Anda di halaman 1dari 13

Kelainan Kongenital pada Lidah :

1. Microglossi

Keadaan dimana lidah lebih kecil dari normal. Microglossi dengan micrognatia disebut
Sindroma Pierre-Robin.

2. Macroglossi

Lidah sangat besar, mudah terkena infeksi. Disebabkan kretinisme kongenital dan idiopatik
( mungkin hipotiroid pada ibu ). Dapat dijumpai neurofibroma dan/hemangioma.

3. Median Rhomboid Glossitis

Kelainan kongenital pada lidah karena papilla lidah tidak tumbuh. Histologisnya seperti radang
sehingga ada yang menggolongkannya sebagai radang namun secara patogenesis kelainan ini
bersifat kongenital. Tuberkulum impar pada bagian tengah lidah tidak tertutup oleh kedua
tuberkulum lateral lidah, sehingga tanpa epitel dan berbentuk belah ketupat.

4. Tounge Tie

Lidah seperti dasi. Terjadi gangguan komunikasi karena frenulum lidah terlalu panjang.

5. Scrotal Tounge

Lidah seperti skrotum dengan fisura-fisura yang terlalu dalam dan rugae-rugae kasar.

6. Bifid Tounge

Lidah terbelah akibat perpaduan lidah kanan dan kiri terganggu. Tie Tounge, Scrotal Tounge,
dan Bifid Tounge merupakan merupakankelainan kongenital yang secara fungsional tidak
mengganggu.Keadaan dimana lidah lebih kecil dari normal. Microglossi dengan micrognatia
disebut Keadaan dimana lidah lebih kecil dari normal. Microglossi dengan micrognatia disebut
merupakan Radang Mukosa Mulut dan Gingiva Keadaan dimana lidah lebih kecil dari normal.
Microglossi dengan micrognatia disebut merupakan

Radang pada rongga mulut disebut stomatitis. Radang ini terdiri dari :

Herpes Labialis
Penyakit ini merupakan infeksi virus yang paling sering ditemukan pada rongga mulut.

Disebabkan oleh Virus Herpes Simplex ( HSV ) tipe I. HSV I paling sering menyerang oral,
berbeda dengan HSV II yang paling sering menyerang saluran genital. Virus ditularkan melalui
kontak terutama melalui ciuman. Pada kebanyakan orang dewasa, infeksi primer tidak
menimbulkan gejala. Tapi pada beberapa keadaan tertentu serta pada reaktivasi ( demam,
terkena paparan matahari atau dingin, infeksi saluran nafas, jejas atau menstruasi ) timbul
vesikel yang mengandung cairan jernih, ukuran kurang dari 5mm, soliter maupun multiple,
biasanya dibibir atau disekitar lubang hidung. Vesikel ini akan segera pecah, timbul ulkus
dangkal yang nyeri yang dapat menghilang dalam beberapa minggu walaupun sering kambuh.
Vesikel yang besar disebut Bula.

Stomatitis Aphtosa

Penyakit ini sangat sering ditemukan, berupa ulkus kecil (patch) berbatas tegas, bulat dengan
permukaan erosive, sering tertutup oleh eksudat putih keabuan dengan tepi eritematus dan
nyeri. Ulkus dapat ditemukan soliter maupun multiple di mukosa mulut, terutama di palatum
molle, mukosa buccolabial, dasar mulut dan tepi lateral lidah. Penyakit ini lebih sering diderita
pada awal decade ke-2. Penyebab pastinya belum diketahui, diduga factor immunology
(autoimun) memegang peranan. Beberapa keadaan dapat mencetuskan tim-bulnya penyakit
ini, misalnya stress, kelelahan, trauma, demam, alergi makanan, defisiensi vitamin B dan besi,
penyakit Coeliac, infeksi saluran cerna. Biasanya ulkus sembuh sendiri dalam 5-7 hari, namun
dapat kambuh kembali pada tempat yang sama maupun berbeda.

Oral Candidiasis ( Moniliasis )

Berupa plak putih kehijauan yang kalau dikerok tampak spora. Terjadi karena higienis mulut
yang tidak baik, status imun turun dan DM · Moniliasis akut

Disebabkan oleh Candida albicans pd mulut yg higienenya kurang baik. Berupa bercak putih di
bibir & mukosa mulut, berbatas tegas, superficial. Bila diangkat akan tampak jar. granulasi yg
eksematous.

Moniliasis kronik

Disebabkan oleh Candida albicans. Ditemukan di mulut, kulit, muka, paru-paru, dan ginjal.
Terbentuk jaringan granulasi yang disebut Monilial granuloma.

Gingivitis Akut Nekrotikan

Penyebabnya kurang jelas, mungkin disebabkan oleh flora normal mulut, seperti Borellia atau
Spirochaeta vincenti dan Bacillus fusiformis manifes akibat menurunnya kondisi hospes
(malnutrisi dan defisiensi vitamin C). Terjadi tukak akibat nekrosis yang dapat menjalar lewat
gusi ke pipi, disebut Noma / Cancrum Oris. Noma yang meluas ke laring, faring, dan tonsil
disebut Angina Vincen. Jika meluas ke mediastinum disebut Angina Ludwig. Dapat meluas
sepanjang tepi gusi dan masuk serta merusak tulang.

Berupa plak putih kehijauan yang kalau dikerok tampak spora. Terjadi karena higienis mulut
yang tidak baik, status imun turun dan DM

Radang Lidah

1. Radang Lidah Akut ( Glossitis Akut )

Terjadi akibat tergigit, tersengat lebah, sebagai komplikasi penyakit-penyakit lain, pada anemia
pernisiosa, anemia defisiensi besi dengan Sindrom Plummer Vinson atau Sindrom Paterson
Kelly (atrofi selaput lendir mulut, anemia dan disfagia ) dan pada moniliasis.

2. Radang Lidah Kronik

a. Geographic Tounge

Lidah seperti peta, tampak garis-garis putih akibat terlepasnya lapisan mukosa ( lender ) dari
tempatnya. Biasanya terjadi pd anak2.

b. Hairy Tounge

Tampak area berwarna lebih merah di tengah lidah dengan permukaan seperti berambut yang
disebabkan oleh papilla filiformis yangf sangat hipertrofi dan tumbuhmemanjang berlebihan.
Warna menjadi kehitaman karena ada makanan pada bagian yangberambut atau karena
pengaruh rokok. Banyak terjadi pada penderita AIDS.

c. Glossitis Tuberculosa

Terjadi karena dahak yang ikut tertelan pd penderita tuberkulosa sehingga Mycobacterium
tuberculosa tumbuh di lidah. Berupa tukak2 di pinggir atau pangkal lidah, di gusi dan bagian
dlm pipi. Mikroskopis, ada jaringan granulasi yang khas dengan nekrosis, sel2 epiteloid yg
membentuk tuberkel & sel datia langhans. Primer jarang terjadi pd mulut dan biasanya
sekunder.
d. Glossitis Luetica

Berupa ulkus pada lidah, biasanya disebabkan oleh Treponema pallidum. Stadium I-III sama
dengan stomatitis luetika. Stadium I ditandai chancre durum di mulut. Stadium II ditandai
dengan terjadinya mucous patches dan bercak-bercak berbentuk macula pada lidah. Pada
stadium III dapat berbentuk gumma pada lidah dan palatum. Jika gumma sembuh akan diganti
jaringan ikat (Lingua Lobulata ). Selain itu, dapat terjadi glossitis intertisialis ( lidah kaku dan
keras akibat fibrosis luas yang disertai sclerosis ) yang menyebabkan permukaan lidah menjadi
licin karena atrofi pada papilla filiformis.

Tumor dan Kondisi Menyerupai Tumor

1. Tumor jinak mukosa mulut

a. Papilloma

Papilloma merupakan tumor jinak epitel rongga mulut ( epitel skuamous ) yang paling sering.
Dapat timbul pada segala umur dan umumnya terletak di bibir, lidah, dasar mulut atau palatum
lunak, pipi dan gingival. Tumor ini tampak sebagai tonjolan eksofitik yang dapat keluar dari
tangkai atau dasar sesil. Papiloma tidak ganas tetapi disarankan untuk dilakukan eksisi
pembedahan.

b. Fibroma

Lesi ini merupakan reaksi proliferasi fibroblast dengan banyak serat kolagen yang timbul
sebagai reaksi terhadap iritasi kronik. Lidah dan mukosa pipi merupakan daerah yang paling
disukai karena jaringan ini sering tergigit. Lesi ini disebut fibroma traumatika. Hiperplasi jinak ini
tidak bersifat neo-plasma dan tumbuh lambat. Bila telah mencapai ukuran tertentu, maka
pertumbuhan pada umumnya berhenti.

c. Hemangioma

Hemangioma biasanya mengenai lidah, bibir, dan mukosa pipi. Secara mikroskopik tampak
proliferasi jaringan ikat yang mengandung banyak pembuluh darah.

d. Epulis

Epulis adalah benjolan non neoplastik pada gingiva. Mikroskopis dibatasi epitel skuamosa dan
merupakan proses kronik yang dikompensasi dengan memanjangnya papilla corii (membrana
basalis antara epitel dan stroma masih bagus ). Konsistensinya tergantung pada komponennya,
bisa jaringan ikat, jaringan granulasi dan jaringan lain. Bisa disebabkan oleh hiperplasi akibat
iritasi atau jaringan granulasi akibat radang.
Secara mikroskopis ( histologis ), epulis dibagi menjadi:

Epulis Granulomatosa

Sebagian besar terdiri atas jaringan granulasi. Konsistensi kenyal, mudah berdarah bila
tersenggol. Mikroskopis mirip dengan hemangioma tapi dengan komponen sel radangdan
fibroblast sama banyaknya.

Epulis Fibromatosa

Sebagian besar terdiri atas jaringan ikat granulasi fibrotik, konsistensi lebih keras. Pada stroma
dibawah epitel terdapat fibroma.

Epulis Gravidarum

Terjadi pada wanita hamil, berhubungan dengan kelainan hormonal.

4. Epulis Hemangioform

Gambaran sama dengan epulis granulomatosa, tapi karena banyak pembuluh darah maka
disebut Epulis Hemangioform.

Epulis gigantoselulare ( Giant Cell )

Merupakan lesi tersendiri dan masih dipermasalahkan apakah lesi ini termasuk neoplasma
murni atau bukan. Histologis epulis ini terdiri atas sel-sel raksasa dalam stroma vaskuler dengan
sel-sel fusiform, menyerupai giant cell dari tulang. Lesi epulis ini superficial ( tulang jarang
terkena ).

Semua epulis diatas termasuk lesi-lesi supuratif.

2. Leukoplakia

Adalah bercak putih pada mukosa mulut atau lidah. Bentuknya tidak teratur dengan batas yang
tegas dan kadang-kadang menonjol. Istilah lekoplakia tidak diterapkan untuk lesi akibat
Candidiasis, likenplanus atau white sponge nevus. Histologis lesi ini menunjukkan gambaran
yang bervariasi dari hiperkeratosis ringan tanpa displasia epitelium dibawahnya sampai
displasia sedang hingga berat

mendekati karsinoma in situ maupun hiperplasi. Lekoplakia merupakan lesi prekanker,


penyebabnya belum diketahui secara jelas tapi ada hubungan yang erat dengan kebiasaan
merokok, terutama pipa dan tembakau kunyah serta kebiasaan mengunyah sirih, iritasi gigi
palsu yang tidak pas, kecanduan alcohol dan makanan yang iiritatif.
3. Tumor Odontogenik

a. Odontoma

Odontoma merupakan hamartoma yang berasal dari epithelium odontoblastik. Hamartoma


adalah nodul jinak menyerupai tumor yang terdiri dari sel-sel dan jaringan-jaringan yang
tumbuh berlebih. Odontoma merupakan hasil proliferasi hamartomatosa ameloblas,
odontoblas dan cementoblas. Hamartoma jinak ini berdiferensiasi tinggi sehingga dapat terlihat
jaringan keras gigi termasuk enamel, dentin dan cementum.

b. Ameloblastoma

Ameloblastoma merupakan tumor epithelial yang berasal dari sel precursor organ enamel.
Dibagi menjadi 2 jenis berdasarkan patogenesis dan sifat perilakunya yaitu :

jenis invasif, berasal dari sisa epitel malasesz dalam ligament periodontin. Tumor ini biasanya
padat

jenis kistik, berasal dari lapisan kista odontogen

Ameloblastoma sangat jarang mengalami metastasis ( < 1% ). Ameloblastoma biasanya timbul


sebelum umur 35 dan kebanyakan timbulnya di mandibula.

4. Kanker Mukosa Mulut dan Lidah 

Papiloma sel skuamos dapat terjadi di semua tempat di mukosa. Hemangioma maupun
limfangioma dapat pula terjadi baik pada mukosa maupun submukosa. Namun sebagian
besar(>90%) keganasan pada mulut adalah Karsinoma Sel Skuamos

( Karsinoma Epidemoid ). Karsinoma ini biasanya berdiferensiasi baik sampai sedang ( hanya
sebagian kecil yang tidak terdiferensiasi dan anaplastik ), dengan keratinisasi sehingga mudah di
biopsi. Kanker ini dapat dikenali secara dini. Karena sifatnya yang mudah di biopsi, maka
sebenarnya prognosisnya baik. Namun tahap-tahap awal dari kasus ini sering tidak
menimbulkan keluhan sehingga tidak mendapat terapi yang tepat, akibatnya prognosisnya jjadi
buruk. Lebih dari separuh kasus sudah terjadi metastasis pada waktu lesi primer terdiagnosis.
Cenderung mengenai usia lanjut, jarang di bawah 40 tahun. Laki-laki lebih banyak terkena
dibandingkan wanita, dengan rasio 2:1. Kanker ini bersifat radioresisten karena sifatnya yang
berdiferensiasi baik. Beberapa faktor yang diduga berpengaruh pada timbulnya kanker ini
adalah lekoplakia, eritroplasia, tembakau, alcohol, paparan sinar matahari, HPV jenis 16, 18 dan
11, iritasi gigi palsu dan Sindroma Plummer Vinson.
Karsinoma ini biasanya berdiferensiasi baik sampai sedang ( hanya sebagian kecil yang tidak
terdiferensiasi dan anaplastik ), dengan keratinisasi sehingga mudah di biopsi. Kanker ini dapat
dikenali secara dini. Karena sifatnya yang mudah di biopsi, maka sebenarnya prognosisnya baik.
Namun tahap-tahap awal dari kasus ini sering tidak menimbulkan keluhan sehingga tidak
mendapat terapi yang tepat, akibatnya prognosisnya jjadi buruk. Lebih dari separuh kasus
sudah terjadi metastasis pada waktu lesi primer terdiagnosis. Cenderung mengenai usia lanjut,
jarang di bawah 40 tahun. Laki-laki lebih banyak terkena dibandingkan wanita, dengan rasio
2:1. Kanker ini bersifat radioresisten karena sifatnya yang berdiferensiasi baik. Beberapa faktor
yang diduga berpengaruh pada timbulnya kanker ini adalah lekoplakia, eritroplasia, tembakau,
alcohol, paparan sinar matahari, HPV jenis 16, 18 dan 11, iritasi gigi palsu dan Sindroma
Plummer Vinson.

Tiga lokasi yang sering terkena adalah : 1. Batas vermillion tepi lateral bibir bawah.

2. Dasar mulut.

Tepi 2/3 lateral lidah yang bergerak bebas.

Papiloma sel skuamos dapat terjadi di semua tempat di mukosa. Hemangioma maupun
limfangioma dapat pula terjadi baik pada mukosa maupun submukosa. Namun sebagian
besar(>90%) keganasan pada mulut adalah Karsinoma ini biasanya berdiferensiasi baik sampai
sedang ( hanya sebagian kecil yang tidak terdiferensiasi dan anaplastik ), dengan keratinisasi
sehingga mudah di biopsi. Kanker ini dapat dikenali secara dini. Karena sifatnya yang mudah di
biopsi, maka sebenarnya prognosisnya baik. Namun tahap-tahap awal dari kasus ini sering tidak
menimbulkan keluhan sehingga tidak mendapat terapi yang tepat, akibatnya prognosisnya jjadi
buruk. Lebih dari separuh kasus sudah terjadi metastasis pada waktu lesi primer terdiagnosis.
Cenderung mengenai usia lanjut, jarang di bawah 40 tahun. Laki-laki lebih banyak terkena
dibandingkan wanita, dengan rasio 2:1. Kanker ini bersifat radioresisten karena sifatnya yang
berdiferensiasi baik. Beberapa faktor yang diduga berpengaruh pada timbulnya kanker ini
adalah lekoplakia, eritroplasia, tembakau, alcohol, paparan sinar matahari, HPV jenis 16, 18 dan
11, iritasi gigi palsu dan Sindroma Plummer Vinson.

Pharynx & Tonsil

Pharynx

Radang pada pharynx disebut pharyngitis. Radang ini terdiri dari :

Viral pharyngitis

Penyebab umum dari pharyngitis adalah infeksi viral, tetapi virus penyebabnya masih jarang
teridentifikasi. Banyak kasus diperkirakan disebabkan oleh adenovirus tetapi flora normal yang
terdapat pada traktus respiratorius juga diperkirakan dapat menjadi penyebabnya. Pharyngitis
merupakan gejala umum dari demam menggigil, influensa, campak dan infeksi mononucleosis.
2. Streptococcal Pharyngitis

Walaupun jarang terjadi dibandingkan viral pharyngitis, streptococcal pharyngitis penting


karena komplikasi yang dapat menyertainya. Komplikasi yang dapat terjadi antara lain : bercak-
bercak kulit yang meluas ( scarlet fever ), glomerulonefritis akut progresif, demam reumatik dan
Henoch Schonlein purpura.

3. Ulcerative Pharyngitis

Ulcerative pharyngitis merupakan komplikasi umum dari agranulositosis karena leukemia


kegagalam sum-sum tulang. Pharyngitis ini biasanya disebabkan oleh Diphteria tetapi saat ini
telah banyak dieradikasi melalui imunisasi.

Tonsil

Radang pada tonsil disebut tonsillitis. Radang ini terdiri dari :

Tonsilitis Folikularis

Merupakan radang pada folikel tonsil sehingga terjadi hipertrofi folikel limfoid. Biasanya
disebabkan oleh Streptococcus ( terutama S. haemoliticus ), Borrelia dan virus. Bisa juga
disebabkan oleh Pneumococcus, biasanya pada orang dewasa.

Tonsilitis Parenkhymatosa

Merupakan radang yang mengenai jaringan parenkim tonsil sehingga tonsil membesar dan
mendesak uvula disertai pembesaran kelenjar getah bening ( limfadenopati coli ) terjadi juga
abses di sekitar tonsil ( peritonsilar abses ). Radang pada tonsil ini biasa disebut Quinsy.
Biasanya terjadi pada anak-anak.

Tonsilitis Angina Agranulositik ( Netropenik )

Merupakan pembesaran tonsil yang disebabkan oleh penurunan jumlah sel darah putih
(ranulositopeni / netropeni ) sehingga daya tahan tubuh menurun. Pembesaran tonsil
merupakan bentuk kompensasi dari penurunan ini. Netropeni dapat terjadi pada anemia
aplastika, infeksi parasit, virus, dll.

Tonsilitis Morbili

Merupakan pembesaran tonsil ketika menderita morbili. Mikroskopis, ditemukan sel datia yang
disebut sel Datia Wathin Finkeldey.
Kelenjar Ludah

Jenis - jenis kelenjar ludah :

Kelenjar Ludah Mayor, terdiri atas :

a. Kelenjar parotis ( serous )

b. Kelenjar submandibularis ( seromusinosum )

c. Kelenjar sublingualis ( musinosum )

Kelenjar Ludah Minor, terdiri atas kelenjar intra oral lain, tersebar, dan musinosum.

Kelenjar ludah terdiri atas :

Asinus-asinus sekretori kecil yang dibatasi oleh sel-sel bulat bergranula zymogen, dikelilingi oleh
sel-sel myoepitel.

Terbagi menjadi lobuli yang terdiri dari ductuli-ductuli kecil, dibatasi epitel kuboid.

Ductus sekretori utama dibatasi oleh epitel kuboid dan epitel thorax bersilia.

Pada kelenjar parotis ductus sekretori utamanya adalah Ductus Stensen dan pada kelenjar
submandibularis disebut Ductus Wharton

Radang Kelenjar Ludah

Sialorrhoe / Ptyalismus : radang akut pada kelenjar ludah disertai pembentukan ludah
berlebihan.

Sialadenitis : radang asinus kelenjar ludah.

radang asinus kelenjar ludah.

Sialodochitis : radang ductus ekskretorius kelenjar ludah.

radang ductus ekskretorius kelenjar ludah.

Sialolithiasis : proses pembentukan batu pada kelenjar ludah sehingga menyebabkan terjadinya
obstruksi.

proses pembentukan batu pada kelenjar ludah sehingga menyebabkan terjadinya


obstruksi.Akibatnya akan timbul Ranula atau Mucocele. Mucocele adalah lesi yang paling sering
ditemukan pada kelenjar ludah minor. Lesi ini banyak didapatkan di bibir bawah berupa
benjolan yang tumbuh lambat, kebiruan, terjadi karena bocornya lendir dari ductus yang rusak.
Histologis mucocele tampak sebagai timbunan lendir dalam jaringan ikat yang dikelilingi
jaringan granulasi. Jenis lain yang lebih besar mengenai kelenjar sublingual dasar mulut dikenal
sebagai Ranula. Batu pada kelenjar ludah disebut Sialolit.

Sialadenitis

Sialadenitis dapat dibedakan menjadi :

AKUT

a. Parotitis Supurativa

Disebabkan oleh infeksi kokus pyogen ( S. aureus ) yang masuk melalui ductus Stensen.
Biasanya terjadi sebagai komplikasi pasca operasi pada pasien dehidrasi. Pada usia lanjut dapat
terjadi sebagai akibat septicemia. Dapat merupakan suatu abses. Gejala : sulit menelan, parotis
membesar, merah dengan bagian-bagian yang supuratif. Terasa nyeri yang dapat
mengakibatkan spasme otot pengunyah (trismus) sehingga rahang tak dapat dibuka. Biasanya
disertai dengan stomatitis akut.

b. Parotitis Non supurativa

c. Parotitis Epidemika/Mumps/Gondong

Adalah lesi radang akut yang paling sering mengenai kelenjar ludah mayor khususnya parotis.
Disebabkan oleh infeksi Paramyxovirus. Merupakan penyakit menular yang sering terjadi pada
anak-anak. Masa inkubasi adalah 3 minggu.

Gejala : pembengkakan parotis bilateral maupun unilateral yang disertai rasa nyeri, sering
disertai demam, malaise, cephalgia. Pembengkakan disertai edema interstitial ( cloudy
swelling ) dengan infiltrasi sel radang mononuklear ( limfosit dan makrofag ).

Komplikasi pada orang dewasa pria berupa Orchitis (radang testis) dan pada wanita yaitu
Oophoritis (radang ovarium). Akibatnya dapat terjadi sterilitas (infertilitas) permanen. Dapat
pula disertai pankreatitis.

d. Cytomegalic Inclusion Disease

Disebabkan oleh Cytomegali Virus ( CMV ). Terjadi pada bayi dan anak. Merupakan penyakit
sistemik karena terdapat pula pada alat tubuh yang lain. Mikroskopik, tampak benda-benda
bulat yang homogen eosinofil ( inclusion bodies ) dan sitoplasma sel epitel ductus.
KRONIK

e. Sindrom Sjogren

Merupakan suatu penyakit autoimun yang ditandai dengan trias :

Keratokonjungtivitis Sicca : mata merah, terasa panas, silau & kering akibat keringnya kelenjar
air mata.

Xerostomia : mulut kering karena tidak diproduksinya air liur.

Hiperplasia Parotis Unilateral : mikroskopis terjadi atrofi parenkim yang diganti oleh jaringan
ikat luas dengan sebukan limfosit dan sel plasma.Ditemukan pada wanita tua dengan
rheumatoid arthritis ( 50% ).

f. Mikulicz Disease

Kausa tidak diketahui ( idiopatik ). Terjadi hipertrofi parotid bilateral dan radang kelenjar
lakrimal bilateral. Gejala hampir sama dengan Sindrom Sjogren tapi lebih ringan. Dapat sembuh
dalam 1 minggu. Mikroskopis, tampak jaringan liur yang diganti dengan jaringan ikat yang
bersebukan limfosit setempat.

Merupakan suatu penyakit autoimun yang ditandai dengan trias :

g. Sindrom Heerfortd ( Uveoparotid Fever )

Merupakan kelainan pada kelenjar ludah dan air mata dalam keadaan leukemia, limfoma
magnum dan tuberkolosis. Pada sarcoidosis, sindroma ini menunjukkan kumpulan gejala yang
disebut Uveoparotid Fever, terdiri atas :

Uveitis

Paralisis nervus facialis

Radang granulomatosa parotis

Radang kelenjar lakrimal

KISTA RETENSI KELENJAR LUDAH

Akibatnya akan timbul atau adalah lesi yang paling sering ditemukan pada kelenjar ludah minor.
Lesi ini banyak didapatkan di bibir bawah berupa benjolan yang tumbuh lambat, kebiruan,
terjadi karena bocornya lendir dari ductus yang rusak. Histologis mucocele tampak sebagai
timbunan lendir dalam jaringan ikat yang dikelilingi jaringan granulasi. Jenis lain yang lebih
besar mengenai kelenjar sublingual dasar mulut dikenal sebagai Batu pada kelenjar ludah
disebutMerupakan suatu penyakit autoimun yang ditandai dengan trias :radang akut pada
kelenjar ludah disertai pembentukan ludah berlebihan.radang asinus kelenjar ludah. radang
ductus ekskretorius kelenjar ludah. proses pembentukan batu pada kelenjar ludah sehingga
menyebabkan terjadinya obstruksi.Akibatnya akan timbul atau adalah lesi yang paling sering
ditemukan pada kelenjar ludah minor. Lesi ini banyak didapatkan di bibir bawah berupa
benjolan yang tumbuh lambat, kebiruan, terjadi karena bocornya lendir dari ductus yang rusak.
Histologis mucocele tampak sebagai timbunan lendir dalam jaringan ikat yang dikelilingi
jaringan granulasi. Jenis lain yang lebih besar mengenai kelenjar sublingual dasar mulut dikenal
sebagai Batu pada kelenjar ludah disebutMerupakan suatu penyakit autoimun yang ditandai
dengan trias :

Radang pada kelenjar ludah dapat menyebabkan retensi pada kelenjar disekitarnya sehingga
dapat timbul kista, berupa :

Mucocele ( Mukokel )

Mukokel timbul karena trauma, biasanya sebagai akibat bibir yang tergigit dan merusak
kelenjar liur minor. Sekret mucus merembes keluar, mengumpul dan menggenang dalam
jaringan ikat. Mukokel biasanya terjadi pada bibir bawah ditandai kista retensi yang kecil, akibat
penyumbatan kelenjar sekitar bibir, berbentuk multiple, kecil-kecil, berisi lendir jernih agak
kental

Ranula

Ranula adalah mukokel yang membesar ditandai kista retensi yang besar terletak pada dasar
( basal ) mulut dan mendesak lidah agak ke pinggir. Berisi lendir yang cair.

Mucocele dan Ranula ini merupakan pseudokista karena batasnya bukan epitel melainkan
jaringan ikat.

Neoplasma Kelenjar Ludah

Kurang lebih 80% terjadi pada kelenjar parotis, 10% di kelenjar submandibularis, 10% di
kelenjar ludah minor dan jarang sekali mengenai kelenjar sublingual. Kurang lebih 80% tumor
kelenjar ludah adalah tumor jinak.

Neoplasma Jinak

d. Oncocytoma
Merupakan oxyphil cell adenoma. Kebanyakan terjadi pd kelenjar parotis. Mikroskopis, terdiri
dr pulpa & lembaran sel epitel yang besar, eosinofilik dan polygonal yg dikelilingi kapsul fibrosis.
Dapat mudah dipisahkan dr parenkim parotis dan jarang kambuh. Banyak didapati pada wanita
usia lanjut.

e. Adenolymphoma / Tumor Warthin / Papillary Cystadenoma Lymphomatosum

Tumor ini jarang ditemukan dan hampir terbatas pada kelenjar parotis. Bukan merupakan suatu
tumor campur melainkan hanya merupakan tumor epitelial kelenjar ludah. Hanya saja dalam
stromanya mengandung jaringan limfoid. Mikroskopis, terdiri atas unsur epitelial yang
membatasi ruangan kistik dengan stroma yang mengandung jaringan limfoid yang kadang
membentuk centrum germinativum. Epitelium tersusun 2 lapis dengan lapisan permukaan
berupa kolumner tinggi, tersusun rapi dan lapisan di bawahnya berupa sel kuboid sampai
polygonal menyerupai mioepitelium.

f. Mixed Tumor ( Adenoma Pleomorphic )

Lebih dari 2/3 tumor adalah jenis ini. Tumor tumbuh lambat dan berbatas tegas. Komposisi
tumor sangat bervariasi, tersusun atas unsur epitelial yang membentuk ductus asinus, tubulus
atau solid, dikelilingi oleh stroma jaringan ikat yang melendir yang kadang-kadang disertai
pulau-pulau chondroid dan atau jaringan tulang.

Pada beberapa tumor, struktur epithelial dominan sedang pada beberapa tumor lain
sebaliknya. Dengan pemeriksaan immunohistokimiawi terbukti bahwa berbagai jenis sel ini
berasal dari myoepitelium. Tumor ini jinak, tdk metastasis tapi sering kambuh. Hal ini terjadi
karena tumor sering tumbuh menembus kapsul.

Neoplasma ganas

a. Mucoepidermoid Carcinoma

Tersusun atas campuran sel skuamous dan sel penghasil musin. Kedua macam sel dapat terlihat
bercampur menjadi satu. Dapat jinak maupun ganas, biasanya terdapat pada kelenjar parotis.
Karsinoma ini diklasifikasikan menjadi derajat rendah, menengah, dan tinggi. Tumor-tumor
dengan derajat rendah menunjukkan ruang kista yang dilapisi sel epidermoid dan sel yang
mensekresi musin, ada juga bentuk-bentuk peralihan. Sedangkan sel dengan derajat tinggi lebih
padat dan kurang gambaran kistanya.

 b. Silindroma ( Adenoid Cystic Carcinoma )

Adalah karsinoma yang paling banyak dijumpai, cenderung terdapat pada kelenjar ludah minor.
Pertumbuhan dan metastasisnya lambat tetapi infiltrasinya luas sehingga sukar diangkat.
Mikroskopis, tersusun atas massa berbentuk cribiform ( saringan ) dengan inti hiperkromatis.
Neoplasma ini mempunyai kecenderungan infiltrasi sepanjang serabut saraf ( perineural ).

Anda mungkin juga menyukai