KIMIA DASAR 1
“KESETIMBANGAN KIMIA”
PRODI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2021
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan pada praktikum ini yaitu untuk mengetahui berbagai faktor yang
dapat mempengaruhi kesetimbangan kimia yang terkait dengan prinsip Le Chatelier’s dan
mengamati kesetimbangan senyawa besi (III) tiosianat dengan gangguan yang berbeda.
Metode percobaan yang dilakukan pada praktikuum ini dalah mencampurkan senyawa,
menguji konsentrasi, dan menguji suhu dalam beberapa larutan. Hasil yang tampak pada
percobaan ini adalah perubahan warna dan perubahan suhu yang disebabkan oleh faktor
luar. Berikut salah satu contoh hasil reaksi kesetimbangan kimia pada percobaan ini :
FeCl3(aq) + KSCN(aq) (FeSCN)Cl2(aq) + KCl(aq)
2
1.3.2 Akuades
Akuades adalah pelarut yang jauh lebih baik daripada hampir semua cairan umum
yang ditemukan. Senyawa yang mudah larut dalam air suling mencakup berbagai macam
senyawa organik netral yang memiliki gugus fungsi polar seperti gula, alkohol, aldehida
dan keton. Kelarutan disebabkan oleh kecenderungan molekul air untuk membentuk
ikatan hidrogen dengan gugus hidroksil gula dan alkohol atau gugus karbonil aldehida
dan keton (Lehninger, 1982).
Akuades adalah air suling tanpa kotoran, sehingga murni laboratorium. Warna air
suling jernih, tidak berbau, tidak berasa. Air biasa digunakan untuk membersihkan
peralatan laboratorium dari kotoran (Petrucci, 2008).
3
d. Kalium tiosianat (KSCN)
Kalium tiosianat yaitu senyawa kimia dengan rumus molekul KSCN
ini merupakan garam penting dari tiosianat anion, salah satu
pseudohalides. Senyawa ini memiliki titik leleh rendah relative terhadap
kebanyakan garam anorganik lainnya. Sifat fisik KSCN yaitu memiliki
bentu kristalin, berwarna putih ,memiliki bauyang tak berbau ,dengan pH
5,3 - 8,5 pada 50 g/l 20 °C , dan memiliki titik lebur 177 °C pada 1.013
hPa (Merck, 2019).
4
BAB II
METODOLOGI
2.1 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah aluminium foil, batang
pengaduk, botol semprot, bulb, bunsen, gelas beaker, kaca arjoli, kaki tiga, kawat kasa,
label, labu ukur (25mL,50mL,dan 100mL),neraca analitik,penjepit tabung (krustang),
pipet volume,plastic urrap,rak tabung reaksi, tabung reaksi.
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah akuades (H2O), asam
klorida (HCl), besi (III) klorida (FeCl3), kalium tiosianat (KSCN), natrium tiosulfat
(Na2S2O3), dan perak nitrat (AgNO3).
2.2 Prosedur kerja
2.2.1 Kesetimbangan Besi (III) Tiosianat
Prosedur kerja dari percobaan ini adalah pertama besi (III) klorida 1 M, kalium
tiosianat 1 M dan perak nitrat 0,1 M ditimbang masing-masing menggunakan neraca
analitik, dimasukkan ke dalam gelas beaker secara terpisah. Padatan kalium tiosianat 1
M, besi (III) klorida 1 M, dan perak nitrat 0,1 M dilarutkan dengan akuades hingga
homogen. Ketiga larutan tersebut dimasukkan ke dalam labu ukur 25 mL secara terpisah
dan ditambahkan akuades hingga tanda batas, lalu dikocok hingga homogen. Larutan
KSCN sebanyak 0,5 mL dipipet digunakan pipet volume dan dimasukkan ke dalam labu
ukur 25 mL. Larutan FeCl3 1 M sebanyak 0,5 mL digunakan pipet volume dan
dimasukkan ke dalam labu ukur 25 mL dan ditambahkan akuades sampai tanda batas,
dikocok hingga homogen. Lima tabung reaksi diberi label dari nomor 1 sampai 5, tabung
reaksi tersebut ditambahkan 1mL campuran KSCN dan FeCl3. Pada tabung 1 tidak
ditambahkan apapun, tabung 2 ditambahkan 1 mL FeCl3 1 M, pada tabung 3 ditambahkan
0,5 mL KSCN 1 M, pada tabung 4 ditambahkan 5 tetes AgNO3 0,1 M, pada tabung 5
dipanaskan dalam penangas air digunakan bunsen. Diamati hasil dari kelima tabung
reaksi tersebut.
5
tersebut dimasukkan ke dalam labu ukur 25 mL secara terpisah dan ditambahkan akuades
hingga tanda batas, larutan dikocok hingga homogen. Dilakukan pembuatan larutan HCl
0,1N; 0,05 N; 0,01 N; 0,005 N. Pada pembuatan larutan HCl 0,1 N diambil 0,2 m dari
larutan HCl pekat, pada pembuatan larutan HCl 0,05 N diambil 12,5 ml dan larutan HCl
0,1 N, pada pembuatan larutan HCl 0,01N diambil 5mL dari larutan HCl 0,05 N ,pada
pembuatan larutan HCl 0,005 N diambil 12,5 mL dari larutan HCl 0,01 N. Masing-masing
larutan dimasukkan ke dalam labu ukur 25 mL dan ditambahkan akuades hingga tanda
batas, dikocok hingga homogen. Larutan Na2S2O3 dan larutan HCl yang sudah dibuat
tadi, ditambahkan HCl 0,1 N sebanyak 5 mL ke dalam masing-masing tabung berisi
larutan Na2S2O3, diamati dan dicatat waktu yang diperlukan untuk bereaksi. Lakukan hal
yang sama seperti prosedur larutan Na₂S2O3 diatas, yaitu larutan HCl ditambahkan 5 mL
larutan Na2S2O3 0,1 N ke dalam masing-masing tabung berisi HCl, diamati dan dicatat
waktu yang diperlukan untuk bereaksi.
6
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Data pengamatan modul Kesetimbangan Kimia
1. Kesetimbangan Besi Tiosianat
No. Pengamatan Hasil
1 Pembuatan larutan KSCN Putih bening, encer, homogen
2 Pembuatan larutan FeCl3 Merah bata kekuningan
3 Larutan KSCN + FeCl3 + Larutan pekat berwarna merah kehitaman
akuades
4 Larutan dimasukkan ke Larutan berwarna kehitaman
dalam 5 tabung reaksi
5 Tabung 1 tetap - Merah kehitaman
Tabung 2 + FeCl3 - Merah kehitaman
Tabung 3 + KSCN - Hitam
Tabung 4 + AgNO3 - Merah fanta + endapan berwarna abu-abu
Tabung 5 dipanaskan - Merah fanta + adanya gelembung gas
7
3.2 Pembahasan
3.2.1 Kesetimbangan Besi (III) Tiosianat
Prosedur kerja dari percobaan ini adalah pertama, besi (III) klorida 1 M, kalium
tiosianat 1 M dan perak nitrat 0,1 M ditimbang masing-masing menggunakan neraca
analitik, lalu dimasukkan ke dalam gelas beaker secara terpisah. Masa yang didapat dari
perhitungan tersebut adalah massa kalium tiosianat 2,429 gram, besi (III) klorida sebesar
4, 055 gram, dan massa perak nitrat sebesar 0,425 gram. Selanjutnya ketiga senyawa
tersebut dilarutkan dengan akuades dan diaduk hingga larut. Akuades merupakan pelarut
yang jauh lebih baik dibandingkan hampir semua cairan yang umum dijumpai
(Lehuinger, 1982). Kemudian ketiga larutan tersebut dipindahkan ke masing-masing labu
ukur 25 mL secara terpisah dan ditambahkan akuades hingga tanda batas, lalu dikocok
hingga homogen. Hal ini dilakukan karena untuk menyetabilkan warna larutan. Setelah
itu diambil 0,5 mL larutan KSCN 1M menggunakan pipet volume yang berfungsi
memindahkan cairan dengan volume tertentu (Khamadinal, 2009), selanjutnya
dimasukkan labu ukur 25 mL dan ditambahkan akuades hingga tanda batas, lalu dikocok
hingga homogen. Kemudian dilakukan hal yang sama dengan larutan FeCl3 1M. Setelah
itu disiapkan 5 tabung reaksi yang diberi label nomor 1 sampai 5, lalu setiap tabung reaksi
ditambahkan 1 mL campuran KSCN dan FeCl3 . Larutan KSCN ini digunakan untuk
pengompleksan besi (III). Pengompleksan ini terjadi bergantung pada warna merah yang
terjadi pada larutan. Hasil yang diperoleh adalah pada tabung 1 larutan tidak ditambahkan
apapun. Reaksi yang terjadi yaitu sebagai berikut : FeSCN2+ + AgNO3 Fe (NO3)2
+ AgSCN . Setelah itu pada tabung ke-5 larutan dipanaskan yang dicelupkan ke dalam
penangas air di atas bunsen dan dihasilkan perubahan warna yaitu warna merah fanta dan
sedikit gelumbung gas. Pembentukan gelembung gas disebabkan karena pada tabung ke-
5 terjadi kenaikan suhu yang menyebabkan penguapan pada larutan sehingga reaksi
berlangsung secara cepat dan bersifat reaksi endotermik, akibatnya kesetimbangan
bergeser ke arah kiri (Syukri, 1999). Reaksi yang terjadi yaitu : Fe 3+ + SCN- FeSCN.
8
keruh pada larutan berkonsentrasi tinggi yaitu Na2S2O3 0,1 N. Hal ini menyebabkan tidak
ada perubahan warna dan masih terlihat warna awal yaitu merah kehitaman. Warna merah
disebabkan adanya ion yang terhidrasi yaitu FeSCN 2+. Kesetimbangan antara ion-ion Fe3+
dan SCN- dituliskan sebagai berikut (chang,2005) : FeSCN2+(aq) Fe3+(aq) + SCN-(aq)
Merah kuning pusat tidak berwarna
Sehingga apabila konsentrasi tiosianat diberikan yang semakin tinggi maka semakin
pekat warna yang dihasilkan. Pada tabung ke-4 larutan ditambahkan 5 tetes AgNO3 0,1
M mengalami perubahan warna menjadi merah fanta dan terdapat endapan berwarna abu-
abou. Endapan terbentuk apabila larutan besi (III) tiosianat ditambahkan larutan perak
nitrat dan membentuk endapan keabu-abuan (putih) perak nitrat (AgSCN), yang mana
endapan ini merupakan padatan yang tidak larut young terpisah dari larutan (Chang,
2004).
Kemudian pada larutan HCL mengalami perubahan yang sama dengan larutan Na 2S2O3,
yang mana semangkin tinggi konsentrasi larutan semakin keruh yaitu pada larutan HCL
0,1 N. Reaksi tersebut terjadi sebagai berikut :
Na2S2O3 + 2HCl 2 NaCl + SO2 + S + H2O
9
BAB IV
KESIMPULAN
10
DAFTAR PUSTAKA
Dewi , L. E. (2009, Juli). PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN REAKSI
KESETIMBANGAN KIMIA, 6.
Maharani, T. Y., Effendy, & Yahmin. (2016). Kajian Dual Situated Learning Model
(DSLM) untuk Mengatasi Miskonsepsi Kesetimbangan Kimia, 1.
Yanti, W. R., & Astuti. (2018, Juli). Sintesis Nanokristal Perak Menggunakan Ekstrak
Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.), 7.
11
LAMPIRAN
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21