Anda di halaman 1dari 3

Proses Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains

Oleh : Fitri Masturoh


(Pondok Pesantren Darussalam Rajapolah Tasikmalaya)
Email: fithry.18@gmail.com
Manusia merupakan makhluk paling mulia yang Allah SWT ciptakan dibandi
ngkan dengan makhluk-makhluk lainnya, manusia diberikan akal dan nafsu sebagai p
elengkapnya dalam menjalani kehidupan. Munir Mursyi seorang ahli pendidikan
Mesir mengatakan bahwa pendapat tentang manusia sebagai animal rationale atau
al-Insan Hayawan al-Natiq bersumber dari filsafat Yunani (Mursyi, 1986). Terkait h
al ini adalah gagalnya teori evolusi Charles Darwin, karena Darwin tidak pernah bis
a menjelaskan dan mebuktikan mata rantai yang dikatakannya.

Dalam Al-Qur’an Surah Al-A’raf ayat 179 menjelaskan bahwa pada hakikatn
ya manusia bukan berasal dari hewan manapun, tetapi manusia adalah makhluk cipt
aan Allah SWT dengan berbagai potensinya. Namun apabila manusia tidak memanf
aatkan potensi-potensinya, bisa jadi lebih rendah dari makhluk lainnya seperti hewa
n. Dengan demikian, manusia adalah makhluk terbaik dengan berbagai potensi yang
tidak diberikan kepada makhluk lainnya, dan manusia adalah makhluk yang proses
penciptaanya begitu mulia sehingga Allah SWT menobatkan manusia sebagai Ahsa
nu Taqwim yaitu sebaik-baik ciptaan. Tulisan ini mengulas secara singkat mengenai
proses penciptaan manusia dalam perspetif Al-Qur’an dan Sains.

Proses Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-Qur’an

Mengenai proses penciptaan manusia dalam perspektif Al-Qur’an, terdapat ay


at-ayat kauniyah Al-Qur’an yang menjelaskan tentang proses penciptaan manusia. D
alam buku “ayat-ayat semesta sisi-sisi Al-Qur’an yang terlupakan” karya Agus Purw
anto, D.Sc. Ahli fisika teoritis lulusan Universitas Hiroshima Jepang, mencoba menaf
sirkan ayat-ayat kauniyah Al-Qur’an dari perspektif sains modern tertulis ada tujuh ra
tus lima puluh ayat kauniyah dari 6.236 ayat lainnya yang sering tidak diperhatikan.
Adapun yang menjelaskan tentang proses penciptaan manusia mencapai kurang lebih
26 ayat dengan surah yang berbeda-beda. Di dalam ayat-ayat tersebut, disebutkan
bahwa manusia diciptakan dari materi atau bahan yang berbeda-beda, diantaranya
adalah dari saripati tanah (sulalah min thin) dari air (min al-ma’) dari tanah (min
thurab) dari tanah liat yang kering seperti tembikar (min shalshal ka al-fakhar)  dari
tanah liat (min thin lazibin) dari tanah (min thin) dari lumpur hitam yang diberi
bentuk (min shalshal min hamaim masnun) dan sebagainya.

Salah satu ayat yang menjelaskan proses penciptaan manusia yaitu Al-Qur’an
surah Al-Mu’minun ayat 12-14, ayat tersebut menerangkan bahwa manusia diciptaka
n dari inti sari tanah (tin), yang dijadikan air mani (nuhtfah) yang tersimpan dalam te
mpat kokoh/rahim kemudian dijadikan darah beku (‘alaqah) yang menggantung dala
m rahim kemudian dijadikan-Nya segumpal daging (mudghah), kemudian dibalut de
ngan tulang belulang lalu kepadanya ditiupkan ruh.

Dari penjelasan di atas, apa yang dibuktikan oleh ilmu pengetahuan modern
dengan bantuan teknologi canggih, telah dijelaskan oleh Al-Qur'an 14 abad yang lalu.
Lalu bagaimana dengan musuh-musuh Islam yang menyatakanAl-Qur’an itu butan m
anusia, menganggap Al-Qur’an itu sama dengan teks-teks lainnya padahal Al-Qur'an
ini adalah kalam Allah SWT dan membawa kebenaran dan bahkan ayat ini dibenark
an oleh ilmuwan-ilmuwan yang meneliti secara mendalam mengenai proses pencipta
an manusia dengan teknologi yang canggih.

Proses Penciptaan Manusia dalam Perspektif Sains

Salah satu ilmuwan yang meneliti hal ini yaitu Maurice Bucaille, seorang ahli
dalam bidang ilmu kedokteran berkebangsaan Perancis (Shadeli, 1957). Menurutnya,
secara saintik manusia dibentuk dari komponen-komponen kimiawi yang dikandung
dalam tanah, Bucaille mempercayai apa yang dijelaskan dalam Al-Qur’an. Bucaillep
un menerangkan dalam bukunya “The Bible, The Qur’an and Science” bahwa
Alquran sangat konsisten dengan ilmu pengetahuan dan sains, sedangkan Al-Kitab
atau Bibel tidak demikian. Bucaille mengkritik Bibel yang ia anggap tidak konsisten
dan penurunannya bisa diragukan.

Berdasarkan itu semua, ia menyimpulkan bahwa sains dan agama saling


bersinergi dan selaras untuk saling mendukung. Terbukti, dari pengkajiannya,
Bucaille menyatakan bahwa Alquran berbeda dengan kitab-kitab suci lainnya. Hal ya
ng sama dilakukan oleh ilmuwan JL. Carl Worfman, mengadakan penelitian terhadap
segumpal tanah yang diambil di sekitar tambang minyak tanah pada sebuah
laboratorium,dalam penelitiannya ia terdapatnya benda-benda kollodial di dalam
dunia anorganis adalah hasil penelitian dalam minyak tanah terdapat hormon kelamin
yang berjumlah besar.
Relevansi Proses Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains

Dalam Al-Qur’an manusia diciptakan oleh Allah SWT berasal dari berbagai ta
nah. Adapun dalam perspektif sains, seperti yang di teliti oleh Maurice Bucaille, ia
meninjau kembali melalui teori pendekatannya menggunakan ilmu kedokteran,
Bucaille mencoba membenarkan penjelasan terhadap ayat-ayat Al-Qur’an yang
menerangkan tentang proses reproduksi manusia tersebut selaras dengan penjelasann
ya yang didasari dengan kemajuan zaman telah ditemukan berbagai alat yang dapat
mengetahui tentang organ tubuh manusia seperti, mikroskop, embriologi, fisiologi
dan lain sebagainya, menyatakan bahwa manusia beraasal dari komponen-komponen
kimiawi tanah.

Kesimpulan

Dapat disimpulkan manusia adalah makhlukAllah SWT yang diciptakan deng


an sebaik-baik ciptaan, luar biasanya, Al-Qur’an telah lebih dulu menerangkan proses
penciptaan manusia yang berasal dari komponen-komponen tanah yang kemudian para
ilmuwan meneliti hal itu dan membenarkan apa yang diterangkan dalam Al-Qur’an. In
i suatu jawaban untuk musuh-musuh Islam yang meragukan kebenaran Al-Qur’an dan
hal ini suatu pengingat untuk manusia untuk selalu bersyukur karena Allah SWT telah
menciptakannya dengan begitu mulia, diberikna akal untuk digunakan sebaik mungkin,
serta diberi gelar khalifah untuk menjaga muka bumi ini, diciptakan dari suatu yang hi
na yaitu air mani, pengingat supaya manusia tidak berprilaku sombong, diciptakan dari
tanah dan akan kembali ke tanah pula.

REFERENSI

Bucaille Maurice, Labible, Lecoranetla Science, Alih Bahasa H.M. Rasjidi, Bibel Qur’an
dan Sains Modern, (Jakarta : Bulan Bintang, 1978).
Mursyi, Muhammmad Munir, At-Tarbiyat Al-Islamiyyat: Ushuluha wa Tathawwaruha fil
Bilad al-’Arab, Kahirat: “Alam al-Kitab, 1986

Shadeli Hasan, Ensiklopedi Indonesia Volume ke IV, (Jakarta : Ikhtiar Baru, Van
Hove, 1983)

Suryanto, Pendidikan Pada Proses Reproduksi Manusia dalam Perspektif al-Qur’an dan
Sains. Vol.7, no.2, 2017

http://en.wikipedia.org/wiki/Maurice_Bucaille

Anda mungkin juga menyukai