PSIKOSOSIAL,KULTURAL,SPIRITUAL
DISUSUN OLEH :
NIM : R2001013
Latar Belakang
A. Sosial
Interaksi socialGejala : masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis,mis. Kehilangan
karabat/orangterdekat, teman, pendukung rasa takut untuk mengungkapkannya pada
orang lain,takut akan penolakan/kehilangan pendapatan. Isolasi, keseian, teman dekat
ataupun pasangan yang meninggal karena AIDS. Mempertanyakan kemampuan untuk
tetapmandiri, tidak mampu membuat rencana.
Tanda: perubahan oada interaksi keluarga/ orang terdekat.aktivitas yang takterorganisasi.
B. Spiritual
Respons Adaptif Spiritual
Respons Adaptif Spiritual dikembangkan dari konsep Ronaldson (2000) dan Kauman &
Nipan (2003). Respons adaptif Spiritual, meliputi:
a. Menguatkan harapan yang realistis kepada pasien terhadap kesembuhanHarapan
merupakan salah satu unsur yang penting dalam dukungan sosial. Orang bijak
mengatakan “hidup tanpa harapan, akan membuat orang putus asa dan bunuh diri”.
Perawat harus meyakinkan kepada pasien bahwa sekecil apapun kesembuhan,
misalnya akan memberikan ketenangan dan keyakinan pasien untuk berobat.
b. Pandai mengambil hikmahPeran perawat dalam hal ini adalah mengingatkan dan
mengajarkan kepada pasienuntuk selalu berfikiran positif terhadap semua cobaan
yang dialaminya. Dibaliksemua cobaan yang dialami pasien, pasti ada maksud dari
Sang Pencipta. Pasienharus difasilitasi untuk lebih mendekatkan diri kepada Sang
Pencipta dengan jalanmelakukan ibadah secara terus menerus. Sehingga pasien
diharapkan memperolehsuatu ketenangan selama sakit.
c. Ketabahan hatiKarakteristik seseorang didasarkan pada keteguhan dan ketabahan
hati dalammenghadapi cobaan. Individu yang mempunyai kepribadian yang kuat,
akan tabahdalam menghadapi setiap cobaan. Individu tersebut biasanya
mempunyaiketeguhan hati dalam menentukan kehidupannya. Ketabahan hati
sangatdianjurkan kepada PHIV.
C. Kultural
Faktor budaya berkaitan juga dengan fenomena yang muncul dewasa ini dimana banyak
ibu rumah tangga yang “baik-baik” tertular virus HIV /AIDS dari suaminya yang sering
melakukan hubungan seksual selain dengan istrinya. Hal ini disebabkanoleh budaya
permisif yang sangat berat dan perempuan tidak berdaya serta tidakmempunyai
bargaining position (posisi rebut tawar) terhadap suaminya serta sebagian besar
perempuan tidak memiliki pengetahuan akan bahaya yang mengancamnya.Kebijakan
yang dilaksanakan oleh pemerintah untuk menanggulangi masalah HIV/AIDS Selama ini
adalah melaksanakan bimbingan sosial pencegahan HIV /AIDS, pemberian konseling
dan pelayanan sosial bagi penderita HIV /AIDS yang tidakmampu. Selain itu adanya
pemberian pelayanan kesehatan sebagai langkah antisipatifagar kematian dapat
dihindari, harapan hidup dapat ditingkatkan dan penderita HIV/AIDS dapat berperan
sosial dengan baik dalam kehidupan.