BAB II
KOMPRESOR
Kompetensi Dasar: Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat memahami
pinsip kerja mesin konversi energi secara umum.
Indikator: Setelah menyelesaikan bab ini siswa dapat:
1. Memahami pengertian dari kompresor dan fungsinya
2. Memahami prinsip kerja dari kompresor
3. Memahami jenis-jenis kompresor dan penggunaannya
4. Memahami macam-macam komponen kompresor
Deskripsi: Dalam bab ini saudara akan mempelajari tentang prinsip kerja kompresor dan
fungsinya. Saudara juga akan mempelajari jenis-jenis kompresor dan
karakteristiknya serta komponen-komponen penyusun kompresor.
Adapun hasil belajar yang akan dicapai setelah menguasai bab ini, siswa
diharapkan dapat memahami cara kerja kompresor dan dapat menyelesaikan
permasalan kerusakan komponen kompresor serta dapat melakukan perawatan
kompresor.
25
PRAKTEK PERAWATAN MESIN KONVERSI ENERGI DAN INSTALASI
sehingga tidak sesuai untuk operasi putaran tinggi.
Berdasarkan kelemahan yang ada pada kompresor jenis bolak-balik, maka
berbagai kompresor jenis putar (rotary) dikembangkan dan tersedia banyak dipasaran.
Kompresor putar jenis sudu luncur mempunyai sebuah rotor bersudu dan berputar di
dalam stator berbentuk silinder. Rotor dipasang secara eksentrik (tidak sesumbu)
terhadap silinder dan sudu-sudu dipasang pada alur-alur di sekeliling rotor dan ditekan
ke dinding silinder oleh pegas dalam alur. Adapun azas pemampatan udara atau gas pada
kompresor putar pada dasarnya sama dengan kompresor torak, di mana udara atau gas
dikurung lalu dimampatkan dengan mengecilkan volume ruangan yang mengurungnya
hingga naik tekanannya. (jadi secara prinsip berbeda dengan kompresor sentrifugal di
mana pemampatan udara atau gas diperoleh dengan gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh
impeller).
Kompresor putar mempunyai getaran yang relatif kecil karena sudu-sudu
kompresor putar mempunyai massa yang relatif kecil dari pada torak dan kompresor putar
tidak memerlukan katup, sedang fluktuasi alirannya sangat kecil dibanding kompresor
torak. Namun pada kompresor sudu luncur terdapat masalah kerugian gesek, keausan
dan kebocoran yang besar pada sisi-sisi sudu dan performasinya akan menjadi buruk jika
perbandingan tekanan kerjanya tidak sesuai dengan harga optimumnya. Hal ini
disebabkan cara kompresi di mana gas dimampatkan sampai suatu perbandingan volume
tertentu sebelum dikeluarkan, dan tekanan yang dihasilkan pada saat akan dikeluarkan
tidak selalu sama dengan tekanan kerja di pipa keluar.
Kompresor putar jenis sekrup mempunyai sepasang rotor berbentuk sekrup,
pasangan ini berputar serempak dalam arah yang berlawanan dan saling mengait seperti
roda gigi. Putaran serempak ini dapat berlangsung karena kaitan gigi-gigi rotor itu sendiri
atau dengan perantaraan sepasang roda gigi penyerempak putaran. Karena gesekan antar
rotor sangat kecil, kompresor ini mempunyai performasi yang baik untuk umur kerja yang
panjang. Perbedaan tekanan maksimum yang diizinkan pada kompresor jenis ini
ditentukan oleh defleksi lentur rotor dan besarnya adalah 30 kg/cm2 (2900 kPa).
Hubungan volume dan temperatur telah dinyatakan dalam hukum Charles bahwa
“Semua macam gas apabila dinaikkan temperaturnya sebesar 1oC pada tekanan tetap,
akan mengalami pertambahan volume sebesar 1/273 dari volumenya 0oC, sebaliknya jika
26
PRAKTEK PERAWATAN MESIN KONVERSI ENERGI DAN INSTALASI
diturunkan temperaturnya sebesar 1oC akan mengalami pengurangan volume dengan
porposi yang sama”. Hal ini dapat dirumuskan sbb.
𝑉1 𝑉
= 𝑇2 , dimana T dalam oK
𝑇1 2
Hukum Boyle dan Hukum Charles digabungkan menjadi hukum Boyle Charles yang
dapat dinyatakan sbb.
p.V = m. R. T (2.1)
Keterangan: p = tekanan mutlak [N/m2], V = volume [m3], m = massa gas [kg], T =
temperatur [o K], R = konstanta gas = 288,3 [J/kg oK] atau 0,2883 [KJ/kgoK]
Contoh perhitungan berat udara setiap 1000 cc (1 lt) pada tekanan 1 atm (10 5 Pa), dan
𝑝. 𝑉 105 × 10−3
𝑚= = = 1,156 × 10−3 𝑘𝑔 = 1,156 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑅. 𝑇 288,3 × 300
Massa jenis udara pada p = 1 atnm dan T = 300 oK adalah = 1,1774 kg/m3 (Holman, 1991:
589), sehingga 1 kg udara pada tekanan 1 atm (100 kPa abs) membutuhkan volume 1,1774
m3.
27
PRAKTEK PERAWATAN MESIN KONVERSI ENERGI DAN INSTALASI
Proses kompresi yang terjadi di kompresor pada umumnya adalah kompresi politropik
(bukan isotermis karena ada kenaikkan temperatur, dan bukan adiabatik karena ada panas
yang dipancarkan).
n disebut indeks politropik (1< n < k) dan untuk kompresor nilainya n = 1.25 s/d 1,35
Katup isap (inlet valve) dan keluar (outlet valve) pada kompresor dapat membuka
dan menutup sendiri karena adanya perbedaan tekanan yang terjadi antara bagian dalam
dan luar silinder. Katup-katup ini membuka dan menutup setiap langkah bolak balik dari
torak, sehingga frekuensi kerja termasuk yang paling tinggi. Katup keluar selalu bekerja
pada kondisi yang sangat berat karena harus sebagai saluran udara yang bertemperatur
tinggi dan sering macet karena karbid yang terbentuk dari minyak yang terbawa oleh
aliran udara. Jenis katup yang digunakan saat ini pada umumnya adalah katup cincin,
katup pita (reed), katup kanal, dan katup kepak (flapper). Gamabr 2.1 memperlihatkan
jenis katup cincin, katup pita, dan katup kanal.
28
PRAKTEK PERAWATAN MESIN KONVERSI ENERGI DAN INSTALASI
dengan jumlah udara yang diperlukan, sehingga kompresor harus dilengkapi dengan katup
pembebas beban (unloader). Katup pembebas beban dapat digolongkan menurut azas
kerjanya yaitu: (1) pembebas beban katup isap, (2) pembebas beban celah katup, (3)
pembebas beban trotel isap, dan (4) pembebas beban dengan pemutus otomatis. Untuk
kompresor jenis torak jenis pembebas beban katup isap dan pembebas beban dengan
pemutus otomatis yang sering digunakan. Untuk mengurangi beban pada waktu
kompresor distart, agar penggerak mula dapat berjalan lancar, maka compresor perlu
dipasang katup pembebas beban awal dapat dioperasikan secara manual atau otomatis.
3. Katup Pengaman
Katup pengaman harus terpasang pada pipa atau saluran keluar pada setiap tingkat
kompresor. Katup ini harus membuka dan mengeluarkan udara keluar jika tekanan
melebihi 1,2 kali tekanan normal maksimum dari kompresor. Pengeluaran udara harus
berhenti secara tepat jika tekanan sudah kembali sangat dekat pada tekanan normal
maksimum.
30
PRAKTEK PERAWATAN MESIN KONVERSI ENERGI DAN INSTALASI
Tabel 2.1 Daya kompresor yang diperlukan untuk kompresi adiabatis teoritis
31
PRAKTEK PERAWATAN MESIN KONVERSI ENERGI DAN INSTALASI
32
PRAKTEK PERAWATAN MESIN KONVERSI ENERGI DAN INSTALASI
besarnya tekanan kompresor harus diambil sama dengan tekanan yang diperlukan oleh
peralatan yang bersangkutan ditambah dengan kerugian tekanan di pendingin akhir dan di
pipa-pipa penyalur. Tekanan normal kompresor yang diambil tidak boleh jauh melebihi
tekanan kerja sistem, karena efisiensi adiabatis keseluruhannya akan menjadi terlalu
rendah. Variasi tekanan yang masih dapat dianggap tidak merugikan adalah tidak lebih
dari 20% di bawah tekanan spesifikasi kompresor, karena dengan harga tersebut efisiesi
kompresor tidak terlalu banyak berkurang dari harga maksumumnya. Tekanan kerja
kompresor pada umumnya dinyatakan dalam satuan [kg/cm 2 atau bar] atau dalam satuan
Gambar 2.6 Melepas pipa pembebas Gambar 2.7 Melepas pipa saluran keluar
beban
33
Teknik Perawatan dan Perbaikan MKE
2. Pembongkaran badan kompresor: pekerjaan ini dapat dilakukan dengan mudah jika
dalam keadaan terpasang di atas tangki udara dan dapat dilakukan sebagi berikut:
a) Lepaskan pipa minyak pelumas.
b) Lepaskan peredam bunyi, pipa pembebas beban, dan pipa pernafasan ruang engkol.
c) Lepaskan pipa keluar, jika mur keluar sukar dibuka karena macet, ketuk-ketuk dulu
dengan palu terlebih dahulu.
d) Melepaskan kepala silinder (Gambar 2.8), sebagai langkah awal kendurkan dulu bus
pembebas beban, lepaskan semua baut kepala silinder, ketuk-ketuk dulu kepala
silinder jika masih sulit dilepas dan tusukan obeng pada celah yang terbuka ke arah
lubang baut (arah diagonal).
e) Membongkar katup udara: kendurkan semua baut penahan dan katup kepak hanya
dapat dibersihkan dengan tiupan udara. Katup harus diperiksa secara periodik
kalau ada kelainan.
f) Buka puli kompresor, keluarkan pasak dengan menariknya seperti Gambar 2.9.
Gambar 2.9 Melepas pasak pada poros Gambar 2.10 Melepas cincin
pengunci pen torak
34
Teknik Perawatan dan Perbaikan MKE
g) Buka silinder, torak, buka cincin pengunci pen torak dengan tang yang sesuai
(Gambar 2.10), dan keluarkan pen torak.
h) Keluarkan poros engkol (crank shaft), batang penggerak, bantalan bola (ball
bearing), dan rumah bantalan secara bersama-sama seperti Gambar 2.11 – 2.12.
i) Lepaskan rumah bantalan
j) Lepaskan bantalan bola dari poros engkol dengan treker (puller).
Gambar 2.11 Melepas bantalan bola Gambar 2.12 Melepas poros engkol
k) Buka cincin pegas dan cincin pen engkol lalu tarik keluar poros engkol. Dalam
hal ini harus dijaga agar metal pen torak tidak sampai rusak pada waktu
mengeluarkan batang penggerak.
l) Keluarkan perapat minyak dari rumah bantalan dengan jalan memukul batang perata
yang diameternya sedikit lebih kecil dari diameter luar luar metal.
m) Keluarkan metal-metal bantalan (bantalan luncur) pada pen engkol dan pen torak dan
batang penggerak metal harus dikeluarkan dengan bantuan batang perata yang
diameternya sedikit lebih kecil dari diameter luar luar metal. Adapun metal pen engkol
baru dapat dikeluarkan setelah baut penetap dibuka dan untuk mengeluarkan pennya
batang penggerak harus diletakkan di atas landasan dari sepotong kayu.
Gambar 2.13 Melepas perapat minyak Gambar 2.14 Melepas metal dari
batang penggerak
35
Teknik Perawatan dan Perbaikan MKE
2.7 Pengukuran Pada Komponen
Proses pengukuran khususnya pada jenis kompresor torak adalah pada silinder (liner)
dari kemungkinan adanya keausan, sehingga nantinya kalau terdeteksi adanya keausan dapat
diratakan (cloter), yaitu diperbesar ukurannya sesuai ukuran standar diatasnya dan piston serta
ringnya disesuaikan (diganti) dengan ukuran standarnya. Diameter pada poros engkol yang
berpasangan dengan bantalan atau metal (bushing), sehingga jika terjadi keausan dapat
diratakan (digerinda) sampai ukuran standar di bawahnya, kemudian metal menggunakan
standar sesuai dengan ukuran standar poros.
• Lumasi perapat minyak dengan cat perekat kemudian pasang pada rumah
bantalan dengan memukulnya dengan palu yang diberi perantara batang perata
atau papan kayu.
• Pasang poros engkol: pasang batang penggerak pada poros engkol dengan tampa
menggunakan paksaan dan lumasi terlebih dahulu, jika mempunyai 2 atau 3
silinder, urutan pemasangan batang penggerak dan tuas pemercik minyak,
arahnya, dengan letak lubang minyak harus dijaga jangan sampai salah. Pasang
36
Teknik Perawatan dan Perbaikan MKE
cincin pen engkol dan cincin pegas untuk menetapkan batang penggerak pada
poros engkol. Pasang bantalan bola pada poros engkol. Pasang perangkat poros
engkol, batang penggerak, bantalan bola pada kotak engkol, dengan
memasukkan terlebih dahulu ujung kecil batang penggerak ke dalam kotak
engkol.
Gambar 2.17 Memasang batang Gambar 2.18 Memasang cincin pena engkol dan
penggerak cincin penahan
Gambar 2.19 Memasang bantalan Gambar 2.20 Memasang poros engkol, batang
bola penggerak, dan bantalan
• Pasang torak pada batang penggerak, lumasi dengan minyak pelumas pada permukaan
yang meluncur, tandai letak belahan cincin torak pertama pada puncak torak. Belahan
cincin-cincin torak berikutnya harus saling membentuk sudut 120o antara yang satu
dengan yang lain setelah terpasang.
37
Teknik Perawatan dan Perbaikan MKE
• Pasang silinder: Puncak silinder harus diatur dengan mengatur tebal paking
silinder sedemikian rupa hingga puncak silinder terletak 0 s/d 0,5 mm lebih tinggi
dari pada puncak torak saat TMA. Permukaan puncak torak tidak boleh lebih dari
puncak silinder. Bila mengganti silinder katup kepak, sisi pembatas katup isap
harus diperiksa apakah sudah dihaluskan sehingga tidak bergerigi. Silinder ini
harus dipasang dengan cermat sebab arahnya tertentu.
• Masukkan pasak puli ke tempatnya diporos dan pasang puli kompresor dan
kencangkan baut-bautnya.
• Pasang perangkat katup: jangan buka bungkus katup kepak yang baru sampai saat
pemasangan tiba, sebab jika bungkus rusak dan katup terbuka di udara untuk
beberapa lama, debu dapat menempel dan menyebabkan kebocoran setelah di
pasang.
38
Teknik Perawatan dan Perbaikan MKE
39
Teknik Perawatan dan Perbaikan MKE
2.9 Instalasi Kompresor
2.9.1 Pemilihan Tempat
Agar kompresor dapat bekerja untuk jangka waktu lama dalam kondisi baik, mesin ini
harus dipasang pada pondasi yang cukup kuat. Dalam memilih tempat yang sesuai untuk
instalasi kompresor perlu dipertimbangkan beberapa petunjuk sebagai berikut:
• Instalasi kompresor harus dipasang sedekat mungkin dengan tempat-tempat
memerlukan udara tekan dan jika tempat-tempat ini terpencar letak kompresor dapat
di tengah-tengahnya.
• Di daerah sekitar kompresor tidak boleh ada gas yang mudah terbakar atau meledak.
Pengamanan harus dilakukan sebab gas-gas berbahaya yang terisap oleh kompresor
dapat menimbulkan reaksi kimia bahkan ledakan dan kebakaran.
• Pemeliharaan dan pemeriksaan harus dapat dilakukan dengan mudah, sehingga
diperlukan ruangan yang cukup luas, terang, dan berventilasi baik.
• Temperatur udara di ruangan harus lebih rendah dari 40oC. Hal ini untuk menghindari
kompresor bekerja pada temperatur di atas normal yang akan memperpendek
umurnya.
• Kompresor harus ditempatkan di dalam gedung, karena kalau sampai kehujanan motor
akan cepat rusak dan akan menimbulkan hubungan singkat pada arus listriknya.
• Kondisi pengisapan selain temperatur udara harus dijaga serendah mungkin juga harus
tidak banyak mengandung debu dan udara harus sekering mungkin.
2.9.2 Pemipaan
Kompresor berukuran kecil dan sedang yang portabel atau dalam kemasan umumnya
dilengkapi dengan pemipaan dalam, sehingga pemasangan pipa-pipa mudah dilaksanakan.
Namun untuk kompresor besar memerlukan pemipaan yang rumit dan harus dikerjakan secara
cermat. Adapun pipa yang diperlukan dalam instalasi kompresor terdiri dari pipa keluar, pipa
pembebas beban, pipa pendinginan.
1. Pipa keluar:
a) Sambungan pipa sebaiknya menggunakan sambungan flens las. Perlu dihindari
timbulnya resonasi dengan pulsasi udara keluar, sehingga akibat negatif seperti seperti
bunyi yang keras dan getaran dapat dihindari.
b) Temperatur udara keluar pada umumnya berkisar antara 140 s/d 180oC, sehingga pipa
keluar harus dapat menampung pemuaian yang terjadi, jika pipa sangat panjang akan
diperlukan dua belokan atau sebuah belokan luwes untuk membuat pipa lebih elastis.
c) Sebuah pendingin akhir harus dipasang sedekat mungkin pada kompresor untuk
40
Teknik Perawatan dan Perbaikan MKE
mengurangi pemuaian termal pada pipa dan memperkecil kandungan air di dalam
udara tekan.
d) Pipa harus ditumpu dengan baik untuk mencegah getaran. Pada pipa keluar tidak boleh
katup penutup, jika hal ini tidak dapat dihindari maka antara kompresor dan katup
harus diberi katup pengaman dengan kapasitas yang cukup.
2. Pipa pembebas beban:
a) Dipasang antara katup pengatur tekanan dan tangki udara dan bagian dalam pipa harus
dibersihkan secara sempurna.
b) Ukuran pipa harus disesuaikan dengan yang ditentukan oleh pabrik.
c) Pada pipa pembebas beban tidak boleh dipasang katup penutup dan jika harus ada,
maka katup harus dalam kondisi terbuka saat operasi.
3. Pipa air pendingin dan lainnya.
a) Air pendingin harus masuk dari pipa bawah dan keluar dari pipa atas
b) Tentukan diameter dan panjang pipa secara tepat.
membentuk sudut 120o antara yang satu dengan yang lain setelah terpasang?
8. Apa yang harus diperhatikan saat pemasangan puli dan sabuk pada kompresor?
9. Mengapa Instalasi kompresor harus dipasang sedekat mungkin dengan tempat- tempat
memerlukan udara tekan?
10. Jelaskan bagaimana mengukur kapasitas kompresor.
41