

kurang puas 28 28,0 28,0 48,0

tidak puas 52 52,0 52,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Apakahbapak/ibu/sdrpuasdenganketepatanwaktupengambilanobatdiapotekpuske
smas?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid puas 20 20,0 20,0 20,0

kurang puas 29 29,0 29,0 49,0

tidak puas 51 51,0 51,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Apakahbapak/ibu/sdrpuasdenganketepatanwaktudokterdalammelakukanpemeriks
aan?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid puas 23 23,0 23,0 23,0

kurang puas 39 39,0 39,0 62,0

tidak puas 38 38,0 38,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Apakahbapak/ibu/sdrpuasdenganketepatanwaktuperawatdalammemberikanpelay
anan?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid puas 20 20,0 20,0 20,0

kurang puas 34 34,0 34,0 54,0

tidak puas 46 46,0 46,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


81

Apakahbapak/ibu/sdrpuasdenganprosedurpelayanandipuskesmas(jelas,tidakberb
elit-belit)?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid puas 25 25,0 25,0 25,0

kurang puas 38 38,0 38,0 63,0

tidak puas 37 37,0 37,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Apakahbapak/ibu/sdrpuasdenganadanyapetunjukarahdannamadisetiapruanganp
uskesmas?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid puas 31 31,0 31,0 31,0

kurang puas 32 32,0 32,0 63,0

tidak puas 37 37,0 37,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Apakahbapak/ibu/sdrpuasdenganpetugasadministrasi menjelaskan informasi


tentang tentangprosedurpelayanan?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid puas 25 25,0 25,0 25,0

kurang puas 34 34,0 34,0 59,0

tidak puas 41 41,0 41,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Apakahbapak/ibu/sdrpuasdengandoktermenjelaskaninformasitentangpenyakit?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid puas 30 30,0 30,0 30,0

kurang puas 32 32,0 32,0 62,0

tidak puas 38 38,0 38,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


82

Apakahbapak/ibu/sdrpuasdenganpetugasapotekmenjelaskaninformasitentangcar
aminumdanmenyimpanobat?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid puas 36 36,0 36,0 36,0

kurang puas 30 30,0 30,0 66,0

tidak puas 34 34,0 34,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Apakahbapak/ibu/sdrpuasdenganperhatiandokterdalammelakukanpemeriksaanke
padasaudara?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid puas 23 23,0 23,0 23,0

kurang puas 36 36,0 36,0 59,0

tidak puas 41 41,0 41,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Apakahbapak/ibu/sdrpuasdengankeramahanperawatdalammemberikanpelayanan
kepadasaudara?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid puas 15 15,0 15,0 15,0

kurang puas 33 33,0 33,0 48,0

tidak puas 52 52,0 52,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Apakahbapak/ibu/sdrpuasdengankesopanandankeramahanpetugasadministrasid
alammelayanisaudara?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid puas 13 13,0 13,0 13,0

kurang puas 41 41,0 41,0 54,0

tidak puas 46 46,0 46,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


83

Apakahbapak/ibu/sdrpuasdengankesopanandankeramahanpetugasapotekdalam
melayanisaudara?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid puas 18 18,0 18,0 18,0

kurang puas 40 40,0 40,0 58,0

tidak puas 42 42,0 42,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Apakahbapak/ibu/sdrpuasdenganpetugaskesehatanmemberikanmotivasidalampr
oseskesembuhansaudara?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid puas 12 12,0 12,0 12,0

kurang puas 45 45,0 45,0 57,0

tidak puas 43 43,0 43,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Apakahbapak/ibu/sdrpuasdengankebersihangedungpuskesmas?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid puas 69 69,0 69,0 69,0

kurang puas 9 9,0 9,0 78,0

tidak puas 22 22,0 22,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Apakahbapak/ibu/sdrpuasdengankebersihandankerapihanpetugaspuskesmas?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid puas 71 71,0 71,0 71,0

kurang puas 7 7,0 7,0 78,0

tidak puas 22 22,0 22,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


84

Apakahbapak/ibu/sdrpuasdengankeadaanpertamanandipuskesmas?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid puas 52 52,0 52,0 52,0

kurang puas 16 16,0 16,0 68,0

tidak puas 32 32,0 32,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Apakahbapak/ibu/sdrpuasdengankeamananperparkirankendaraandipuskesmas?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid puas 56 56,0 56,0 56,0

kurang puas 17 17,0 17,0 73,0

tidak puas 27 27,0 27,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Apakahbapak/ibu/sdrpuasdengankebersihandankeamanankamarmandipuskesma
s?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid puas 61 61,0 61,0 61,0

kurang puas 14 14,0 14,0 75,0

tidak puas 25 25,0 25,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Kategori persepsi ketepatan waktu

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid baik 20 20,0 20,0 20,0

sedang 29 29,0 29,0 49,0

buruk 51 51,0 51,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


85

Kategoripersepsiinformasi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid baik 34 34,0 34,0 34,0

sedang 29 29,0 29,0 63,0

buruk 37 37,0 37,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Kategoripersepsihubungan antarmanusia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid baik 23 23,0 23,0 23,0

sedang 57 57,0 57,0 80,0

buruk 20 20,0 20,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Kategoripersepsilingkungan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid baik 72 72,0 72,0 72,0

sedang 7 7,0 7,0 79,0

buruk 21 21,0 21,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Kategorikepuasan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid puas 44 44,0 44,0 44,0

kurang puas 56 56,0 56,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


86

Crosstabs

kategoripersepsiketepatanwaktu * kategorikepuasan Crosstabulation

kategorikepuasan

puas kurang puas Total

Kategoriketepatanwaktupers baik Count 10 10 20


epsi Expected Count 8,8 11,2 20,0

% within
kategoriketepatanwaktupers 50,0% 50,0% 100,0%
epsi

% within kategorikepuasan 22,7% 17,9% 20,0%


% of Total 10,0% 10,0% 20,0%

sedang Count 7 22 29

Expected Count 12,8 16,2 29,0

% within
kategoriketepatanwaktupers 24,1% 75,9% 100,0%
epsi

% within kategorikepuasan 15,9% 39,3% 29,0%

% of Total 7,0% 22,0% 29,0%

buruk Count 27 24 51

Expected Count 22,4 28,6 51,0

% within
kategoriketepatanwaktupers 52,9% 47,1% 100,0%
epsi

% within kategorikepuasan 61,4% 42,9% 51,0%

% of Total 27,0% 24,0% 51,0%


Total Count 44 56 100

Expected Count 44,0 56,0 100,0

% within
kategoriketepatanwaktupers 44,0% 56,0% 100,0%
epsi

% within kategorikepuasan 100,0% 100,0% 100,0%

% of Total 44,0% 56,0% 100,0%

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


87

Chi-Square Tests

Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value Df sided) sided) sided) Point Probability
a
Pearson Chi-Square 6,590 2 ,037 ,041
Likelihood Ratio 6,881 2 ,032 ,040
Fisher's Exact Test 6,665 ,041
b
Linear-by-Linear Association ,739 1 ,390 ,444 ,233 ,071
N of Valid Cases 100

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,80.
b. The standardized statistic is -,860.

kategoripersepsiinformasi * kategorikepuasan Crosstabulation

kategorikepuasan

puas kurang puas Total

kategoriinformasipersepsi baik Count 22 12 34

Expected Count 15,0 19,0 34,0

% within
64,7% 35,3% 100,0%
kategoriinformasipersepsi

% within kategorikepuasan 50,0% 21,4% 34,0%

% of Total 22,0% 12,0% 34,0%

sedang Count 10 19 29

Expected Count 12,8 16,2 29,0

% within
34,5% 65,5% 100,0%
kategoriinformasipersepsi

% within kategorikepuasan 22,7% 33,9% 29,0%

% of Total 10,0% 19,0% 29,0%

buruk Count 12 25 37

Expected Count 16,3 20,7 37,0

% within
32,4% 67,6% 100,0%
kategoriinformasipersepsi

% within kategorikepuasan 27,3% 44,6% 37,0%

% of Total 12,0% 25,0% 37,0%


Total Count 44 56 100

Expected Count 44,0 56,0 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


88

% within
44,0% 56,0% 100,0%
kategoriinformasipersepsi

% within kategorikepuasan 100,0% 100,0% 100,0%

% of Total 44,0% 56,0% 100,0%

Chi-Square Tests

Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided) Point Probability
a
Pearson Chi-Square 8,991 2 ,011 ,012
Likelihood Ratio 9,048 2 ,011 ,013
Fisher's Exact Test 8,815 ,013
b
Linear-by-Linear Association 7,261 1 ,007 ,008 ,005 ,002
N of Valid Cases 100

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12,76.
b. The standardized statistic is 2,695.

kategoripersepsihubantarmanusia * kategorikepuasan Crosstabulation

kategorikepuasan

puas kurang puas Total

Kategorihubantarmanusiape baik Count 14 9 23


rsepsi Expected Count 10,1 12,9 23,0

% within
kategorihubantarmanusiaper 60,9% 39,1% 100,0%
sepsi

% within kategorikepuasan 31,8% 16,1% 23,0%

% of Total 14,0% 9,0% 23,0%

sedang Count 26 31 57

Expected Count 25,1 31,9 57,0

% within
kategorihubantarmanusiaper 45,6% 54,4% 100,0%
sepsi

% within kategorikepuasan 59,1% 55,4% 57,0%

% of Total 26,0% 31,0% 57,0%

buruk Count 4 16 20

Expected Count 8,8 11,2 20,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


89

% within
kategorihubantarmanusiaper 20,0% 80,0% 100,0%
sepsi

% within kategorikepuasan 9,1% 28,6% 20,0%

% of Total 4,0% 16,0% 20,0%


Total Count 44 56 100

Expected Count 44,0 56,0 100,0

% within
kategorihubantarmanusiaper 44,0% 56,0% 100,0%
sepsi

% within kategorikepuasan 100,0% 100,0% 100,0%

% of Total 44,0% 56,0% 100,0%

Chi-Square Tests

Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided) Point Probability
a
Pearson Chi-Square 7,392 2 ,025 ,024
Likelihood Ratio 7,801 2 ,020 ,023
Fisher's Exact Test 7,413 ,023
b
Linear-by-Linear Association 7,055 1 ,008 ,009 ,006 ,004
N of Valid Cases 100

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,80.
b. The standardized statistic is 2,656.

kategori persepsilingkungan* kategorikepuasanCrosstabulation

kategorikepuasan

puas kurang puas Total

kategorilingkunganpersepsi baik Count 37 35 72

Expected Count 31,7 40,3 72,0

% within
51,4% 48,6% 100,0%
kategorilingkunganpersepsi

% within kategorikepuasan 84,1% 62,5% 72,0%

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


90

% of Total 37,0% 35,0% 72,0%

sedang Count 0 7 7

Expected Count 3,1 3,9 7,0

% within
0,0% 100,0% 100,0%
kategorilingkunganpersepsi

% within kategorikepuasan 0,0% 12,5% 7,0%

% of Total 0,0% 7,0% 7,0%

buruk Count 7 14 21

Expected Count 9,2 11,8 21,0

% within
33,3% 66,7% 100,0%
kategorilingkunganpersepsi

% within kategorikepuasan 15,9% 25,0% 21,0%


% of Total 7,0% 14,0% 21,0%
Total Count 44 56 100

Expected Count 44,0 56,0 100,0

% within
44,0% 56,0% 100,0%
kategorilingkunganpersepsi

% within kategorikepuasan 100,0% 100,0% 100,0%

% of Total 44,0% 56,0% 100,0%

Chi-Square Tests

Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided) Point Probability
a
Pearson Chi-Square 8,065 2 ,018 ,019
Likelihood Ratio 10,695 2 ,005 ,009
Fisher's Exact Test 8,252 ,013
b
Linear-by-Linear Association 3,428 1 ,064 ,067 ,041 ,018
N of Valid Cases 100

a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,08.
b. The standardized statistic is 1,851.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


91

Regression

a
Variables Entered/Removed

Variables Variables
Model Entered Removed Method

1 kategorilingkung
anpersepsi,
kategorihubanta
rmanusiapersep
si,
. Enter
kategoriinforma
sipersepsi,
kategoriketepat
anwaktuperseps
b
i

a. Dependent Variable: kategorikepuasan


b. All requested variables entered.

b
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 ,406 ,165 ,130 ,465

a. Predictors: (Constant), kategorilingkunganpersepsi,


kategorihubantarmanusiapersepsi, kategoriinformasipersepsi,
kategoriketepatanwaktupersepsi
b. Dependent Variable: kategorikepuasan

a
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


b
1 Regression 4,061 4 1,015 4,686 ,002

Residual 20,579 95 ,217

Total 24,640 99

a. Dependent Variable: kategorikepuasan


b. Predictors: (Constant), kategorilingkunganpersepsi, kategorihubantarmanusiapersepsi,
kategoriinformasipersepsi, kategoriketepatanwaktupersepsi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


92

a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) ,545 ,313 1,742 ,085

kategoriketepatanwaktupers
,067 ,071 ,105 ,945 ,347
epsi

kategoriinformasipersepsi ,162 ,058 ,275 2,780 ,007

kategorihubantarmanusiaper
,187 ,071 ,246 2,613 ,010
sepsi

kategorilingkunganpersepsi ,109 ,065 ,180 1,692 ,094

a. Dependent Variable: kategorikepuasan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


93

Lampiran 3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


94

Lampiran 4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


95

Lampiran 5

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


96

Lampiran 6

DOKUMENTASI PENELITIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


97

Gambar 6.1 Pengisian Kuesioner Penelitian di Wilayah Kerja Puskesmas Medan


Labuhan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai