KIMIA DASAR 1
“Pembuatan Larutan”
PRODI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK 2021
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3.2 Kelarutan
Kelarutan adalah keadaan suatu senyawa apakah padat, cair
atau gas. Kelarutan tergantung pada pelarut yang digunakan serta
pada suhu dan tekanan (Lachman, 1986).
Di bidang farmasi, kelarutan memiliki peran penting dalam
menentukan bentuk sediaan dan untuk menentukan konsentrasi
yang dicapai pada sirkulasi sistemik untuk menghasilkan respon
2
farmakologi (Edward dan Li, 2008; Vemula et al., 2010).
3
produksi geopolimer (Hamidi et al., 2016).
1.3.4.2 H2SO4
Asam sulfat (H2SO4) merupakan bahan kimia yang paling
banyak digunakan oleh komunitas penyamakan kulit dalam proses
pengasinan. Selama proses pengawetan, selain asam sulfat, asam
format (HCOOH) juga digunakan untuk menurunkan pH kulit
sehingga membentuk asam. Penggunaan asam sulfat sering
dikombinasikan dengan asam format dalam proses pengawetan
karena memiliki sifat tambahan.
1.3.4.3 KMnO4
KMnO4 adalah senyawa dengan sifat yang merupakan
oksidator kuat untuk etilen di dalam buah-buahan. Namun kristal
KMnO4 tidak boleh kontak langsung dengan buah karena dapat
merusak buah (Abeles et al., 1992). Oleh karena itu, diperlukan
penyerap KMnO4 agardapat digunakan sebagai etilen oksidator
tanpa merusak atau mencemari buah.
1.3.4.4 Akuades
Akuades adalah pelarut yang jauh lebih baik daripada hampir
semua cairan umum yang ditemukan. Senyawa yang mudah larut
dalam air suling mencakup berbagai macam senyawa organik
netral yang memiliki gugus fungsi polar seperti gula, alkohol,
aldehida dan keton. Kelarutan disebabkan oleh kecenderungan
4
molekul air untuk membentuk ikatan hidrogen dengan gugus
hidroksil gula dan alkohol atau gugus karbonil aldehida dan keton
(Lehninger, 1982).
5
BAB II
Metodologi
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah akuades, larutan H2SO4
pekat, padatan KMnO4 , dan padatan NaOH.
6
terlebih dahulu berapa mili larutan A atau B yang diperlukan.
Selanjutnya dari larutan A dan B, dibuat masing-masing 100 mL
larutan NaOH 0,01 M dan H2 SO4 0,01 M. Kemudian ditetapkan
dengan akuades hingga tanda pada labu ukur. Lalu dikocok hingga
semua larutan homogen.
7
BAB III
Hasil dan Pembahasan
3.1 Hasil
Perlakuan Pengamatan
Perlakuan Pengamatan
Perlakuan Pengamatan
8
Dihitung konsentrasi larutan dalam normalitas Normalitas KMnO4 = 0,0000128 N
Perlakuan Pengamatan
3.2 Pembahasan
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat dengan
komponen yang berbeda (Petrucci. 1985). Zat yang jumlahnya lebih sedikit dalam larutan
disebut zat terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat lain dalam
larutan disebut pelarut. Misalnya, jika sejumlah gula dilarutkan dalam air dan diaduk,
campuran pada dasarnya akan homogen (sama) di semua bagian (Styarini, L. W. 20012).
Kelarutan adalah ukuran seberapa banyak zat terlarut akan larut dalam pelarut pada suhu
tertentu. Ungkapan "selarut mungkin" membantu kita memprediksi kelarutan suatu zat
dalam pelarut. Ungkapan ini menunjukkan bahwa dua zat yang sama jenis dan besarnya
gaya antarmolekul akan cenderung larut (Chang Raymond,2004).
9
reaksi endoterm. Reaksi endoterm itu sendiri ia lah sebuah reaksi perpindahan
kalor dari lingkungan ke sistem. Dalam perubahan energy potensial dari reaksi
lebih tinggi dari energy potensial pereaksi maka ketika NaOh dilarutkan dalam
akuades , NaOH akan terurai secara sempurna menjadi ion Na+ dan ion OH-.
NaOH(3) Na+(aq)+ OH-(aq). Setelah itu di aduk, tujuan di aduk ialah agar
padatan NaOH tercampur rata atau homogen. Setelah homogen masukkan
kedalam labu ukur 100 mL dan ditambahkan akuades hingga tanda pada labu
ukur. Tujuan diisinya akuades sesuai dengan tanda pada labu ukur yaitu agar
kita lebihmudah menentukan volume larutan tersebut. Kemudian larutan
tersebut dihitung konsentrasinya dalam persen, moralitas, dan normalitas maka
didapatlah konsentrasinya tersebut yaitu 1,4%, 0,087M, 0,000348 N.
10
yang tidak diketahui dalam keadaan bebas. Kalium permanganat adalah
oksidator kuat. Ini digunakan dalam proses industri dan pertanian dan dalam
sintesis kimia. Sifat pengoksidasi kuat dari KMnO 4 ini digunakan dalam
berbagai proses industri termasuk dekontaminasi/disinfeksi air, sebagai
algacide dan sebagai zat pemutih pada finishing tekstil. Kalium Permanganat
memiliki rumus kimia KMnO4 dan merupakan garam yang mengandung ion
K+ dan MnO4-.
Pembuatan larutan KMnO4 dimulai dengan menimbang 0,05 g padatan
KMnO 4 dan kemudian dimasukkan kedalam gelas piala dan dilarutkan dengan
akuades sebanyak 20 – 25 ml, lalu sisa KMnO4 pada kaca arloji dibilas dengan
akuades, ini bertujuan tidak ada yang tertinggal pada kaca arloji, dan agar tidak
mempengaruhi konsentrasi larutan apabila masih ada padatan yang tertinggal
di kaca arloji. Lalu ditambahkan akuades hingga tanda batas pada labu ukur
dan dikocok hingga homogen. Reaksi kimia yang terjadi dalam percobaan ini
adalah KMnO4 + H2O MnO2 + KOH + O2. Konsentrasi yang didapatkan
adalah KMnO4 = 0,2 % molaritas KMnO 4 = 0,0032 M dan normalitas KMnO4
= 0,0000128 N.
11
BAB IV
KESIMPULAN
Pada praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa satuan
konsentrasi larutan yang dilakukan pada praktikum ini yaitu persen (%), molaritas (M),
dan normalitas (N). Dalam praktikum in juga dapat menggunakan rumus pengenceran
untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu, yaitu larutan A (NaOH) dan larutan
(H2SO4). Kemudian pencampuran larutan membutuhkan proses yang hati-hati.
Pada praktikum ini bertujuan untuk memahami beberapa satuan konsentrasi larutan,
membuat suatu larutan dengan konsentrasi yang telah ditentukan dan membuat kita
terampil menggunakan peralatan dalam pembuatan larutan.
12
Daftar Pustaka
Arini, Riza, L., & Mukarlina. (2015). Penggunaan Kalium Permanganat (KMnO4) Untuk
Menunda, 4, 36-40.
Gumilar, J., Putranto, W., & Wulandari, E. (2010). Pengaruh Penggunaan Asam Sulfat (H2SO4)
dan Asam Formiat (HCOOH) pada Proses Pikel terhadap Kualitas Kulit Jadi (Leather)
Domba Garut, 10, 1-6.
Kusmiran, A., Suwandi, N., & Desiasni, R. (2020). Analisis Pengaruh Konsentrasi Natrium
Hidroksida terhadap Sifat, 11-18.
P.A.P, W. Y., & Hendriani, R. (n.d.). REVIEW : TEKNIK PENINGKATAN KELARUTAN OBAT,
14 Nomor 2.
Putri, L. M., Prihandono, T., & Supriadi, B. (2017). PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN
TERHADAP LAJU KENAIKAN, 147-153.
Putri, L. M., Prihandono, T., & Supriadi, B. (2017). PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN
TERHADAP LAJU KENAIKAN, 147-153.
13
Lampiran
NaOH
H2S04
14
KMnO4
Akuades
15
Kelarutan
16
Konsentrasi Larutan
17
Larutan
Perhitungan
18
19
20