Disusun Oleh :
Kelompok 8
Faqih As-Sufi (2141010159)
Hanifah Ummi Ramadhan (2141010164)
Helga Malya Razita (2141010166)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya,
kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan yang kami harapkan. Kami
juga berterima kasih kepada Bapak Dr. Prof. H. Nasor, M.Si.. selaku Dosen
Pengampu mata kuliah Pengatar Ilmu Komunikasi kami. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Komunikasi. Selain itu,
makalah ini juga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang Ilmu
Komunikasi.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka
dari itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bisa membangun selalu kami
harapkan. Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu dan Teman-
teman yang telah berperan serta membantu dalam penyusunan makalah ini.
Semoga Allah SWT selalu meridhai setiap kegiatan kita. Aamiin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………… 1
1.1. Latar Belakang……………………………………………………
1
1.2. Rumusan Masalah………………………………………………..
1
1.3. Tujuan Penulisan…………………………………………………
2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………… 3
2.1. Pengertian Komunikasi Organisasi ……………………………... 3
2.2. Tujuan Komunikasi Organisasi …………………………………. 4
2.3. Fungsi Komunikasi Organisasi …………………………………. 5
2.4. Pola Komunikasi Organisasi ……………………………………. 6
2.5. Metode Komunikasi Organisasi ………………………………… 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Komunikasi merupakan suatu cara yang dilakukan individu untuk
berinteraksi dengan individu lainnya. Tanpa komunikasi, individu akan sulit
mengungkapkan keinginan, pendapat, dan menjalankan silaturahmi dengan
individu yang lain. Komunikasi sangat erat hubungannya dengan kehidupan
sosial individu. Bayangkan, apa yang terjadi jika antara satu individu dengan
individu yang lain tidak mengetahui bagaimana cara berkomunikasi,
kehidupan sosial tidak akan terjadi, informasi tidak didapatkan dan
masyarakat akan menjalani hidup yang membosankan karena tidak dapat
mencurahkan ide, pendapat, dan perasaan mereka.
Komunikasi erat kaitannya dengan system indera, misalnya
pendengaran. Untuk dapat memahami apa yang dikatakan secara verbal, kita
harus mendengarkan. Jika pendengaran terganggu, maka akan sulit untuk
memahami informasi yang disampaikan secara lisan. Masih banyak lagi
contoh hubungan komunikasi dengan sistem indera.
Perkembangan teknologi memungkinkan masyarakat untuk
menyampaikan informasi dalam jarak jauh. Komunikasi dapat dilakukan
menggunakan media massa ataupun eletronik, hanya saja tidak selamanya
komunikasi yang dilakukan ini efektif. Hal ini tergantung pada situasi dan
kondisi yang sedang kita alami.
1
1.3. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian Komunikasi Organisasi.
2. Menjelaskan tujuan Komunikasi Organisasi.
3. Menjelaskan fungsi Komunikasi Organisasi.
4. Menjelaskan pola Komunikasi Organisasi.
5. Menjelaskan metode Komunikasi Organisasi.
6. Memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Komunikasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
b. Komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah
dan media.
c. Komunikasi organisasi organisasi meliputi orang dan sikapnya,
perasaannya, hubungdannya dan keterampilan/skilnya.2
2
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), hal. 65.
3
Ibid hal. 14
4
3. Menyatakan perasaan dan emosi. Memberi peluang bagi para
pemimpin dan anggota organisasi untuk bertukar informasi yang
berkaitan dengan perasaan dan emosi.
4. Tindakan koordinasi. Bertujuan mengkoordinasi sebagai atau
seluruh tindakan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi organisasi
yang telah dibagi habis ke dalam bagian atau subbagian organisasi.
Organisasi tanpa koordinasi dan organisasi tanpa komunikasi sama
dengan organisasi yang menampilkan aspek individual dan bukan
menggambarkan aspek kerja sama.4
4
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi…, hal. 372.
5
menentukan bagaimana menangani sejumlah orang, bagaimana
memanfaatkan sumber daya, serta mengalokasikan manusia,
mesin,metode dan teknik dalam organisasi.
2) Fungsi Khusus
a) Membuat para karyawan melibatkan diri ke dalam isu-isu
organisasi, lalu menerjemahkannya ke dalam tindakan tertentu
dibawah sebuah komando.
b) Membuat para karyawan menciptakan dan menangani relasi
antarsesama bagi peningkatan produk organisasi.
c) Membuat para karyawan memiliki kemampuan untuk menangani
atau mengambil keputusan-keputusan dalam suasana yang ambigu
dan tidak pasti.
Menurut Charles Condrad (1985) yang dikutip oleh Alo Liliweri
dalam bukunya sosiologi & komunikasi organisasi menyatakan bahwa ada
dua fungsi makro komunikasi organisasi, yaitu fungsi komando dan fungsi
relasi bermuara pada fungsi komuniksiyang mendukung organisasi dalam
pengambilan keputusan, terutama ketika organisasi menghadapi situasi yang
tidak menentu.5
6
2.4.2. Macam-macam Pola Komunikasi Organisasi
Pola komunikasi organisasi adalah bentuk komunikasi yang
digunakan dalam organisasi yang kompleks. Dalam suatu organisasi para
anggota pasti saling bertukar pesan dengan anggota lainnya. Pertukaran pesan
tersebut terjadi dengan melalui suatu jalan yang dinamakan pola aliran
informasi atau jaringan komunikasi. 7
Dalam organisasi ada beberapa pola yang biasa digunakan untuk
berkomunikasi, menurut Joseph A,Devito dan Sthepen,P. Robbins yang
dikutip oleh Joseph A. Devato dalam bukunya komunikasi antar manusia dan
organization behavior yang menyatakan bahwa ada 5 pola komunikasi yang
biasa digunakan dalam berkomunikasi, yakni:
a. Pola Lingkaran
Menurut Joseph A. Devito dalam pola lingkaran semua anggota
organisasi dapat berkomunikasi dengan yang lainnya, tidak mempunyai
pemimpin serta setiap anggota bisa berkomunikasi dengan dua anggota
lain di sisinya.8
Disisi lain menurut sthephen P. Robbins pola lingkaran adalah
adannya interaksi pada setiap tiga tingkatan hirarki, namun tidak adannya
interaksi lanjutan pada hirarki yang lebih tinggi. Misalnya komunikasi
terjadi secara interaksi antar sesame bawahan dengan atasannya langsung
(komunikasi berjenjang ).9
b. Pola Roda
Menurut joseph A. DeVito, pola roda disini memiliki pimpinan yang
jelas, sehingga kekuatan pimpinan berada pada posisi sentral dan
berpengaruh dalam proses penyampaina pesannya yang mana semua
) hal 47
7
Abdullah Masmuh, komunikasi organisasi dalam perspektif teori dan praktik, hal 57
8
Joseph A. DeVito, komunikasi antarmanusia, penerjemah Agus Maulana (pemalang KARISMA
punlishing Grup, 2011) edisi ke lima hal 383
9
Stephen P. Robbins, Organization Behaviour (New Jersey : Pearson Prentice Hall, 2009) Hal 134
7
informasi yang berjalan harus terlebih dahulu disampaikan kepada
pimpinan.10
Sementara Stephen P. Robbins, pola roda merupakan sistem jaringan
komunikasi yang menjadi semua laporan, intruksi, perintah kerja dan
kepengawasan terpusat satu orang yang memimpin dengan empat bawahan
atau lebih dan tidak adannya komunikasi sesama bawahan yang lain.11
c. Pola Rantai
Menurut Joseph A. DeVito, pola rantai ini titik memiliki pemimpin
sama halnya pola lingkaran. Tetapi orang yang berada diposisi, tengah
lebih berperan sebagai pemimpin daripada orang yang berada di posisi
lain. Serta orang yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi dengan
satu orang saja. 12
Sedangkan menurut Stephen P. Robbins, pola komunikasi rantai disini
terdapat lima tingkatan dalam jenjang hirarkisnya dan hanya dikenal
sebagai sistem komunikasi arus ke atas (upward) dan ke bawah (downward
) begitru juga sebaliknya artinya model tersebut menganut hubungan
komunikasi garis langsung (komando) baik ke atas atau ke bawah tanpa
terjadi suatu penyimpangan.13
10
Ibid hal 383
11
Ibid hal 134
12
Ibid hal 383
13
Ibid hal 134
14
Ibid hal 383
8
tidak dibatasi dan bebas melakukan interaksi dengan berbagai pihak /
pimpinan atau sebaliknya. 15
e. Pola Y
Menurut Joseph A. DeVito pola Y juga terdapat pimpinan yang jelas
dan setiap anggota dapat mengirimkan dan menerima pesan dari dua orang
lainnya. 16
Menurut Stephen P. Robbins pola Y ini terdapat empat level jenjang
hirarki, satu supervisor mempunyai dua bawahan dan dua atasan yang
memungkinkan berbeda devisi atau departemen.17
Pola-pola yang telah disebutkan merupakan pola aliran informasi yang
biasa digunakan dalam organisasi dan digunakan hanya untuk
berkomunikasi secara internal, atau hanya dalam lingkup organisasi saja.18
b. Komunikasi Lisan
Komunikasi lisan merupakan cara berkomunikasi tatap muka yang
biasa dilakukan dalam organisasi, misalnya melalui komunikasi
antarpribadi atau kelompok, baik dalam pelaksanaan tugas- tugas
organisasi (task) maupun dalam pertemuan formal (rapat), penyampaian
15
Ibid hal 134
16
Ibid hal 383
17
Ibid hal 134
18
Ibid hal 383
9
laporan organisasi, hingga ke pertemuan informal. Komunikasi lisan
dikenal pula sebagai komunikasi antarpribadi. Cara berkomnikasi lisan
tersebut mempunyai pengaruh yang sangat besar diantara dua pihak yang
berkomunikasi, dimana para partisipan dan menyampaikan dan merespons
informasi secara verbal maupun nonverbal sehingga memudahkan
pemahaman bersama. Mengapa dikatakan memudahkan ? sebab, dalam
komunikasi tatap muka, dua pihak secara langsung dapat menanyakan
kembali pesan, jika pesan yang dikirimkan dan diterima belum dimengerti.
19
c. Media Eletronik
Berkomunikasi dalam organisasi melalui media elektronik untuk
memindahkan informasi, baik informasi secara verbal maupun nonverbal.
Pertukaran informasi dengan bantuan media elektronik bertujuan untuk
mengalihkan pesan tertulis secra tepat, hemat, dan murah melalui jaringan
komputer dalam local area network (LAN). Media ini dapat digunakan
untuk berkomunikasi bermedia, baik lisan maupun tertulis. 20
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
Pada dasarnya komunikasi sangat diperlukan didalam kehidupan
sehari -hari dalam aspek apapun, baik itu dalam kegiatan berorganisasi
19
Ibid hal 376
20
Ibid hal 377
10
atau dalam kehidupan sehari-hari, dalam kegiatan berorganisasi,
komunikasi diperlukan dengan tujuan agar sebuah system atau komunikasi
yang ada bisa terjalin dengan sempurna dan lebih baik. Komunikasi
dirumuskan sebagai suatu proses penyampaian pesan Binformasi diantara
beberapa orang. Karenanya komunikasi melibatkan seorang pengirim,
pesan Binformasi saluran dan penerima pesan yang mungkin juga
memberikan umpan balik kepada pengirim untuk menyatakan bahwa
pesan telah diterima. Komunikasi sangat penting dalam kehidupan
manusia adalah makhluk social yang saling membutuhkan antara satu
dengan yang lain. Dalam berkomunikasi seseorang harus memiliki dasar
yang akan menjadi patokan seseorang tersebut dalam berkomunikasi.
Dalam proses kita juga harus ingat bahwa terdapat banyak hambatan-
hambatan dalam berkomunikasi. Tujuan komunikasi adalah berhubungan
dan mengajak dengan orang lain untuk mengerti apa yang kita sampaikan
dalam mencapai tujuan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan dalam
bekerja sama dengan orang lain. Ada dua jenis komunikasi, yaitu verbal
dan nonverbal, komunikasi verbal atau tertulis dan komunikasi nonverbal
atau bahasa gerak tubuh. Komunikasi dua arah terjadi bila pengiriman
pesan dilakukan d.an mendapatkan umpan balik. Seseorang dalam
berkomunikasi pasti dapat merasakan timbale balik antara pemberi
informasi serta penerima informasi sehingga terciptanya suatu hubungan
yangmutualisme antara keduanya.
3.2. Saran
Dengan disusunnya makalah ini, maka pembaca atau mahasiswa dapat
mengerti dan memahami pentingnya arti komunikasi dalam organisasi,
didalam kehidupan berorganisasi atau dikehidupan sehri-hari yang
membutuhkan komunikasi. Semoga makalah ini dapat diterima dan
11
dimengerti serta berguna bagi pembaca atau mahasiswa, dalam makalah
ini kami mohon maaf jika ada tulisan kami atau bahasa kami kurang
berkenan, dengan demikian kami mengharapkan kritik dan saranatas
tulisan kami agar bisa membangun dan memotivasi kami agar
membuattulisan jauh lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
12
Liliweri, Alo. 2014. Sosiologi & Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara
13