Dosen Pengampu
Ustadz Mukharom Ridho S.H.I. MH
Disusun oleh:
WIRANTO : Q.190380
Rasulullah saw merupakan sosok yang paling mulia. Beliau merupakan sosok yang
sempurna sebagai utusan Allah swt dalam mengemban ajaran agama Islam untuk umat manusia.
Maka sangat pantas beliau menjadi panutan dan suritauladan bagi umatnya.
Rasulullah saw datang ditengah-tengah kejahiliyahan umat pada masa itu. Jahiliyah yang
dimaksud adalah bukan bodoh dalam masalah kecerdasan, melainkan bangsa arab jahiliyah
dalam masalah aqidah dan ahlak. Sehingga Rasululah mendapatkan tugas yang cukup berat
untuk merombak atau merubah budaya tatanan masyarakat yang sudah jauh dari ajaran Allah.
Perjuangan yang tidak mengenal lelah di kota Makkah banyak mendapatkan perlawanan,
sehingga beliau mendapatkan perintah Allah untuk hijrah ke kota Madinah beserta para
sahabatnya. Dengan kesabaran dan pertolongan Allah swt, kurang lebih selama 23 tahun
Rasulullah akhirnya berhasil menjalankan tugas dengan baik, budaya Islam terbangun di kota
Madinah dan Makkah setelah ditaklukkan oleh Rasulullah. Masyarakat yang memiliki akhlak
yang sebelumnya jauh dari nilai-nilai Islam, menjadi masyarakat yang selalu memegang teguh
yang di ajarkan oleh Allah melalui Rasulullah saw.
Warisan terbesar dari Rasulullah adalah Al Qur'an dan Al Sunnah. Al Qur'an adalah kitab
suci yang sempurna, serta berfungsi sebagai pelajaran bagi manusia, pedoman hidup bagi setiap
muslim, petunjuk bagi orang yang bertakwa.
Al Qur'an sebagai pedoman hidup umat manusia kemudian di iringi dengan sikap, prilaku
atau perbuatan Rasulullah yang terangkum dalam al Sunnah merupakan warisan yang akan abadi
sepanjang zaman. Selain beliau meninggalkan warisan Al Qur'an dan al Sunnah, beliau juga
meniggalkan para sahabat yang luar biasa, sahabat yang di didik, di bina langsung oleh beliau
menjadi sosok yang mengagumkan. Rasulullah merupakan sosok yang langsung di didik oleh
Allah, sehingga sudah barang tentu segala tindakan dan perbuatannya medapat kontrol langsung
dari Allah. Jika ada yang kurang benar dalam diri Rasulullah, Allah akan langsung
memperingatkannya, jadi tidak heran jika beliau memiliki akhlaq yang paling mulia dan hal itu
merupakan tugas beliau di utus oleh Allah swt.
Nabi Muhammad SAW adalah contoh dan teladan yang baik bagi semua umat. Dari Kisah
perjalanan hidup Nabi, kita sebagai manusia biasa dapat mengambil berbagai teladan agar kita
tidak tersesat dalam pergaulan yang salah.
PEMBAHASAN
3. Kematian Ibu
Dengan adanya peristiwa pembelahan dada itu. Halimah merasa khawatir terhadap
keselamatan beliau hingga dia mengembalikannya kepada ibu beliau. Maka beliau hidup
bersama ibunda tercinta hingga berumur 6 tahun.
Aminah merasa perlu mengenang suaminya yang telah meninggal dunia dengan cara
mengunjungi kuburannya di Yatsrib. Maka dia pergi dari Makkah untuk menempuh perjalanan
sejauh 500 kilometer bersama putranya yang yatim, Muhammad SAW, disertai pembantu
wanitanya, Ummu Aiman. Abdul Muththalib mendukung hal ini. Setelah menetap selama
sebulan di Madinah, Aminah dan rombongannya siap-siap untuk kembali ke Makkah. Dalam
perjalanan pulang itu dia jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia di Abwa’, yang terletak
antara Makkah dan Madinah.
4. Kematian Kakek
Kemudian beliau kembali ke tempat kakeknya, Abdul Muththolib di Makkah. Perasaan
kasih sayang di dalam sanubarinya terhadap cucunya yang kini yatim piatu semakin terpupuk,
cucunya yang harus menghadapi cobaan baru di atas lukanya yang lama. Hatinya bergetar oleh
perasaan kasih sayang, yang tidak pernah dirasakannya sekalipun terhadap anak-anaknya sendiri.
Dia tidak ingin cucunya hidup sebatang kara. Bahkan dia lebih mengutamakan cucunya daripada
anak-anaknya.
Ibnu Hisyam berkata, “Ada sebuah dipan yang diletakkan di dekat Ka’bah untuk Abdul
Muththolib. Kerabat-kerabatnya biasa duduk-duduk di sekeliling dipan itu hingga Abdul
Muththolib keluar ke sana, dan tak ada seorang pun di antara mereka yang berani duduk di dipan
itu, sebagai penghormatan terhadap dirinya. Suatu kali selagi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa
Sallam menjadi anak kecil yang montok, beliau duduk di atas dipan itu. Tatkala Abdul
Muththalib melihat kejadian ini, dia berkata, “Biarkan anakku ini. Demi Allah, sesungguhnya dia
akan memiliki kedudukan yang agung.“ Kemudian Abdul Mutholib duduk bersama beliau di atas
dipannya, sambil mengelus punggung beliau dan senantiasa merasa gembira terhadap apa pun
yang beliau lakukan.
Pada usia delapan tahun lebih dua bulan sepuluh hari dari umur Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam, kakek beliau meninggal dunia di Makkah. Abdul Muththolib sudah berpesan
menitipkan pengasuhan sang cucu kepada pamannya, Abu Thalib, saudara kandung bapak
beliau.
5. Mengembala Kambing
Pada awal masa remaja, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tidak mempunyai
pekerjaan tetap. Hanya saja beberapa riwayat menyebutkan bahwa beliau biasa mengembala
kambing di kalangan Bani Sa’d dan juga di Makkah dengan imbalan berupa uang beberapa
dinar.
Pada usia dua puluh tahun, beliau pergi berdagang ke Syam menjalankan barang dagangan
milik Khadijah. Ibnu ishaq menuturkan, Khadijah binti Khuwailid adalah seorang wanita
pedagang, terpandang dan kaya raya. Dia biasa menyuruh orang-orang untuk menjalankan
barang dagangannya, dengan membagi sebagian hasilnya kepada mereka. Sementara orang-
orang Quraisy memilki hobi berdagang. Tatkala Khadijah mendengar kabar tentang kejujuran
perkataan beliau, kredibilitas dan kemuliaan akhlak beliau, maka diapun mengirim utusan dan
menawarkan beliau agar pergi ke Syam untuk menjalankan barag dagangannya. Dia siap
memberikan imbalan jauh lebih banyak dari imbalan yang pernah dia berikan kepada pedagang
lain. Beliau harus pergi bersama seorang pembantu yang bernama Maisarah. Beliau menerima
awaran ini. Maka beliau berangkat ke Syam untuk berdagang dengan disertai Maisarah.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Nabi Muhammad diserahkan kepada Halimah, seorang dari dusun Bani Sa'ad. Saat
Muhammad berusia lima tahun terjadi peristiwa pembelahan dada.Aminah merasa perlu
mengenang suaminya yang telah meninggal dunia dengan cara mengunjungi kuburannya di
Yatsrib. Dalam perjalanan pulang itu dia jatuh sakit dan akhirnya meningga dunia di Abwa’,
yang terletak antara Makkah dan Madinah. Setelah kematian ibu beliau, Muhammad diasuh oleh
kakeknya sendiri, yaitu Abdul Muthalib. Sampai beliau berusia 8 tahun kakeknya meninggal
dunia, kemudian Muhammad diasuh oleh pamannya sendiri yaitu, Abu Thalib.
2. Selagi usia Rasulullah SAW mencapai dua belas tahun, Abu Thalib mengajak beliau
pergi berdagang dengan tujuan Syam, hingga tiba di Bushra, mereka bertemu dengan pendeta
Nasrani bernama Bakhira. Kemudian Rahib Bahira meminta agar Abu Thalib kembali lagi
bersama beliau tanpa melanjutkan perjalanan ke Syam karena dia takut gangguan dari pihak
orang-orang Yahudi.Pada usia lima belas tahun Nabi SAW ikut ke medan perang Fijar karena
diajak dan ditarik oleh para pamannya yang ikut berperang dan yang memegang tampuk
pimpinan perang saat itu. Pada waktu Nabi Muhammad berusia dua puluh tahun, Nabi menjadi
salah seorang anggota pengurus Hilful Fudhul.Pada awal masa remaja, Rasulullah SAW tidak
mempunyai pekerjaan tetap. Hanya saja beberapa riwayat menyebutkan bahwa beliau biasa
mengembala kambing di kalangan Bani Sa’d dan juga di Makkah. Pada usia dua puluh tahun,
beliau pergi berdagang ke Syam menjalankan barang dagangan milik Khadijah.
3. Ibrah Sejarah Kehidupan Nabi Muhammad Semasa Kecil-Remaja:
a. Meneladani sikap rasul dalam menghadapi suka duka kehidupan.
b. Dapat diambil pelajaran dari berbagai perjalan hidup Rasul dalam menghadapi
rintangan hidup.
c. Mencontoh perlaku beliau yang merupakan seorang yang berpikiran cerdas,
penyantun, dan berbudi luhur sehingga beliau terpilih sebagai anggota perserikatan hilful fudhul.
d. Menjadi uswah sebagai seorang yatim piatu yang senantiasa tegar dan penuh
semangat.
e. Hidupnya dapat menjadi pembelajaran bagi kita semua dalam segala aspek.
f. Dalam menggembala kambing dapat diambil hikmah dalam belajar bersabar dan
belajar strategi.
g. Dalam mendidik generasi yang santun dan memiliki kesopanan serta
kelemahlembutan akan muncul, jika anak tersebut diasuh wanita yang sopan santun dan ramah
pula yaitu ketika beliau dalam asuhan Halimah.
a. Rasul ketika kecil memberi pelajaran bagaimana kita dapat berkembang dalam
kehidupan yang mandiri, ulet, tangguh dan tanggung jawab sejak dini.
B. Penutup
Demikianlah makalah ini saya susun, saya menyadari makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu saya senantiasa mengharap kotribusi dari para pembaca dalam
bentuk saran maupun kritik, demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini. Saya berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khusunya dan bagi pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA