Anda di halaman 1dari 17

PRAKTEK PERAWATAN MESIN KONVERSI ENERGI DAN INSTALASI

BAB II
KOMPRESOR

Kompetensi Dasar: Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat memahami
pinsip kerja mesin konversi energi secara umum.
Indikator: Setelah menyelesaikan bab ini siswa dapat:
1. Memahami pengertian dari kompresor dan fungsinya
2. Memahami prinsip kerja dari kompresor
3. Memahami jenis-jenis kompresor dan penggunaannya
4. Memahami macam-macam komponen kompresor
Deskripsi: Dalam bab ini saudara akan mempelajari tentang prinsip kerja kompresor dan
fungsinya. Saudara juga akan mempelajari jenis-jenis kompresor dan
karakteristiknya serta komponen-komponen penyusun kompresor.
Adapun hasil belajar yang akan dicapai setelah menguasai bab ini, siswa
diharapkan dapat memahami cara kerja kompresor dan dapat menyelesaikan
permasalan kerusakan komponen kompresor serta dapat melakukan perawatan
kompresor.

2.1 Pengertian Kompresor


Kompresor adalah mesin yang digunakan untuk memampatkan udara atau gas,
kompersor udara biasanya menghisap udara dari atmosfer, tapi ada pula yang menghisap
udara atau gas yang bertekanan lebih tinggi disebut penguat (booster) dan yang
menghisap udara yang bertekanan lebih rendah disebut pompa vakum.
Udara atau gas di dalam sebuah ruangan tertutup jika diperkecil volumenya, maka
udara atau gas tersebut akan mengalami kompresi. Kompresor yang menggunakan azas
ini disebut kompresor jenis perpindahan (displacement) dan dalam prakteknya
memerlukan kontruksi torak yang bergerak bolak-balik di dalam sebuah silinder untuk
menghisap, menekan, dan mengeluarkan udara atau gas secara berulang-ulang. Pada saat
proses kompresi udara atau gas tidak boleh bocor melalui celah antara dinding torak dan
dinding silinder yang saling bergesekan, sehingga diperlukan cincin torak sebagai
perapat. Dalam hal ini katup isap dan keluar dipasang pada kepala silinder dan sebagai
penyimpan energi dipakai tangki udara. Kompresor semacam ini disebut kompresor
bolak balik dan mempunyai kelemahan dapat menimbulkan getaran karena gaya inersia,

25
PRAKTEK PERAWATAN MESIN KONVERSI ENERGI DAN INSTALASI
sehingga tidak sesuai untuk operasi putaran tinggi.
Berdasarkan kelemahan yang ada pada kompresor jenis bolak-balik, maka
berbagai kompresor jenis putar (rotary) dikembangkan dan tersedia banyak dipasaran.
Kompresor putar jenis sudu luncur mempunyai sebuah rotor bersudu dan berputar di
dalam stator berbentuk silinder. Rotor dipasang secara eksentrik (tidak sesumbu)
terhadap silinder dan sudu-sudu dipasang pada alur-alur di sekeliling rotor dan ditekan
ke dinding silinder oleh pegas dalam alur. Adapun azas pemampatan udara atau gas pada
kompresor putar pada dasarnya sama dengan kompresor torak, di mana udara atau gas
dikurung lalu dimampatkan dengan mengecilkan volume ruangan yang mengurungnya
hingga naik tekanannya. (jadi secara prinsip berbeda dengan kompresor sentrifugal di
mana pemampatan udara atau gas diperoleh dengan gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh
impeller).
Kompresor putar mempunyai getaran yang relatif kecil karena sudu-sudu
kompresor putar mempunyai massa yang relatif kecil dari pada torak dan kompresor putar
tidak memerlukan katup, sedang fluktuasi alirannya sangat kecil dibanding kompresor
torak. Namun pada kompresor sudu luncur terdapat masalah kerugian gesek, keausan
dan kebocoran yang besar pada sisi-sisi sudu dan performasinya akan menjadi buruk jika
perbandingan tekanan kerjanya tidak sesuai dengan harga optimumnya. Hal ini
disebabkan cara kompresi di mana gas dimampatkan sampai suatu perbandingan volume
tertentu sebelum dikeluarkan, dan tekanan yang dihasilkan pada saat akan dikeluarkan
tidak selalu sama dengan tekanan kerja di pipa keluar.
Kompresor putar jenis sekrup mempunyai sepasang rotor berbentuk sekrup,
pasangan ini berputar serempak dalam arah yang berlawanan dan saling mengait seperti
roda gigi. Putaran serempak ini dapat berlangsung karena kaitan gigi-gigi rotor itu sendiri
atau dengan perantaraan sepasang roda gigi penyerempak putaran. Karena gesekan antar
rotor sangat kecil, kompresor ini mempunyai performasi yang baik untuk umur kerja yang
panjang. Perbedaan tekanan maksimum yang diizinkan pada kompresor jenis ini
ditentukan oleh defleksi lentur rotor dan besarnya adalah 30 kg/cm2 (2900 kPa).

2.2 Teori Kompresi


Hubungan antara tekanan dan volume gas dalam proses kompresi pada kondisi
temperatur tetap yang telah dinyatakan dalam Hukum Boyle yaitu tekanan akan
berbanding terbalik dengan volume (p.V = konstan atau p1. V1 = p2. V2).

Hubungan volume dan temperatur telah dinyatakan dalam hukum Charles bahwa
“Semua macam gas apabila dinaikkan temperaturnya sebesar 1oC pada tekanan tetap,
akan mengalami pertambahan volume sebesar 1/273 dari volumenya 0oC, sebaliknya jika
26
PRAKTEK PERAWATAN MESIN KONVERSI ENERGI DAN INSTALASI
diturunkan temperaturnya sebesar 1oC akan mengalami pengurangan volume dengan
porposi yang sama”. Hal ini dapat dirumuskan sbb.
𝑉1 𝑉
= 𝑇2 , dimana T dalam oK
𝑇1 2

Hukum Boyle dan Hukum Charles digabungkan menjadi hukum Boyle Charles yang
dapat dinyatakan sbb.
p.V = m. R. T (2.1)
Keterangan: p = tekanan mutlak [N/m2], V = volume [m3], m = massa gas [kg], T =

temperatur [o K], R = konstanta gas = 288,3 [J/kg oK] atau 0,2883 [KJ/kgoK]

Gambar 2.1 Grafik hubungan tekanan-temperatur

Contoh perhitungan berat udara setiap 1000 cc (1 lt) pada tekanan 1 atm (10 5 Pa), dan

temperatur 27 oC (300 oK) adalah:

𝑝. 𝑉 105 × 10−3
𝑚= = = 1,156 × 10−3 𝑘𝑔 = 1,156 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑅. 𝑇 288,3 × 300

Massa jenis udara pada p = 1 atnm dan T = 300 oK adalah = 1,1774 kg/m3 (Holman, 1991:
589), sehingga 1 kg udara pada tekanan 1 atm (100 kPa abs) membutuhkan volume 1,1774
m3.

27
PRAKTEK PERAWATAN MESIN KONVERSI ENERGI DAN INSTALASI
Proses kompresi yang terjadi di kompresor pada umumnya adalah kompresi politropik
(bukan isotermis karena ada kenaikkan temperatur, dan bukan adiabatik karena ada panas
yang dipancarkan).

n disebut indeks politropik (1< n < k) dan untuk kompresor nilainya n = 1.25 s/d 1,35

2.3 Kompresor Torak


2.3.1 Katup (Valve)

Gambar 2.2 Jenis-jenis katup

Katup isap (inlet valve) dan keluar (outlet valve) pada kompresor dapat membuka
dan menutup sendiri karena adanya perbedaan tekanan yang terjadi antara bagian dalam
dan luar silinder. Katup-katup ini membuka dan menutup setiap langkah bolak balik dari
torak, sehingga frekuensi kerja termasuk yang paling tinggi. Katup keluar selalu bekerja
pada kondisi yang sangat berat karena harus sebagai saluran udara yang bertemperatur
tinggi dan sering macet karena karbid yang terbentuk dari minyak yang terbawa oleh
aliran udara. Jenis katup yang digunakan saat ini pada umumnya adalah katup cincin,
katup pita (reed), katup kanal, dan katup kepak (flapper). Gamabr 2.1 memperlihatkan
jenis katup cincin, katup pita, dan katup kanal.

2.3.2 Alat Pengatur Kapasitas


Laju volume udara yang dihasilkan oleh kompresor harus dapat disesuaikan

28
PRAKTEK PERAWATAN MESIN KONVERSI ENERGI DAN INSTALASI
dengan jumlah udara yang diperlukan, sehingga kompresor harus dilengkapi dengan katup
pembebas beban (unloader). Katup pembebas beban dapat digolongkan menurut azas
kerjanya yaitu: (1) pembebas beban katup isap, (2) pembebas beban celah katup, (3)
pembebas beban trotel isap, dan (4) pembebas beban dengan pemutus otomatis. Untuk
kompresor jenis torak jenis pembebas beban katup isap dan pembebas beban dengan
pemutus otomatis yang sering digunakan. Untuk mengurangi beban pada waktu
kompresor distart, agar penggerak mula dapat berjalan lancar, maka compresor perlu
dipasang katup pembebas beban awal dapat dioperasikan secara manual atau otomatis.

Gambar 2.3 Alat pengatur kapasitas (katup pengaman)

1. Pembebas Beban Katup Isap


Jenis ini sering digunakan untuk kompresor berukuran kecil dan sedang, cara ini
menggunakan katup isap dimana plat katupnya dapat dibuka terus pada langkah isap
maupun langkah kompresi sehingga udara dapat mengalir keluar masuk silinder secara
bebas melalui katup isap tanpa mengalami kompresi. Kompresor bekerja maka udara akan
mengisi tangki, sehingga tekanannya akan naik sedikit demi sedikit. Tekanan ini
disalurkan di bagian bawah katup pilot dari pembebas beban, jika tekanan masih rendah,
maka katup akan tetap tertutup, karena pegas atas dari katup pilot dapat mengatasi tekanan
tersebut. Selanjutnya jika tekanan tangki naik, sehingga mampu nenekan gaya pegas,
katup isap akan terdorong sampai terbuka dan udara tekan akan mengalir melalui pipa
pembebas beban dan menekan torak pembebas beban pada tutup silinder kebawah dan
selanjutnya katup isap akan terbuka dan operasi berjalan tanpa beban.
Selama kompresor bekerja tanpa beban, tekanan udara di dalam tangki akan akan
menurun terus, karena udara digunakan sedangkan penambahan udara dari kompresor
tidak ada. Selanjutnya jika tekanan melebihi batas maka gaya pegas dari katup pilot akan
29
PRAKTEK PERAWATAN MESIN KONVERSI ENERGI DAN INSTALASI
mengalahkan gaya dari tekanan udara di dalam tangki, sehingga katup pilot akan jatuh
aliran udara tertutup dan tekanan di dalam pipa pembebas beban menjadi sama dengan
tekanan atmosfer, dengan demikian torak pembebas beban akan terangkat oleh gaya
pegas, katup isap akan kembali pada posisi normal, dan kompresor bekerja seperti biasa
mengisap dab memanfaatkan udara.

2. Pembebas beban dengan pemutus otomatis.


Jenis ini digunakan pada kompresor-kompresor yang relatif kecil kurang dari 7,5
KW, karena katup isap pembebas beban ukuran kecil sulit dibuat dan motor berdaya kecil
dapat dengan mudah dihidupkan dan dimatikan dengan tombol tekanan. Disini digunakan
tombol tekanan (pressure switch) yang dipasang dari tangki udara. Motor listrik (motor
penggerak) akan dihentikan oleh tombol tekanan ini secara otomatis bila tekanan udara
di dalam tangki melebihi batas tertentu. Sebaliknya jika tekanan udara turun sampai batas
minimal yang ditetapkan maka tombol akan tertutup dan motor akan hidup kembali.

3. Katup Pengaman
Katup pengaman harus terpasang pada pipa atau saluran keluar pada setiap tingkat
kompresor. Katup ini harus membuka dan mengeluarkan udara keluar jika tekanan
melebihi 1,2 kali tekanan normal maksimum dari kompresor. Pengeluaran udara harus
berhenti secara tepat jika tekanan sudah kembali sangat dekat pada tekanan normal
maksimum.

Gambar 2.4 Penampang katup pengaman

30
PRAKTEK PERAWATAN MESIN KONVERSI ENERGI DAN INSTALASI
Tabel 2.1 Daya kompresor yang diperlukan untuk kompresi adiabatis teoritis

31
PRAKTEK PERAWATAN MESIN KONVERSI ENERGI DAN INSTALASI

Gambar 2.5 Katup pembebas beban dengan katup geser

2.4 Pemilihan Peralatan dan Alat Ukur


Dalam kegiatan perawatan dan perbaikan kompresor peralatan dan alat ukur yang
dibutuhkan antara lain. Kunci pas, kunci socket, kunci momen, obeng, manometer
(pressure gauge), alat ukur waktu (stop watch).

2.5 Pengukuran Performa Kompresor


Dalam spesifikasi kompresor, angka yang terpenting adalah laju volume udara
atau gas yang dikeluarkan dan tekanan kerjanya. Pada kapasitas normal, kompresor
mempunyai efisiensi adiabatik keseluruhan yang maksimum. Apabila kompresor pada
kapasitas atau beban yang lebih rendah, maka efisiensinya akan menurun. Karena itu
pemilihan kompresor harus dilakukan sedemikian rupa hingga dalam pemakaian nanti
kompresor akan dapat dioperasikan pada atau sekitar titik normalnya. Apabila kebutuhan
udara atau gas sangat berfluktuasi, sebaiknya dipilih kompresor dengan kapasitas normal
sebesar kebutuhan terbesar. Pengukuran kapasitas kompresor secara sederhana dapat
dilakukan dengan mengukur waktu yang diperlukan untuk mengisi penuh tangki tekan
sampai tekanan maksimum yang telah ditentukan. Tekanan maksimum dapat langsung
dibaca pada manometer yang terpasang pada tangki tekan, volume udara atau gas sama
dengan volume tangki dapat dibaca pada nameplate, sedangkan waktu yang diperlukan
dapat diukur dengan alat pengukur waktu (stop watch).
Dalam menentukan tekanan kompresor yang diperlukan harus diingat bahwa udara
atau gas harus disalurkan ke tangki tekan dan peralatan yang memerlukannya. Karena itu

32
PRAKTEK PERAWATAN MESIN KONVERSI ENERGI DAN INSTALASI
besarnya tekanan kompresor harus diambil sama dengan tekanan yang diperlukan oleh
peralatan yang bersangkutan ditambah dengan kerugian tekanan di pendingin akhir dan di
pipa-pipa penyalur. Tekanan normal kompresor yang diambil tidak boleh jauh melebihi
tekanan kerja sistem, karena efisiensi adiabatis keseluruhannya akan menjadi terlalu
rendah. Variasi tekanan yang masih dapat dianggap tidak merugikan adalah tidak lebih
dari 20% di bawah tekanan spesifikasi kompresor, karena dengan harga tersebut efisiesi
kompresor tidak terlalu banyak berkurang dari harga maksumumnya. Tekanan kerja

kompresor pada umumnya dinyatakan dalam satuan [kg/cm 2 atau bar] atau dalam satuan

psi [lb/in2]. Konversi satuan 1 kg/cm2 = 14,7 psi.

2.6 Prosedur Pembongkaran Kompresor


Dalam proses pembongkaran kompresor peralatan yang perlu dipersiapkan pada
umumnya adalah kunci pas atau socket, obeng, tang.
Prosedur pembongkaran kompresor tidak sama antara yang satu dengan yang lain
karena tergantung pada jenis dan konstruksinya. Namun pekerjaan dasar pada
pembongkaran berbagai kompresor mempunyai kesamaan tertentu. Di sini akan diuraikan
secara ringkas urutan pembongkaran kompresor torak dengan urutan sebagai berikut.
1. Pembongkaran peralatan pembantu yang meliputi, tutup sabuk, sabuk V, pembeban
otomatik, pipa pembebas beban antara kompresor dan katup pilot pembebas beban, dll.

Gambar 2.6 Melepas pipa pembebas Gambar 2.7 Melepas pipa saluran keluar
beban

33
Teknik Perawatan dan Perbaikan MKE

2. Pembongkaran badan kompresor: pekerjaan ini dapat dilakukan dengan mudah jika
dalam keadaan terpasang di atas tangki udara dan dapat dilakukan sebagi berikut:
a) Lepaskan pipa minyak pelumas.
b) Lepaskan peredam bunyi, pipa pembebas beban, dan pipa pernafasan ruang engkol.
c) Lepaskan pipa keluar, jika mur keluar sukar dibuka karena macet, ketuk-ketuk dulu
dengan palu terlebih dahulu.
d) Melepaskan kepala silinder (Gambar 2.8), sebagai langkah awal kendurkan dulu bus
pembebas beban, lepaskan semua baut kepala silinder, ketuk-ketuk dulu kepala
silinder jika masih sulit dilepas dan tusukan obeng pada celah yang terbuka ke arah
lubang baut (arah diagonal).

Cara yang benar Cara yang salah


Gambar 2.8 Melepas kepala silinder (cylinder head)

e) Membongkar katup udara: kendurkan semua baut penahan dan katup kepak hanya
dapat dibersihkan dengan tiupan udara. Katup harus diperiksa secara periodik
kalau ada kelainan.
f) Buka puli kompresor, keluarkan pasak dengan menariknya seperti Gambar 2.9.

Gambar 2.9 Melepas pasak pada poros Gambar 2.10 Melepas cincin
pengunci pen torak

34
Teknik Perawatan dan Perbaikan MKE
g) Buka silinder, torak, buka cincin pengunci pen torak dengan tang yang sesuai
(Gambar 2.10), dan keluarkan pen torak.
h) Keluarkan poros engkol (crank shaft), batang penggerak, bantalan bola (ball
bearing), dan rumah bantalan secara bersama-sama seperti Gambar 2.11 – 2.12.
i) Lepaskan rumah bantalan
j) Lepaskan bantalan bola dari poros engkol dengan treker (puller).

Gambar 2.11 Melepas bantalan bola Gambar 2.12 Melepas poros engkol

k) Buka cincin pegas dan cincin pen engkol lalu tarik keluar poros engkol. Dalam
hal ini harus dijaga agar metal pen torak tidak sampai rusak pada waktu
mengeluarkan batang penggerak.

l) Keluarkan perapat minyak dari rumah bantalan dengan jalan memukul batang perata
yang diameternya sedikit lebih kecil dari diameter luar luar metal.
m) Keluarkan metal-metal bantalan (bantalan luncur) pada pen engkol dan pen torak dan
batang penggerak metal harus dikeluarkan dengan bantuan batang perata yang
diameternya sedikit lebih kecil dari diameter luar luar metal. Adapun metal pen engkol
baru dapat dikeluarkan setelah baut penetap dibuka dan untuk mengeluarkan pennya
batang penggerak harus diletakkan di atas landasan dari sepotong kayu.

Gambar 2.13 Melepas perapat minyak Gambar 2.14 Melepas metal dari
batang penggerak

35
Teknik Perawatan dan Perbaikan MKE
2.7 Pengukuran Pada Komponen
Proses pengukuran khususnya pada jenis kompresor torak adalah pada silinder (liner)
dari kemungkinan adanya keausan, sehingga nantinya kalau terdeteksi adanya keausan dapat
diratakan (cloter), yaitu diperbesar ukurannya sesuai ukuran standar diatasnya dan piston serta
ringnya disesuaikan (diganti) dengan ukuran standarnya. Diameter pada poros engkol yang
berpasangan dengan bantalan atau metal (bushing), sehingga jika terjadi keausan dapat
diratakan (digerinda) sampai ukuran standar di bawahnya, kemudian metal menggunakan
standar sesuai dengan ukuran standar poros.

2.8 Pemasangan Komponen


Prosedur pemasangan komponen-komponen kompresor torak harus betul-betul
mengikuti prosedur standar yang ada pada buku petunjuk (servis manual). Adapun urutan
langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Perakitan badan kompresor:
• Pasang metal-metal pada batang penggerak, dengan menggunakan batang perata atau
papan kayu di atas metal, kemudian pukul tegak lurus. Perhatikan lubang minyak
pada metal harus berimpit dengan dengan lubang minyak pada batang penggerak dan
berimpit pula dengan lubang minyak pada pen engkol. Selanjutnya kencangkan baut
penetap.

Gambar 2.15 Memasang metal Gambar 2.16 Memasang perapat minyak

• Lumasi perapat minyak dengan cat perekat kemudian pasang pada rumah
bantalan dengan memukulnya dengan palu yang diberi perantara batang perata
atau papan kayu.
• Pasang poros engkol: pasang batang penggerak pada poros engkol dengan tampa
menggunakan paksaan dan lumasi terlebih dahulu, jika mempunyai 2 atau 3
silinder, urutan pemasangan batang penggerak dan tuas pemercik minyak,
arahnya, dengan letak lubang minyak harus dijaga jangan sampai salah. Pasang
36
Teknik Perawatan dan Perbaikan MKE
cincin pen engkol dan cincin pegas untuk menetapkan batang penggerak pada
poros engkol. Pasang bantalan bola pada poros engkol. Pasang perangkat poros
engkol, batang penggerak, bantalan bola pada kotak engkol, dengan
memasukkan terlebih dahulu ujung kecil batang penggerak ke dalam kotak
engkol.

Gambar 2.17 Memasang batang Gambar 2.18 Memasang cincin pena engkol dan
penggerak cincin penahan

Gambar 2.19 Memasang bantalan Gambar 2.20 Memasang poros engkol, batang
bola penggerak, dan bantalan

• Pasang torak pada batang penggerak, lumasi dengan minyak pelumas pada permukaan
yang meluncur, tandai letak belahan cincin torak pertama pada puncak torak. Belahan

cincin-cincin torak berikutnya harus saling membentuk sudut 120o antara yang satu
dengan yang lain setelah terpasang.

37
Teknik Perawatan dan Perbaikan MKE

Gambar 2.21 Memasang torak Gambar 2.22 Memasang cincin torak

• Pasang silinder: Puncak silinder harus diatur dengan mengatur tebal paking
silinder sedemikian rupa hingga puncak silinder terletak 0 s/d 0,5 mm lebih tinggi
dari pada puncak torak saat TMA. Permukaan puncak torak tidak boleh lebih dari
puncak silinder. Bila mengganti silinder katup kepak, sisi pembatas katup isap
harus diperiksa apakah sudah dihaluskan sehingga tidak bergerigi. Silinder ini
harus dipasang dengan cermat sebab arahnya tertentu.

Gambar 2.23 Memasang puli Gambar 2.24 Memasang pipa keluar

• Masukkan pasak puli ke tempatnya diporos dan pasang puli kompresor dan
kencangkan baut-bautnya.
• Pasang perangkat katup: jangan buka bungkus katup kepak yang baru sampai saat
pemasangan tiba, sebab jika bungkus rusak dan katup terbuka di udara untuk
beberapa lama, debu dapat menempel dan menyebabkan kebocoran setelah di
pasang.

38
Teknik Perawatan dan Perbaikan MKE

Gambar 2.25 Memasang katup udara Gambar 2.26 Memasang pembebas


beban

• Pasang katup udara pada kepala silinder.


2. Pemasang peralatan pembantu: pasang pipa pembebas beban, luruskan puli, dan pasang
sabuk V: Atur letak motor sehingga kedua muka luar puli motor dan kompresor menjadi
lurus. Poros motor dan kompresor yang tidak sejajar menyebabkan getaran pada sabuk.
Periksa tegangan sabuk sesuai ketentuan standar, kemudian pasang tutup atau pelindung
sabuk. Setelah selesai semua lakukan uji coba untuk menghidupkan kompresor.

Gambar 2.27 Memasang sabuk V Gambar 2.28 Mengontrol kelurusan puli

39
Teknik Perawatan dan Perbaikan MKE
2.9 Instalasi Kompresor
2.9.1 Pemilihan Tempat
Agar kompresor dapat bekerja untuk jangka waktu lama dalam kondisi baik, mesin ini
harus dipasang pada pondasi yang cukup kuat. Dalam memilih tempat yang sesuai untuk
instalasi kompresor perlu dipertimbangkan beberapa petunjuk sebagai berikut:
• Instalasi kompresor harus dipasang sedekat mungkin dengan tempat-tempat
memerlukan udara tekan dan jika tempat-tempat ini terpencar letak kompresor dapat
di tengah-tengahnya.
• Di daerah sekitar kompresor tidak boleh ada gas yang mudah terbakar atau meledak.
Pengamanan harus dilakukan sebab gas-gas berbahaya yang terisap oleh kompresor
dapat menimbulkan reaksi kimia bahkan ledakan dan kebakaran.
• Pemeliharaan dan pemeriksaan harus dapat dilakukan dengan mudah, sehingga
diperlukan ruangan yang cukup luas, terang, dan berventilasi baik.

• Temperatur udara di ruangan harus lebih rendah dari 40oC. Hal ini untuk menghindari
kompresor bekerja pada temperatur di atas normal yang akan memperpendek
umurnya.
• Kompresor harus ditempatkan di dalam gedung, karena kalau sampai kehujanan motor
akan cepat rusak dan akan menimbulkan hubungan singkat pada arus listriknya.
• Kondisi pengisapan selain temperatur udara harus dijaga serendah mungkin juga harus
tidak banyak mengandung debu dan udara harus sekering mungkin.

2.9.2 Pemipaan
Kompresor berukuran kecil dan sedang yang portabel atau dalam kemasan umumnya
dilengkapi dengan pemipaan dalam, sehingga pemasangan pipa-pipa mudah dilaksanakan.
Namun untuk kompresor besar memerlukan pemipaan yang rumit dan harus dikerjakan secara
cermat. Adapun pipa yang diperlukan dalam instalasi kompresor terdiri dari pipa keluar, pipa
pembebas beban, pipa pendinginan.
1. Pipa keluar:
a) Sambungan pipa sebaiknya menggunakan sambungan flens las. Perlu dihindari
timbulnya resonasi dengan pulsasi udara keluar, sehingga akibat negatif seperti seperti
bunyi yang keras dan getaran dapat dihindari.

b) Temperatur udara keluar pada umumnya berkisar antara 140 s/d 180oC, sehingga pipa
keluar harus dapat menampung pemuaian yang terjadi, jika pipa sangat panjang akan
diperlukan dua belokan atau sebuah belokan luwes untuk membuat pipa lebih elastis.
c) Sebuah pendingin akhir harus dipasang sedekat mungkin pada kompresor untuk
40
Teknik Perawatan dan Perbaikan MKE
mengurangi pemuaian termal pada pipa dan memperkecil kandungan air di dalam
udara tekan.
d) Pipa harus ditumpu dengan baik untuk mencegah getaran. Pada pipa keluar tidak boleh
katup penutup, jika hal ini tidak dapat dihindari maka antara kompresor dan katup
harus diberi katup pengaman dengan kapasitas yang cukup.
2. Pipa pembebas beban:
a) Dipasang antara katup pengatur tekanan dan tangki udara dan bagian dalam pipa harus
dibersihkan secara sempurna.
b) Ukuran pipa harus disesuaikan dengan yang ditentukan oleh pabrik.
c) Pada pipa pembebas beban tidak boleh dipasang katup penutup dan jika harus ada,
maka katup harus dalam kondisi terbuka saat operasi.
3. Pipa air pendingin dan lainnya.
a) Air pendingin harus masuk dari pipa bawah dan keluar dari pipa atas
b) Tentukan diameter dan panjang pipa secara tepat.

c) Tekanan air masuk harus lebih dari 1,5 kg/cm2


d) Pasanglah peralatan yang sesuai pada pipa air pendingin.
e) Penyangga pipa dan penumpu jangkar harus sesuai untuk mencegah getaran

2.10 Latihan Soal Kompresor


1. Jelaskan prinsip kerja Kompresor?
2. Jelaskan prinsip kerja katup isap pembebas beban
3. Jelaskan prosedur pengukuran unjuk kerja (performance) compresor?
4. Jelaskan prosedur yang benar untuk pelepasan kepala silinder (cylinder head)?
5. Jelaskan manfaat dari proses pengukuran componen Kompresor estela proses
pembangkaran?
6. Jelaskan proses pemasangan metal yang benar?
7. Jelaskan mengapa saat pemasangan ring piston letak belahan cincin harus saling

membentuk sudut 120o antara yang satu dengan yang lain setelah terpasang?
8. Apa yang harus diperhatikan saat pemasangan puli dan sabuk pada kompresor?
9. Mengapa Instalasi kompresor harus dipasang sedekat mungkin dengan tempat- tempat
memerlukan udara tekan?
10. Jelaskan bagaimana mengukur kapasitas kompresor.

41

Anda mungkin juga menyukai