Makalah Pengendalian Dan Evaluasi
Makalah Pengendalian Dan Evaluasi
Disusun Oleh:
1 Firdaus Kusumah Mala 16.131.0041
3 Aidah 16.131.0008
Terima kasih kami ucapkan kepada bapak Hari Mulia, SE., MM yang telah
memberikan tugas ini sehingga kami dapat menambah pemahaman kami tentang
sempurna” maka kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
Sekali lagi, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Kami sangat berharap
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................
Daftar Isi....................................................................................................
Daftar Tabel...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan .........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
yang telah di tentukan dengan membandingkan prestasi kerja dan hasil lapangan
yang ada dimana kegiatan tersebut harus senang tiasa di awasi terus menerus agar
proses kegiatan tersebut sering mengalami kendala yang tidak biasa diduga
secara langsung.
menentukan tujuan yang telah di tentukan sebelumnya apa bila terjadi kesalahan
atau pelencengan rencana yang telah diperbuat maka proses pengendalian ini
harus hardir demi membuat batasan-batasan atau tambahan rencana dalam suatu
sebelumnya.
Maanfaat Pengendalian bagi suatu perusahaan/organisasi adalah untuk
dari batasan-batasan yang ada, Oleh sebab itu pengendalian hadir guna
setelah pengendalin di lakukan dalam suatu proses rencana dan apabila proses
kondisi rencana yang berubah bisa ditentukan terlebih dahulu oleh Evaluasi
yang ada di lapangan dengan demikian informasi tersebut bisa di pelajari untuk
penafsiran tersebut.
yang ada setelah itu dengan melakukan evaluasi dalam lingkupan tersebut dengan
Oleh sebab itu pengendalian dan evalusi di lakukan dengan pengawasan terus
menerus.
1.3.1 Maksud
1.3.2 Tujuan
1. Media Sosial
yang dibutuhkan.
1. Judul
2. Kata pengantar
3. Daftar isi
4. Pendahuluan
5. Pembahasan
6. Penutup
7. Daftar Pustaka
BAB II
PEMBAHASAN
differences”. (1994:5)
(200:3)
rencana”. (2007:175)
dengan rencana kerja dimana kegiatan harus terus menerus di awasi, jika
diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud tercapai tujuan yang sudah
proses penentuan, apa yang harus dicapai yaitu standar. Apa yang sedang
sebagai berikut:
berkualitas baik. Pengawasan itu dilakukan oleh manager atas dasar bahwa
manusia itu sering berbuat salah. Cara yang paling tepat untuk menjamin
susunan perencanaan.
struktur organisasi.
manager. Ruang lingkup informasi yang dibutuhkan itu berbeda satu sama
rencana.
tujuan.
14. Asas tindakan (principle of action). Pengawasan dapat dilakukan apabila
dini.
Jika kekuranngan dan kesalahan diketahui lebih awal maka akan dapat
harus direvisi.
Dibawah ini adalah pengertian dan definisi (teori dan konsep) fungsi
proses yang dilakukan untuk memastikan agar apa yang telah dirancanakan
apakah diperlukan sesuatu penyesuaian atau tidak dan karena itu ia harus
pengawasan berfungsi agar dapat diperoleh hasil produksi berupa barang dan
jasa yang berkualitas dalam jangka waktu yang sesuai dengan rencana yang
talah ditentukan.
supaya, rencana yang telah ditetapkan bisa berjalan dengan lancar dan sesuai
dengan proses yang telah diatur. Demikian pembahasan mengenai tujuan dan
pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan atau manajer, dan pengawasan itu
para ahli.
sebagai berikut :
direncanakan.
2. Agar proses kerja sesuai dengan prosedur yang telah digariskan atau
ditetapkan.
adalah:
3. Mendapatkan cara-cara yang lebih baik atau membina yang telah baik
akuntabilitas organisasi
Agar tujuan tersebut tercapai, maka akan lebih baik jika tindakan
dengan baik dalam arti bukan hanya sesuai rencana, akan tetapi juga dengan
kegiatan. Apakah pekerjaan yang dilakukan tersebut berjalan secara efektif dan
rencana.
telah digariskan.
inventaris perusahaan dan kantor dipelihara dengan baik atau tidak, dan
jika ada yang rusak apa kerusakannya, apa masih dapat diperbaiki atau
tidak.
Standar mengandung arti sebagai suatu satuan pengukuran yang dapat digunakan
ongkos, waktu, kuantitas, dan kualitas. Tipe bentuk standar yang umum adalah:
biaya tenaga kerja, biaya penjualan, laba kotor, pendapatan penjualan, dan
lain-lain.
mengukur pelaksanaan kegiatan nyata. Oleh karena itu, tahap kedua dalam
pengambilan sampel.
nyata dengan pelaksanaan yang direncanakan atau standar yang telah ditetapkan.
penyimpangan-penyimpangan.
pelaksanaannya.Cara melakukannya:
setiap karyawan
dalam pelaksanaannya, agar kesalahan yang sama tidak terjadi lagi di waktu
tindakan perbaikannya
pengendalian :
2. Pengukuran kinerja
c. Menambah nilai
3. Pengendalian Penyaringan
b. Prestasi Kerja Kunci atau Bidang Hasil Pokok = BHP ( Key Performance
c. Berbagai aspek dari sebuah unit atau organisasi yang harus berfungsi
prestasi
Statement):
Digunakan untuk menelusuri nilai uang dari barang dan jasa yang masuk
a. Likuiditas
c. Profitabilitas
Anggaran ( Budget ) :
Laporan kuantitatif formal mengenai sumber daya yang
puncak memberi ramalan ekonomi kepada manajer tingkat lebih bawah. Ada juga
telah dilakukan.
yang berharga (worth). Sesuatu yang berharga tersebut dapat berupa informasi
evaluasi bukan merupakan hal baru dalam kehidupan manusia sebab hal
judging decision alternatives. Dalam evaluasi ada beberapa unsur yang terdapat
4. Menurut John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983, kata evaluasi berasal dari
adalah proses penilaian. Penilaian ini bisa menjadi netral, positif atau negatif
5. Menurut Curtis, Dan B; Floyd, James J.; Winsor, Jerryl L. Evaluasi adalah
proses dalam menentukan nilai”. Secara khusus evaluasi atau penilaian juga
8. Menurut Griffin & Nix (1991) Evaluasi adalah judgment terhadap nilai atau
implikasi dari hasil pengukuran. Menurut definisi ini selalu didahului dengan
9. Menurut Tyler (1950), evaluasi adalah proses penentuan sejauh mana tujuan
pendidikan telah tercapai. Masih banyak lagi definisi tentang evaluasi, namun
10. Menurut Stark dan Thomas (1994) menyatakan bahwa evaluasi yang hanya
melihat kesesuaian antara unjuk kerja dan tujuan telah dikritik karena
dari suatu program pembelajaran bisa banyak dan multi dimensi. Ada yang
terkait dengan tujuan ada yang tidak. Yang tidak terkait dengan tujuan bisa
bersifat positif dan bisa negatif. Oleh karena itu, pendekatan goal free dalam
adalah untuk meningkatkan prestasi belajar, namun bisa diperoleh hasil lain
11. Menurut Astin (1993) mengajukan tiga butir yang harus dievaluasi agar
12. Menurut MEHRENS & LELMAN, 1978 Evaluasi adalah suatu proses dalam
13. Menurut GRONLUND, 1975 Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis
untuk menentukan tujuan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan
pertumbuhan dan kemajuan siswa ke arah tujuan – tujuan atau nilai yang telah
ditetapkan.
dari suatu rencana kerja yang peranannya sangat dibutuhkan karena evaluasi
atau interpretasi yang bersumber pada data kuantitatif, sedang data kuantitatif
18. Menurut DONNA L. WONG Evaluasi adalah langkah terakhir dalam proses
pembuatan keputusan.
19. Menurut NURSALAM Evaluasi adalah proses stimulasi untuk menentukan
keberhasilan.
20. Menurut Hj. SAMINEM, SKM Evaluasi adalah seperangkat tindakan yang
dan kriteria.
by pupils”. Evaluasi bukan sekadar menilai suatu aktivitas secara spontan dan
dari pekerjaan pegawai dan potensi yang dapat dikembangkan. Penilaian dalam
proses penafsiran atau penentuan nilai, kualitas atau status dari beberapa objek
26. Menurut (Dunn, 2003:608) Dalam arti yang lebih spesifik, evaluasi berkenaan
a. Tujuan evaluasi
1. Pengembangan Karir
merancang potensi karir, dengan cara diskusi atau counseling. Individu akan
berikutnya.
2. Umpan Balik
dapat saling memberikan penilaian, baik Bawahan atau Atasan. Umpan Balik
akan memperkuat Struktur atau Format bagaimana individu dilihat kinerja mereka
Kenaikan Gaji, Pangkat dan Jabatan, Retensi Karyawan dan lainnya adalah
bagian administrasi hasil dari Evaluasi Kinerja Karyawan. Selain berfungsi dalam
Penghargaan Karyawan juga berguna dalam Identifikasi Kinerja yang Buruk
4. Sejarah Kinerja
and Reward dalam pekerjaan. Identifikasi kinerja masa lalu dan saat ini perlu
5. Sasaran Organisasi
6. Standar Pekerjaan
dilakukan sesuai prosedur dan kerangka yang ada. Artikulasi dan definisi kerja
lain :
yaitu:
program.
program.
program.
program.
Arikunto (2004), menurutnya ada dua tujuan evaluasi yaitu tujuan umum
dan tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan kepada program secara keseluruhan
ditetapkan sebelumnya.
segala sesuatu sudah berjalan sesuai dengan harapan dan memberikan hasil
yang bermanfaat.
berhasil dengan baik maka sangat baik jika dilaksanakan lagi di tempat dan
kinerja
b. fungsi evaluasi
kegiatan, yaitu mengenai seberapa jauh kebutuhan, nilai dan kesempatan telah
yang baik dan benar. Memberi kritikan pada klarifikasi suatu nila-nilai dari
suatu tujuan dan target, kemudian membuat suatu metode kebijakan untuk
a. Model evaluasi
oleh para ahli. Meskipun antara satu dan yang lainnya berbeda, namun maksud
dan tujuannya sama. Model evaluasi menurut Tayib Nafis adalah model desain
Dalam model ini, yang menjadi objek pengamatan adalah tujuan dari program
yang sudah di tetapkan jauh sebelum program di mulai. Evaluasi ini di lakukan
perlu memperhatikan apa yang menjadi tujuan program, akan tetapi bagaimana
penampilan yang terjadi, baik hal – hal positif maupun yang negatif. Alasannya
karena ada kemungkinan evaluator terlalu rinci mengamati tiap –tiap tujuan
khusus. Jika tujuan – tujuan khusus tercapai artinya terpenuhi dalam penampilan.
program, berfokus pada hasil yang sebenarnya bukan hasil yang di rencanakan,
hubungan evaluator dan peserta di buat seminimal mungkin, dan tujuan yang telah
evaluasi.
pada tahun 1965 sebagai hasil dari usahanya dalam mengevaluasi ESEA ( The
tersebut dengan pandangan bahwa tujuan penting dari sebuah evaluasi adalah
perusahaan dan sebagainya, serta dalam berbagai jenjang, baik proyek, program
maupun institusi.
Ada tiga hal yang dapat Instruktur ajarkan dalam program training, yaitu
Evaluasi hasil di fokuskan pada hasil akhir ( final Result ) yang terjadi karena
5. Model UCLA
Evaluasi model ini dikembangkan oleh Alkin pada tahun 1969. Alkin
sistem.
guna program.
Evaluasi Sumatif
Evaluasi yang dilaksanakan saat program telah selesai dan bagi kepentingan
7. Model Kesesuaian
8. Model Pengukuran
tertentu yang dimiliki oleh objek, orang maupun peristiwa dalam bentuk unit
ukuran tertentu.
b. Pendekatan evaluasi
1. Evaluasi Semu
Evaluasi Semu (Pseudo Evaluation) adalah pendekatan yang
tentang manfaat atau nilai dari hasil-hasil tersebut terhadap individu, kelompok,
atau masyarakat secara keseluruhan. Asumsi utama dari evaluasi semu adalah
bahwa ukuran tentang manfaat atau nilai merupakan sesuatu yang dapat terbukti
statistik) untuk menjelaskan variasi hasil kebijakan sebagai produk dari variable
masukan dan proses. Namun setiap hasil kebijakan yang ada (misalnya, jumlah
2. Evaluasi Formal
atas dasar tujuan program kebijakan yang telah diumumkan secara formal oleh
pembuat kebijakan dan administrator program. Asumsi utama dari evaluasi formal
adalah bahwa tujuan dan target diumumkan secara formal adalah merupakan
sama seperti yang dipakai dalam evaluasi semu dan tujuannya adalah identik
untuk menghasilkan informasi yang valid dan data dipercaya mengenai variasi-
variasi hasil kebijakan dan dampak yang dapat dilacak dai masukan dan proses
tujuan dan target yang diumumkan secara formal tersebut tidak ditanyakan. Dalam
evaluasi formal tipe-tipe criteria evaluative yang paling sering digunakan adalah
lebih lanjut, yakni: evaluasi sumatif, yang berusaha untuk memantau pencapaian
tujuan dan target formal setelah suatu kebijakan atau program diterapkan untuk
jangka waktu tertentu; dan kedua, evaluasi formatif, suatu tipe evaluasi kebijakan
yang berusaha untuk meliputi usaha-usaha secara terus menerus dalam rangka
Selain evaluasi sumatif dan formatif, evaluasi formal dapat juga meliputi
kontrol langsung atau tidak langsung terhadap masukan kebijakan dan proses-
proses.
dari hasil kondisi kontrol langsung terhadap masukan dan proses kebijakan.
dan evaluasi hasil tetapi tidak disertai dengan kontrol langsung terhadap
kebijakan yang secara eksplisit dinilai oleh berbagai macam pelaku kebijakan.
Perbedaan pokok antara evaluasi teori keputusan di satu sisi, evaluasi semu dan
evaluasi formal di sisi lainnya, adalah bahwa evaluasi keputusan teoritis berusaha
untuk memunculkan dan membuat eksplisit tujuan dan target dari pelaku
kebijakan baik yang tersembunyi atau dinyatakan. Ini berarti bahwa tujuan dan
target dari para pembuat kebijakan dan administrator merupakan salah satu
sumber nilai, karena semua pihak yang membuat andil dalam memformulasikan
yang dihasilkan melalui evaluasi kurang digunakan atau tidak pernah digunakan
untuk memperbaiki pembuatan kebijakan. Untuk sebagian, hal ini karena evaluasi
tidk cukup responsive terhadap tujuan dan target dari pihak-pihak yang
2. Ambiguitas kinerja tujuan. Banyak tujuan dan program public yang kabur. Ini
kesehatan dan mendorong konservasi energy yang lebih baik dapat menghasilkan
tujuan spesifik yang saling bertentangan satu terhadap lainnya. Ini dapat terjadi
jika diingat bahwa tujuan yang sama (misalnya, perbaikan kesehatan) dapat
satu tujuan dan evaluasi keputusan teoritis adalah untuk mengurangi kekaburan
3. Tujuan-tujuan yang saling bertentangan. Tujuan dan target kebijakan dan
memusatkkan pada nilai-nilai salah satu atau beberapa pihak (misalnya kongres,
berbagai pelaku kebijakan dengan tujuna dan target yang saling berlawanan
berbagai pelaku kebijakan. Asumsi dari evaluasi teoritis keputusan adalah bahwa
tujuan dan sasaran dari pelaku kebijakan baik yang dinyatakan secara formal
maupun secara tersembunyi merupakan aturan yang layak terhadap manfaat atau
nilai kebijakan dan program. Dan bentuk utama dari evaluasi teoritis kebijakan
program dapat sama sekali dievaluasi. Suatu kebijakan atau program agar dapat
dievaluasi, paling tidak tiga kondisi harus ada: satu kebijakan atau program yang
kebjkana atau program dari sudut pandang pemakai kebijakan atau program dari
sudut pandang pemakai informasi kinerja yang dituju dan evaluator itu sendiri.
bagian atau local dan apakah tujuan dan sasaran yang melandais program?
2. Koleksi informasi program kebijakan. Informasi apa yang harus
program dan tujuan suatu kegiatan yang berhubungan, dari sudut pandang
pemakai informasi kinerja yang dituju? Asumsi –asumsi kausal apa yang
probabilitas kemunculan dan nilai dari hasil kebijakan. Kelebihan dari analisis
penentuan nilai dari berbagai pelaku kebijakan; analisis tersebut juga mengakui
kebijakan ini akan mempunyai tujuan dan sasaran sendiri-sendiri yang ingin
berbagai kecenderungan aksi atau non-aksi yang tidak dispekati oleh para
timbul sebagai akibat dari adanya aksi. Hasil-hasil dapat disusun secara
masing mempunyai konsekuensi yang lebih jauh lagi. Suatu hirarki hasil dapat
disamakan dengan pohon tujuan (decision tree), kecuali hasil itu bukan tujuan
atribut yang relevan yang membuat hasil berharga dan bernilai. Sebagai
contoh, masing-masing hasil dapat mempunyai tipe keuntungan dan biaya yang
merupakan hasil dari program kemiskinan, hasil ini dapat mempunyai beberapa
atribut nilai: perasaan makmur; mengkonsumsi gizi/nutrisi lebi banyak; punya
tehadap lainnya.
menurut kepentingannya. Untuk melakukan hal itu, atribut yang paling tidak
penting diberi nilai 10. Alihkan ke atribut yang penting, lalu jawab pertanyaan
ini; berapa kali atribut yang paling penting ini lebih penting disbanding atibut
sampai atribut yang paling penting ini sudah dibandingkan dengan semua
lainnya. Catat bahwa atribut yang paling penting dapat mempunyai nilai skala
10, 20, 30 kali atau lebih dari atribut yang paling penting.
7. Standarisasi skala. Atribut yang telah disusun skalanya akan mempunyai nilai
maksimum yang bebeda antar pelaku kebijakan. Sebagai contoh, seoang pelaku
kebijakan dapat member atribut A nilai 60; B nilai 30; dan atribut C nilai 10.
member nilai 120, 60, dan 10. Untuk menstandarisasikan skala ini, jumlahlah
semua nilai asli untuk setiap skala, bagian masing-masing nilai asli dengan
jumlahnya, dan kalikan dengan 100. Ini akan menghasilkan skala yang terpisah
hasil dari pencapaian setiap atribut. Probabilitas maksimum harus diberi nilai
100; probabilitas minimum harus diberi nilai 0 (yaitu tidak ada kesempatan
bertentangan antar pelaku kebijakan yang banyak. Tetapi ini dimungkinkan hanya
kebijakan yang relevan. Oleh karena itu, persyaratan pokok dai analisis utilitas
oleh kebijakan atau program adalah partisipan aktif dalam evaluasi kinerja
kebijakan.
keterbukaan.
(bechmarking).
1. Menurut Fisher, Schoenfeldt dan Shaw evaluasi kinerja merupakan suatu proses
kinerja adalah suatu proses yang dilakukan dalam rangka menilai kinerja pegawai,
adlaah suatu proses yang digunakan pimpinan untuk menentukan apakah seorang
pegawai dan potensi yang dapat dikembangkan. Penilaian dalam proses penafsiran
atau penentuan nilai, kualitas atau status dari beberapa objek orang ataupun
sesuatu (barang).
4. Payaman Simanjuntak (2005:105) yang menyatakan evaluasi kinerja adalah
oleh Manajemen/penyelia penilai untuk menilai kinerja tenaga kerja dengan cara
information about how well the actions represent the plans; it also identifies
andcontrolling activities.”
value chain”
10. Menurut Hasibuan (2000:87) : Penilaian kinerja adalah kegiatan manajer untuk
11. Menurut Rivai (2005:66) : Penilaian Kinerja merupakan suatu proses untuk
penetapan pemahaman bersama tentang apa yang akan dicapai, dan suatu
dimana peningkatan tersebut itu akan dicapai didalam waktu yang singkat ataupun
lama. Peningkatan ini tidak terjadi hanya karena sisitem yang yang dikemudikan
oleh manajemen untuk mengatur kinerja dari karyawan mereka, tapi juga melalui
sendiri dalam kerangka sasaran yang jelas dan standar yang telah disetujui dengan
jawabnya.
pembinaan Pegawai Negeri Sipil berdasarkan sistem karir dan sistem prestasi
Sipil.”
Pekerjaan adalah suatu sistem penilaian yang dilakukan oleh seorang pejabat
penilai terhadap pegawai yang menjadi bawahannya. Pejabat penilai yang telah
dalam rantai nilai yang ada pada peruisahaan. Hasil pengukuran tersebut
pencapaian sasaran dan tujuan perusahaan, terutama bila terjadi kelambatan atau
penyimpangan.
untuk :
kinerja
kinerja organisasi melalui peningkatan kinerja dari SDM organisasi. Secara lebih
kinerja.
untuk :
2. Memperoleh data yang pasti, sistematis dan faktual dalam penentuan ”nilai”
suatu pekerjaan
dalam organisasi
8. Memperoleh data dalam penentuan struktur upah dan gaji sepadan dengan
baik akan mempunyai arti yang sangat penting dalam usaha penyederhanaan
dan pindah ketempat kerja yang lain. Apabila dapat teratasi dengan baik akan
adalah agar mereka mengetahui manfaat yang dapat mereka harapkan. Pihak-
1. Meningkatkan motivasi
10. Suatu pemasalahan jelas dari apa yang diharapkan dan apa yang perlu untuk
6. Pemahaman yang lebih baik terhadap karyawan, tentang rasa takut, rasa
7. Meningkatkan kepuasan kerja baik dari para manajer maupun dari para
karyawan
9. Meningkatkan rasa harga diri yang kuata diantara manajer dan para karyawa,
karena telah berhasil mendekatkan ide dari karyawan denagn ide dari para
manajer
10. Sebagai media untuk mengurangi kesenjangan antara sasaran individu dengan
perusahaan/organisasi
11. Kesempatan bagi para manajer untuk menjelaskan kepada karyawan apa yang
14. Merupakan kesempatan berharga bagi pimpinan agar dapat menilai kembali
apa yang telah dilakukan sehingga ada kemungkinan merevisi target atau
karyawan
Perusahaan
karena:
masing-masing karyawan
perusahaan/organisasi.
dikembangkan
perusahaan
10. Kejelasan dan ketepatan dari pengetahuan , ketrampilan dan sikap yang
11. Budaya perusahaan menjadi mapan. Setiap kelalaian dan ketidakjelasan dalam
membina sistem dan prosedur dapat dihindarkan dan kebiasaan baik dapat
diciptakan dan dipertahankan. Berita baik bagi setiap orang dan setiap
secara aktif dan pekerjaan selanjutnya dari penilaian kinerja akan menjadi lebih
mudah
salah satu sarana yang paling utama dalam meningkatkan kinerja perusahaan/
organisasi.
pekerjaannya
4. Sebagai dasar untuk mengevaluasi program latihan dan keefektifan jadwal kerja,
pengawasan
5. Sebagai indikator untuk menentukan kebutuhan akan latihan bagi karyawan yang
description)
rendah atau dibawah standar yang telah ditetapkan, maka orang yang
bersangkutan dan atasannya akan segera membuat segala upaya untuk
meningkatkan kinerja tersebut, misalnya dengan bekerja lebih keras dan tekun.
lanjut
individu
kepada kinerja atau kontribusi setiap orang kepada perusahaan. Pekerja yang
pemberian penghargaan dan atau atau uang ; pemberian bonus yang lebih besar
daripada pekerja lain, dan atau percepatan kenaikan pangkat dan gaji.
4. Program Peningkatan Produktivitas. Dengan mengetahui kinerja masing-masing
perusahaan.
karier pegawai.
2. Sebagai dasar umpan balik atas kinerja yang dilakukan seseorang atau
kelompok
kinerja, maka bisa diketahui bahwa hasil penilaian kinerja bukanlah merupakn
thap akhir, namun sebaliknya hasil penilaian hendaknya dapat digunakan sebagai
sebagai berikut :
analisis jabatan. Tahap ini merupakan tahap yang cukup penting yang merupakan
untuk beberapa kegiatan dalam proses penilaian kinerja. Hasil dari analisis jabatan
jenispekerjaan yang harus dikerjakan dan spesifikasi atau kebutuhan khusus yang
menunjang pekerjaan tertentu . Inti dari tahap ini adalah apabila akan
dengan standar yang di tetapkan, sehingga dapat di ketahui apakah pekerjaan yang
bersangkutang lebih baik atau di bawah standar. Standar kerja didasarkan atas
membaca standar kerja yang ditetapkan untuk pekerjaan tertentu sehingga tidak
- Standar yang digunakan bisa menjawab pertanyaan what (tentang apa yang
(berapa yang harus dihasilkan) dan by when (kapan pekerjaan harus dihasilkan)
Secara umum ada 4 macam metode penilaian kinerja. Empat macam metode
berdasar ciri sifat individu, Result- oriented Appraisal system atau penilaian
kinerja berdasar hasil kerja, Contingency Appraisal system atau penilaian kinerja
berdasar atas kombinasi beberapa komponen; ciri sifat, perilaku, dan hasil kerja.
dalam proses penilaian kinerja dapat menjadi bias apabila dalam proses penilaian
tendency)
3. Menilai dengan nilai yang sangat (terlalu) tinggi atau yang disebut dengan
leniency, atau justru menilai dengan nilai yang sangat (terlalu) rendah atau
strictness
4. Penilaian yang sangat dipengaruhi oleh ciri sifat pribadi dari orang yang dinilai
(haloeffect)
5. Menilai orang hanya karena stereotype, misal orang yang usianya sudah tua,
6. Menilai bawahan hanya berdasar perilaku atau prestasi kerja akhir, atau waktu
Pemerintah Non Departemen, dan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I, dan atau
oleh siapapun yang mengetahui dengan baik kinerja dari karyawan secara
pada asumsi bahwa supervisor langsung adalah orang yang paling memenuhi
syarat untuk mengevaluasi kinerja karyawan secara realistis dan adil. Untuk
mencapai tujuan ini, beberapa supervisor menyimpan catatan kinerja
anggota kelompok untuk memberi nilai pada kinerja supervisor dan manajer.
Satu contoh utama dari penilaian jenis ini terjadi diperguruan tinggi dan
pengembangan manajemen.
para pemimpin oleh para tentara tempur adalah salah satu contohnya. Kedua,
program penilaian jenis ini membantu manajer agar lebih responsif terhadap
dapt menjadi manajer yang baik dalam banyak situasi. Ketiga, penilaian
negatif yang ditunjukkan oleh banyak atasan karena harus dievaluasi oleh
pekerja untuk menilai manajer mereka hanya pada cara manajer tersebut
Oleh karena itu, masalah yang berhubungan dengan menyuruh para karyawan
Penggunaan rekan kerja dan anggota tim sebagai penilai adalah jenis
pertemuan sebagai komite untuk menbicarakan mengenai nilai satu sama lain,
Penilaian oleh tim dan rekan kerja khususnya berguna ketika para
apapun, termasuk penilaian oleh tim/rekan kerja, dapat di pengaruhi kerja tim
Menilai Tim dan kerja Tim Manajemen kualitas total (total quality
individual. Efektifitas dihasilkan dari banyak faktor dan bukan hanya dari
banyak informasi kinerja satu sama lain , mereka mungkin saja tidak bersedia
untuk berbagi. Mereka mungkin akan menyerang secara tidak adil atau
oleh mereka yang dinilai. Mesipun dengan adanya masalah tersebut, tetapi
untuk penilaian dari luar. Untuk tenaga penjualan atau pekerjaan jasa lainnya,
puncak.
Sebagai alat pengembangan diri, hal ini dapat memaksa para karyawan untuk
tujuan untuk peningkatan. Para karyawan yang bekerja dalam isolasi atau
mempunyai ketrampilan unik mungkin adalah satu-satunya yang memenuhi
syarat untuk menilai mereka sendiri. Tetapi para karyawan tidak dapat
ketika menilai diri mereka sendiri. Karyawan yang menilai diri sendiri tetap
masukan dan berbagai seumber. Tetapi manajer tetap menjadi titik pusat
untuk menerima umpan balik dari awal dan untuk terlibat dalam tindakan
proses tersebut..
Penelitian pada umpan balik 360 derajat relatif terjadi pada akhir-
akhir ini dan belum dilakukan dalam volume besar, tetapi penelitian yang
umpan balik 360 derajat adalh tidak untuk meningkatkan reliabilitas dengan
mengumpulkan pandangan yang sama, tetapi lebih untuk menangkap
berbagai evaluasi atas peran yang berbeda dari karyawan secara individual.
dalam penggunaan penilaian 360 derajat untuk keputusan disiplin atau gaji.
Biasa dapat dengan mudah berakar dalam diri pelanggan, bawahan, rekan
kerja, seperti juga dalam diri seorang atasan, dan kurangnya akuntabilitas
1. Tanggung jawab
waktunya serta berani memikul resiko atas keputusan yang diambilnya serta
berani memikul resiko atas keputusan yang di ambilnya atau tindakan yang
2. Kerjasama
telah ditentukan, sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-
besarnya.
3. Kejujuran
memenuhi perjanjian baik bagi dirinya sendiri maupun terhadap orang lain
4. Ketaatan/Kedisiplinan
yang diberikan oleh atasan yang berwenang, serta kesanggupan untuk tidak
5. Kesetiaan/Loyalitas
kesanggupan itu harus dibuktikan dalam sikap dan tingkah laku sehari-hari
golongan atau pribad. Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur Aparatur Negara,
Abdi Negara, dan abdi Masyarakat, wajib setia, taat, dan mengabdi
pengetahuan dan pemahaman yang mendalam, oleh sebab itu Pegawai Negeri
6. Prestasi KerjaPrestasi Kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang
pekerjaannya.
atasan.
dikenakan bagi pegawai yang berpangkat Pengatur Muda golongan II/a keatas
9. Pejabat Penilai Pejabat Penilai adalah atasan langsung Pegawai Negeri Sipil
Pegawai Negeri Sipil yang akan diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil,
(satu) tahun menjadi calon Pegawai Negeri Sipil terhitung ia secara aktif
Pelakksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil yang dibuat dan telah ditanda
tangani oleh Pejabat Penilai diberikan secara langsung kepada Pegawai
11. Sifat Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan adalah bersifat rahasia oleh
dengan baik dan dipelihara dengan baik pula. Daftar Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan hanya dapat diketahui oleh Pegawai Negeri Sipil yang dinilai,
Pejabat Penilai, Atasan Pejabat Penilai, atasan dari Atasan Pejabat Nilai
(sampai yang tertinggi) dan atau pejabat lain yang karena tugas jabatannya
berikutnya, kecuali ada perbuatan tercela dan Pegawai Negeri Sipil yang
sebagai berikut :
- baik = 76 – 90
- cukup = 61 – 75
- sedang = 51- 60
- bkurang = 50 kebawah
berdasarkan atas apa yang telah sebenarnya dilakukan oleh pegawai bawahannya
Sipil harus mendapatkan nilai yang tidak boleh masuk dalam kategori ”kurang”
golongan dan sebagainya. Karena jika nilai pegawai masuk dalam kategori
kurang, maka proses- proses administratif berupa kenaikan pangkat atau golongan
Tahun 1979.
oleh Pejabat Penilai diberikan secara langsung kepada Pegawai Negeri Sipil yang
dinilai oleh Pejabat Penilai. Apabila Pegawai Negeri Sipil yang dinilai menyetujui
4. Pengajuan Keberatan
Pegawai Negeri Sipil yang dinilai yang merasa keberatan atas nilai
penilai, setelah menerima keberatan dari Pegawai Negeri Sipil yang dinilai
membuat tanggapan secara tertulis atas keberatan yang diajukan oleh Pegawai
tersebut ditanda tangani secara sah oleh Pejabat Penilai dan Pegawai Negeri Sipil
yang dinilai.
objektif dalam melaksanakan pembinaan Pegawai Negeri Sipil, antara lain dalam
dalam menilai kinerja organisasi, dimana output dan atau hasil yang ada/dicapai
Untuk bisa menggunakan pendekatan ini, ada beberapa hal yang harus
1. Organisasi mempunyai tujuan akhir yang jelas, yang tercermin dari visi
dapat dimengerti
sehat”. Organisasi memiliki proses internal yang sehat jika arus informasi berjalan
percaya. Kriteria yang lain adalah minimalnya konflik yang tidak perlu terjadi
serta tidak ada manuver politik yang merusak dari para anggota. Selain itu,
eksternalnya. Tujuan akhir tidak diabaikan, tetapi hanya dipandang sebagai satu
elemen di dalam kumpulan kriteria yang lebih kompleks. Pendekatan ini lebih
Organisasi terdiri dari sub-sub bagian yang saling berhubungan, dimana jika
salah satu bagian mempunyai kinerja yang jelek akan berpengaruh terhadap
keseluruhan organisasi.
Pendekatan sistem ini akan sangat berguna jika ada hubungan yang jelas
antara masukan (input) dan keluaran (out-put) dan sebaliknya ada beberapa
atau pihak di luar organisasi. Oleh karena itu tingkat kepuasan tiap-tiap pihak
pola preferensi konstituen tersebut dan mampu memenuhi tuntutannya serta pada
akhirnya organisasi harus mengejar sejumlah tujuan yang dipilih sebagai respon
pengaruh yang kuat terhadap organisasi. Seperti yang terjadi sekarang ini dimana
tersebut.
pendekatan ini. Penentuan konstituen strategis pada lingkungan yang besar pada
prakteknya sangat sulit, karena lingkungan berubah dengan cepat. Hal lain adalah
strategis yang berbeda. Dengan kondisi ini dengan sendirinya organisasi akan
tersebut saling berhubungan. Hal ini dilakukan karena menurut pendekatan ini,
tidak ada pendekatan/kriteria yang paling baik untuk menilai kinerja organisasi.
Tidak ada tujuan tunggal yang dapat disetujui semua orang dan tidak ada
konsensus yang menetapkan tujuan mana yang harus didahulukan. Oleh karena itu
Dari kombinasi yang dilakukan didapat tiga kumpulan dasar nilai bersaing
sebagai berikut :
organisasi. Dari hal ter sebut ter jadi persaingan apakah penekanan lebih
produktivitas organisasi.
3. Cara/proses versus tujuan/hasil. Kondisi ideal dari tiap organisasi adalah
cara/proses berjalan dengan baik dalam arti sinergi dari tiap orang/unit
dilakukannya pengukuran pada kegiatan dan tindakan yang relevan, dan kinerja
dari organisasi sektor publik. Empat kriteria digunakan untuk mengukur kinerja
enabler (apa yang dilakukan organisasi untuk mencapai hasil yang ekselen).
dicapai organisasi).
organisasi publik.
misi dan visinya melalui strategi yang berfokus pada stakeholder yang
jelas, didukung oleh kebijakan, tujuan yang telah direncanakan, target dan
maupun organisasi.
Results adalah:
yaitu hasil apa yang dicapai organisasi dalam usahanya untuk memenuhi
kebutuhan dan harapan para pengguna jasa dan masyarakat dengan hasil-
harus bisa juga menjamin bahwa pada penyusunan strategi, sistem dan
metode menunjang pencapaian hasil yang terbaik, mendorong inovasi
relasi kerja.
fleksibilitas.
- Focus on the future yaitu orientasi yang kuat akan masa depan dan
produk, servis dan proses yang memberi nilai tambah baru bagi
lingkungannya.
diidamkan.
Bila dikaitkan dengan organisasi berkinerja tinggi, sebagaimana
keberhasilan tersebut.
yang baru.
kinerja organisasi)
organisasi.
3. Fleksibel dan menyesuaikan dengan kondisi yang baru, yang
direncanakan.
Cepi Safruddin Abdul Jabar (2009: 5), evaluasi program adalah proses
dikutip oleh
diharapkan.
b. Merevisi program, karena ada bagian-bagian yang kurang sesuai
tersebut berhasil dengan balk maka sangat baik jika dilaksanakan lagi di
serta hati-hati dan bertanggung jawab. Evaluator dapat berasal dari kalangan
internal (evaluator dan pelaksana program) dan kalangana eksternal (orang di luar
pelaksana program tetapi orang yang terkait dengan kebijakan dan implementasi
program).
evaluasi. Kriteria diartikan sebagai patokan yang digunakan sebagai ukuran atau
tolok ukur. Dalam evaluasi program, kriteria digunakan untuk mengukur
program. Tujuan disusunnya criteria agar evaluator menjadi lebih mantap karena
dokumen dan sumber-sumber ilmiah yang umum digunakan, hasil penelitian yang
relevan, petunjuk atau pertimbangan ahli evaluasi, tim evaluator, evaluator sendiri
Wujud kriteria berupa tingkatan atau gradasi kondisi sesuatu yang dapat
dan kriteria kualitatif (menghitung jumlah indikator yang telah tercapai). Kriteria
secara sama.
tertentu.
Objek pengamatan model ini adalah tujuan dari program. Evaluasi dilaksanakan
program.
maupun negatif.
klien, membuat pernyataan komprehensif tentang program apa yang menjadi dan
terhadap program.
(internal dan eksternal sumber daya, strategi dan prosedur alternatif desain)
Process: pelaksanaan (identifikasi, memprediksi dan pemantauan untuk potensi
masalah, merekam dan menilai acara acara dan kegiatan) Products: menafsirkan
nilai dan manfaat dari hasil (deskripsi dan penilaian dari hasil.
kesuksesan program.
3) Evaluasi proses diarahkan pada sejauh mana program dilakukan dan sudah
4) Evaluasi Hasil Ini merupakan tahap akhir evaluasi dan akan diketahui
h. Discrepancy Model
PENUTUP
Kesimpulan
kerja dimana kegiatan harus terus menerus di awasi, jika manajemen ingin
mengetahui batasan dan aturan yang ada di pengendalian ,di dalam pengendalian
cara pengendalian, sifat dan waktu pengendalian, dan pengendalian yang efektif.
Semua aspek itu ditujukan untuk mendapatkan suatu tujuan pengendalian yang
keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-
informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan kebijakan
Dalam evaluasi terdapat fungsi dan tujuan, modal dan pendekatan, manfaat
evaluasi, evaluasi kinerja, serta evaluasi program ,dan semua elemen yang ada di
evaluasi itu membantu kinerja dalam melakukan evaluasi agar tidak menyimpang
untuk membatu kinerja suatu perusahaan dalam menjalankan tugasnya agar sesuai
Aksara: Jakarta.
Kencana: Jakarta.
Jakarta.
Malayu S.P. Hasibuan. 2009. Pengerttian dan Masalah Manajemen Dasar. Bumi
Aksara: 2009.
Husaini, Usman. 2008. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Bumi
Aksara: Jakarta.
Jakarta.
Aksara:Jakarta.
BPEE:Yogyakarta
http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-penilaian-kinerja-pegawai.html
https://teorionline.wordpress.com/2010/01/25/evaluasi-kinerja/
https://muttaqinhasyim.wordpress.com/2012/02/24/tujuan-dan-pengertian-
evaluasipenilaian-kinerja/
http://sinikesini.blogspot.co.id/2011/01/controlling.html
https://roniarsel.wordpress.com/2010/06/25/pengendalian-yang-efektif/