Anda di halaman 1dari 8

Laju Endap Darah

(LED)
User Rating:  / 2

Poor Best 
Bottom of Form
Written by dr. Lili Susiwati   
Thursday, 09 October 2008 11:36
Mungkin pada suatu hari anda pernah sekedar mengalami demam menderita penyakit typhus
atau demam berdarah yang mengharuskan anda memeriksakan darah ke laboratorium, lalu pada
hasilnya anda mendapati kriteria Laju Endap Darah (LED) di situ. Apakah yang dimaksud Laju
Endap Darah (LED) itu? Mari kita cermati pembahasan berikut.

Laju Endap Darah (LED) atau dalam bahasa inggrisnya Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR)
merupakan salah satu pemeriksaan rutin untuk darah. Proses pemeriksaan sedimentasi
(pengendapan) darah ini diukur dengan memasukkan darah kita ke dalam tabung khusus selama
satu jam. Makin banyak sel darah merah yang mengendap maka makin tinggi Laju Endap Darah
(LED)-nya.

Tinggi ringannya nilai pada Laju Endap Darah (LED) memang sangat dipengaruhi oleh keadaan
tubuh kita, terutama saat terjadi radang. Namun ternyata orang yang anemia, dalam kehamilan
dan para lansia pun memiliki nilai Laju Endap Darah yang tinggi. Jadi orang normal pun bisa
memiliki Laju Endap Darah tinggi, dan sebaliknya bila Laju Endap Darah normalpun belum tentu
tidak ada masalah. Jadi pemeriksaan Laju Endap Darah masih termasuk pemeriksaan penunjang,
yang mendukung pemeriksaan fisik dan anamnesis dari sang dokter.

Namun biasanya dokter langsung akan melakukan pemeriksaan tambahan lain, bila nilai Laju
Endap Darah di atas normal. Sehinggai mereka tahu apa yang mengakibatkan nilai Laju Endap
Darahnya tinggi. Selain untuk pemeriksaan rutin, Laju Endap Darah pun bisa dipergunakan untuk
mengecek perkembangan dari suatu penyakit yang dirawat. Bila Laju Endap Darah makin
menurun berarti perawatan berlangsung cukup baik, dalam arti lain pengobatan yang diberikan
bekerja dengan baik.

Pada kasus dengan keluhan gampang lelah dan pandangan berkunang-berkunang, kemungkinan
besar diagnosisnya anemia. Biasanya didukung dengan nilai Hemoglobin (Hb) yang rendah.
Untuk penanganannya, anemia harus diidentifikasikan dahulu apakah Hb yang turun akibat dari
Zat Besi (Fe) yang turun, atau komponen Hb yang lain yang turun? (Misalnya
globin-nya/protennya).

Bila memang Fe-nya yang turun tentunya harus cukup mengkonsumsi tablet besi
(Sulfusferrosus). Sekarang bentuknya tablet berbagai ragam. Ada yang disatukan dengan
Effervescent, atau dengan Vitamin B, dan sebagainya. Sedangkan bila kadar proteinnya yang
turun, tentunya harus konsumsi makanan atau minuman tinggi protein. Ini pun bentuknya sudah
beragam, ada yang berbentuk susu, berbentuk minuman bertenaga dan yang paling banyak
mungkin berbentuk makanan lauk-pauk sehari-hari.

_____________________________

PEMBAHASAN TEKNIS

Proses pengendapan darah terjadi dalam 3 tahap yaitu tahap pembentukan rouleaux, tahap
pengendapan dan tahap pemadatan. Di laboratorium cara untuk memeriksa Laju Endap Darah
(LED) yang sering dipakai adalah cara Wintrobe dan cara Weetergren. Pada cara Wintrobe nilai
rujukan untuk wanita 0 -- 20 mm/jam dan untuk pria 0 -- 10 mm/jam, sedang pada cara
Westergren nilai rujukan untuk wanita 0 -- 15 mm/jam dan untuk pria 0 -- 10 mm/jam.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Laju Endap Darah (LED) adalah faktor eritrosit, faktor
plasma dan faktor teknik. Jumlah eritrosit/ul darah yang kurang dari normal, ukuran eritrosit yang
lebih besar dari normal dan eritrosit yang mudah beraglutinasi akan menyebabkan Laju Endap
Darah (LED) cepat. Walau pun demikian, tidak semua anemia disertai Laju Endap Darah (LED)
yang cepat. Pada anemia sel sabit, akantositosis, sferositosis serta poikilositosis berat, laju endap
darah tidak cepat, karena pada keadaan-keadaan ini pembentukan rouleaux sukar terjadi. Pada
polisitemia dimana jumlah eritrosit/µl darah meningkat, Laju Endap Darah (LED) normal.

Pembentukan rouleaux tergantung dari komposisi protein plasma. Peningkatan kadar fibrinogen
dan globulin mempermudah pembentukan roleaux sehingga Laju Endap Darah (LED) cepat
sedangkan kadar albumin yang tinggi menyebabkan Laju Endap Darah (LED) lambat.

Laju Endap Darah (LED) terutama mencerminkan perubahan protein plasma yang terjadi pada
infeksi akut maupun kronik, proses degenerasi dan penyakit limfoproliferatif. Peningkatan laju
endap darah merupakan respons yang tidak
spesifik terhadap kerusakan jaringan dan merupakan petunjuk adanya penyakit.

Bila dilakukan secara berulang laju endap darah dapat dipakai untuk menilai perjalanan penyakit
seperti tuberkulosis, demam rematik, artritis dan nefritis. Laju Endap Darah (LED) yang cepat
menunjukkan suatu lesi yang aktif, peningkatan Laju Endap Darah (LED) dibandingkan
sebelumnya menunjukkan proses yang meluas, sedangkan Laju Endap Darah (LED) yang
menurun dibandingkan sebelumnya menunjukkan suatu perbaikan.

Selain pada keadaan patologik, Laju Endap Darah (LED) yang cepat juga dapat dijumpai pada
keadaan-keadaan fisiologik seperti pada waktu haid, kehamilan setelah bulan ketiga dan pada
orang tua.

Dan akhirnya yang perlu diperhatikan adalah faktor teknik yang dapat menyebabkan kesalahan
dalam pemeriksaan Laju Endap Darah (LED). Selama pemeriksaan tabung atau pipet harus tegak
lurus; miring dapat menimbulkan kesalahan 30%. Tabung atau pipet tidak boleh digoyang atau
bergetar, karena ini akan mempercepat pengendapan. Suhu optimum selama pemeriksaan adalah
20°C, suhu yang tinggi akan mempercepat pengendapan dan sebaliknya suhu yang rendah akan
memperlambat. Bila darah yang diperiksa sudah membeku sebagian hasil pemeriksaan laju endap
darah akan lebih lambat karena sebagian fibrinogen sudah terpakai dalam pembekuan.
Pemeriksaan laju endap darah harus dikerjakan dalam waktu 2 jam setelah pengambilan darah,
karena darah yang dibiarkan terlalu lama akan berbentuk sferik sehingga sukar membentuk
rouleaux dan hasil pemeriksaan laju endap darah menjadi lebih lambat

sumber : www.kalbe.co.id
http://berbagisehat.com/index.php?option=com_content&view=article&id=179:laju-endap-darah-
led&catid=47:medicalterm&Itemid=64

May 24, '08 2:44 AM


Laju Endap Darah (LED)
for everyone
Laju Endap Darah (LED) atau dalam bahasa inggrisnya Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR)
merupakan salah satu pemeriksaan rutin untuk darah. Proses pemeriksaan sedimentasi
(pengendapan) darah ini diukur dengan memasukkan darah kita ke dalam tabung khusus selama
satu jam. Makin banyak sel darah merah yang mengendap maka makin tinggi LED-nya.

Tinggi ringannya nilai pada LED memang sangat dipengaruhi oleh keadaan tubuh kita, terutama
saat terjadi radang. Namun ternyata orang yang anemia, dalam kehamilan dan para lansia pun
memiliki nilai LED yang tinggi.

Jadi orang normal pun bisa memiliki LED tinggi, dan sebaliknya bila LED normalpun belum
tentu tidak ada masalah. Jadi pemeriksaan LED masih termasuk pemeriksaan penunjang, yang
mendukung pemeriksaan fisik dan anamnesis dari sang dokter.

Namun biasanya dokter langsung akan melakukan pemeriksaan tambahan lain, bila nilai LED di
atas normal. Sehinggai mereka tahu apa yang mengakibatkan nilai LED-nya tinggi.

Selain untuk pemeriksaan rutin, LED pun bisa dipergunakan untuk menge-cek perkembangan
dari suatu penyakit yang dirawat. Bila LED makin menurun berarti perawatan berlangsung
cukup baik, dalam arti lain pengobatan yang diberikan bekerja dengan baik.

Pada kasus dengan keluhan gampang lelah dan pandangan berkunang-berkunang, kemungkinan
besar diagnosisnya anemia. Biasanya didukung dengan nilai Hemoglobin (Hb) yang rendah.

Untuk penanganannya, anemia harus diidentifikasikan dahulu apakah Hb yang turun akibat dari
Zat Besi (Fe) yang turun, atau komponen Hb yang lain yang turun? (Misalnya
globin-nya/protennya).

Bila memang Fe-nya yang turun tentunya


 harus cukup mengkonsumsi tablet besi (Sulfusferrosus). Sekarang bentuknya tablet berbagai
ragam. Ada yang disatukan dengan Effervescent, atau dengan Vitamin B, dan sebagainya.

Sedangkan bila kadar proteinnya yang turun, tentunya harus konsumsi makanan atau minuman
tinggi protein. Ini pun bentuknya sudah beragam, ada yang berbentuk susu, berbentuk minuman
bertenaga dan yang paling banyak mungkin berbentuk makanan lauk-pauk sehari-hari. Wallahu
a'lam bishshawab

(diambil dari eramuslim.com)


Tags: led
Prev: Toilet Berbentuk Perempuan Berjilbab di Israel
Next: Callista Meutia Betari
http://tsabitaadzimatillah.multiply.com/journal/item/27
Pemeriksaan LED (Laju Endap Darah)
Posted by Antin
December 15, 2008

LED merupakan salah satu pemeriksaan untuk mengetahui kondisi kesehatan seseorang. Agar
dapat memahami pemeriksaan LED, kita perlu mengetahui bagaimana proses pemeriksaan
LED dilakukan. Pada pemeriksaan LED, darah dimasukkan dalam tabung khusus LED.
Tabung LED diletakkan tegak lurus dan dibiarkan selama 1 jam. Sel darah merah akan
mengendap ke dasar tabung sementara plasma darah akan mengambang di permukaan.
Kecepatan pengendapan sel darah merah inilah yang disebut LED.

Metode yang dikenal dalam penilaian LED adalah Metode Wintrobe dan Westergen. Cara
Westergen lebih banyak digunakan. Nilai rujukan ideal pada metode Wintrobe pria 0-10 mm/jam
dan wanita 0-20 mm/jam, sedangkan cara Westergen pria 0-10 mm/jam dan wanita 0-15
mm/jam.

Proses pengendapan darah terdiri dari 3 tahap yaitu tahap pembentukan rouleaux → sel darah
merah berkumpul membentuk kolom, tahap pengendapan, dan tahap pemadatan. Faktor yang
berperan dalam tinggi-rendahnya LED adalah eritrosit (sel darah merah), plasma darah, dan
teknik pemeriksaan LED.

LED dapat meningkat karena :

Faktor Eritrosit

 Jumlah eritrosit kurang dari normal


 Ukuran eritrosit yang lebih besar dari ukuran normal, sehingga lebih mudah/cepat
membentuk rouleaux → LED ↑.

Faktor Plasma

 Peningkatan kadar fibrinogen dalam darah akan mempercepat pembentukan rouleaux→


LED ↑.
 Peningkatan jumlah leukosit (sel darah putih) → biasanya terjadi pada proses infeksi
akut maupun kronis

Faktor Teknik Pemeriksaan

 Tabung pemeriksaan digoyang/bergetar akan mempercepat pengendapan → LED ↑.


 Suhu saat pemeriksaan lebih tinggi dari suhu ideal (>20̊ C) akan mempercepat
pengendapan→ LED ↑.

LED kadarnya lebih rendah dari normal karena


Faktor Eritrosit

 Anemia sel sabit → bentuk eritrosit abnormal/seperti bulan sabit sehingga sulit
membentuk rouleaux → LED ↓.

Faktor Plasma

 Kadar firinogen kurang dari normal → LED ↓.


 Kadar protein plasma kurang dari normal → dapat terjadi pada gangguan hati/ginjal

Faktor Teknik Pemeriksaan

 Suhu saat pemeriksaan lebih rendah dari suhu ideal (<20̊ C), proses pengendapan lebih
lambat → LED ↓.
 Pemeriksaan dilakukan > 2 jam setelah darah diambil. Darah yang dibiarkan terlalu
lama akan sulit membentuk rouleaux → LED ↓.

http://antin-kurniawan.com/medical-check-up/pemeriksaan-led-laju-endap-darah.html

 Home
 Buku Tamu

 Tentangku

Laju Endap Darah

Nopember 15, 2008

1 Votes

sumber : www.kalbe.co.id

Mungkin pada suatu hari anda pernah sekedar mengalami demam menderita penyakit typhus
atau demam berdarah yang mengharuskan anda memeriksakan darah ke laboratorium, lalu pada
hasilnya anda mendapati kriteria Laju Endap Darah (LED) di situ. Apakah yang dimaksud Laju
Endap Darah (LED) itu? Mari kita cermati pembahasan berikut.

Laju Endap Darah (LED) atau dalam bahasa inggrisnya Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR)
merupakan salah satu pemeriksaan rutin untuk darah. Proses pemeriksaan sedimentasi
(pengendapan) darah ini diukur dengan memasukkan darah kita ke dalam tabung khusus selama
satu jam. Makin banyak sel darah merah yang mengendap maka makin tinggi Laju Endap Darah
(LED)-nya.

Tinggi ringannya nilai pada Laju Endap Darah (LED) memang sangat dipengaruhi oleh keadaan
tubuh kita, terutama saat terjadi radang. Namun ternyata orang yang anemia, dalam kehamilan
dan para lansia pun memiliki nilai Laju Endap Darah (LED) yang tinggi. Jadi orang normal pun
bisa memiliki Laju Endap Darah (LED) tinggi, dan sebaliknya bila Laju Endap Darah (LED)
normalpun belum tentu tidak ada masalah. Jadi pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) masih
termasuk pemeriksaan penunjang, yang mendukung pemeriksaan fisik dan anamnesis dari sang
dokter.

Namun biasanya dokter langsung akan melakukan pemeriksaan tambahan lain, bila nilai Laju
Endap Darah (LED) di atas normal. Sehinggai mereka tahu apa yang mengakibatkan nilai Laju
Endap Darah (LED)-nya tinggi. Selain untuk pemeriksaan rutin, Laju Endap Darah (LED) pun
bisa dipergunakan untuk mengecek perkembangan dari suatu penyakit yang dirawat. Bila Laju
Endap Darah (LED) makin menurun berarti perawatan berlangsung cukup baik, dalam arti lain
pengobatan yang diberikan bekerja dengan baik.

Pada kasus dengan keluhan gampang lelah dan pandangan berkunang-berkunang, kemungkinan
besar diagnosisnya anemia. Biasanya didukung dengan nilai Hemoglobin (Hb) yang rendah.
Untuk penanganannya, anemia harus diidentifikasikan dahulu apakah Hb yang turun akibat dari
Zat Besi (Fe) yang turun, atau komponen Hb yang lain yang turun? (Misalnya
globin-nya/protennya).

Bila memang Fe-nya yang turun tentunya harus cukup mengkonsumsi tablet besi
(Sulfusferrosus). Sekarang bentuknya tablet berbagai ragam. Ada yang disatukan dengan
Effervescent, atau dengan Vitamin B, dan sebagainya. Sedangkan bila kadar proteinnya yang
turun, tentunya harus konsumsi makanan atau minuman tinggi protein. Ini pun bentuknya sudah
beragam, ada yang berbentuk susu, berbentuk minuman bertenaga dan yang paling banyak
mungkin berbentuk makanan lauk-pauk sehari-hari.

_____________________________

PEMBAHASAN TEKNIS

Proses pengendapan darah terjadi dalam 3 tahap yaitu tahap pembentukan rouleaux, tahap
pengendapan dan tahap pemadatan. Di laboratorium cara untuk memeriksa Laju Endap Darah
(LED) yang sering dipakai adalah cara Wintrobe dan cara Weetergren. Pada cara Wintrobe nilai
rujukan untuk wanita 0 — 20 mm/jam dan untuk pria 0 — 10 mm/jam, sedang pada cara
Westergren nilai rujukan untuk wanita 0 — 15 mm/jam dan untuk pria 0 — 10 mm/jam.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Laju Endap Darah (LED) adalah faktor eritrosit, faktor
plasma dan faktor teknik. Jumlah eritrosit/ul darah yang kurang dari normal, ukuran eritrosit
yang lebih besar dari normal dan eritrosit yang mudah beraglutinasi akan menyebabkan Laju
Endap Darah (LED) cepat. Walau pun demikian, tidak semua anemia disertai Laju Endap Darah
(LED) yang cepat. Pada anemia sel sabit, akantositosis, sferositosis serta poikilositosis berat, laju
endap darah tidak cepat, karena pada keadaan-keadaan ini pembentukan rouleaux sukar terjadi.
Pada polisitemia dimana jumlah eritrosit/µl darah meningkat, Laju Endap Darah (LED) normal.

Pembentukan rouleaux tergantung dari komposisi protein plasma. Peningkatan kadar fibrinogen
dan globulin mempermudah pembentukan roleaux sehingga Laju Endap Darah (LED) cepat
sedangkan kadar albumin yang tinggi menyebabkan Laju Endap Darah (LED) lambat.

Laju Endap Darah (LED) terutama mencerminkan perubahan protein plasma yang terjadi pada
infeksi akut maupun kronik, proses degenerasi dan penyakit limfoproliferatif. Peningkatan laju
endap darah merupakan respons yang tidak
spesifik terhadap kerusakan jaringan dan merupakan petunjuk adanya penyakit.

Bila dilakukan secara berulang laju endap darah dapat dipakai untuk menilai perjalanan penyakit
seperti tuberkulosis, demam rematik, artritis dan nefritis. Laju Endap Darah (LED) yang cepat
menunjukkan suatu lesi yang aktif, peningkatan Laju Endap Darah (LED) dibandingkan
sebelumnya menunjukkan proses yang meluas, sedangkan Laju Endap Darah (LED) yang
menurun dibandingkan sebelumnya menunjukkan suatu perbaikan.

Selain pada keadaan patologik, Laju Endap Darah (LED) yang cepat juga dapat dijumpai pada
keadaan-keadaan fisiologik seperti pada waktu haid, kehamilan setelah bulan ketiga dan pada
orang tua.

Dan akhirnya yang perlu diperhatikan adalah faktor teknik yang dapat menyebabkan kesalahan
dalam pemeriksaan Laju Endap Darah (LED). Selama pemeriksaan tabung atau pipet harus tegak
lurus; miring dapat menimbulkan kesalahan 30%. Tabung atau pipet tidak boleh digoyang atau
bergetar, karena ini akan mempercepat pengendapan. Suhu optimum selama pemeriksaan adalah
20°C, suhu yang tinggi akan mempercepat pengendapan dan sebaliknya suhu yang rendah akan
memperlambat. Bila darah yang diperiksa sudah membeku sebagian hasil pemeriksaan laju
endap darah akan lebih lambat karena sebagian fibrinogen sudah terpakai dalam pembekuan.
Pemeriksaan laju endap darah harus dikerjakan dalam waktu 2 jam setelah pengambilan darah,
karena darah yang dibiarkan terlalu lama akan berbentuk sferik sehingga sukar membentuk
rouleaux dan hasil pemeriksaan laju endap darah menjadi lebih lambat

Entry Filed under: DARAH. Tag: DARAH.

http://keluargasehat.wordpress.com/2008/11/15/laju-endap-darah/

Anda mungkin juga menyukai