Anda di halaman 1dari 7

Proposal Tugas

DISUSUN OLEH

Verawati Romauli Sihombing

3318026

INSTITUT TEKNOLOGI HARAPAN BANGSA

MANAJEMEN PROFESIONAL

2021
I. Study case

Zara merupakan Fashion retail ternama dari spanyol telah menjadikan INDITEX (perusahaan
induknya) sebagai produsen dan perusahaan ritel paling besar di dunia dan mengalahkan
H&M, UNIQLO dan GAP. Keberhasilan tersebut terwujud karena inovasi radikal yang
dilakukan ZARA yang dinamakan “FAST FASHION”. Sebuah inovasi yang mendisrupsi
atau mengubah industri fashion untuk selamanya.

II. Pertanyaan

1. Apa yang dimaksud “FAST FASHION”?

2. Bagaimana cara kerja “FAST FASHION” terutama pada aspek supply chain management?

3. Apa pelajaran penting yang bisa diadopsi untuk perusahaan kita?

III. Pembahasan

Zara didirikan oleh Amancio Ortega pada tahun 1975, di A Coruna, Spanyol Barat Laut.
Sebelum memberi nama Zara, pebisnis asal Spanyol tersebut memberikan nama Zorba, untuk
brand fashionnya. Namun, setelah mengetahui ada sebuah club lokal yang juga bernama
Zorba, maka mengubah namanya menjadi Zara.Zara menjual pakaian dengan harga miring,
namun menggunakan mode yang sama dengan pakaian kelas atas yang sedang populer.

Setelah 10 tahun pembukaan toko Zara yang pertama, Amancio Ortega mendirikan
perusahaan induk Inditex, yang kini menjadi perusahaan mode terbesar di dunia, yang
memiliki lebih dari 170.000 karyawan

1. FAST FASHION
Fast Fashion adalah istilah yang digunakan oleh industri tekstil yang memiliki
berbagai model fashion yang silih berganti dalam waktu yang sangat singkat, serta
menggunakan bahan baku yang berkualitas buruk, sehingga tidak tahan lama. Fast fashion
menjadi salah satu penyebab terbesar polusi limbah fashion yang dapat merusak lingkungan,
seperti polusi air, tanah, maupun penghasil gas emisi rumah kaca yang dapat menyebabkan
climate change (perubahan iklim).

A. Sejarah Fast Fashion

Sebelum memasuki zaman revolusi industri, fesyen merupakan sebuah produk yang
mahal, karena produksinya yang perlu dikerjakan secara detail bahkan dijahit tanpa mesin.
Efeknya, fesyen hanya bisa dibeli oleh kalangan tertentu saja.

Kemudian pada tahun 1980, muncul zaman revolusi industri yang juga beriringan
dengan munculnya teknologi. Dari sini lahirlah salah satunya teknologi mesin jahit untuk
memproduksi produk fast fashion.

Mengutip laman The Good Trade, Fast fashion merupakan produksi pakaian dalam
jumlah besar dengan cepat. Bahkan, beberapa industri menggunakan bahan baku yang
berkualitas rendah, serta dijual dengan harga yang murah. Sehingga fesyen dapat dibeli oleh
semua orang yang berasal dari berbagai kalangan. Tetapi efek buruknya produk-produk
tersebut tidak bertahan lama dan mudah rusak.

B. Ciri-ciri Fast Fashion

- Produk Fast Fashion memiliki banyak model dan selalu mengikuti trend terbaru.

- Model fashion selalu berganti dalam waktu yang sangat singkat.

- Diproduksi pada negara Asia dan negara berkembang.

- Menggunakan bahan baku yang tidak berkualitas dan tidak tahan lama.

C. Dampak Fast Fashion


1. Kualitas yang rendah

Fast Fashion lebih mementingkan bagaimana cara agar produk sampai lebih cepat ke tangan
konsumen dengan desain yang terbaru. Tentu hasil produksinya akan lebih mementingkan
kuantitas dibanding kualitas. Seringkali produk-produk yang gagal produksi lolos pada tahap
quality control.

2. Mendukung pola hidup konsumerisme

Selalu menjadi perdebatan beberapa kalangan konsumen Fast Fashion lebih mementingkan
keinginan semata dibandingkan kebutuhan. Konsumerisme muncul seiring dengan
meningkatnya ketertarikan masyarakat terhadap perubahan dan inovasi, sebagai respon
terhadap penanggulangan yang cepat dari hal-hal yang baru. Seperti produk baru. Menurut
beberapa orang mengikuti tren lebih penting daripada kebutuhan lainnya.

3. Dampak pada pekerja industri

Banyak perusahaan menekan biaya operasional untuk mengejar harga yang murah dan
kecepatan produksi. Sekaligus mengurangi biaya upah untuk pekerja industri. Seringkali
pekerja industri harus bekerja dengan cepat atau diluar jam kerja untuk memenuhi jumlah
produksi. Namun, kesejahteraan mereka tidak dipenuhi atau upah mereka tidak sebanding
dengan kerja keras mereka.

4. Dampak bagi Lingkungan

Industri fast fashion biasanya menggunakan pewarna tekstil yang murah dan berbahaya,
sehingga dapat menyebabkan pencemaran air dan beresiko terhadap kesehatan manusia.
Bahan yang digunakan seringkali juga membawa dampak yang signifikan bagi lingkungan
dan ekosistem.

Poliester adalah salah satu bahan baku yang banyak digunakan industri fast fashion yang
berasal dari bahan baku fosil, sehingga saat dicuci akan menimbulkan serat mikro yang
meningkatkan jumlah sampah plastik.

Bahan katun yang digunakan biasanya dicampur dengan air dan pestisida dalam jumlah yang
sangat banyak, sehingga membahayakan para pekerja dan meningkatkan resiko kekeringan,
menciptakan tekanan besar pada sumber air, menurunkan kualitas tanah, serta berbagai
masalah lingkungan lainnya. Industri fast fashion biasanya juga menjadi penyebab
menurunkan jumlah populasi hewan, karena kebanyakan dari mereka juga memanfaatkan
kulit binatang sebagai bahan baku dan tentunya akan dicampur dengan berbagai zat kimia.
Seperti ular, macan, dan hewan lainnya.

2. Cara kerja FAST FASHION pada aspek supply chain management

Fast fashion telah mengubah pasar. Di sebagian besar kategori pakaian, stock barang-barang
disimpan setengah selama lebih dari satu dekade lalu, beberapa pakaian dengan harga
terendah dibuang setelah tujuh atau delapan kali dipakai, menurut McKinsey.

Perusahaan telah mencapai ini dengan mengompresi siklus produksi. Dalam waktu dua
minggu, tren yang dipamerkan di atas catwalk dapat diubah menjadi item fashion high street
yang terjangkau di rak-rak toko. Hal ini memungkinkan pembeli untuk memperluas lemari
pakaian mereka dengan cara yang terjangkau dan menyegarkan mereka dengan cepat,
mengikuti mode terbaru, hal ini berkaitan erat pada supply chain management sangat penting
dalam prosesnya.

Hal ini diterapkan oleh Zara yang memproduksi pakaian dengan harga terjangkau. Dulu
tentang memangkas harga hanya untuk menggeser stok dan mendorong penjualan, tetapi
model ini telah bergeser. Ketika perusahaan diskon untuk menggeser saham, margin
dikompromikan.

Ada banyak cara label memenuhi permintaan konsumen yang tak terpuaskan akan mode
cepat. Misalnya, platform pemesanan ulang Revolve secara otomatis mengirimkan
pemberitahuan kepada pembeli setiap hari ketika suatu barang terjual dengan cepat.

Sekarang ada reaksi terhadap gerakan mode cepat yang didorong oleh kebutuhan akan
keberlanjutan yang lebih dalam industri ini. Ide 'kerajinan' atau 'pengrajin' sedang diprofilkan
sebagai penangkal mode cepat. Konsep dan budayanya berfokus pada gagasan bahwa barang-
barang fesyen harus dibuat oleh pengrajin dan wanita, serta pengrajin.

Fast fashion dalam supply chain management

a) Perputaran cepat
Menghasilkan tren terbaru dalam waktu sangat cepat adalah intinya. Ini adalah proses
sebelum dan sesudah produksi yang memakan waktu. Ketika desain bisa mulai dijual
dalam waktu dua minggu, itu bisa membuat perbedaan besar. Contohnya Zara, 300
desainernya dapat membuat 12.000 pola baru setiap tahun. Untuk potongan mode
tercepat, dibutuhkan enam minggu untuk beralih dari desain sketsa ke produk di toko.
Sekarang ambil Boohoo, ia dapat merancang, memproduksi, dan mengirimkan 300
lembar desain tertentu dalam dua minggu. Itu membuatnya lebih responsif terhadap
pelanggan.
b) Perputaran persediaan
Perusahaan memproduksi model pakaian sesuai trend dan juga di jual dengan harga
yang lebih terjangkau dengan menggunakan promo agar barang persediaan dapat
beredar untuk konsumen dengan cepat
c) Uji dan ulangi
Ini adalah taktik yang bagus untuk merek yang bekerja keras secara online.
Perusahaan dapat mencoba contoh gaya sebelum meningkatkan produksi. Misalnya,
Boohoo hanya membuat 300 contoh dari satu gaya sebelum habis-habisan mencari
yang paling laku
d) Transparansi
Konsumen semakin mengharapkan perusahaan untuk sepenuhnya transparan tentang
rantai pasokan mereka, menurut McKinsey. Sekarang ada banyak pertanyaan seputar
bagaimana industri menghargai mereka yang menanam kapas, menjahit produk,
lingkungan, dan keuntungan yang adil bagi mereka yang berada dalam rantai pasokan.
Banyak yang percaya bahwa perubahan positif dimulai dengan transparansi dan
ketertelusuran.
e) Lingkungan
Kelincahan rantai pasokan dan mode cepat adalah kekuatan bagi banyak perusahaan.
Namun saat ini, hal ini secara langsung berkontribusi pada konsumsi pakaian yang
berlebihan, yang berdampak besar pada lingkungan. Keberlanjutan dalam mode
adalah suatu keharusan, dan merek pakaian berkelanjutan menjadi semakin populer di
kalangan konsumen Gen 2 dan Milenial.

3. Pelajaran yang bisa diadopsi untuk perusahaan


Perusahaan saya mendapatkan pelajaran bahwa ke untungan Dari fast fashion adalah
perusahaan dapat memproduksi product dengan cepat dalam jumlah banyak sehingga
perusahaan dapat memenuhi target produksi . Dengan biaya produksi uang lebih murah Dan
dengan mengandalkan inovasi model produk akan merangsang minat konsumsi konsumen.
Akan tetapi yang harus di perhatikan Dari kondisi ini adalah dampak dari limbah yang bisa
jadi Merusak lingkungan dan juga menjaga kepuasan konsumen karena melange produk yang
di produksi dari trend ini memiliki kualitas produk yang kurang baik

4. REFERENSI

https://www.idntimes.com/science/discovery/eliza/fakta-menarik-zara-c1c2/6

https://www.herworld.co.id/article/2021/4/17905-Mengenal-Istilah-Fast-Fashion

https://itsupplychain.com/the-fast-fashion-supply-chain-a-strategy-of-speed/

Anda mungkin juga menyukai