Anda di halaman 1dari 21

Bandar Udara Malikussaleh

BAB I
ORGANISASI

1.1 Tujuan
Program Keamanan Bandar Udara Malikussaleh ini disusun dengan tujuan :
a. Memenuhi ketentuan yang tertuang dalam program keamanan penerbangan
nasional.
b. Sebagai pedoman dalam penyelenggaraan keamanan penerbangan di Bandar
Udara Malikussaleh.
c. Sebagai pedoman dalam berkoordinasi dengan instansi terkait dalam
penyelenggaraan keamanan di Bandar Udara Malikussaleh.
d. Sebagai pedoman bagi personel keamanan dalam melaksanakan prosedur
keamanan di Bandar Udara Malikussaleh dalam melindungi operasional
Bandar Udara Malikussaleh dari tindakan melawan hokum.
e. Sebagai pedoman pelaksanaan penanganan keadaan darurat keamanan di
Bandar Udara Malikussaleh.

1.2 Definisi
Dalam program keamanan Bandar Udara ini yang dimaksud dengan :
1. Bandar Udara adalah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batas-
batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan
lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muat barang, dan tempat
perpindahan intra dan antarmoda transportasi, yang dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan dan Keamanan Penerbangan, serta fasilitas pokok dan
fasilitas penunjang lainnya.
2. Pesawat Udara adalah setiap mesin atau alat yang dapat terbang di atmosfer
karena gaya angkat dari reaksi udara, tetapi bukan karena reaksi udara
terhadap permukaan bumi yang digunakan untuk penerbangan.
3. Program Keamanan Penerbangan Nasional (PKPN) adalah dokumen tertulis
yang memuat peraturan, prosedur dan langkah-langkah pengamanan yang
diambil untuk melindungi penerbangan dari tindakan melawan hukum.

Disetujui Oleh :
Disusun Oleh : Direktorat Keamanan
Bandar Udara Malikussaleh Penerbangan
Edisi : 01 Tanggal persetujuan Hal
Amandemen : I-1
Bandar Udara Malikussaleh

4. Program Keamanan Bandar Udara (Airport Security Programme) adalah


dokumen tertulis yang memuat prosedur dan langkah-langkah serta
persyaratan yang wajib dilaksanakan oleh Bandar Udara dan Badan Usaha
Bandar Udara untuk memenuhi ketentuan yang terkait dengan operasi
penerbangan di Indonesia.
5. Program Keamanan Angkutan Udara (Aircraft Operator Security
Programme) adalah dokumen tertulis yang memuat prosedur dan langkah-
langkah serta persyaratan yang wajib dilaksanakan oleh Badan Usaha
Angkutan Udara untuk memenuhi ketentuan yang terkait dengan operasi
penerbangan di Indonesia.
6. Prosedur Keamanan Stasiun (Station Security Manual) adalah dokumen
tertulis yang memuat prosedur yang dilaksanakan oleh Badan Usaha
Angkutan Udara untuk melengkapi prosedur keamanan penerbangan di suatu
Bandar Udara yang belum diatur di dalam Program Keamanan Angkutan
Udara (Aircraft Operator Security Programme).
7. Keamanan Penerbangan adalah suatu keadaan yang memberikan
perlindungan kepada penerbangan dari tindakan melawan hukum melalui
keterpaduan pemanfaatan sumber daya manusia, fasilitas, dan prosedur.
8. Tindakan Melawan Hukum (Acts of Unlawful Interference) adalah tindakan-
tindakan atau percobaan yang membahayakan keselamatan penerbangan dan
angkutan udara, berupa:
a. Menguasai pesawat udara secara melawan hukum;
b. Melakukan pengrusakan/penghancuran pesawat udara di darat(in
service);
c. Menyandera orang di dalam pesawat udara atau di Bandar Udara;
d. Masuk kedalam pesawat udara, Bandar Udara atau tempat-tempat
aeronautika secara paksa;
e. Membawa senjata, peralatan berbahaya atau bahan-bahan yang dapat
digunakan untuk tindakan melawan hukum secara tidak sah;

Disetujui Oleh :
Disusun Oleh : Direktorat Keamanan
Bandar Udara Malikussaleh Penerbangan
Edisi : 01 Tanggal persetujuan Hal
Amandemen : I-2
Bandar Udara Malikussaleh

f. Menggunakan pesawat udara didarat (in service) untuk tindakan yang


menyebabkan mati, cederanya seseorang, rusaknya harta benda atau
lingkungan sekitar; dan
g. Memberikan informasi palsu yang membahayakan keselamatan pesawat
udara dalam penerbangan maupun di darat, penumpang, awak pesawat
udara, personel darat atau masyarakat umum pada Bandar Udara atau
tempat-tempat fasilitas penerbangan lainnya.
9. Ancaman Bom adalah suatu ancaman lisan atau tulisan dari seseorang yang
tidak diketahui atau sebaliknya, yang menyarankan atau menyatakan,
apakah benar atau tidak, bahwa keselamatan dari sebuah pesawat udara
yang dalam penerbangan atau didarat, atau Bandar Udara atau fasilitas
penerbangan, atau seseorang mungkin dalam bahaya karena suatu bahan
peledak.
10. Sabotase adalah suatu tindakan pengrusakan atau penghilangan terhadap
harta benda, yang dapat mengancam atau menyebabkan terjadinya tindakan
melawan hukum pada penerbangan dan fasilitasnya.
11. Pengendalian Keamanan (Security Control) adalah penerapan suatu teknik
atau tindakan untuk mencegah disusupkannya/terbawanya Barang Dilarang
(Prohibited Items) yang dapat digunakan untuk melakukan tindakan
melawan hukum.
12. Pemeriksaan Keamanan (Security Screening) adalah penerapan suatu teknik
atau cara lain untuk mengenali atau mendeteksi Barang Dilarang
(Prohibited Items) yang dapat digunakan untuk melakukan tindakan
melawan hukum.
13. Pemeriksaan Keamanan Pesawat Udara (Aircraft Security Check) adalah
pemeriksaan di bagian dalam pesawat udara yang dapat dicapai oleh
penumpang dan pemeriksaan tempat penyimpanan untuk menemukan
barang yang mencurigakan dan Barang Dilarang (Prohibited Items).

Disetujui Oleh :
Disusun Oleh : Direktorat Keamanan
Bandar Udara Malikussaleh Penerbangan
Edisi : 01 Tanggal persetujuan Hal
Amandemen : I-3
Bandar Udara Malikussaleh

14. Penyisiran Keamanan Pesawat Udara (Aircraft Security Search) adalah


pemeriksaan menyeluruh pada bagian luar dan dalam pesawat udara dengan
maksud untuk menemukan barang yang mencurigakan dan Barang Dilarang
(Prohibited Items).
15. Penumpang Transit adalah penumpang yang berhenti/turun sementara di
suatu Bandar Udara dalam satu penerbangan tanpa berganti pesawat udara.
16. Penumpang Transfer adalah penumpang yang membuat koneksi perjalanan
secara langsung dengan 2 (dua) penerbangan yang berbeda.
17. Bagasi Tercatat adalah barang penumpang yang diserahkan oleh
penumpang kepada pengangkut untuk diangkut dengan pesawat udara yang
sama.
18. Bagasi Kabin adalah barang yang dibawa oleh penumpang dan berada
dalam pengawasan penumpang itu sendiri.
19. Barang Bawaan adalah barang yang dibawa oleh orang atau penumpang
yang memasuki Daerah Keamanan Terbatas dan/atau yang akan diangkut
dengan pesawat udara.
20. Kargo adalah setiap barang yang diangkut oleh pesawat udara selain benda
pos, barang kebutuhan pesawat selama penerbangan yang habis pakai, dan
bagasi yang tidak ada pemiliknya atau bagasi yang salah penanganan.
21. Alat Peledak (Explosive Device) adalah alat yang dapat dipicu untuk
meledak.
22. Barang Berbahaya (Dangerous Goods) adalah barang atau bahan yang
dapat membahayakan kesehatan, keselamatan, harta benda dan lingkungan.
23. Barang Dilarang (Prohibited Items) adalah barang yang dapat digunakan
untuk melumpuhkan, melukai dan menghilangkan nyawa orang lain serta
untuk melakukan tindakan melawan hukum yang meliputi alat peledak,
barang berbahaya, alat-alat berbahaya dan senjata.
24. Senjata (Weapon) adalah suatu benda atau alat yang dirancang untuk
membunuh, melukai, melumpuhkan, dan membuat orang tidak berdaya.

Disetujui Oleh :
Disusun Oleh : Direktorat Keamanan
Bandar Udara Malikussaleh Penerbangan
Edisi : 01 Tanggal persetujuan Hal
Amandemen : I-4
Bandar Udara Malikussaleh

25. Security Items adalah senjata atau alat berbahaya yang dilarang dibawa
kedalam kabin pesawat udara dan hanya diijinkan sebagai bagasi tercatat
atau disimpan dalam kotak khusus (security item box) yang cukup kuat dan
terkunci.
26. Alat-alat Berbahaya (Dangerous Articles) adalah alat, atau benda tumpul
yang dapat dipergunakan untuk mengancam, mencederai, melumpuhkan,
membuat orang tidak berdaya.
27. Daerah Keamanan Terbatas (Security Restricted Area) adalah daerah-
daerah di sisi udara di Bandar Udara yang diidentifikasi sebagai daerah
berisiko tinggi dan dilakukan langkah-langkah pengendalian keamanan,
dimana jalan masuknya dikendalikan serta dilakukan pemeriksaan
keamanan, termasuk :
a. Daerah keberangkatan penumpang antara tempat pemeriksaan
keamanan dan pesawat udara;
b. Daerah service road (ramp);
c. Tempat penyiapan bagasi (baggage make up area);
d. Tempat penurunan dan pengambilan bagasi tercatat;
e. Daerah penempatan bagasi tercatat yang telah diperiksa yang akan
dimuat ke pesawat udara.
28. Daerah Steril (Sterile Area) adalah daerah di antara tempat pemeriksaan
penumpang atau tempat pemeriksaan keamanan dan Pesawat Udara, yang
mana aksesnya dikendalikan secara ketat.
29. Sisi Darat adalah daerah di Bandar Udara dan gedung-gedung dimana
penumpang dan non-penumpang mempunyai akses tanpa batas.
30. Sisi Udara adalah daerah pergerakan di Bandar Udara, termasuk daerah
sekitarnya dan gedung-gedung atau bagiannya dimana akses masuk daerah
tersebut dikendalikan.
31. Personel Keamanan Penerbangan adalah personel yang mempunyai lisensi
yang diberi tugas dan tanggung jawab di bidang Keamanan Penerbangan.

Disetujui Oleh :
Disusun Oleh : Direktorat Keamanan
Bandar Udara Malikussaleh Penerbangan
Edisi : 01 Tanggal persetujuan Hal
Amandemen : I-5
Bandar Udara Malikussaleh

32. Personel Fasilitas Keamanan Penerbangan adalah personel yang


mempunyai lisensi dan rating yang diberi tugas dan tanggung jawab di
bidang pemeliharaan fasilitas Keamanan Penerbangan.
33. Lisensi adalah surat izin yang diberikan kepada seseorang yang telah
memenuhi persyaratan tertentu untuk melakukan pekerjaan di bidangnya
dalam jangka waktu tertentu.
34. Rating adalah tanda bukti kewenangan Personel Fasilitas Keamanan
Penerbangan untuk melakukan penilaian dalam pemeliharaan dan pengujian
fungsi jenis peralatan Keamanan Penerbangan.
35. Satuan Pelayanan Bandar Udara adalah lembaga pemerintah di Bandar
Udara yang bertindak sebagai penyelenggara Bandar Udara, yang
memberikan jasa pelayanan kebandarudaraan untuk Bandar Udara yang
belum diusahakan secara komersial.
36. Badan Usaha Bandar Udara adalah badan usaha milik negara, badan usaha
milik daerah, atau badan hukum Indonesia berbentuk perseroan terbatas
atau koperasi yang kegiatan utamanya mengoperasikan Bandar Udara untuk
pelayanan umum.
37. Badan Usaha Angkutan Udara adalah badan usaha milik negara, badan
usaha milik daerah, atau badan hukum Indonesia berbentuk perseroan
terbatas atau koperasi, yang kegiatan utamanya mengoperasikan pesawat
udara untuk digunakan mengangkut penumpang, kargo, dan/atau pos
dengan memungut pembayaran.
38. Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan adalah lembaga yang
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang keamanan
penerbangan yang telah mendapat izin dari Direktur Jenderal
39. Pemeriksan Keamanan Tidak Terduga (Unpredictability) adalah
pelaksanaan pemeriksaan keamanan dengan tujuan untuk meningkatkan
efesiensi dan dampak pencegahan dengan cara frekuensi yang tidak teratur,
lokasi yang berbeda dan/atau dengan berbagai macam teknik terkait dengan
masing masing fungsi kerja.

Disetujui Oleh :
Disusun Oleh : Direktorat Keamanan
Bandar Udara Malikussaleh Penerbangan
Edisi : 01 Tanggal persetujuan Hal
Amandemen : I-6
Bandar Udara Malikussaleh

40. Personel Pesawat Udara adalah personel operasi pesawat udara, personel
penunjang operasi pesawat udara dan personel perawatan pesawat udara.
41. Bagasi Tercatat Tanpa Penumpang (Unaccompanied Hold Baggage) adalah
bagasi tercatat yang diangkut dengan pesawat udara tidak bersama
pemiliknya atau yang diangkut sebagai kargo.
42. Barang yang dicurigai adalah barang yang dianggap tidak pada tempatnya,
tidak dijaga atau dimana suatu penjelasan tidak siap ditentukan dan yang
mungkin dianggap menimbulkan suatu ancaman.
43. Komite Keamanan Bandar Udara (Airport Security Committee) adalah
komite yang dibentuk untuk mengkoordinasikan, memberi saran dan
masukan kepada Bandar Udara, Badan Usaha Bandar Udara, tentang hal-
hal yang terkait dengan keamanan penerbangan dan pelaksanaan Program
Keamanan Bandar Udara.
44. Keadaan Darurat Keamanan (Contigency) adalah suatu kondisi keamanan di
Bandar Udara yang belum atau sudah terjadi tindakan melawan hukum
yang membahayakan keselamatan dan keamanan penerbangan.
45. Pas adalah tanda izin masuk ke daerah keamanan terbatas yang berupa pas
Bandar Udara, kartu identitas personel pesawat udara (crew member
certificate) dan kartu pengenal inspektor penerbangan Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara;
46. Pengawasan adalah kegiatan kendali mutu berkelanjutan untuk melihat
peraturan keamanan penerbangan dilaksanakan di Bandar Udara.
47. Pelaporan (Check-in) adalah proses pelaporan calon penumpang kepada
Badan Usaha Angkutan Udara untuk melakukan penerbangan.
48. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Perhubungan Udara.
49. Direktur adalah Direktur yang membidangi Keamanan Penerbangan.
50. Kepala Kantor adalah Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah II
Medan
51. Setiap Orang adalah orang perseorangan atau korporasi.

Disetujui Oleh :
Disusun Oleh : Direktorat Keamanan
Bandar Udara Malikussaleh Penerbangan
Edisi : 01 Tanggal persetujuan Hal
Amandemen : I-7
Bandar Udara Malikussaleh

1.3 Dasar Hukum


1.3.1 Dasar Hukum Nasional
a. Undang-undang Nomor 01 Tahun 2009 tentang Penerbangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1);
b. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan
Keselamatan Penerbangan (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 9,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4075);
c. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 90 Tahun 2013 tentang
keselamatan pengangkutan barang berbahaya dengan pesawat udara
sebagaimana diubah terakhir dalam PM 58 Tahun 2016
d. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 41 Tahun 2011 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Otoritas Bandar Udara;
e. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 40 Tahun 2014 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Bandar Udara sebagaimana diubah
terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 83
Tahun 2015.
f. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 22 Tahun 2015 tentang
Peningkatan Fungsi Pengendalian dan Pengawasan oleh Kantor
Otoritas Bandar Udara;
g. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 33 Tahun 2015 tentang
Pengendalian Jalan Masuk (Acces Control) Ke Daerah Keamanan
Terbatas DiBandar Udara sebagaimana dirubah dalam PM 167 Tahun
2015;
h. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 92 Tahun 2015 tentang
Program Pengawasan Keamanan Penerbangan Nasional.
i. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 137 Tahun 2015
tentang Program Pendidikan dan Pelatihan Keamanan Penerbangan
Nasional sebagaimana diubah terakhir dalam PM 94 Tahun 2016;

Disetujui Oleh :
Disusun Oleh : Direktorat Keamanan
Bandar Udara Malikussaleh Penerbangan
Edisi : 01 Tanggal persetujuan Hal
Amandemen : I-8
Bandar Udara Malikussaleh

j. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 140 Tahun 2015 tentang


Program Penggulangan Keadaan Darurat Keamanan Penerbangan
Nasional;
k. Peraturan Menteri Perhubungan Udara Nomor : PM 53 Tahun 2017
tentang Pengamanan Kargo dan Pos Serta Rantai Pasok (Supply
Chain)Kargo dan Pos Yang diangkut Dengan Pesawat Udara;
l. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 80 Tahun 2017 tentang
Program Keamanan Penerbangan Nasional;
m. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor :
SKEP/100/VII/2003 tentang Petunjuk Teknis Penanganan Penumpang
Pesawat Udara Sipil yang Membawa Senjata Api beserta Peluru dan
Tata Cara Pengamanan Pengawalan Tahanan dalam Penerbangan
Sipil;
n. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor :
SKEP/160/VIII/2008 tentang Sertifikat Kecakapan Personil
Pengamanan Penerbangan Sipil;
o. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor :
SKEP/2765/XII/2010 tentang Tata Cara Pemeriksaan Penumpang,
Personil Pesawat Udara dan Barang Bawaan yang Diangkut dengan
Pesawat Udara dan Orang Perseorangan;
p. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 262
Tahun 2013 tentang Sertifikasi Peralatan Keamanan Penerbangan;
q. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 481
Tahun 2012 tentang Lisensi Personel Fasilitas Keamanan
Penerbangan;
r. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 459
Tahun 2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Menteri
Perhubungan nomor 41 tahun 2011 tentang Organisasi dan tata kerja
kantor otoritas Bandar Udara.

Disetujui Oleh :
Disusun Oleh : Direktorat Keamanan
Bandar Udara Malikussaleh Penerbangan
Edisi : 01 Tanggal persetujuan Hal
Amandemen : I-9
Bandar Udara Malikussaleh

s. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 241


Tahun 2014 tentang Pedoman Pengoperasian Pemeliharaan dan
Pelaporan Fasilitas Keamanan Penerbangan.
t. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 26
Tahun 2014 tentang Lisensi Pengangkutan Barang Berbahaya
u. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 412
Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Keselamatan Pengangkutan
Barang Berbahaya dengan Pesawat Udara;
v. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 120
Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Program Pengawasan dan
Investigasi Keamanan Penerbangan Internal;
w. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 129
Tahun 2017 tentang Petunjuk Teknis Pengawasan dan Investigasi
Keamanan Penerbangan;
x. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 238
Tahun 2017 tentang Pedoman Teknis Manajemen Resiko (Risk
Management) Keamanan Penerbangan;
y. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 240
Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan dan Tata Cara Pengesahan
Program Keamanan Penerbangan.

1.3.2 Dasar Hukum Internasional


a. Annex 17 to the Convention on Civil Aviation on Security;
b. ICAO Document 8973 – Aviation Security Manual;
c. Annex 18 to The Convention on Civil Aviation on The Safe
Transport of Dangerous Goods by Air;
d. ICAO Document 9284 Technical Instructions of The Safe Transport
of Dangerous Goods by Air.

Disetujui Oleh :
Disusun Oleh : Direktorat Keamanan
Bandar Udara Malikussaleh Penerbangan
Edisi : 01 Tanggal persetujuan Hal
Amandemen : I - 10
Bandar Udara Malikussaleh

1.4 Pembagian Tanggung Jawab


1.4.1 Kepala Kantor Otoritas Wilayah II Medan
1.4.1.1 Kepala Kantor mempunyai tugas dan tanggung jawab menjamin
terlaksananya dan terpenuhinya ketentuan keamanan serta
menyelesaikan masalah - masalah yang dapat menggangu
operasional penerbangan di wilayah kerjanya.
1.4.1.2 Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagaimana
dimaksud butir 1.4.1.1 berwenang untuk :
a. Mengkoordinasikan kegiatan pemerintahan di Bandar Udara
Malikussaleh
b. Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan ketentuan
Keamanan Penerbangan di Bandar Udara Malikussaleh
c. Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan standar kinerja
operasional keamanan penerbangan di Bandar Udara
Malikussaleh
d. Menyusun, menetapkan prosedur dan menerbitkan izin masuk
Daerah Keamanan Terbatas di Bandar Udara Malikussaleh
e. Memastikan komite keamanan Bandar Udara melaksanakan
pertemuan rutin;
f. Memberikan tindakan korektif kepada Badan Usaha Bandar
Udara, Bandar Udara, Badan Usaha Angkutan Udara
Penyelenggara Navigasi Penerbangan dan Badan Hukum
lainnya yang terkait dengan Keamanan Penerbangan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan; dan
g. Mengesahkan revisi program keamanan Bandar Udara;
h. Melakukan evaluasi terhadap keberlakuan lisensi personel
keamanan penerbangan
i. Melaporkan kegiatan pengawasan dan pengendalian terhadap
pelaksanaan Keamanan Penerbangan di Bandar Udara

Disetujui Oleh :
Disusun Oleh : Direktorat Keamanan
Bandar Udara Malikussaleh Penerbangan
Edisi : 01 Tanggal persetujuan Hal
Amandemen : I - 11
Bandar Udara Malikussaleh

wilayah kerjanya kepada Direktur Jenderal setiap 1 (satu)


bulan;
j. Melakukan penilaian kerentanan (vulnerability assessment)
daerah-daerah yang berpotensi dilakukan peluncuran sistem
senjata panggul (Man-Portable Air Defence Systems -
MANPADS) di Bandar Udara berdasarkan penilaian resiko
dan memberikan langkah-langkah mitigasinya (mitigation
plan) .
1.4.2 Kepala Bandar Udara Malikussaleh
1.4.2.1 Bertanggung jawab terhadap keamanan Bandar Udara
Malikussaleh;
1.4.2.2 Dalam melaksanakan tanggung jawab keamanan di Bandar Udara
Malikussaleh, Kepala Bandar Udara Malikussaleh berwenang :
a. Menyusun, melaksanakan, mengembangkan dan
mempertahankan efektifitas Program Keamanan Bandar
Udara Malikussaleh yang mengacu kepada Program
Keamanan Penerbangan Nasional dan disahkan Direktur
Jenderal;
b. Melakukan evaluasi secara periodik terhadap Program
Keamanan Bandar Udara dan melakukan perubahan
(amandemen) bila diperlukan;
c. Menyusun dan menetapkan komite keamanan Bandar Udara;
d. Menetapkan organisasi keamanan yang bertanggungjawab
untuk mengkoordinasikan pelaksanaan Program Keamanan
Bandar Udara Malikussaleh;
e. Menyusun, menetapkan prosedur dan melaksanakan
menerbitkan PAS Bandar Udara atas nama Kepala Kantor
setelah mendapat persetujuan dari Kepala Kantor;

Disetujui Oleh :
Disusun Oleh : Direktorat Keamanan
Bandar Udara Malikussaleh Penerbangan
Edisi : 01 Tanggal persetujuan Hal
Amandemen : I - 12
Bandar Udara Malikussaleh

f. Mengkoordinasikan pelaksanaan pengendalian keamanan


Bandar Udara, pemeriksaan keamanan dan penggunaan izin
masuk ke Daerah Keamanan Terbatas di Bandar Udara;
g. Mengkoordinasikan dan melaksanakan pertemuan rutin
komite keamanan Bandar Udara;
h. Membuat desain Bandar Udara yang memenuhi arsitektur dan
infrastruktur untuk pelaksanaan prosedur keamanan yang
tertuang dalam Program Keamanan Penerbangan Nasional
secara optimal dan terpadu dalam perancangan dan
pembangunan fasilitas baru, serta peningkatan fasilitas yang
tersedia;
i. Merencanakan, menyediakan dan mengembangkan sumber
daya dan fasilitas keamanan sesuai persyaratan keamanan
penerbangan yang meliputi antara lain:
1) Perkantoran;
2) Sumber daya manusia;
3) Fasilitas keamanan;
4) Fasilitas pelatihan;
5) Kebutuhan prosedur;
6) Kebutuhan administrasi; dan
7) Pusat penanggulangan keadaan darurat keamanan Bandar
Udara (Emergency Operation Centre/EOC) beserta
fasilitas pendukungnya.
j. Melakukan kegiatan pengawasan keamanan penerbangan
internal dan menjamin pelaksanaan tindakan perbaikan dari
hasil pengawasan;
k. Melakukan pemeliharaan, kalibrasi, pengujian dan/atau
modernisasi kehandalan fasilitas keamanan penerbangan
sesuai peraturan yang berlaku;

Disetujui Oleh :
Disusun Oleh : Direktorat Keamanan
Bandar Udara Malikussaleh Penerbangan
Edisi : 01 Tanggal persetujuan Hal
Amandemen : I - 13
Bandar Udara Malikussaleh

l. Mendukung Badan Usaha Angkutan Udara yang melakukan


langkah-langkah keamanan tambahan yang telah mendapat
persetujuan Direktur Jenderal.
m. Mendukung Badan Usaha Angkutan Udara yang melakukan
kegiatan pengawasan keamanan penerbangan internal.
n. Melakukan penilaian resiko terhadap adanya potensi
ancaman peluncuran sistem senjata panggul (MANPADS)
disekitar Bandar Udara;
o. Membuat prosedur dan melaksanakan langkah-langkah
mitigasi terhadap serangan peluncuran sistem senjata
panggul (Man-Portable Air Defence Systems -MANPADS)
di sekitar Bandar Udara;
p. Membuat langkah-langkah untuk melindungi kerahasiaan,
keutuhan dan ketersediaan sistem teknologi informasi dan
komunikasi serta data yang bersifat rawan terkait
penerbangan dari serangan siber (cyber attack) yang dapat
membahayakan keselamatan penerbangan.
q. Melakukan perubahan (amandemen) Program Keamanan
Bandar Udara jika diperlukan dan melakukan sosialisasi
kepada pemangku kepentingan (stakeholders) terkait.

1.4.3 Badan Usaha Angkutan Udara


1.4.3.1 Bertanggung jawab terhadap keamanan pesawat udara yang
dioperasikan di Bandar Udara Malikussaleh;
1.4.3.2 Dalam melaksanakan tanggung jawab keamanan pesawat udara
yang dioperasikan, berwenang:
a. Membuat, memelihara dan melindungi informasi terkait
penerbangan;
b. Melakukan pengendalian keamanan penumpang, personel
pesawat udara dan bagasi kabinnya sejak keluar ruang

Disetujui Oleh :
Disusun Oleh : Direktorat Keamanan
Bandar Udara Malikussaleh Penerbangan
Edisi : 01 Tanggal persetujuan Hal
Amandemen : I - 14
Bandar Udara Malikussaleh

tunggu menuju ke pesawat udara sampai dengan di ruang


kedatangan Bandar Udara tujuan;
c. Mengawasi dan melindungi keamanan bagasi tercatat
penumpang sejak diterima personel badan usaha angkutan
udara ditempat pelaporan (check-in) sampai dengan diterima
penumpang di Bandar Udara tujuan.
1.4.3.3 Mendukung pelaksanaan program penanggulangan darurat
keamanan (contingency plans) Bandar Udara Malikussaleh
sesuai dengan program penanggulangan darurat keamanan badan
usaha angkutan udara (aircraft operator contingency plans)
masing-masing;

1.4.3.4 Menyampaikan salinan Program Keamanan Angkutan Udara


dan prosedur keamanan lokal (lokal security manual) kepada
Kepala Bandar Udara Malikussaleh.

1.4.4 Kepolisian Resor Lhokseumawe


a. Memberikan dukungan terhadap pelaksanaan Program Keamanan
Bandar Udara sesuai dengan kebutuhan dan kondisi tingkat ancaman;
b. Memberikan dukungan terhadap pelaksanaan penanggulangan
keadaan darurat keamanan (contingency) di Bandar Udara
Malikussaleh sesuai dengan kebutuhan dan kondisi tingkat ancaman.

1.4.5 Komandan Distrik Militer 011/Lilawangsa Lhokseumawe


a. Memberikan dukungan terhadap pelaksanaan Program Keamanan
Bandar Udara sesuai dengan kebutuhan dan kondisi tingkat ancaman;
b. Memberikan dukungan terhadap pelaksanaan penanggulangan
keadaan darurat keamanan (contingency) di Bandar Udara
Malikussaleh sesuai dengan kebutuhan dan kondisi tingkat ancaman.

Disetujui Oleh :
Disusun Oleh : Direktorat Keamanan
Bandar Udara Malikussaleh Penerbangan
Edisi : 01 Tanggal persetujuan Hal
Amandemen : I - 15
Bandar Udara Malikussaleh

1.4.6 Instansi terkait lainnya


a. memberikan dukungan terhadap pelaksanaan Program Keamanan
Bandar Udara Malikussaleh sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
tingkat ancaman.;
b. Meliputi bidang :
1) Kesehatan;
2) Intelejen daerah;
3) Pertahanan daerah;
4) Pos dan telekomunikasi;

1.4.7 Perum LPPNPI Unit Lhokseumawe


1.4.7.1 Menetapkan organisasi, atau menunjuk pejabat/personel yang
bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan pelaksanaan
Program Keamanan Penyelenggara Pelayanan Navigasi
Penerbangan;
1.4.7.2 Mengkoordinasikan pelaksanaan Program Keamanan Pelayanan
Navigasi Penerbangan dengan Kepala Bandar Udara
Malikussaleh;
1.4.7.3 Bertanggungjawab terhadap keamanan fasilitas navigasi
penerbangan di Bandar Udara Malikussaleh;
1.4.7.4 Menyampaikan salinan Program Keamanan Pelayanan Navigasi
Penerbangan kepada Kepala Bandar Udara Malikussaleh.

1.4.8 Handling Agent


1.4.8.1 Memberikan dukungan terhadap pelaksanaan Program Keamanan
Bandar Udara dan pelaksanaan penanggulangan keadaan darurat
keamanan (contingency) di Bandar Udara Malikussaleh sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi tingkat ancaman.
1.4.8.2 Bertanggungjawab terhadap keamanan kegiatannya di Bandar
Udara Malikussaleh;

Disetujui Oleh :
Disusun Oleh : Direktorat Keamanan
Bandar Udara Malikussaleh Penerbangan
Edisi : 01 Tanggal persetujuan Hal
Amandemen : I - 16
Bandar Udara Malikussaleh

1.4.8.3 Menyusun dan menyerahkan salinan prosedur keamanan handling


agent kepada Kepala Bandar Udara Malikussaleh ;
1.4.8.4 Melaporkan pejabat/personel yang bertanggungjawab di bidang
Keamanan Penerbangan Kepada Bandar Udara Malikussaleh.

1.5 Komite Keamanan Bandar Udara


1.5.1 Susunan anggota komite keamanan Bandar Udara Malikussaleh
1.5.1.1 Dalam rangka pelaksanaan Program Keamanan Bandar Udara
Malikussaleh dibentuk Komite Keamanan Bandar Udara
Malikussaleh
1.5.1.2 Keanggotaan Komite Keamanan Bandar Udara Malikussaleh
adalah:
Pembina : Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah II
Kualanamu
Ketua : Kepala Bandar Udara Malikussaleh
Wakil Ketua : Kasubsi Teknis Operasi Kemanan dan Pelayanan
Darurat
Sekretaris : Kepala Urusan Tata Usaha
Anggota : 1. Binda Aceh;
2. TNI Korem 011/Lilawangsa Lhokseumawe;
3. Kepolisian Resor Lhokseumawe;
4. Detasemen Lanud Lhokseumawe;
5. Kompi Senapan B Paskhas Lhokseumawe;
6. Pemerintah daerah Kab. Aceh Utara;
7. Kantor Kesehatan Pelabuhan Lhokseumawe;
8. Perum LPPNPI Unit Lhokseumawe;
9. PT. Citilink Indonesia;
10. PT. Wings Abadi Malikussaleh;
11. PT. Gapura Angkasa;
12. PT. Djava Mandiri Perkasa.

Disetujui Oleh :
Disusun Oleh : Direktorat Keamanan
Bandar Udara Malikussaleh Penerbangan
Edisi : 01 Tanggal persetujuan Hal
Amandemen : I - 17
Bandar Udara Malikussaleh

1.5.2 Tugas dan Tanggungjawab


1.5.2.1 Menkoordinasikan pelaksanaan program keamanan penerbangan
nasional di Bandar Udara Malikussaleh;
1.5.2.2 Mengkoordinasikan pelaksanaan prosedur dan langkah-langkah
keamanan penerbangan di Bandar Udara Malikussaleh;
1.5.2.3 Memberikan informasi dan saran dalam melaksanakan,
mempertahankan dan mengembangkan Program Keamanan
Bandar Udara Malikussaleh sesuai dengan Program Keamanan
Penerbangan Nasional;
1.5.2.4 Mengawasi dan memonitor penerapan program Keamanan
Bandar Udara Malikussaleh termasuk langkah-langkah
penanganan keamanan khusus yang diterapkan oleh Bandar
Udara, badan usaha angkutan udara, perusahaan angkutan udara
asing dan semua entitas yang melakukan kegiatan di Bandar
Udara;
1.5.2.5 Memberikan saran dalam melaksanakan prosedur tindak
pengamanan di Bandar Udara Malikussaleh untuk mengatasi
kemungkinan ancaman terhadap penerbangan;
1.5.2.6 Memberikan saran dalam memelihara dan mengembangkan peta
Daerah Keamanan Terbatas di Bandar Udara Malikussaleh;
1.5.2.7 Mengidentifikasi daerah-daerah rawan termasuk peralatan dan
fasilitas lainnya serta menilai kondisi keamanan pada daerah
tersebut secara rutin;
1.5.2.8 Memastikan langkah-langkah dan prosedur keamanan
penerbangan telah sesuai dan memadai untuk mengatasi kondisi
ancaman keamanan penerbangan meningkat aau kondisi darurat
dan dilakukan kajian secara terus menerus;
1.5.2.9 Memastikan bahwa rekomendasi terkait peningkatan prosedur
dan langkah-langkah keamanan penerbangan telah dilaksanakan;

Disetujui Oleh :
Disusun Oleh : Direktorat Keamanan
Bandar Udara Malikussaleh Penerbangan
Edisi : 01 Tanggal persetujuan Hal
Amandemen : I - 18
Bandar Udara Malikussaleh

1.5.2.10 Menginformasikan kepada Direktur Jenderal mengenai langkah-


langkah dan prosedur yang berlaku di Bandar Udara
Malikussaleh yang tidak dapat diselesaikan ditingkat lokal; dan
1.5.2.11 Memastikan bahwa setiap rencana pengembangan dan modifikasi
dilakukan untuk pengendalian Bandar Udara Malikussaleh.

1.5.3 Sekretariat Komite Keamanan Bandar Udara Malikussaleh


1.5.3.1 Sekretariat Komite Bandar Udara Malikussaleh beralamat di
Komplek Bandar Udara Malikussaleh Jl. Bandara Malikussaleh,
Desa Pinto Makmur Kecamatan Muara Batu Kabupaten Aceh
Utara.
1.5.3.2 Sekretaris komite keamanan Bandar Udara bertanggungjawab
terhadap kegiatan administrasi komite Bandar Udara yang
meliput:
a. Mempersiapkan pelaksanaan program kerja komite;
b. Membuat risalah rapat/ berita acara pertemuan komite;
c. Mendokumentasikan kegiatan komite keamanan Bandar
Udara;
1.5.3.3 Melaporkan pelaksanaan program komite pada Direktur Jenderal
dan Kepala Kantor.

1.5.4 Pertemuan rutin komite


1.5.4.1 Komite keamanan Bandar Udara Malikussaleh secara periodik
mengadakan pertemuan sekurang-kurangnya 4 (empat) kali dalam
setahun;
1.5.4.2 Melaporkan hasil pertemuan rutin komite kepada Direktur
Jenderal;

Disetujui Oleh :
Disusun Oleh : Direktorat Keamanan
Bandar Udara Malikussaleh Penerbangan
Edisi : 01 Tanggal persetujuan Hal
Amandemen : I - 19
Bandar Udara Malikussaleh

1.5.5 Prosedur koordinasi dan komunikasi


1.5.5.1 Prosedur koordinasi
a. Ketua komite Bandar Udara menetapkan jadwal pertemuan
rutin
b. Sekertariat komite Keamanan mengundang anggota komite
Bandar Udara
c. Menyiapkan bahan pertemuan terkait keamanan Bandar Udara
1.5.5.2 Anggota komite memberikan masukan dan saran terkait
permasalahan – permasalahan keamanan penerbangan di Bandar
Udara Malikussaleh dalam hal kondisi tertentu ketua komite dapat
langsung berkoordinasi dengan masing-masing anggota komite
Bandar Udara;
1.5.5.3 Prosedur Komunikasi
a. Pemberian informasi tentang keamanan penerbangan kepada
Direktur Jenderal, Kepala Kantor dan institusi terkait lainnya
diberikan oleh Kepala Bandar Udara selaku Ketua Komite
Keamanan Bandar Udara Malikussaleh atau pejabat lain
yang diberikan kewenangan.
b. Pemberian informasi tentang keamanan penerbangan kepada
media pemberitaan diberikan oleh Kepala Bandar Udara
selaku Ketua Komite Keamanan Bandar Udara Malikussaleh
atau pejabat lain yang diberikan kewenangan.
c. Kepala Bandar Udara selaku Komite Keamanan Bandar
Udara Malikussaleh dapat melakukan kerjasama dengan
Bandar Udara lainnya dalam rangka meningkatkan Sistem
Keamanan Bandar Udara Malikussaleh yang meliputi
kegiatan :
1) Pelaksanaan langkah-langkah keamanan khusus dalam
rangka mengantisipasi ancaman atau tindakan melawan
hukum dibidang penerbangan;

Disetujui Oleh :
Disusun Oleh : Direktorat Keamanan
Bandar Udara Malikussaleh Penerbangan
Edisi : 01 Tanggal persetujuan Hal
Amandemen : I - 20
Bandar Udara Malikussaleh

2) Pemberian informasi ancaman atau tindakan melawan


hukum dibidang penerbangan;
3) Program pelatihan keamanan Bandar Udara;
4) Bantuan personil keamanan Bandar Udara;
5) Perjanjian dibidang keamanan penerbangan.

1.5.6 Komite Keamanan Bandar Udara Malikussaleh ditetapkan oleh Kepala


Bandar Udara Malikussaleh dengan masa tugas selama 5 (lima) tahun;
1.5.7 Daftar nama, alamat dan nomor telepon anggota komite keamanan Bandar
Udara Malikussaleh tercantum dalam lampiran Lampiran A.

Disetujui Oleh :
Disusun Oleh : Direktorat Keamanan
Bandar Udara Malikussaleh Penerbangan
Edisi : 01 Tanggal persetujuan Hal
Amandemen : I - 21

Anda mungkin juga menyukai