PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga Berencana (KB) adalah istilah yang mungkin sudah lama kita
kenal.KB artinya merencanakan jumlah anak sesuai kehendak kita, dan
menentukan sendiri kapan kita ingin hamil (Kesrepro, 1997).
Menurut WHO (World Health Organisation) KB adalah tindakan yang
membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-objektif
tertentu, untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan
kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval di antara kehamilan,
mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami isteri,
menentukan jumlah anak dalam keluarga (Hanafi Hartanto, 2004). Menurut
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1996, setiap tahun lebih dari 600.000
wanita di dunia meninggal akibat komplikasi kehamilan saat melahirkan, 99%
kematian itu terjadi di negara berkembang. Dalam jangka waktu yang sama, tak
kurang dari 50 juta aborsi akibat kehamilan tak diinginkan terjadi di muka bumi
ini (Dipo Handoko, 2001).
Saat ini diketahui jumah penduduk Indonesia sebesar 225,5 juta penduduk
dengan rata-rata petumbuhan penduduk sebesar 1,3%. Pemerintah merencanakan
untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk tersebut hingga 1,14% pada tahun
2009 (Depkes, 2008).
Komponen dalam pelayanan KB yang dapat diberikan adalah KIE
(Komunikasi, Informasi, dan Edukasi), konseling, pelayanan kontrasepsi (PK),
pelayanan infertilitas, pendidikan seks, konsultasi pra-perkawinan dan konsultasi
perkawinan, konsultasi genetik, tes keganasan, adopsi (Hanafi Hartanto, 2004).
Secara pendekatan sosioekonomi pengontrolan kelahiran penting untuk
meningkatkan kualitas hidup dan memberi efek yang positif terhadap kebahagian
keluarga juga lingkungan sekitar (Cunningham, 2005).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penulis mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada akseptor lama KB
AKBK menggunakan pola pikir ilmiah melalui pendekatan manajemen
kebidanan menurut Varney.
2. Tujuan Khusus
Dalam memberikan asuhan kebidanan pada akseptor lama KB AKBK penulis
mampu:
a. Menjelaskan konsep dasar teori KB
b. Menjelaskan konsep dasar manajemen kebidanan pada akseptor lama KB
AKBK
c. Melaksanakan asuhan kebidanan pada akseptor lama KB AKBK dengan
pendekatan varney yang terdiri dari :
1) Melakukan pengkajian
2) Mengidentifikasi diagnosa atau masalah
3) Identifikasi masalah potensial
4) Identifikasi kebutuhan segera
5) Mengembangkan rencana asuhan/intervensi
6) Implementasi
7) Evaluasi
d. Mendokumentasikan asuhan kebidanan pada akseptor lama KB AKBK
dalam bentuk catatan SOAP.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Penyakit Paru-paru :
Penyakit Saluran Pencernaan :
Penyakit Ginjal & Saluran Kencing :
Penyakit Endokrin :
- Ganguan toleransi glukosa (DM) tidak boleh menggunakan
metode implant
Penyakit Saraf :
Penyakit Jiwa :
Penyakit Sistem imunologi :
Penyakit Infeksi :
b. Riwayat Kesehatan sekarang:
Berisi riwayat perjalanan penyakit mulai klien merasakan keluhan s/d
pengkajian saat ini (sebelum diberikan asuhan)
4. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Mengkaji riwayat penyakit menurun (asma, hipertensi, DM, hemofilia,
kanker payudara) menular (hepatitis, TBC, HIV/AIDS) menahun (jantung,
asma) (Fraser & Cooper, 2009)
5. Riwayat Menstruasi
Riwayat menstruasi yang dikaji adalah siklus, lama haid, banyaknya,
warna, nyeri haid, keluhan waktu haid, dan amenore.
6. Riwayat Obstetri
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
N
U J BB/
o. Suami Ank Peny Jns Pnlg Tmpt Peny H M Abn Laktasi Peny
K K PB
7. Riwayat Kontrasepsi
Pemakaian kontrasepsi yang perlu dikaji adalah jenis alat kntrasepsi,
lama, kapan awal pemakaian, dan pelepasan, serta komplikasi yang
terjadi selama pemakaian.Pemakaian kontrasepsi sebelumnya dapat
menjadi tolak ukur penggunaan kontrasepsi sellanjutnya.
DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital :
TD :
Nadi : 60 – 100 kali permenit
Pernafasan : 20 kali permenit
Suhu : 36,5 – 37,2 0C
Antropometri :
Berat badan sekarang :
- Berat badan mencapai 70 kg perlu dilakukan tindakan
evaluasi lebih lanjut untuk menentukan penggunaan alat
kontrasepsi Implant
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala : tidak tampak lesi, tampak bersih, tidak tampak benjolan,
distribusi rambut merata.
Wajah : tidak tampak pucat, tampak simetris
Mata : Sklera berwarna kuning menandakan kemungkinan
indikasi adanya/penyakit hati pemilihan alat
kontrasepsi nonhormonal lebih diutamakan
Hidung : tampak simetris, tidak tampak pengeluaran/secret, tidak
tampak benjolan
Mulut : tampak simetris, tampak lembab, tampak bersih, tidak
tampak stomatitis, lidah tampak bersih
Telinga : tampak simetris, tidak tampak secret/serumen
Leher : tidak tampak pembesaran pada kelenjar tiroid, getah
bening, dan vena jugularis
Dada : Tampak simetris, tidak tampak retraksi dinding dada.
Nyeri dada dan paha perlu dilakukan tindakan
evaluasi lebih lanjut untuk menentukan penggunaan
alat kontrasepsi implant
Payudara : Tampak bersih. Tampak simetris, tidak tampak retraksi
Abdomen : tidak tampak pembesaran, tidak tampak luka bekas operasi.
Genitalia :
Ekstermitas : Edema dan nyeri tungkai, dada dan paha perlu
dilakukan tindakan evaluasi lebih lanjut untuk
menentukan penggunaan alat kontrasepsi AKBK
Palpasi
Kepala : tidak teraba benjolan, tidak ada lesi
Wajah : tidak teraba oedema
Mata : tidak teraba oedema pada konjungtiva
Hidung : tidak teraba benjolan
Telinga : tidak teraba benjolan
Leher : tidak teraba oedema pada vena jugularis, kelenjar tiroid,
dan kelenjar getah bening
Payudara : Teraba tumor / benjolan pada payudara yang
menandakan adanya kanker payudara atau riwayat
kanker payudara tidak boleh menggunakan metode
AKBK (implant)
Abdomen : tidak teraba massa/ benjolan
Genitalia :
Ekstermitas : Edema dan nyeri tungkai, dada dan paha perlu
dilakukan tindakan evaluasi lebih lanjut untuk
menentukan penggunaan alat kontrasepsi Implant.
Auskultasi :
Dada : Nafas terdengar vesikuler, Tidak terdengar suara nafas
tambahan
Abdomen : Bising usus 5-35 x/menit
Perkusi :
Ekstremitas :
- Refleks Ekstremitas atas
Refleks Bisep (+)
Refleks Trisep (+)
- Refleks Ekstremitas Bawah
Patella (+)
Cavilari Refil kembali dalam waktu < 2 detik
Homan Sign (-)
3. Pemeriksaan Penunjang:
Pemeriksaan Laboraturium :
- HB:
Anemia bulan sabit dan anemia defisiensi zat besi boleh
menggunakan metode suntikan progestin dan implant
V. INTERVENSI
6. Membereskan alat
Rasional : Alat yang telah digunakan segera dilakukan
dekontaminasi
VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan rencana
asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya.
VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan asuhan
kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam bentuk
SOAP.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari asuhan kebidanan pada
Akseptor lama kontrasepsi AKBK sebagai berikut:
1) Pengkajian data yang dilakukan dalam kasus tersebut telah terfokus pada
data-data yang dibutuhkan dalam membantu menegakkan diagnosis.
2) Proses analisis data atau interpretasi data, telah sesuai dengan data-data
yang menunjang serta sesuai dengan ketetapan nomenklatur dalam
kebidanan.
3) Rencana dan pelaksanaan asuhan kebidanan yang diberikan dalam kasus
pada Akseptor lama kontrasepsi AKBK ini telah sesuai dengan kebutuhan
klien dan terfokus terhadap kebutuhan klien.
4) Evaluasi yang dilakukan dalam asuhan kebidanan dilakukan secara
langsung setelah pelaksanaan asuhan kebidanan, hal ini dilakukan untuk
menilai secara langsung keberhasilan dan keefektifan asuhan yang
diberikan.
B. Saran
1) Pelayanan yang baik telah diberikan, akan tetapi pelayanan berupa
konseling perlu ditingkatkan lagi.
2) Diharapkan bidan dapat terus memotivasi untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampilannya.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus Gede. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB
Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Varney, Helen, Jan M. Kriebs, Carolyn L. Gegor. 2008. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Vol. 2 Edisi 4. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.