Anda di halaman 1dari 6

Nama : Putri Nindi S

NIM : P1337420419080

Tingkat : 3B

Resume Menggunakan Form RHA

RHA digunakan untuk mengukur besarnya masalah yang berkaitan dengan kesehatan akibat
bencana, yang mungkin menimbulkan dampak terhadap masalah kesehatan dan merupakan
dasar bagi penyelenggaraan upaya kesehatan yang tepat dalam penanggulangan selanjutnya.
Beberapa saat setelah kejadian (situasi emergency), informasi hasil RHA akan dimanfaatkan
untuk bahan untuk menetapkan dan menyesuaikan strategi dan perencanaan
penanggulangan.
Tips untuk RHA:
1. Jangan terlalu ambisius untuk kumpulkan data: waktu sangat terbatas
2. Data-data kasar tapi diperlukan lebih baik dari pada data detail tetapi tak berguna
Berdasarkan data dan informasi yang ada dapat diambil dibuat suatu rekomendasi untuk
pengambilan keputusan
Detail Assessment
1. Rapid Assessment telah dilakukan tetapi masih dibutuhkan detail informasi.
2. PMI mempertimbangkan untuk memulai operasi pada suatu wilayah dan membutuhkan
informasi yang detail untuk mengambil keputusan.
3. Perkiraan terjadi kecenderungan perubahan situasi dan membutuhkan informasi tambahan
dan berlangsung satu bulan atau kurang.

Data yang dikumpulkan dapat diklasifikasikan kedalam 6 katagori:


1. Hubungan Geo Politik
Informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data Geo-Politik:
a. Penyebab bencana; perang, kelaparan, bencana alam, konflik dsb.
b. Berapa lama bencana terjadi dan kerusakan akibat bencana tersebut; sarana transport,
akses menuju ketempat bencana, situasi keamanan, aset-aset yang hilang dll.
c. Situasi dan kondisi politik dan keamanan di negara asal (bila perang).
d. Situasi politik, keamanan dan ekonomi di negara tempat mengungsi.
e. Situasi ditempat penampungan, apakah ada pelanggaran hak asasi manusia.
Metode yang digunakan:
a. Mengadakan pertemuan dengan Pemerintah Daerah, Kepolisian, TNI dan Organisasi
bantuan lainnya
b. Mengadakan interview dengan para pengungsi.
2. Uraian tentang Populasi Pengungsi
Informasi yang dibutuhkan tentang populasi pengungsi:
a. Demography; perkiraan total populasi dan diuraikan menurut umur dan jenis
kelaminnya.
b. Asal-usul pengungsi, latar belakang etnis, keanggotaan dari etnis/suku tersebut dsb.
c. Karakter kultur sosial (termasuk tipe kepemimpinan, organisasi masyarakat, agama,
adat istiadat, kebiasaan khusus dsb).
d. Grup rentan (vulnerable group); anak yang terpisah, perempuan sebagai kepala
keluarga, orang-orang tua, orang-orang cacat dan group minoritas. Kepentingan-
kepentingan dan masalah-masalah khusus dari group tersebut.
Metode yang digunakan:
a. Memperkirakan populasi
b. Pemetaan
c. Antena photo satelite
d. Sampel survey untuk menilai jumlah pengungsi dalam satu barak
e. Pengamatan langsung kepada para pengungsi
f. Mengadakan wawancara dengan informan kunci (koordinator pengungsi, group
leader, mengadakan diskusi
3. Karakteristik dari lingkungan dimana pengungsi ditampung
Informasi yang diperlukan dari lingkungan pengungsi:
a. Supplai air
b. Karakteristik secara fisik dari tempat penampungan
c. Jalan masuk ketempat penampungan
d. Type tempat penampungan yang digunakan, ukuran ruangan yang digunakan untuk
pengungsi
e. Jumlah ruangan yang digunakan
f. Pembuangan kotoran
g. Hygiene secara umum di tempat penampungan (pembuangan sampah, air limbah
dlsb)
h. Adanya vektor penyakit menular (misalnya, nyamuk, lalat dlsb)
Metode yang digunakan:
a. Observasi langsung (tempat penampungan, air, panjangnya antrian air di water point,
latrine, kebersihan lingkungan dll.
b. Wawancara langsung dengan key informants/ person (koordinator pengungsi, kepala
suku/adat dlsb.
c. Mengambil contoh survey (prosentase pengungsi dengan tempat penampungan,
jumlah pengungsi per latrine, tersedianya tempat penampungan air dlsb.
4. Masalah kesehatan
Informasi yang dibutuhkan dalam masalah kesehatan:
a. Data kematian; angka kematian dan penyebab kematian.
b. Data kesakitan; penyakit-penyakit yang terbanyak diderita (cacar air, diare, infeksi
jalan napas, malaria).
c. Adanya penyakit yang mempunyai potensi terjadi penularan (kolera, shigela, campak,
meningitis, hepatitis dlsb).
d. Angka acute malnutrition (kekurangan makan yang akut).
e. Data tentang cakupan vaccin (misalnya vaccin meningitis).
Metode yang digunakan:
a. Kunjungan ke kuburan umum dan coba menghitung jumlah kuburan.
b. Wawancara dengan instansi kesehatan.
c. Sistem pengamatan kesehatan (healt surveillance sistem), bila sudah ada.
d. Contoh survey (yang terdahulu) tentang angka kematian dan angka kesakitan.
e. Survey nutrisi.
5. Kebutuhan sumber daya manusia dan sumber material yang tersedia
Informasi yang dibutuhkan:
a. Sumber daya manusia
b. Staff yang qualified dari para pengungsi dan PMI lokal
c. Mengadakan pelatihan khusus
d. Sumber material yang tersedia
e. Ketersediaan makanan; adalah cadangan bahan makanan, rangsum distribusi (bila
ada)
f. Peralatan masak (prosentase keluarga yang masih memiliki)
g. Tempat penampungan air, ember dll (persentase keluarga yang masih memiliki)
h. Sabun, selimut, pakaian dlsb
i. Fasilitas kesehatan yang ada
j. Type/macam sumber energy yang tersedia
Metode yang digunakan:
a. Wawancara dengan staff kesehatan, Puskesmas, Dinkes dan informant kunci
(koordinator pengungsi, kepala suku/adat dlsb)
b. Observasi langsung dengan para pengungsi di tempat penampungan dan sekitarnya
c. Informasi tentang distribusi makanan dari LSM atau Pemda. Contoh survey populasi
(untuk non food)
6. Partner dalam melakukan kegiatan
Informasi yang menyangkut apa dan kapan suatu organisasi akan melakukan suatu
kegiatan adalah sangat perlu untuk terlebih dahulu mengadakan koordinasi dengan
Pemerintah Daerah, LSM lokal dan LSM Internasional yang terlibat dalam kegiatan
menangani pengungsi, tentunya agar tidak terjadi duplikasi suatu kegiatan. System
koordinasi diantara partners, bila belum ada, harus dimulai sesegera mungkin.

Kunci Keberhasilan Assessment


1. Menyusun daftar pertanyaan (check-list) kepada sumber-sumber informasi (Pemerintah,
Tokoh Masyarakat, korban bencana dll);
2. Komposisi Team yang handal (dengan keahlian tertentu);
3. Sarana transportasi yang memadai;
4. Kerangka waktu yang jelas;
5. Penggunaan Bahasa (sedapat mungkin ada yang memahami bahasa setempat);
6. Harus bisa memisahkan antara kebutuhan darurat dengan masalah yang sudah melekat
pada masyarakat (misalnya kemiskinan);
7. Mempertimbangkan faktor kesetaraan (gender), baik dalam komposisi team maupun
sumber informasi dikalangan masyarakat korban bencana;
8. Hindarkan timbulnya harapan-harapan masyarakat yang berlebihan;
9. Hindarkan bias dalam memberikan kesimpulan;
10. Gunakan catatan-catatan.

Methodologi assessment
1. Mengumpulkan dan meninjau data-data sekunder;
2. Pengamatan langsung ke lapangan;
3. Meminta pendapat ahli dalam bidang tertentu;
4. Wawancara dengan Narasumber yang kapabel;
5. Diskusi kelompok (dengan masyarakat korban bencana);
6. Survei.

Mengumpulkan dan meninjau data-data sekunder


1. Meninjau sebanyak mungkin informasi yang terkait dengan situasi bencana sebelum
mengadakan kunjungan ke lokasi bencana;
2. Meninjau sumber-sumber informasi yang relevan (data Kelurahan/Desa, data-data
sebelum kejadian bencana, laporan-laporan lain yang terkait);
3. Data-data yang bersumber dari media.
Wawancara dengan Narasumber
1. Wawancara tatap-muka dengan individu yang kapabel (Narasumber);
2. Narasumber termaksud memiliki banyak informasi tentang hal-hal yang kita perlukan;
3. Narasumber termaksud berminat untuk berbicara dengan kita;
4. Berkompeten;
5. Menyusun daftar pertanyaan yang sistimatis.
Narasumber yang Kapabel
1. Pemerintah;
2. Petugas Kesehatan;
3. Pemimpin Masyarakat (Formal/informal);
4. Misi keagamaan;
5. LSM yang beroperasi di lapangan;
6. Tenaga Pendidik (Guru) di masyarakat;
7. Profesional

Inspeksi Visual
1. Pengamatan langsung tentang situasi dilapangan;
2. Memperbandingkan temuan lapangan dengan laporan-laporan lain;
3. Gunakan checklist;
4. Mengamati korban bencana, tempat penampungan, penampungan air dan sumber air,
sanitasi, gudang, distribusi makanan, pasar, fasilitas pelayanan kesehatan, situasi
keamanan dll.

Langkah-langkah Assessment yang direkomendasikan


1. Meninjau informasi-informasi yang sudah tersedia, termasuk data sekunder;
2. Inspeksi lapangan secara cepat;
3. Wawancara langsung di lapangan dengan narasumber yang kapabel;
4. Analisa data;
5. Melaporkan temuan-temuan lapangan kepada anggota team.

Prinsip-prinsip Assessment
1. Memperhatikan faktor-faktor sosial budaya setempat;
2. Koordinasi dengan berbagai pihak terkait;
3. Partisipasi masyarakat korban bencana;
4. Akurasi data (verifikasi dan triangulate/perbandingan data);
5. Apa yang tidak kita lihat lebih daripada apa yang dapat kita lihat;
6. Assessment dilaksanakan pada saat darurat bencana masih berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai