Sebagai salah satu mitra kerja sama ekonomi yang strategis, pemerintah
senantiasa menjaga dan meningkatkan hubungan bilateral dengan
Perancis yang telah terjalin selama 70 tahun (1950-2020). Investasi dari
pengusaha Perancis telah masuk dalam beberapa lini bisnis di Indonesia.
Terlebih sejak kunjungan Presiden Perancis ke Indonesia pada 29 Maret
2017, telah dihasilkan sejumlah kesepakatan bilateral dalam bidang
maritim dan perikanan, ekonomi kreatif dan pembangunan perkotaan
berkelanjutan.
Selain itu, negeri yang terkenal akan Menara Eiffel ini merupakan salah
satu pasar utama ekspor Indonesia di Eropa. Komoditas unggulan kita
terdiri atas komoditas sawit, mesin dan peralatan listrik, karet, alas kaki,
furnitur, dan sebagainya. Perancis juga menjadi salah satu mitra
penting kerja sama pembangunan dan lingkungan hidup. Pada Kuartal
I – 2020 investasi yang digelontorkan Perancis ke Indonesia sebesar
US$754 juta, meningkat dari US$702 juta pada periode sama tahun
lalu.
Disusun Oleh
XII IPS 4
“Persetujuan penyesuaian batas FIR Jakarta dan Singapura telah turut menegaskan
kedaulatan dan hak berdaulat Indonesia. Sebagai negara pihak UNCLOS 1982, Singapura
juga mengakui penerapan prinsip negara kepulauan dalam penentuan batas wilayah
negara dan yurisdiksi Indonesia di perairan serta ruang udara di kepulauan Riau dan
Bintan,” tutur Menhub Budi Karya Sumadi. Ada lima elemen penting dari kesepakatan
tersebut. Pertama, Penyesuaian batas FIR Jakarta yang melingkupi seluruh wilayah
teritorial Indonesia sehingga perairan sekitar Kepulauan Riau dan Natuna yang
sebelumnya masuk dalam FIR Singapura menjadi bagian dari FIR Jakarta. Kedua,
Indonesia berhak dan bertanggung jawab atas Penyediaan Jasa Penerbangan (PJP) pada
wilayah informasi penerbangan yang merupakan FIR Indonesia yang selaras dengan
batas-batas laut teritorial. Terkait hal ini, Menhub Budi Karya menjelaskan bahwa
Indonesia akan bekerja sama dengan Singapura memberikan PJP di sebagian area FIR
Indonesia yang berbatasan dengan FIR Singapura. Indonesia akan memberikan delegasi
pelayanan jasa penerbangan pada area tertentu di ketinggian 0-37.000 kaki kepada
otoritas penerbangan Singapura. Di area tertentu tersebut, ketinggian 37.000 kaki ke atas
tetap dikontrol Indonesia.
Hal ini agar pengawas lalu lintas udara kedua negara, dapat mencegah fragmentasi dan
mengkoordinasikan secara efektif lalu lintas pesawat udara yang akan terbang dari dan
menuju Singapura pada ketinggian tertentu tersebut. Pendelegasian PJP secara terbatas
pada area tertentu FIR Jakarta kepada Singapura tentu tidak mengecualikan kewenangan
Indonesia untuk melaksanakan aktivitas sipil dan militer sesuai kedaulatan dan hak
berdaulat di ruang udara Indonesia. Otoritas penerbangan Indonesia tetap
mengoordinasikan penerbangan di seluruh area FIR Jakarta. Ketiga, selain menyepakati
pengelolaan ruang udara untuk penerbangan sipil, Singapura juga menyepakati
pembentukan kerangka kerja sama Sipil dan Militer guna Manajemen Lalu Lintas
Penerbangan (Civil Military Coordination in ATC – CMAC).
Tujuannya, untuk memastikan terbukanya jalur komunikasi aktif yang menjamin tidak
terjadinya pelanggaran kedaulatan dan hak berdaulat Indonesia. Untuk itu, Pemerintah
Indonesia akan menempatkan beberapa orang personil sipil dan militer di Singapore Air
Traffic Control Centre (SATCC). Hal ini telah tertuang di dalam perjanjian FIR yang
telah ditandatangani. Selain itu, sebagai bagian dari delegasi PJP terbatas ini, Otoritas
Penerbangan Udara Singapura juga berkewajiban mencegah dan menginformasikan
kemungkinan pelanggaran wilayah udara oleh pesawat asing kepada otoritas pertahanan
udara Indonesia. Keempat, Singapura juga berkewajiban menyetorkan kutipan biaya jasa
pelayanan penerbangan yang diberikan kepada pesawat yang terbang dari dan menuju
Singapura kepada Indonesia.
Pendelegasian PJP ini juga akan diawasi dan dievaluasi secara ketat oleh Kementerian
Perhubungan. Evaluasi terhadap delegasi PJP akan dilakukan terhadap Singapura secara
berkala maupun secara melekat dengan penempatan personil Indonesia pada menara
pengawas penerbangan udara Singapura. Kelima, Indonesia juga berhak untuk melakukan
evaluasi operasional atas pemberian pelayanan navigasi penerbangan yang dilakukan oleh
Singapura guna memastikan kepatuhan terhadap ketentuan ICAO. Sebagai informasi,
penyesuaian batas FIR Jakarta dan Singapura mutlak dilakukan berdasarkan hukum
internasional, terutama Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982 (re: UNCLOS 1982).
Peraturan perundangan nasional seperti terdapat dalam UndangUndang Nomor 1 Tahun
2009 juga menghendaki agar wilayah informasi penerbangan di atas wilayah Indonesia
selaras dengan ruang udara sesuai prinsip negara kepulauan. Sebagaimana diketahui,
seiring berlakunya rezim negara kepulauan dalam hukum internasional, batas wilayah
informasi penerbangan di atas perairan di sekitar kepulauan Riau dan Natuna yang semula
berada dalam tanggung jawab Singapura harus disesuaikan dengan batas kedaulatan dan
hak berdaulat Indonesia. Pada tahun 1973, ICAO menetapkan batas FIR Singapura
melingkupi sebagian ruang udara di atas perairan di sekitar kepulauan Riau dan Natuna.
Hal ini dimungkinkan karena ruang udara di atas perairan di sekitar kepulauan Riau dan
Natuna, sesuai hukum internasional, masih merupakan laut bebas (high seas) dan ruang
udara Internasional. Perlu diketahui bahwa, sebelum pemberlakuan (entry into force)
UNCLOS 1982 di tahun 1994, perairan dan ruang udara yang melampaui 3 Mil dari
pulau- pulau Indonesia di sekitar kepulauan Riau dan Natuna belum merupakan laut
teritorial (wilayah) atau bagian dari perairan kepulauan Indonesia di mana terdapat
kedaulatan dan hak berdaulat Indonesia. Perjanjian Ekstradisi Disepakati, Buronan Tak
Lagi Bisa Ubah Kewarganegaraan untuk Akali Proses Hukum Selain meraih keberhasilan
mendapatkan hak pengelolaan ruang udara, Indonesia juga berhasil mencapai kesepakatan
dalam kerja sama di bidang hukum. Pimpinan negara berhasil meyakinkan Singapura
untuk menyepakati perjanjian ekstradisi yang progresif, fleksibel, dan antisipatif terhadap
perkembangan bentuk dan modus tindak kejahatan di masa sekarang dan masa depan.
Penandatanganan perjanjian ekstradisi akan membuka babak baru kerja sama bidang
hukum Indonesia – Singapura. Perjanjian ekstradisi ini juga akan melengkapi dan
menyempurnakan komitmen kedua negara sebagai sesama negara ASEAN terkait
perjanjian bantuan timbal balik dalam masalah pidana (ASEAN Mutual Legal Assistance
Treaty) yang mengharuskan kerja sama di antaranya terkait pencarian pelaku kejahatan,
penggeledahan, maupun penyitaan asset.
Perjanjian ekstradisi yang ditandatangani oleh kedua negara memungkinkan dilakukannya
ekstradisi terhadap pelaku 31 jenis tindak pidana serta pelaku kejahatan lainnya yang telah
diatur dalam sistem hukum kedua negara. Perjanjian ini juga menyepakati pemberlakukan
masa retroaktif hingga 18 tahun terhadap tindak kejahatan yang berlangsung sebelum
berlakunya perjanjian ekstradisi Indonesia Singapura. Perjanjian ekstradisi buronan
Indonesia – Singapura ini juga memiliki fitur khusus yang secara efektif akan
mengantisipasi celah hukum dan muslihat pelaku kejahatan. Misalnya, perubahan status
kewarganegaraan untuk menghindari penegakan hukum. Dalam perjanjian ekstradisi ini,
status warga negara pelaku kejahatan yang berubah tidak dapat mengecualikan
pelaksanaan ekstradisi mengingat pelaksanaan ekstradisi harus dilakukan berdasarkan
status kewarganegaraan pelaku ketika tindak kejahatan terjadi.
Sandiaga mengharapkan potensi dan peluang perluasan kerja sama ini akan
mempererat hubungan bilateral antara kedua negara, khususnya pada
sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Saya sangat optimistis pascapandemi ini kita bisa menghasilkan kerja sama dan
saling berkolaborasi dalam mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif di kedua
negara, serta dapat membantu mempromosikan dan menghadirkan pariwisata yang
berkualitas dan berkelanjutan," kata Sandiaga dikutip dari siaran pers, Rabu
(14/7/2021).
Sandiaga mengatakan peluang kerja sama ini diharapkan dapat menjadi tindak lanjut
bagi payung kesepakatan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Pasalnya saat ini
belum ada MoU dan perjanjian kerja sama yang aktif di bidang ekonomi kreatif antara
Indonesia dan Arab Saudi.
"Draf terbaru MoU pariwisata antara dua negara diterima oleh pihak Indonesia per
2019 dan masih proses review sebelum ditandatangani. Untuk saat ini, belum ada
MoU dan perjanjian kerja sama yang aktif di bidang ekonomi kreatif," ujarnya.
Tim lintas kementerian dari Indonesia telah dikirim ke Spanyol guna studi banding ke
galangan kapal Rodman di Vigo, Spanyol, sekaligus menyiapkan kedatangan empat
kapal patroli untuk memperkuat Badan Keamanan Laut RI (Bakamla).
Dalam kesempatan terpisah, Indroyono Soesilo kepada Duta Besar Italia untuk
Indonesia Federico Failla menginformasikan tentang keikutsertaan Indonesia dalam
World Expo Milan, Italia 2015, pada Mei – Oktober 2015.
Selain itu, Indonesia dan Italia akan bekerjasama dalam penyamakan kulit ikan nila
untuk pembuatan sepatu, tas, dompet dan sabuk khas Italia guna meningkatkan usaha
kecil dan menengah di bidang pengolahan hasil laut.
Peningkatan Kerja Sama Indonesia - Jepang
sebagai Mitra Strategis Terus Berlanjut
Kategori Berita Pemerintahan | adhi004
Jakarta, Kominfo - Negara Jepang merupakan mitra yang sangat penting bagi Indonesia.
Meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan global, termasuk Pandemi Covid-19,
hubungan antar kedua negara tetap terjalin kuat bahkan masih terbuka ruang untuk
penguatan hubungan yang bisa digali.
Nilai perdagangan bilateral Indonesia-Jepang pada tahun 2020 mencapai USD24,3 miliar.
Selama periode 2018 hingga 2020 Jepang konsisten menduduki peringkat ke-3 sebagai
tujuan ekspor utama Indonesia dengan nilai ekspor di Tahun 2020 mencapai USD13,6
miliar. Kondisi ini terus berlanjut, dimana pada semester 1 - 2021, nilai ekspor Indonesia
ke Jepang telah mencapai nilai USD7,9 miliar.
“Saya percaya kerjasama ekonomi yang kuat ini akan tetap terjalin baik saat ini di masa
yang akan datang. Bahkan akan terus meningkat yang didorong oleh pemanfaatan
Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) dan Regional Comprehensive
Economic Partnership (RCEP) secara maksimal bagi kesejahteraan rakyat kedua negara
khususnya sebagai upaya pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid-19 ini,” ujar
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada kegiatan Indonesia-
Japan Business Network (IJBNet) secara virtual dari Jakarta,, Selasa (10/08/2021).
Dari sisi investasi, selama periode 2018 hingga Semester I - 2021 Penanaman Modal
Asing (PMA) dari Jepang yang masuk ke Indonesia mencapai 12,9 miliar USD. Adapun
Jepang menjadi negara terbesar ke-3 PMA yang masuk ke Indonesia selama periode
tersebut. Sementara itu, total proyek PMA asal Jepang selama periode tersebut mencapai
lebih dari 19 ribu proyek.
Hingga paruh pertama tahun 2021, PMA asal Jepang yang masuk ke Indonesia telah
mencapai 1,04 miliar USD. Pemerintah Indonesia mengharapkan PMA asal Jepang yang
masuk di Tahun 2021 akan mampu melampaui realisasi di tahun 2020 yang mencapai 2,6
miliar USD.
Membaiknya perekonomian Indonesia membawa dampak positif di sektor investasi. Dari
sektor investasi, data Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh sebesar 7,54
persen (year-on-year) di triwulan II-2021.
Kenaikan PMTB sejalan dengan naiknya investasi di sektor riil. Berdasarkan data dari
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi pada triwulan II-2021
mencapai Rp. 223,0 triliun atau meningkat 16,2 persen dibandingkan triwulan II-2020
yang didorong oleh kinerja PMA yang mencapai Rp 116,8 triliun atau meningkat 19,6
persen year on year. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki daya tarik
tinggi bagi investor asing, salah satunya Jepang.
Dalam rangka meningkatkan iklim investasi, Pemerintah Indonesia telah melakukan
launching Online Single Submission (OSS) Berbasis Risiko atau dikenal dengan OSS
versi RBA pada tanggal 9 Agustus 2021 lalu. Diharapkan dengan keberadaan OSS
Berbasis Risiko akan dapat mempermudah para pelaku usaha untuk memperoleh
perizinan, serta mengurangi inkonsistensi dan interlocking regulasi antara pusat dan
daerah. Tujuan utamanya tentunya, sejalan dengan UU Cipta Kerja, adalah kemudahan
penciptaan lapangan kerja, peningkatan kompetensi pencari kerja dan kesejahteraan
pekerja, peningkatan produktivitas pekerja, serta peningkatan investasi.
Terkait fenomena kebijakan beberapa negara yang merelokasi pabriknya dari Tiongkok
ke negara lain, perusahaan Jepang juga melakukan relokasi ke negara lain, khususnya
Indonesia. Dari total tujuh perusahaan multinasional yang telah berkomitmen untuk
masuk ke Indonesia, terdapat tiga perusahaan Jepang yang akan merelokasi pabriknya
dari Tiongkok ke Indonesia.
“Selamat ulang tahun yang ke-3 bagi IJBNET. Semoga ke depannya IJB dapat terus
melaksanakan program-program kerjasama bisnis Indonesia-Jepang demi mendorong
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan kedua negara,” pungkas Airlangga.
Turut hadir dalam kegiatan Indonesia-Japan Business Network (IJBNet) antara lain, Mr.
Kenji Kanasugi Duta Besar Jepang untuk RI, Heri Akhmadi Duta Besar RI untuk Jepang,
Suyoto Rais Ketua Umum IJBNet.
Kerja Sama Pendidikan Vokasi Indonesia-
Jerman, Hambatannya?
Safira Aditia Lestari
Politik | Sunday, 26 Dec 2021, 05:46 WIB
Kerjasama dalam bidang pendidikan antara Indonesia deng jerman memang sudah
banyak dilakukan dikarenakan adanya pertukaran mahasiswa atau student
exchange, summit, camp dan lainnya antar kedua negara ini. Jumlah mahasiswa yang
berkuliah di Jerman sendiri setiap tahunnya memang mengalami peningkatan, data
dari lapor diri KBRI Berlin pada bulan Oktober tahun 2017 terdapat 6.371 mahasiswa
Indonesia yang menempuh pendidikan nya di Jerman. Kerjasama kali ini memiliki
perbedaan yaitu, bukan hanya pertukaran belajar, tetapi kerjasama kali ini justru
Jerman ingin menerapkan caranya dalam pendidikan vokasi di Indonesia. Dalam
kerjasama bidang pendidikan vokasi ini, tidak selamanya berjalan dengan mudah dan
pastinya terdapat beberapa tantangan-tantangan dikarenakan kedua negara yang
berbeda. Salah satu tantangan nya isalah di Indonesia sendiri masih ada kesenjangan
antara kemampuan orang yang memiliki lulusan pendidikan dengan kejuruan, hal
tersebut yang menghambat perkembangan dikarenakan sulitnya mencari tenaga kerja
dengan kualifikasi yang telah ditentukan. Sedangkan di Jerman sendiri, pendidikan
vokasi adalah kewajiban dan hal tersbutlah point keberhasilannya dikarenakan
adanya kerjasama dengan private sector. Di Indonesia sendiri masih minimal yang
melakukan hal tersebut, contohnya ialah sekolah di Solo yaki ATMI, para pelajar
dapat melakukan magang sebelum lulus di perusahaan.
Sebenarnya Indonesia sendiri dapat mengikuti jejak yang telah diterapkan oleh
Jerman dalma pendidikan vokasi, tetapi memang harus dipersiapkan dengan baik juga
sistematis, struktur nya harus dibangun terlebih dahulu. Selain hal tersebut, ada
tantangan yang membuat Indonesia lebih sulit dalam membangun pendidikan
tersebut, yakni dikarenakan Indonesia sendiri ialah negara kepualauan yang cukup
besar, untuk meratakan pendidikan saja masih terjadi ketimpangan yang lumayan
jauh dari Sabang hingga Merauke pendidikan yang tidak merata, bagaimana jika
harus menerapkan pendidikan vokasi seperti Jerman. Pendidikan di daerah timur
Indonesia saja sudah tertinggal jauh dengan pendidikan di daerah Pulau Jawa sendiri,
tetapi hal tersebut dapat berjalan dengan baik jika pemerintah dapat bekerjasama
dengan baik dengan sektor swasta, dan sektor - sektor yang lainnya untuk
membangun Indonesia agar lebih maju. Jadi bukan hanya pemerintah saja, tetapi
sektor swasta juga dapat membantu pemerintah.
Stigma di Indonesia melihat bahwa sekolah kejuruan tidak lebih baik dengan sekolah
jurusan tertentu, hal tersebut juga yang masih menghambat Indonesia, juga masih
adanya stereotipe gender. Sehingga GIZ menyelenggarakan webinar dengan
berkolaborasi dengan pemerintah Jerman dan juga Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan dan perusahaan Intel Indonesia, dalam webinar tersebut para perempuan
dilatih belajar pola piker yang berfokus pada solusi, inovasi agar dapat memecahkan
suatu masalah.