Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia dikenal sebagai  Negara agraris, atau yang biasa


dikenal sebagai Negara yang sebagian besar penduduknya bergerak dalam
bidang pertanian. Dalam Pembukaan UUD 1945 mengamanatkan
pemerintah Indonesia agar memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan bangsa. Namun dalam kenyataannya pemerintah tidak
mempunyai kepekaan yang serius terhadap kaum miskin.

Kemiskinan merupakan problematika kemanusiaan yang mendunia dan


hingga kini masih menjadi isu sentral di belahan bumi manapun. Selain
bersifat laten dan aktual, kemiskinan adalah penyakit sosial ekonomi yang
tidak hanya dialami oleh negara-negara berkembang melainkan juga negara
maju seperti Inggris dan Amerika Serikat.

Jika kita lihat dari dampak yang ditimbulkan oleh korupsi ini, hampir
semua  lapisan masyarakat merasakannya. Bagi kalangan pengusaha
korupsi menyebabkan persaingan yang tidak kompetitif antar pengusaha
karena semua proses harus melalui uang pelicin dan memerlukan waktu
yang lama. Bagi  masyarakat bawah korupsi justru menimbulkan biaya hidup
yang lebih tinggi, harga-harga menjadi mahal akhirnya mencul  banyak
pengemis seperti yang kita bahas di depan. Pengangguran, pemerasan,
hingga pembunuhan yang sumber utamanya adalah uang, hanya dengan
satu alasan untuk hidup dan munculnya Undang-Undang Korupsi dan
Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi bisa dijalankan dengan
baik. Namun pada kenyataannya kinerja KPK ini belum memuaskan hati
publik, karena banyak kasus korupsi yang penanganannya belum tuntas.
Diantaranya kasus korupsi pajak dan kasus yang dialami dari beberapa
anggota Partai Demokrat belakangan ini .

Pada hal ini penyusun mencoba memaparkan kemiskinan di Negara


Indonesia . Kemiskinan merupakan hal yang kompleks kerana menyangkut
berbagai macam aspek seperti hak untuk terpenuhinya pangan, kesehatan,
pendidikan, pekerjaan dan sebagainya. Agar kemiskinan di Indonesia dapat
menurun diperlukan dukungan dan kerja sama dari pihak masyarakat dan
keseriusan pemerintah dalam menangani masalah ini.

Kemiskinan merupakan masalah multidimensi dan lintas sektor yang


dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, antara lain: tingkat
pendapatan, kesehatan, pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, lokasi,
geografis, gender, dan kondisi lingkungan.

Bila kita melihat sebenarnya kesejahteraan itu milik pemerintah, atau para
pegawai negeri.  Dan orang –orang yang bergerak dalam organisasi
pemerintah tingkat atas. Dan sebagian besar juga bagi para pengusaha –
pengusaha yang ruang lingkupnya besar. Golongan orang-orang kelas atas
inilah yang akan selalu menjadi penguasa, dan monopoli terhadap golongan
kelas menengah ke bawah.

1.2       Perumusan Masalah

Dalam tugas terstruktur individu ini, penyusun yang membahas mengenai


masalah kemiskinan, didapatkan rumusan masalah yang akan di bahas
dalam analisis permasalahan. Rumusan masalah tersebut, adalah sebagai
berikut :
1. Apa yang menjadi masalah dasar dalam pengentasan kemiskinan di
Indonesia ?
2. Apa yang menjadi penyebab dari kemiskinan dan kesenjangan
pendapatan?

1.3       Tujuan

Adapun tujuan dibuat makalah yang membahas tentang kemiskinan dan


kesenjangan pendapatan di Indonesia ini adalah sebagai berikut:

1. Menumbuhkan kesadaran masyarakat Indonesia yang mampu dalam hal


materi agar ikut berperan serta untuk mengentaskan kemiskinan dan
kesenjangan pendapatan di Indonesia.

2. Memberikan informasi kepada masyarkat  Indonesia untuk menghadapi


kemiskinan dan kesenjangan pendapatan yang merupakan tantangan
global dunia ketiga.

3. Untuk mengetahui sejauh mana upaya yang dilakukan Pemerintah dalam


mengentaskan kemiskinan.

1.4       Manfaat

1. Bagi penulis
a. Penulisan makalah ini disusun sebagai salah satu pemenuhan
tugas terstruktur dari mata kuliah” Ekonomi Pembangunan”. Serta
mampu menjadi sumber informasi bagi masyarakat.
2. Bagi pihak lain
b. Makalah ini diharapakan dapat menambah referensi pustaka yang
berhubungan dengan permasalahan dan upaya penyelesaian
kemiskinan dan kesenjangan pendapatan di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi kemiskinan

 Definisi tentang kemiskinan telah mengalami perluasan, seiring dengan


semakin kompleksnya faktor penyebab, indikator maupun permasalahan lain
yang melingkupinya. Kemiskinan tidak lagi hanya dianggap sebagai dimensi
ekonomi melainkan telah meluas hingga kedimensi sosial, kesehatan,
pendidikan dan politik. Menurut Badan Pusat Statistik, kemiskinan adalah
ketidakmampuan memenuhi standar minimum kebutuhan dasar yang meliputi
kebutuhan makan maupun non makan. Definisi dibuat tergantung dari latar
belakang dan tujuan, juga tergantung dari sudut mana definisi tersebut
ditinjaunya, untuk kepentingan apa definisi tersebut dibuat. Biasanya definisi-
definisi tersebut akan saling melengkapi antara yang satu dengan yang
lainnya.

Definisi kemiskinan dilihat dari beberapa segi :

1. Dilihat dari standar kebutuhan hidup yang layak / pemenuhan kebutuhan


pokok.Golongan ini mengatakan bahwa kemiskinan itu adalah tidak
terpenuhnya kebutuhan-kebutuhan pokok/dasar disebabkan karena adanya
kekurangan barang-barang dan pelayanan –pelayanannya yang dibutuhkan
untuk memenuhi standar kebutuhan yang layak.
2. Ini merupakan kemiskinan absolut/mutlak yakni tidak terpenuhinya standar
kebutuhan pokok/dasar.

3. Dilihat dari segi pendapatan/ penhasilan incomeKemiskinan oleh gonlongan


dilukiskan sebagai kurangya pendapatan/penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan hidup yang pokok.
4. Dilihat  dari segi kesempatan / Opportunity Kemiskinan adalah karena
ketidaksamaan kesempatan untuk mengakumulasikan (meraih) basis
kekuasaan sosial meliputi :
a. Keterampilan yang memadai.
b. Informasi/pengetahuan – pengetahuan yang berguna bagi
kemajuan hidup.
c. Jaringan-jaringan sosial ( Social Network ).
d. Organisasi-organisasi sosial dan politik.
e. Sumber-sumber modal yang diperlukan bagi peningkatan
pengembangan kehidupan.
5. Dilihat dari segi keadaan / kondisi
Kemiskinan sebagai suatu kondisi / keadaan yang bisa dicirikan dengan :
a. Kelaparan/kekurangan makan dan gizi.
b. Pakaian dan perumahan yang tidak memadai.
c. Tingkat pendidikan yang rendah.
d. Sangat sedikitnya kesempatan untuk memperoleh pelayanan
kesehatan yang pokok.
6. Dilihat dari segi penguasaan terhadap sumber-sumber
Menurut golongan ini kemiskinan merupakan keterlantaran yang disebabkan
oleh penyebaran yang tidak merata dan sumber-sumber ( Malldistribution of
Resources), termasuk didalamnya pendapatan / income.
7. Kemiskinan menurut Drewnowski
Drewnowski ( Epi Supiadi:2003) mencoba menggunakan indikator-indikator
sosial untuk mengukur tingka-tingkat kehidupan ( The Level of Living Index ).
Menurutnya terdapat tiga tingkatan kebutuhan untuk menentukan tingkat
kehidupan seseorang :
a. Kehidupan fisik dasar ( Basic Fisical Needs ), yang meliputi
gizi/nutrisi, perlindungan/perumahan ( Shelter/housing ) dan
kesehatan.
b. Kebutuhan budaya dasar ( Basic Cultural Needs), yang meliputi
pendidikan,penggunaan waktu luang dan rekreasi dan jaminan
sosial (Social Security).
c. High income, yang meliputi pendapatan yang surplus atau melebihi
takarannya.

Definisi kemiskinan dilihat dari beberapa konsep adalah :

1.   BAPPENAS
Tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan
dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat.
2. BPS
Bilamana jumlah rupiah yang dikeluarkan atau dibelanjakan untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi kurang dari 2.100 kalori perkapita.
3. Bank Dunia
Tidak tercapainya kehidupan yang layak dengan penghasilan 1,00
dolar AS perhari .
4. BKKBN keluarga miskin jika :
a. Tidak dapat melaksanakan ibadah menurut keyakinannya.
b. Tidak mampu makan sehari dua kali.
c. Tidak memiliki pakaian berbeda untuk dirumah,bekerja atau
sekolah dan berpergian.
a. Tidak bagian terluas dari rumahnya berlantai tanah.
b. Mampu membawa anggota keluarga sarana kesehatan.
5. WB ( 2001) kemiskinan adalah suatu kondisi terjadinya kekurangan
pada taraf hidup manusia baik fisik atau sosial.
Dari berbagai sudut pandang tentang pengertian kemiskinan ,pada
dasarnya bentuk kemiskinan dapat dikelompokkan menjadi tiga pengertian,
yaitu :

· Kemiskinan Absolut
Kemiskinan Absolut adalah sejumlah penduduk yang tidak mampu
mendapatkan sumber daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar.
·         Kemiskinan Relatif
Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup diatas garis
kemiskinan namun masih berada dibawah kemampuan masyarakat
disekitarnya.
·         Kemiskinan Kultural
Kemiskinan Kultural berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok
masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya
sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya.

2.2 Ketimpangan / Kesenjangan Pendapatan


Ketimpangan pendapatan yang terjadi di Indonesia sangat terlihat
jelas, dari istilah yang kayak semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.
Hal ini sangat berdampak pada pendapatan tersebut tidak cukup hanya
bicara mengenai subsidi modal terhadap kelompok miskin maupun
peningkatan pendidikan ( ketrampilan ) tenaga kerja di Indonesia. Lebih
penting dari itu ,persoalan yang terjadinya sesungguhnya adalah akibat
kebijakan pembangunan ekonomi yang kurang tepat dan bersifat struktural.
Maksudnya kebijakan masa lalu yang begitu menyokong sektor industri
dengan mengorbankan sektor lainnya patut direvisi karena telah mendorong
munculnya ketimpangan sektoral yang berujung kepada kesenjangan
pendapatan. Dari perspektif ini agenda mendesak bagi Indonesia adalah
memikirkan kembali secara serius model pembangunan ekonomi yang
secara serius model pembangunan ekonomi yang secara serentak bisa
memajukan semua sektor dengan melibatkan seluruh rakyat sebagai
partisipan. Sebagian besar ekonom meyakini bahwa strategi pembangunan
itu adalah modernisasi pertanian dengan melibatkan sektor industri sebagai
unit pengolahnya.

Ketimpangan atau kesenjangan pendapatan adalah menggambarkan


distribusi pendapatan masyarakat di suatu daerah atau wilayah pada waktu
tertentu. Kaitan kemiskinan dengan ketimpangan pendapatan ada beberapa
pola yaitu :
·         Semua anggota masyarakat mempunyai income tinggi ( tak ada miskin)
tetapi ketimpangan pendapatannya tinggi.
·         Semua anggota masyarakat mempunyai income tinggi ( tak ada miskin)
tetapi ketimpangan pendapatannya rendah ( ini yang paling baik).
·         Semua anggota masyarakat mempunyai income rendah ( semuanya
miskin) tetapi ketimpangan pendapatannya tinggi.
·         Semua anggota masyarakat mempunyai income yang rendah (semuanya
miskin) tetapi ketimpangan pendapatannya rendah.
·         Tingkat income masyaraka bervariasi ( sebagian miskin,sebagian tidak
miskin)tetapi ketimpangan pendapatannya tinggi.
·         Tingkat income masyarakat bervariasi (sebagian miskin, sebagian tidak
miskin)tetapi ketimpangan  pendapatannya rendah.

2.3 Indikator – indikator kemiskinan


Untuk menuju solusi kemiskinan penting bagi kita untuk menelusuri
secara detail indikator kemiskinan tersebut. Adapun indikator – indikator
kemiskinan sebagaimana dikutip dari Badan Pusat Statistik, antara lain
sebagai berikut :
1. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar ( sandang,pangan,papan ).
2. Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya
( kesehaatan, pendidikan, sanitasi, air bersih dan transportasi ).
3. Tidak adanya jaminan masa depan ( karena tiadanya investasi untuk
pendidikan dan keluarga ).
4. Kerentangan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun
massa.
5. Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan terbatasnya sumber daya
alam.
6. Kuranganya apresiasi dalam kegiatan sosial masyarakat.
7. Tidak adanya akses dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang
berkesinambungan.
8. Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental.
9. Ketidakmampuan dan ketidaktergantungan sosial ( anak-anak terlantar,
wanita korban kekerasan rumah tangga,janda miskin,kelompok marginal
dan terpencil ).

2.4 Indikator - indikator Kesenjangan Pendapatan


Adapun indikator – indikator kesenjangan pendapatan antara lain sebagai
beikut :
1. UMR yang ditentukan pemerintah antara pegawai swasta dan pegawai
Pemerintah yang berbeda.
2. PNS ( golongan atas ) lebih sejahtera dibandingkan petani.
3. Pertanian kalah jauh dalam menyuplai Produk Domestik Bruto ( PDB )
yang hanya sekitar 9.3 % di tahun 2011, padahal Indonesia merupakan
Negara agraris.

2.5 Faktor - faktor Penyebab Kemiskinan


Yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi, yaitu :
1. Kemiskinan alamiah.
2. Kemiskinan alamiah terjadi akibat sumber daya alam yang
terbatas,penggunaan teknologi yang rendah,dan bencana alam.
3. Kemiskinan buatan.
4. Kemiskinan ini terjadi karena lembaga-lembaga yang ada di
masyarakat membuat sebagian anggota masyarakat tidak mampu
menguasai sarana ekonomi dan berbagai fasilitas lain yang tersedia
hingga mereka tetap miskin.

Selain itu,penyebab kemiskinan di negara Indonesia adalah :


a.    Laju Pertumbuhan Penduduk.
Pertumbuhan penduduk Indonesia terus menigkat di setiap 10 tahun menurut
hasil sensus penduduk.
Meningkatnya jumlah penduduk membuat Indonesia semakin terpuruk
dengan keadaan ekonomi yang belum mapan. Jumlah penduduk yang
bekerja tidak sebanding dengan jumlah beban ketergantungan. Penghasilan
yang minim ditambah dengan banyaknya beban ketergantungan yang harud
ditanggung membuat penduduk hidup di bawah garis kemiskinan.
b.    Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja dan Pengangguran.
Secara garis besar penduduk suatu negara dibagi menjadi dua yaitu tenaga
kerja dan bukan tenaga kerja. Yang tergolong tenaga kerja ialah penduduk
yang berumur didalam batas usia kerja. Batasan usia kerja berbeda-beda
disetiap negara yang satu dengan yang lain. Batas usia kerja yang dianut
oleh Indonesia ialah minimum 10 tahun tanpa batas umur maksimum. Jadi
setiap orang atau semua penduduk kesenjangan dikatakan lunak,distribusi
pendapatan nasional dikatakan cukup merata.

c.    Tingkat pendidikan yang rendah.


Rendahnya kualitas penduduk juga merupakan salah satu penyebab
kemiskinan di suatu negara. Ini disebabkan karena rendahnya tingkat
pendidikan dan tingkat pengetahuan tenaga kerja. Untuk adanya
perkembangan ekonomi terutama industry, jelas sekali dibutuhkan lebih
banyak tenaga kerja yang mempunyai skill atau paling tidak dapat membaca
dan menulis.
d.    Kurangnya perhatian dari pemerintah.
Pemerintah yang kurang peka terhadap laju pertumbuhan masyarakat miskin
dapat menjadi salah satu faktor kemiskinan. Pemerintah tidak dapat
memutuskan kebijakan yang mampu mengendalikan tingkat kemiskinan di
negaranya. Faktor lain yang masih memperlambat pencapaian penurunan
kemiskinan sebagai berikut :
1. Belum meratanya program pembangunan,khususnya di pedesaan,luar
Pulau Jawa,daerah terpencil,dan daerah perbatasan. Sekitar 63.5%
penduduk miskin hidup di daerah pedesaan. Kemiskinan diluar  Pulau
Jawa termasuk Nusa Tenggara, Maluku dan Papua juga lebih tinggi
dibandingkan di Pulau Jawa. Oleh karena itu, upaya penanganan
kemiskinan seharusnya lebih difokuskan di daerah-daerah tersebut.
2. Masih terbatasnya akses masyarakat miskin terhadap pelayanan
dasar.
3. Masih besarnya jumlah penduduk yang rentan untuk jatuh miskin,baik
karena guncangan ekonomi,bencana alam,dan juga akibat kurangnya
akses terhadap pelayanan dasar dan sosial.
4. Kondisi kemiskinan sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga kebutuhan
pokok. Sehubungan dengan itu ,upaya penanggulangan kemiskinan
melalui stabilitas harga kebutuhan pokok harus dilakukan secara
komprehensif dan terpadu. Hal ini bertujuan agar penanggulangan
kemiskinan,baik di perdesaan maupun perkotaan dapat berjalan
secara efektif dan efisien.
Menurut Todaro (1997) menyatakan bahwa variasi kemiskinan dinegara
berkembang disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
1. perbedaan geografis, jumlah penduduk dan tingkat pendapatan,
2. perbedaan sejarah, sebagian dijajah oleh Negara yang
berlainan,
3. perbedaan kekayaan sumber daya alam dan kualitas sumber
daya   manusianya
4. perbedaan peranan sektor swasta dan negara,
5. perbedaan struktur industri,
6. perbedaan derajat ketergantungan pada kekuatan ekonomi dan
politik negara lain
7. perbedaan pembagian kekuasaan, struktur politik dan
kelembagaan dalam negeri.
Tingginya angka pengangguran disebabkan oleh tingginya tingkat
pertumbuhan tenaga kerja dan rendahnya investasi perkapita, dan tingginya
pertumbuhan tenaga kerja disebabkan oleh penurunan tingkat kematian dan
rendahnya investasi perkapita disebabkan oleh tingginya ketergantungan
terhadap teknologi asing yang hemat tenaga kerja. Selanjutnya rendahnya
tingkat pendapatan berpengaruh terhadap tingkat kesehatan, kesempatan
pendidikan, pertumbuhan tenaga kerja dan investasi perkapita.
Studi empiris Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Departemen
Pertanian (1995) yang dilakukan pada tujuh belas propinsi di Indonesia,
menyimpulkan bahwa ada enam faktor utama penyebab kemiskinan, yaitu:
1. Rendahnya kualitas sumber daya manusia, hal ini ditunjukkan dengan
rendahnya tingkat pendidikan, tingginya angka ketergantungan, rendahnya
tingkat kesehatan, kurangnya pekerjaan alternatif, rendahnya etos kerja,
rendahnya keterampilan dan besarnya jumlah anggota keluarga.
2. Rendahnya sumber daya fisik, hal ini ditunjukkan oleh rendahnya kualitas
dan aset produksi serta modal kerja.
3. Rendahnya penerapan teknologi, ditandai oleh rendahnya penggunaan
input mekanisasi pertanian.
4. Rendahnya potensi wilayah yang ditandai dengan oleh rendahnya potensi
fisik dan infrastruktur wilayah.
5. Kurang tepatnya kebijaksanaan yang dikukan oleh pemerintah dalam
investasi dalam rangka pengentasan kemiskinan.
6. Kurangnya peranan kelembagaan yang ada.

Menurut Ginanjar (1996) ada 4 faktor penyebab kemiskinan, faktor-


faktor tersebut antara lain:
a. Rendahnya taraf pendidikan
b. Rendahnya taraf kesehatan.
c. Terbatasnya lapangan kerja.
d. Kondisi keterisolasian.

Kemiskinan melekat pada diri penduduk miskin, mereka miskin karena


tidak memiliki aset produksi dan kemampuan untuk meningkatkan
produktivitas. Mereka tidak memiliki aset produksi karena mereka miskin,
akibatnya mereka terjerat dalam lingkungan kemiskinan tanpa ujung dan
pangkal.
Pendapat Ginanjar (1996) bahwa kemiskinan disebabkan oleh
beberapa faktor antara lain:
a. Sumber daya alam yang rendah.
b. Teknologi dan unsur penduduknya yang rendah.
c. Sumber daya manusia yang rendah.
d. Saran dan prasarana termasuk kelembagaan yang belum baik.

World bank ( 2000) memberikan resep baru dalam memerangi


kemiskinan dengan 3 pilar yaitu :
a) Pemberdayaan yaitu proses peningkatan kapasitas penduduk
miskin untuk mempengaruhi lembaga-lembaga pemerintah yang
mempengaruhi kehidupan mereka dengan memperkuat partisipasi
mereka dalam proses politik dan pengambilan keputusan tingkat
lokal.
b) Keamanan yaitu proteksi bagi orang miskin terhadap goncangan
yang merugikan melalui manajemen yang lebih baik dalam
menangani goncangan ekonomi makrodan jaringan pengamanan
yang lebih komprhensif.
c) Kesempatan yaitu proses peningkatan askes kaum miskin
terhadap modal fisik dan modal manusia dan peningkatan tingkat
pengembalian dari asset-asset tersebut.
ADB (1999) menyatakan ada 3 pilar untuk mengentaskan kemiskinan yaitu :
1. Pertumbuhan berkelanjutan yang prokemiskinan.
2. Pengembangan sosial yang mencakup:Pengembangan
SDM,modal sosial,perbaikan status perempuan, dan perlindungan
sosial.
3. Manajemen ekonomi makro dan pemerintahan yang baik yang
dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan.
4. Faktor tambahan:
 Pembersihan polusi udara dan air kota-kota besar.
 Reboisasi hutan,penumbuhan SDM, dan perbaikan tanah.

Strategi oleh pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan adalah :


a). Jangka pendek yaitu membangun sektor pertanian,usaha kecil dan
ekonomi   pedesaan.
b).  Jangka menengah dan panjang mencakup :
            * Pembangunan dan penguatan sektor swasta
            * Kerjasama regional
            * Manajemen APBN dan administrasi
            * Desentralisasi
            * Pendidikan dan kesehatan
            * Penyediaan air bersih dan pembangunan perkotaan
            * Pembagian tanah pertanian yang merata.
2.6  Dampak Kemiskinan dan Cara Mengatasinya.
Kemiskinan merupakan suatu fenomena yang sering ditemui, entah itu di
negara maju atau pun di negara berkembang seperti Indonesia. Banyaknya
masalah kemiskinan di Indonesia itu tentunya disebabkan oleh beberapa
faktor pemicu. Dari faktor pemicu inilah akan tercipta suatu dampak
kemiskinan.

Dampak dari kemiskinan terhadap masyarakat umumnya begitu banyak


dan kompleks yaitu :
-          Pengangguran
Karena tidak bekerja dan tidak memiliki penghasilan mererka tidak mampu
memenuhi kebutuhan pangannya. Secara otomatis pengangguran telah
menurunkan daya saing dan beli masyarakat. Sehingga,akan memberikan
dampak secara langsung terhadap tingkat pendapatan,nutrisi,dan tingakt
pengeluaraan rata-rata.
-          Kekerasan
Sesungguhnya kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini efek dari pengangguran.
Karena seseorang tidak mampu lagi mencari nafkah melalui jalan yang benar
dan halal. Ketika tidak ada lagi jaminan bagi seseorang dapat bertahan dan
menjaga keberlangsungan hidupnya maka jalan pintas pun dilakukan,seperti
merampok,menodong,mencuri atau menipu ( dengan cara mengintimidasi
orang lain) didalam kendaraan umum.
-          Pendidikan
Tingkat putus sekolah yang tinggi merupakan fenomena yang terjadi dewasa
ini.Mahalnya biaya pendidikan membuat masyarakat miskin tidak dapat lagi
menjangkau dunia sekolah atau pendidikan. Mereka tidak dapat menjangkau
dunia pendidikan yang sangat mahal itu. Sebab mereka begitu miskin. Untuk
makan satu kali sehari saja mereka sudah kesulitan. Tingginya tingkat putus
sekolah berdampak pada rendahnya tingkat pendidikan seseorang. Dengan
begitu akan mengurangi kesempatan seseorang mendapatkan pekerjaan 
yang lebih layak.
-          Kesehatan
Seperti kita ketahui,biaya pengobatan sekarang sangat mahal. Hampir setiap
klinik pengobatan apalagi rumah sakit swasta besar menerapkan tarif atau
ongkos pengobatan yang biayanya melangit. Sehingga ,biayanya tak
terjangkau oleh kalangan miskin.
-          Konflik sosial bernuasa SARA
Tanpa bersikap munafik konflik SARA muncul akibat ketidakpuasan dan
kekecewaan atas kondisi miskin yang akut. Hal ini menjadi bukti lain dari
kemiskinan yang kita alami. M Yudhi Haryono menyebut akibat ketiadaan
jaminan keadilan”keamanan” dan perlindungan hukum dari negara,persoalan
ekonomi-politik yang obyektif disublimasikan ke dalam bentrokan identitas
yang subjtektif.
Terlebih lagi fenomena bencana alam yang kerap melanda negeri ini yang
berdampak langsung terhadap meningkatnya jumlah orang miskin.
Kesemuanya menambah deret panjang daftar kemiskinan. Dan, semuanya
terjadi hampir merata di setiap daerah di Indonesia ,baik di pedesaan
maupun di perkotaan.
Pada prinsipnya, pemerintah dalam program pembangunannya telah
menjadikan kemiskinan sebagai salah satu fokus utamanya. Program umum
pemerintah sendiri adalah program pembangunan yang berfokus pada
pengentasan kemiskinan, peningkatan pertumbuhan ekonomi dan perluasan
lapangan kerja.
Banyak kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk dapat mengatasi
berbagai macam masalah kemiskinan, antara lain adalah sebagai berikut :
1. Kebijaksanaan tidak langsung
Kebijaksanaan tidak langsung diarahkan pada penciptaan kondisi
yang menjamin kelangsungan setiap upaya penanggulangan
kemiskinan. Kondisi yang dimaksudkan antara lain adalah suasana
sosial politik yang tentram, ekonomi yang stabil dan budaya yang
berkembang.
2. Kebijaksanaan langsung
Kebijaksanaan langsung diarahkan kepada peningkatan peran serta
dan produktifitas sumber daya manusia ,khususnya golongan
masyarakat berpendapatan rendah. Melalui penyediaan kebutuhan
dasar seperti sandang,pangan dan papan, kesehatan dan pendidikan,
serta pengembangan kegiatan – kegiaatan sosial ekonomi yang
berkelanjutan untuk mendorong kemandirian golongan masyarakat
yang berpendapatan rendah.

Selain dari pihak pemerintah, dari pihak masyarakaat yang bersangkutan pun
juga mengatasi kemiskinan di negeri ini ,langkah-langkah tersebut adalah :
1.    Usaha individu
Seseorang boleh berusaha untuk menyelesaikan maslah kemiskinan yang
dihadapinya oleh dirinya. Pada lazimnya seseorang itu dapat mengatasi
kemiskinan dirinya dengan cara penerusan pendidikan ke jenjang yang tinggi.
2.    Penyedekahan
Penyedekahan merupakan saru cara yang baik untuk membantu golongan
termiskin dalam masyarakat .Tetapi ia tidak dapat mengatasi masalah
kemiskinan  secara keseluruhan.
3.    Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi dengan cara penambahan barang-barang dan
perkhidmatan yang ditawarkan dalam pasaran di sebuah negara,
pembangunan ekonomi merupakan cara yang paling berkesan untuk
mengatasi masalah kemiskinan.
4.    Pembangunan Masyarakat
5.    Pasaran Bebas
Jika ada pembangunan ekonomi ada pula pengurangan kemiskinan. Jika
KDNK tumbuh dengan 1% kemiskinan akan dikurangi dengan lebih kurang
1%.
Selain dengan cara –cara diatas , kemiskinan juga dapat diatasi dengan cara
sebagai berikut :
1.    Bantuan kemiskinan atau membantu secara langsung kepada orang miskin.
Ini telah menjadi bagian pendekatan dari masyarakat Eropa sejak zaman
pertengahan.
2.    Bantuan terhadap keadaan individu. Banyak macam kebijakan yang
dijalankan untuk mengubah situasi orang miskin berdasarkan perorangan
termasuk hukuman,pendidikan,kerja sosial,pencarian krja,dan lain-lain.
3.    Persiapan bagi yang lemah . daripada memaberikan bantuan secara
langsung kepada orang miskin ,banyak negara sejahtera menyediakan
bantuan untuk orang yang dikategorikan sebagai oran g yang lebih miskin,
seperti orang tua atau orang dengan ketidakmampuan , atau keasdaan yang
membuat orang miskin, seperti kebutuhan akan perawatan kesehatan.
Rendahnya beberapa faktor di atas menyebabkan rendahnya aktivitas
ekonomi yang dapat dilakukan oleh masyarakat. Dengan rendahnya aktivitas
ekonomi yang dapat dilakukan berakibat pada rendahnya produktivitas dan
pendapatan yang diterima yang pada gilirannya pendapatan tersebut tidak
mampu memenuhi kebutuhan fisik minimum yang menyebabkan terjadinya
proses kemiskinan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

1.   Kesimpulan
Masalah kemiskinan di Indonesia memang sangat rumit untuk dipecahkan.
Dan tidak hanya di Indonesia saja sebenarnya yang mengalami jerat
kemiskinan, tetapi banyak negara di dunia yang mengalami permasalahan
ini.
Upaya penurunan tingkat kemiskinan sangat bergantung pada pelaksanaan
dan pencapaian pembangunan di berbagai bidang. Oleh karena itu, agar
pengurangan angka kemiskinan dapat tercapai,dibutuhkan sinergi dan
koordinasi program-program pembangunan di berbagai sektor,terutama
program yang menyumbang langsung penurunan kemiskinan.
Negara yang ingin membangun perekonomiannya harus mamou
meningkatkan standar hidup penduduk negaranya, yan gdiukur dengan
kenaikan penghasilan riil per kapita. Indonesia sebagai negara berkembang
memenuhi aspek standar kemiskinan diantaranya merupakan produsen
barang primer,memiliki masalah tekanan penduduk,kurang optimalnya
sumber daya alam yang diolah,produktivitas penduduk yang rendah  karena
keterbelakangan pendidikan,kurangnya modal pembangunan,dan orientasi
ekspor barang primer karena ketidakmampuan dalam mengolah barang-
barang tersebut menjadi lebih berguna.

2.   Saran
Dalam menghadapi kemiskinan di zaman global diperlukan usaha-usaha
yang lebih kreatif,inovatif dan eksploratif. Selain itu,globalisasi membuka
mata bagi Pegawai pemerintah,maupun calon pegawai pemerintah agar
berani mengambil sikap yang lebih tegas sesuai dengan visi dan misi bangsa
Indonesia ( tidak memperkaya diri sendiri dan kelompoknya). Dan
mengedepankan partisipasi masyarakat Indonesia untuk lebih eksploratif. Di
dalam menghadapi zaman globalisasi ke depan mau tidak mau dengan
meningkatkan kualitas SDM dalam pengetahuan,wawasan,skill,mentalitas
dan moralitas yang standarnya adalah standar global.
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

http://finansial.bisnis.com/read/20151214/9/501741/riset-allianz-kesenjangan-
pendapatan-indonesia-paling-lebar-se-asia

http://risyaanjanijrs.blogspot.co.id/2013/12/makalah-pembangunan-dan-
kemiskinan.html

http://www.scribd.com/doc/128196628/Hubungan-Kemiskinan-Dengan-
Pembangunan#scribd

https://id.wikipedia.org/wiki/Pembangunan_ekonomi

Anda mungkin juga menyukai